Share

Bab 71. Mengalah

Author: Tifa Nurfa
last update Last Updated: 2024-04-20 21:09:51

"Ssssttt. Tenang dulu Sayang, dengerin aku dulu." Raka langsung menutup pintu kamar rapat-rapat mungkin bermaksud agar Evita tak mendengar perdebatan kami.

"Kami sudah gila?!"

Aku membuang muka, aku tak terima kalau dia akan tinggal di rumah ini.

"Amira denger, dengerin aku dulu," ucap Raka lagi sambil berusaha memelukku tapi berkali-kali aku menepisnya.

"Tega! Kamu Raka! Kamu tega!" teriakku.

"Amira! Tenang dulu Sayang, aku belum jelasin semuanya, kamu udah begini! Dengerin dulu!" Ia berdecak frustasi.

Aku menggeleng tak percaya.

"Duduk! Dan dengarkan aku!" tegasnya.

Aku pun duduk di tepi ranjang. Suasana hatiku saat ini tak dapat dilukiskan dengan apapun.

Aku kecewa, syok, tak mengerti dengan jalan pikiran laki-laki yang ada dihadapanku ini.

Beberapa saat kami saling diam.

"Saat ini, status Evita sudah menikah dengan laki-laki lain, dan dia menemuiku kemarin karena ingin meminta perlindungan pada kita." Aku ternganga mendengar penjelasannya.

"Kenapa harus minta tolong sama kita? Ken
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 72. Kesal

    "Hai, Amira, Lama kita nggak bertemu? Kamu apa kabar?"Evita menyunggingkan senyum padaku, seraya mengulurkan tangannya. Aku yang sedari tadi membeku menatapnya. Kuraih uluran tangannya, dan begitu kami berjabat tangan, Evita langsung menarikku memeluk dan cipika-cipiki.Aku hanya terima saja, meskipun sebenarnya aku cukup kaget dengan sambutannya. Ya, memang seharusnya begitu 'kan? Kita pernah sangat dekat sebagai sahabat. Ya, sahabat."Kamu baik-baik saja?" tanyanya lagi setelah mengurai pelukan, dan menatapku yang sejak tadi tak bersuara."Ya, ak–aku baik-baik saja."Sekilas aku melirik Raka, ia tersenyum melihat kami."Silahkan duduk," ucapku akhirnya.Kami bertiga pun duduk di sofa ruang tamu yang cukup luas. Canggung mewarnai keadaan kami saat ini."Amira, Terimakasih banyak ya mau terima aku tinggal di sini, aku ... Juga sangat berterimakasih untuk semuanya." Evita berkata dengan begitu anggun, suaranya terdengar begitu merdu di telingaku. Entah apa ini hanya perasaanku saja a

    Last Updated : 2024-04-21
  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 73. Ada maksud lain

    "Ssssttt! Lagi apa? Ayo sini. Nggak sopan ngintip kamar orang!" Aku terperanjat kaget ketika tiba-tiba Raka menarik lenganku dan memintaku untuk masuk ke kamar."Evita tadi lagi nelpon seseorang, kayaknya dia happy banget, kayak nggak lagi ada masalah apapun deh, Mas.""Setiap orang punya cara sendiri setiap menghadapi masalah Sayang, mungkin dia tipe orang yang santai dalam menghadapi masalahnya." Raka menjawab santai lalu mulai merebahkan tubuhnya di ranjang."Iya, aku tahu itu. Tapi beneran deh, aku takutnya drama dia bilang korban kdrt, itu hanya alasan aja, biar bisa masuk di kehidupan kita," ucapku sendu. Mungkin aku berpikir terlalu jauh, tapi salahkah jika aku berpikir menjurus ke arah itu?"Sayang, masak kamu nggak percaya sama sahabat kamu sendiri, bagaimana kalau ternyata dia benar, dan bisa terjadi sesuatu yang buruk padanya, dan kita membiarkannya.""Ya aku cuma–""Udah ah, tidur yuk, udah malam." Raka menepuk ranjang sebelahnya memintaku untuk berbaring di sana.––Pagi

    Last Updated : 2024-04-22
  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 74. Cemburu

    Terkadang hidup ini terlihat lucu, aku dan Evita yang dulu sangat bersahabat dekat, kini seperti dua orang yang saling bermusuhan gara-gara cinta.Aku memang wanita kedua di hati suamiku, tapi aku adalah istrinya. Jika di tanya siapa yang lebih berhak mendapatkan posisi terbaik di hati laki-laki itu, tentu jawabannya adalah aku.Tak ada lagi canda tawa, saling berbagi cerita seperti dulu, ketika kami masih berstatus pelajar. Bahkan kemana-mana kami selalu berdua, sampai harus bolos les demi untuk menemui cowok dari sekolah lain yang mengajak ketemuan.Bibirku tersenyum getir, sekaligus merasakan nyeri di dalam dada.Apa aku terlalu egois? Kurasa tidak, posisiku sudah benar, salah Evita sendiri memilih pergi di hari itu. Jika saja dia dulu tak memutuskan untuk pergi di hari bahagia mereka tentu aku juga tak kan terjebak dalam cinta segitiga yang konyol ini.Jam sembilan pagi aku memutuskan untuk ke Kafe, di rumah saja begini yang ada hanya membuat hatiku panas, suntuk."Kau mau keman

    Last Updated : 2024-04-22
  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 75. Dia pergi

    "Usir Evita dari rumah ini sekarang!" ucapku tanpa menoleh sedikitpun pada Raka yang baru saja menutup pintu kamar ini. Rupanya ia langsung menyusulku ke kamar."Amira, please! Beri aku waktu sebentar lagi saja. Aku janji dalam dua hari ini, kita akan dapat informasi tentang keluarganya. Dan setelah itu aku akan langsung meminta Evita untuk pergi dari rumah ini."Aku menggeleng tak percaya, seraya membalikkan tubuhku berhadapan dengannya."Atau jangan-jangan kamu masih berharap untuk kembali sama dia?!" sarkasku.Beberapa saat Raka diam kemudian menggeleng."Jujur padaku Raka!" sentakku."Aku– aku sendiri bingung dengan perasaanku."Berlinang air mataku mendengar kata itu keluar dari mulutnya. Apa ini artinya dia mengakui bahwa hatinya masih mencintai Evita.Cepat-cepat aku menyeka air mataku yang menganak di pipi."Oke. Baiklah. Kembalilah padanya dan aku yang akan pergi dari rumah ini."Aku melangkah membuka lemari pakaian dan mulai mengeluarkan beberapa helai baju."Amira, Sayang.

    Last Updated : 2024-04-23
  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 76. Tak Tenang

    Setelah Evita pergi dari rumah ini, aku merasa lega. Aku bereskan kamar depan yang di pakai Evita untuk tidur. Tisu berserakan dimana-mana, aku hanya menggeleng melihat betapa berantakannya kamar ini. Beberapa hanger yang harusnya ada di dalam lemari gantung, kini ada di lantai ada juga yang di atas kasur. Bantal ada di lantai, seprei sudah copot separo. Astaghfirullah.Sejak dulu Evita nggak berubah. Aku melepas sepreinya, menggantinya dengan yang baru, lalu mengambil sapu dan membersihkan lantainya.Ketika aku membereskan bantal, ternyata di bawahnya ada sebuah kertas robek. Seperti sengaja di robek, ada tulisan tergores di sana 'Akan aku ambil kembali apa yang seharusnya jadi milikku'Aku tercengang. Apa ini tulisan tangan Evita?Apa maksudnya? Apakah ini maksudnya ia ingin kembali memiliki Raka?Mendadak wajahku terasa panas, seiring dengan degup jantung yang berdetak cepat. Aku menggeleng. Aku nggak akan biarkan itu terjadi.Raka milikku sekarang, dan selamanya akan jadi milikk

    Last Updated : 2024-04-24
  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 77. Berbohong.

    "Mita, sudah kamu siapkan semua yang aku kirim tadi?" tanyaku melalui panggilan telepon."Beres semuanya. Tenang aja.""Bagus. Besok aku ke Kafe tinggal eksekusi. Kamu bantu aku, jangan lupa Kafe besok tutup jam lima sore, biar aku fokus menyiapkan dinner makan malamku dengan Raka."Aku ingin benar-benar menyiapkan hari ulang tahun Raka. Aku ingin yang spesial, berharap ia akan merasa bahagia dan menjadi momen indah yang selalu melekat dalam ingatannya."Cieee, yang sekarang jadi bucin sama suami. Tuh kan apa aku bilang, yang dulu benci jadi sekarang cinta kaaannn!" ledek Mita.Aku menggaruk tengkuk merasa malu dengan apa yang pernah kukatakan dulu. Ah, Mita ingat saja dia tentang tantangannya dulu."Kamu nggak lupa kan sama tantangan kita dulu, aku akan dapat makan gratis selama sebulan," lanjutnya lagi diiringi tawa riang di seberang sana."Oh, ehm itu.""Aku mau mulai besok, kamu traktir aku!" ucap Mita terkekeh."Ya iya! Kerja dulu yang bener kamu! Awas kalau nggak bener.""Siap,

    Last Updated : 2024-04-25
  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 78. Kenyataan Menyakitkan

    Aku turun dari taksi, menatap gedung tinggi nan megah di jantung kota ini. Hari sudah hampir gelap, semilir angin mulai berhembus menggoyangkan daun-daun pohon palm yang berjejer di pelataran apartemen.Entah mengapa hati ini yakin untuk datang kemari. Sesuai alamat yang tertera di berkas itu. Aku meluncur kemari.Aku mulai melangkah memasuki area apartemen. Tak begitu ramai, hunian orang kaya memang berbeda, terlihat lebih privasi. Bahkan di lobby ada sekuriti yang berjaga.Aku mantapkan langkah menuju ke Lobi. Berjalan ringan memindai sekeliling. Hanya beberapa orang terlihat lalu lalang keluar masuk ke area gedung.Aku harus berjalan agak ke dalam sampai ada lift untuk naik ke atas, tapi aku ragu, karena aku tak memiliki akses untuk masuk ke area hunian apartemen. Tentunya tidak sembarang orang bisa masuk ke area sana, hanya yang memiliki akses atau dijemput oleh pemilik untuk bisa masuk.Aku terus melangkah tanpa keraguan, melewati begitu saja sekuriti keamanan yang ada di lobi.

    Last Updated : 2024-04-27
  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 79. Memilih Pergi

    Raka Pov.[Tak kusangka, cinta yang kuperjuangkan nyatanya tega mengkhianati, hanya demi sepenggal kisah masa lalunya.]Sebuah pesan masuk dari Amira sontak membuat detak jantungku seakan berhenti sejenak.Disertai sebuah foto aku dan Evita duduk di Coffe shop ini.Aku langsung menoleh mencarinya. Aku yakin Amira berada di sekitar sini, dan melihatku sedang bersama Evita sekarang ini.Aku meneguk saliva dengan begitu sudah payah."Kamu kenapa?" tanya Evita menyadari perubahan sikapku yang tiba-tiba. Aku masih celingukan mencari sosok wanita yang telah menjadi istriku."Hei, cari siapa?""Amira ada di sini.""Hah! Apa? Mana? Mana?" Evita langsung mengedarkan pandangannya ikut mencari keberadaan Amira. Tapi tak ada. Aku tak menemukannya.Aku meraup kasar wajahku. Aku yakin Amira saat ini pasti sangat marah besar padaku."Nggak ada kok! Ngaco kamu!" cetus Evita."Aku yakin dia ada di sini, dia mengirim pesan dan foto kita di meja ini," jelasku, dengan suara bergetar.Beberapa saat aku m

    Last Updated : 2024-04-28

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 104. Ending.

    Arya. Aku menutup pelan pintu kamar, agar Azzam tak sampai terbangun. Ya, yang datang berkunjung adalah Arya.Dia berdiri di ambang pintu dengan senyum yang tak pernah berubah, senyum yang dulu pernah menghancurkanku, namun kini terasa begitu berbeda. Di sebelahnya, seorang wanita cantik berdiri dengan tatapan penuh kasih. Wajahnya hangat dan bersahabat, membuatku merasa nyaman seketika."Selamat, Raka, Amira," ucap Arya dengan suara yang tenang tapi sedikit canggung. Raka masih terdiam menatap Arya dengan tatapan tak biasa."Ehm, Aku dengar Amira sudah melahirkan," ucapnya lagi, melihat Raka tak bergeming.Aku masih berdiri, mencoba menenangkan diriku. Bertemu Arya lagi setelah sekian lama, di saat hidupku sudah berubah begitu banyak, rasanya aneh. Dulu, aku pernah dekat walau hanya sebatas teman, dan tak kupungkiri, aku mengaguminya. Semua bentuk perhatian yang ia berikan.Dan bahkan mungkin pernah ada sedikit rasa berharap akan hidup bersamanya.Tapi kini, melihatnya di depan

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 103. bayi mungil

    Pulang dari kantor polisi kami ber-empat kembali diliputi suasana hening, sibuk dengan pikiran masing-masing."Pa, Ma, mau aku buatkan minum apa?" tanyaku begitu kami sampai di rumah."Nggak perlu Mir, kamu istirahat saja, kamu pasti capek." Mama menolak."Nggak apa-apa Ma. Cuma bikin minum doang, sekalian buat teman ngobrol. Aku buatin teh hangat aja ya Ma.""Ya sudah. Terserah kamu saja Sayang."Aku pun melenggang ke dapur, sedangkan Raka bersama Mama dan Papa duduk di ruang tamu."Mama benar-benar nggak nyangka, dengan perempuan itu, wanita seperti itu yang dulu kamu cintai? Apa pantas yang seperti itu kamu perjuangkan untuk menjadi pendamping hidup kamu, Ka! Apa kata keluarga kita? Apa kata relasi bisnis kita?! Mama nggak menuntut yang berlebihan, paling tidak seorang wanita yang mendampingi kamu itu adalah perempuan terhormat, yang mampu menjaga marwahnya, menjaga tutur katanya, karena bagaimanapun sikap istri, perilaku seorang istri itu adalah harga diri kamu sebagai suami, Ka!

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 102. di kantor polisi.

    Kami berdua bersama Papa dan Mama berada dalam satu mobil, menuju ke kantor polisi. Setelah tadi polisi mengabari bahwa dalang dari peristiwa kecelakaan ini telah berhasil ditangkap, kami langsung bersiap dan hendak langsung jalan ke kantor polisi.Namun siapa sangka ternyata Papa juga mendapatkan kabar yang sama dari kepolisian, jadilah Papa menjemput kami ke rumah dan bersama-sama ke kantor polisi.Di dalam mobil suasana hening, semua larut dalam pikiran masing-masing. Menerka siapa sebenarnya dalang dari semua ini.Hampir setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai. Masih dengan bantuan satu kruk untuk menyangga tubuh bagian kanannya Mas Raka tampak bersemangat memasuki gedung kantor polisi."Bisa Mas?""Bisa. Aku bisa sendiri. Ayo kita masuk."Kami ber-empat berjalan bersisian masuk.Di dalam kami sudah di tunggu oleh Pak Kapolres Arga Setiawan."Mari silahkan duduk Pak. Pak Andi, tolong bawa kemari tahanan atas nama Evita," titahnya pada rekannya."Siap Ndan!"Aku dan Raka seket

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 101. Titik terang.

    Akan ada pelangi setelah hujan. Akan ada kebahagiaan setelah melewati pahitnya hidup, beserta ujian yang menghadang.Amira POV."Selamat pagi Pak Raka, kami sudah berhasil menemukan pelaku tabrak lari yang menimpa Bapak beserta istri bulan lalu," ucap Pak polisi melalui panggilan telepon. Kebetulan Mas Raka menyalakan loud speaker begitu melihat telepon masuk dari kepolisian. Jadi aku. Isa ikut mendengarkannya.Kini kami sedang sarapan pagi, di meja makan rumah kami. Sepulang dari rumah sakit, kami memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Beberapa hari ibu menginap di rumah sampai kondisiku benar-benar pulih."Alhamdulillah. Terimakasih banyak informasinya Pak." Raka mengucap syukur sambil melirik ke arahku dengan netra berbinar."Sama-sama Pak. Dan hari ini juga tim kami akan langsung melakukan penangkapan terhadap dalang utamanya.""Apa? Jadi benar dugaan kita selama ini kalau ....""Ya Pak! Mereka mengaku di suruh oleh seseorang. Dan setelah kami melakukan pemeriksaan, dan mengin

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 100. Pengakuan cinta

    Amira Pov.Aku terbangun mendapati Raka telah tergugu pilu di sisiku.Ada apa? Kenapa Raka terlihat begitu kacau. Baru kusadari ternyata aku berada di sebuah ruangan ICU, dengan selang dan menempel di lengan dan tubuhku.Mendengar penuturan Raka, ternyata aku mengalami koma selama delapan hari lamanya. Aku kaget, benarkah aku tidur selama itu. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata aku sempat dinyatakan meninggal oleh dokter. Ya, aku mengalami ma ti suri.Berkali-kali ia mengecup jemariku, matanya sembab, terlihat sorot matanya yang teduh dan penuh cinta. Aku percaya, laki-laki yang kuperjuangkan kini ternyata benar mencintaiku. Aku benar-benar merasakan itu.Setelah beberapa jam aku sadar, aku dipindahkan ke ruang rawat. Dengan telaten ibu merawatku karena kondisi Raka juga belum sepenuhnya sembuh, ia masih harus terus melakukan terapi sampai minimal dia bisa berdiri, walau dengan alat bantu kruk.Kecelakaan yang menimpa kami beberapa waktu lalu, aku benar-benar tak tahu, Raka bi

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 99. Amira

    "Kondisi Amira memburuk, Ka!"Degh!Jantungku seakan melompat dari tempatnya, mendengar kabar dari Papa."Pa! Bantu aku, aku mau ke ruangan Amira."Aku langsung berusaha bangkit, dengan dibantu Papa aku bisa turun dan beralih ke kursi roda. Dengan sigap Papa mendorong kursi roda ini menuju ke ruang ICU.Sepanjang lorong rumah sakit, jantungku berpacu cepat. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada istriku. Papa mendorongku setengah berlari.Hingga kami sampai di depan ruang ICU, di sana sudah ada mertuaku dan Mama. Melihatku datang, mereka semua menatapku. Semua orang menatap iba padaku, ibu sudah menangis tergugu di bahu ayah. Sedangkan Mama menatapku dengan berurai air mata. Ada apa? Apa yang terjadi pada Amira?"Gimana Amira Ma? Bagaimana keadaan Amira? Apa yang terjadi?!" sentakku."Raka, sabar Nak. Sabar." Mama berucap sambil berusaha meraih tanganku."Sabar, sabar kenapa sih! Aku mau masuk! Aku mau menemui Amira!" Aku berusaha memutar kursi roda ini sendiri berusaha untuk me

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 98. Kondisi Amira

    Bibirnya pucat, dengan beberapa selang tertempel di tubuhnya. Aku menatapnya dengan hati teriris nyeri.Kenapa bukan aku saja yang ada diposisi ini Amira? Dia sudah koma lebih dari satu minggu lamanya. Kini aku sudah bisa mengunjunginya ke ruang ICU meski masih menggunakan kursi roda. Dan belum bisa berdiri, untuk duduk saja rasanya masih kaku dan sakit.Tapi aku berusaha untuk menahan sakitnya demi bisa menemui istriku yang masih terbaring koma di ICU. Sakitnya raga ini tak sebanding dengan sakitnya rasa di dada melihat orang yang kita cintai terbaring lemah tak berdaya.Aku genggam erat jemarinya yang lembut, kubisikkan kata-kata cinta, dan penuh semangat. Aku yakin di alam bawah sadarnya dia pasti bisa mendengarku.Aku ingin dia tahu, aku akan selalu ada di sampingnya dalam keadaan apapun."Sayang, sudah cukup lama kamu tidurnya. Sekarang kamu harus bangun. Kamu bilang kita akan sama-sama menjaga anak kita, makanya kamu harus bangun, kamu harus sehat, karena hanya beberapa bulan l

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 97. Pasca Kecelakaan

    Aku membuka mata perlahan, rasanya tubuhku ngilu, sakit semua. Baru kusadari aku berada di sebuah ruangan dengan selang infus sudah terpasang di punggungku tanganku.Astaghfirullah, Amira dimana? Apa dia baik-baik saja. Begitu aku tersadar, orang pertama yang aku cari adalah Amira. Mengingat saat kejadian kecelakaan itu, kondisi Amira sepertinya lebih parah dariku.Aku menoleh ke kanan dan kiri, aku hanya sendirian. Ya Tuhan bagaimana keadaan istriku? Apa dia baik-baik saja? Juga bayi dalam kandungannya. Apakah dia baik-baik saja?Tiba-tiba saja aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Aku takut kehilangan mereka berdua. Aku tak 'kan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada kalian! Air mataku lolos begitu saja. Baru kali ini aku merasa sangat takut kehilangan seseorang dalam hidupku.Ini salahku kurang hati-hati di jalan. Aku harus cari Amira.Aaaaagh!Aku berusaha untuk duduk tapi ternyata pinggangku rasanya sakit sekali. Kepalaku juga di perban.Akhirny

  • Mendadak Jadi Pengantin Kekasih Sahabatku    Bab 96. Kecelakaan

    "Apa kau mau tetap tinggal di sini?" tanyaku padanya seraya memiringkan tubuhku, lalu mengelus perutnya. Entah mengapa sekarang aku jadi suka rela mengelus perutnya, merasakan ada calon penerusku di dalam rahimnya."Memangnya boleh aku tetap tinggal di sini?""Ya boleh saja, aku akan ikut tinggal di sini.""Lalu kerjaanmu?""Ya aku akan cari kerjaan lain di sini.""Aku rasa itu nggak mungkin Mas. Mengingat kamu adalah calon penerus perusahaan Papa.""Ya mau gimana lagi, kalau istriku maunya di sini. Masak aku di sana sendirian. Aku nggak akan kuat LDR-an sama kamu." Aku menggenggam jemari tangannya lalu mengecupnya lembut."Memangnya kamu maunya kita berjauhan lagi seperti kemarin?" tanyaku padanya. Ia hanya menggeleng.Pelan aku menarik tangannya hingga membuat tubuhnya mendekat dan semakin dekat. Kedua netra kami beradu, dan dalam hitungan detik aku mendarat sebuah civman di bibirnya yang ranum. Aku begitu merindukan bibir merah muda itu.Cukup lama kami di posisi ini, seakan salin

DMCA.com Protection Status