Share

Bab 108. Gisa Pingsan.

Penulis: Ira Riswana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-19 23:59:13

"Kamu sudah menikah?!" pekik Nio terkejut. Namun, dari raut wajahnya terlukis sebuah kekecewaan.

Di sisi lain, Catra tersenyum puas. Dia bangga dengan istrinya yang setiap di dekati pria lain, selalu mengingat statusnya yang sudah mempunyai seorang suami.

"Ya. Gisa sudah menikah 4 bulan yang lalu." jawab Gisa.

Ardenio tersenyum canggung. "Wow, selamat. Kakak kira, kamu masih sendiri,"

"Ardenio," Ardenio menjulurkan tangannya pada Kayanna sambil memperkenalkan dirinya.

"Kayanna." jawab Kayanna menyambut uluran tangan Ardenio. "Kakak tidak memperkenalkan diri pun, Anna sudah tau," lanjut Kayanna.

Catra yang melihat Kayanna bertingkah layaknya seorang ABG, lantas memutar bola matanya jengah.

"Wah, apa ini sebuah pujian?" tanya Ardenio ramah.

"Faktanya memang begitu, kak. Kita satu alumni, dan kakak ketua osis di sekolah Anna dulu. Siapa juga yang tidak mengenal seorang Ardenio sang kapten basket!" lanjut Kayanna membuat Gi

Ira Riswana

Terima kasih selalu mendukung mommy😘

| 7
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Sun Sine
catra bego
goodnovel comment avatar
Sun Sine
issh ngeselin,suami kok LBH mentingin pelakor drpd istri ,suami apaan kyk gt
goodnovel comment avatar
Umi Pipit
lanjut Thor. ...semakin seru saja.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 109. Kecelakaan.

    "ARDENIO!! BERHENTI SEKARANG!!" teriak Catra penuh amarah. Semua orang yang ada di sana mematung melihat kemarahan Catra. Beberapa orang mulai bertanya tentang apa yang membuat seorang Catra marah seperti itu. Ardenio dan Brahmana yang sudah berada jauh di depan Catra, menghentikan langkahnya sambil berbalik menatap Catra dengan kompak. Ardenio mengerenyitkan dahinya bingung. "Kenapa?" tanya Ardenio membuat Catra semakin marah dengan pertanyaan tersebut. Sementara itu, kakek Brahmana hanya menatap tajam sang cucu. "Kenapa? Apa kamu tidak lihat apa yang sedang anak muda ini lakukan?" tanya Brahmana tegas. "Ayo! Kita harus segera membawanya ke rumah sakit!" ucap Brahmana sambil sedikit mendorong punggung Ardenio agar bergegas pergi dan tidak menghiraukan gertakan cucunya. Catra melebarkan matanya. Dia tidak percaya dengan apa yang di lakukan sang kakek padanya. Bagaimana bisa sang kakek membiarkan istrinya dibawa oleh pria lain? 'Apa ini

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 110. Perdebatan!

    "Turunkan istri saya!! Dia istri saya!! Nirwasita Gistara Savrinadeya, adalah istri dari seorang, Catar Dewantara Ganendra!" ucap Catra kencang sambil menekankan setiap kalimat yang diucapkannya. "Apa?" pekik Ardenio tidak percaya. Begitu juga dengan orang-orang yang kebetulan ada di sana. "Kenapa? Anda tidak percaya? Apa anda perlu bukti kalau saya suaminya?" tanya Catra sinis, sambil membawa Gisa dari gendongan Ardenio. "M-maaf. Bukan itu maksud saya pak Catra." bantah Ardenio sopan. "Sebelumnya, saya minta maaf untuk kelancangan saya, karena sudah menyentuh istri, Pak Catra. Sungguh, saya tidak ada maksud lain, saya__" "Pergilah! Saya tidak membutuhkan penjelasan, anda!" perintah Catra dengan arogan, dan nada yang terdengar dingin. "Abang!" bentak Brahmana sambil berjalan mendekati Catra dan Ardenio. "Jangan bilang, kalau kamu sudah lupa bagaimana caranya berterima kasih pada orang lain!" tegas Brahmana memperingatkan cucunya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 111. Prasangka Buruk.

    Catra mengangkat panggilan tersebut, tanpa melihat nama si pemanggil. "Abang ... " "Bisa Abang ke rumah mama sekarang? Zurra takut ... " lirihnya sambil terisak. Catra mengerutkan dahinya. Dia membuka mata, kemudian melihat nama si pemanggil yang tertera dalam telepon genggam miliknya. "Kenapa?" tanya Catra dengan suara seraknya yang khas. "Abang bisa kesini? Zurra takut sendirian," lirihnya meminta Catra untuk datang. "Sendiri? Bukannya Anna dan Abhi ada di sana?" tanya Catra heran. "I-iya ..., tapi ... mmm ... kalau banyak orang kan lebih tenang," jawab Fazzura tergagap dengan pertanyaan Catra. "Abang tidur di rumah sakit. Gista sedang benar-benar membutuhkan Abang saat ini. Lagipula, disana kan banyak orang juga, Zurra. Disini Gista hanya berdua sama Abang," jelas Catra. "Sudahlah. Abang istirahat dulu." ucap Catra mengakhiri panggilannya. Fazzura mengumpat kesal, saat Catra menutup panggilannya begit

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 112. Kecupan Fazzura.

    Catra pandangi wajah damai sang istri. "Apa yang akan mommy lakukan, kalau mommy tau, sebenarnya Daddy ayah kandung, Dean?" bisik Catra sambil jarinya menyentuh setiap lekuk dari wajah istrinya. "Da-daddy!!" lirih Gisa sambil perlahan membuka matanya. Catra melebarkan matanya, kaget. 'Mommy gak dengar kan, apa yang baru saja daddy ucapkan?' batin Catra bertanya pada dirinya sendiri. "Da-daddy!" panggil Gisa kembali, dengan kedua tangan yang terangkat untuk menyentuh setiap bagian dari wajah suaminya. Seterusnya, mata itu turun untuk menerawang tubuh dari sang suami yang tidak memakai atasan. Catra masih bertelanjang dada. "Mommy tidak sedang bermimpi kan?" tanya Gisa tidak percaya. Tangan yang awalnya menyentuh wajah dari suaminya, kini pindah dan menyentuh setiap lekuk otot-otot padat dari dada Catra. "Ini semua tampak nyata!" ujarnya kembali. "Sssshhh ... Mom!" desah Catra yang mendapat sentuhan dari jari-jari lembut istrinya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 113. Martabak Asin.

    "Daddy ... kenapa lama sih?" gerutu Gisa yang masih menunggu kedatangan suaminya. Hari sudah semakin malam. Keadaan di rumah sakit pun, mulai sepi dengan sedikit aktivitas yang ada. Gisa mengusap lehernya, kemudian menggosokkan kedua tangannya untuk mentransfer hangat pada tubuhnya. "Ih ..., tau gini, mommy tungguin sampai selesai di dalam!" gerutu Gisa kembali. Dia kesal, suaminya tak kunjung datang. Padahal, jarak dari kamar perawatan Gisa menuju lobby, tidak terlalu jauh. Gisa mengalihkan perhatiannya, saat mendengar keributan di sampingnya. Beberapa perawat perempuan yang tengah berjaga malam, saling berbisik, bercerita dengan antusias. "Pantas di belakang ribut, ternyata tuan muda datang." ucap Gisa kesal, karena suaminya selalu menjadi pusat perhatian. Para perawat muda di buat menganga, saat Catra datang dengan rambut yang masih terlihat basah. Dia berjalan memakai celana, dengan panjang hanya sebatas paha atas. Celana pendek itu, berha

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 114. Mood Ibu Hamil.

    "Mom, apa restorannya masih jauh?" tanya Catra pada istrinya. Wajahnya tertekuk, kesal. Dalam seketika, mood Catra menjadi buruk, saat istrinya merengek untuk ikut ke Singapura. Tentu saja Catra tidak mengijinkan. Mana bisa dia jauh dari Gisa. Dia tidak akan tahan, tidur tanpa memeluk istrinya. Bau tubuh Gisa, sudah menjadi candu baginya. "Ckk ... " Gisa hanya menanggapi pertanyaan suaminya dengan decakan. "Hmmm ... " Catra menghembuskan nafas kasarnya. "Oke, Daddy salah. Daddy minta maaf!" ucap Catra dengan lancarnya. Kalau di pikir kembali, minta maaf untuk apa? Entahlah Catra pun tidak tahu. Sebenarnya, ini trik yang diajarkan Abhi padanya. Saat perempuan marah tanpa sebab yang jelas, pria hanya perlu meminta maaf, tanpa harus tau kesalahan apa yang dia perbuat. Seumur hidupnya, ini kali pertama Catra merendah dan meminta maaf pada seseorang. Catra bahkan meminta maaf untuk hal yang menurut Catra bukan kesalahannya. Inilah yang dina

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 115. Menunggu Suami!

    Catra dan Gisa, pagi ini tengah berada di bandara, untuk mengantar kepergian sang anak yang akan ke Singapura. Pesawat yang ditumpangi Dean, kakek Bram dan Kayanna sudah lepas landas 30 menit yang lalu. Gisa tidak jadi ikut bersama sang anak ke Singapura, karena harus terbang ke Solo bersama suaminya, untuk melayat. Gisa ingin berterima kasih secara langsung, di depan pusara sang bodyguard yang telah menyelamatkan nyawa suaminya. Mereka akan terbang sebentar lagi. Keduanya, saat ini tengah menunggu kedatangan Abhi yang rencananya akan ikut ke Solo. Catra duduk menyandar pada bahu sofa ruang tunggu VVIP, dengan kepala sang istri yang menyandar pada bahu miliknya. Kedua tangan sang istri, memeluk perut Catra, sambil sesekali jari-jari istrinya itu, menyentuh dan mengelus perut sixpack miliknya. "Dad, apa boleh setelah pulang nanti, mommy terbang ke Singapura?" tanya Gisa pada suaminya. "Mommy tega meninggalkan Daddy sendirian di sini?" tanya Cat

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 116. Sepucuk surat misterius.

    Yang mengetahui status Gisa sebagai nyonya Ganendra, sekarang bertambah. Selain ketiga sahabatnya, Madava pun kini mengetahui status yang selama ini Gisa tutup-tutupi. Untungnya keadaan kantor tengah sepi, sehingga hanya Madava lah yang terkejut mengetahui fakta yang Catra ungkapkan sendiri. Saat ini, Gisa tengah berada di ruangan suaminya, setelah tadi puas berkeliling untuk melepas rindu nya, pada perusahaan yang pernah menampungnya selama tiga bulan ke belakang itu. Saat tengah berkeliling, tidak sedikit Gisa mendengar suara sumbang yang tengah membicarakannya. Ia berjalan melewati sekumpulan karyawan yang akan naik menuju lantai atas. Mereka secara terang-terangan menuduh Gisa, sebagai simpanan orang kaya. Gisa hanya pura-pura tidak mendengar apa yang mereka ucapkan. Gisa menyumpal telinganya dengan earphone, dan memutar musik dengan sangat kencang. Saat masuk ke dalam ruangan suaminya, Gisa menjatuhkan tubuh lelahnya, di atas sofa. Dia mulai memp

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 153. Reandara Kamandaka Ganendra.

    Saat ini sudah pukul tiga dini hari. Gisa tengah tertidur pulas, ditemani Kayanna dan Abhinav yang tidak di ijinkan pulang oleh Catra. "Anna," panggil Catra sambil sedikit menggoyangkan tubuhnya agar bangun. "Mmmmhhhh ... " gumam Anna pelan. "Bangun!" "Kenapa sih, bang?" kesal Anna yang merasa tidurnya terganggu. "Abang pulang dulu. Kalau ada apa-apa bangunkan Abhi dan langsung hubungi Abang." Kayanna mengucek matanya sambil menatap jam dinding yang ada di ruangan Gisa. "Astaga Abang ... ini pukul tiga dini hari. Kenapa tidak pulang besok saja sih?" "Abang harus pulang sekarang. Besok pagi Abang ke sini sekalian membawa Dean," "Ya sudah. Hati-hati," Anna kembali tidur, sementara Catra pergi menuju parkiran dan pulang ke rumah Gisa. Kurang dari setengah jam, Catra sampai di rumah Gisa sambil menenteng goodie bag berisikan pakaian ganti miliknya. Begitu sampai, dia pergi menuju kamar Gisa kemudian mandi dan berganti pakaian. Setelah di rasa sudah bersih, Catra bergegas pergi me

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 152. Welcome baby number two.

    Catra memasuki ruang operasi lengkap dengan baju steril biru telor asinnya. Walaupun sebagian wajahnya tertutupi masker, namun semua orang tau kalau pria tersebut adalah ayah dari anak yang akan mereka tolong kelahirannya itu. Sesaat para petugas medis membeku, tersihir dengan ketampanan Catra. Tubuh tinggi mendulang, mata tajam dengan bola matanya yang indah. Sungguh, jauh lebih tampan dari pada yang mereka lihat di televisi ataupun surat kabar. "Mom," sapa Catra sambil mengusap dan mengecup kening Gisa. Selanjutnya Catra berdiri di samping kiri Gisa. Gisa yang tengah memejamkan mata, kemudian membuka kedua matanya, kala mendengar sapaan lembut dari sang mantan suaminya itu. Dia berusaha tersenyum, ditengah ketegangannya. "Apa mommy sudah cantik?" tanya nya pada Catra. "Selalu. Mommy selalu jadi yang tercantik," jawab Catra membuat pipi Gisa memerah karena malu. "Daddy serius! Mommy gak mau bertemu baby dengan keadaan yang berantakan!" jelas Gisa. Catra tersenyum. "Tapi Daddy

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 151. Menyembunyikan kegelisahan.

    Dengan segala kepanikan yang terjadi pada semua orang, akhirnya Gisa berhasil dievakuasi menggunakan helikopter yang didatangkan langsung dari kediaman Ganendra. Gisa di bawa menuju RS tempat dokter Rumi bekerja. Sungguh beruntung saat kejadian dokter Rumi ada di sana. Semua acara yang sudah di rencanakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Acara gender reveal, gagal. Lamaran? Tentu saja gagal juga. Bahkan cin-cin lamarannya masih tertanam di dalam kue yang belum sempat di potong oleh Gisa. Ditengah kepanikan semua orang, hanya Gisa lah satu-satunya yang terlihat tenang. Dia sibuk memperbaiki riasan wajahnya, sambil sesekali menenangkan anggota keluarganya yang lain. Gisa memalingkan wajah, menatap Catra yang tengah melipat kedua tangannya. Catra tidak banyak bicara. Dari awal hanya diam, sambil sesekali memperhatikan Gisa. Ditengah diamnya tersebut, semua orang tau kalau Catra tengah diliputi kegelisahan. Catra menutup mata, sambil menghembuskan nafasnya secara kasar. Selanjutny

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 150. Tragedi di tengah pesta.

    Acara inti dari pesta Gender reverral akan segera dimulai. Semua tamu sudah berkumpul sesuai team yang mereka pilih. Team biru berdiri di sebelah kanan, dan tim merah muda, berdiri di sebelah kiri. Semua orang terlihat begitu antusias menunggu momen mendebarkan tersebut. Tidak terkecuali dengan Catra yang terlihat cemas, dan tegang. Gisa yang menyadari kegugupan yang di rasakan oleh Catra, lantas bertanya kepadanya. "Daddy, are you oke?" tanyanya. Catra tersenyum, mencoba meredam kegugupannya. Dia mengusap pipi Gisa, "It's oke. Daddy terlalu excited menunggu momen ini," dusta Catra. Pada kenyataannya, dia gugup menunggu momen lamarannya. Dia takut semua tidak berjalan sebagaimana yang sudah Catra bayangkan sebelumnya. Perihal jenis kelamin anaknya, Catra tidak terlalu mempermasalahkannya. Mau yang lahir anak laki-laki ataupun perempuan, dia akan tetap menyambut buah hatinya itu dengan penuh suka cita. "Mom, sebentar. Daddy ke kamar mandi dulu," ijin Catra pada Gisa. Dia perlu menen

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 149. Gisa si pemaaf.

    Dari lantai atas villa, Gisa turun ditemani Catra yang berjalan di sampingnya. Wajah Catra terlihat tegang, namun tak mengurangi ketampanannya. Dia mengenakan kemeja baby blue, yang bagian tangannya dia gulung sebatas sikut. Sudah tau kan, Catra masuk team mana? Berbeda dengan Catra, Gisa justru menggunakan dress berwarna baby pink. Sebuah dress cantik, bermodel tutu dress, yang panjangnya hanya sebatas lutut. Malam ini, Gisa terlihat manis sepeti seorang balerina. Dia berhasil menjadi pusat perhatian orang-orang yang datang ke pesta. Dari sudut ruangan, seseorang menatap Gisa dengan penuh kerinduan. Dari sudut matanya, beberapa air mata, menetes tanpa seizinnya. "Tos, kita satu team!" celetuk Abhi, saat Gisa sampai di lantai bawah, tempat berlangsungnya acara. Abhi menggunakan kemeja merah muda, sama seperti Gisa. Gisa tersenyum, sementara Catra mendelik sambil berdecak seperti biasanya. "Ckk ... " "Kenapa kak Abhi memilih warna merah muda?" tanya Kayanna yang datang menghampiri

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 148. Tamu tak terduga.

    Acara yang ditunggu-tunggu oleh keluarga besar Ganendra, akhirnya terlaksana. Semua persiapan di lakukan dari jauh-jauh hari. Di usia ke delapan bulan kehamilannya ini, tidak banyak yang Gisa pinta. Cukup sehatkan dan lancarkan sampai saat lahirannya tiba. Namun, pada akhirnya Gisa menyetujui permintaan kakek dari mantan suaminya itu, untuk mengadakan sebuah pesta perayaan kehamilan. Kebetulan jenis kelamin dari anaknya belum di ketahui, Gisa dan Catra memutuskan untuk mengadakan gender reverral party, dengan hanya mengundang kerabat terdekatnya saja. Tujuan kakek Brahmana meminta mengadakan pesta ini, tidak lain sebagai bentuk penebusan dosanya di masa lalu. Saat mengandung Dean, Gisa mengalami banyak penderitaan. Kakek berharap, dengan diadakannya pesta ini, dapat menggantikan memori masa lalu Gisa yang menyakitkan, dengan kenangan penuh kebahagiaan dari orang-orang terdekat dalam menyambut anggota keluarga baru yang sangat dinantikan kehadirannya itu. Acara itu sendiri, diadaka

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 147. Rencana Gender Reveal

    Dengan wajah menahan kesal, pada akhirnya Catra tetap mengikuti Gisa untuk masuk kedalam hotel. "Kenapa harus di hotel?" pikir Catra dalam hatinya. Tidak jauh berbeda dengan Catra, disepanjang jalan menuju tempat pertemuannya, Gisa pun memasang wajah cemberut. Dia malu dengan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan heran. Bagaimana tidak heran, Gisa mengenakan setelan olahraga dipadukan dengan Stiletto dan tas pesta yang berkilau. Setelah keduanya berjalan di tengah keheningan, akhirnya mereka sampai di tempat yang menjadi tujuan Gisa. Sebuah restoran mewah, di lantai atas hotel. Catra tersenyum kecil, mentertawakan pikiran kotornya sendiri. "Oh ... di sini," celetuk Catra membuat Gisa menatapnya dengan tatapan tajam. "Ya! Menurut Daddy," Gisa mengangkat jari kemudian menunjuk dirinya sendiri. "Apa pantas memakai pakaian seperti ini saat masuk kedalam?" tanya Gisa sinis. "Tidak masalah. Mommy datang dengan piyama pun, tidak akan ada yang berani menegur mommy," jawab Catra denga

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 146. Ganti Kostum.

    Novera sudah berlalu beberapa langkah dari hadapan Catra yang saat ini masih mengumpat, mengutuk Novera, yang sudah menghancurkan kegiatan intim dari bos-nya itu. Novera dengan terpaksa harus kembali ke hadapan Catra, dengan konsekuensi amarah dari bos-nya itu akan meledak kembali, begitu melihat dirinya. "Apalagi sekarang?!" Seperti dugaan Novera sebelumnya, Catra menaikan nada suaranya, begitu melihat Novera kembali. "He ... he ... " Novera tersenyum kaku, sambil tangannya sedikit menggaruk leher bagian belakangnya. "Sepuluh menit lagi kita ada rapat, pak!!" ucap Novera dalam satu tarikan nafas. Dengan cepat Novera membungkuk hormat, dan bergegas pergi sebelum Catra benar-benar mengeluarkan sumpah serapahnya. Catra memejamkan mata, sambil menghembuskan nafasnya secara kasar. Mood dia hari ini benar-benar hancur. Dia sudah cukup lelah, sehingga melupakan rapat yang sudah diaturnya dari jauh-jauh hari. Sebuah tangan lembut, menepuk punggungnya dengan pelan, seakan-akan tengah menen

  • Mendadak Dinikahi CEO Tampan   Bab 145. Novera sang penyelamat.

    Sebelum membaca bab ini, harap baca ulang bab sebelumnya. ^^ *** Peletak! Catra menyentil dahi Gisa menggunakan telunjuk dan ibu jari yang dia lipat. "Gila mommy bilang?" tanya Catra. Nada bicaranya sudah lebih lembut daripada sebelumnya. Catra kemudian mengusap kepala Gisa dengan lembut. Tubuh Catra sedikit condong ke depan, menatap manik coklat milik Gisa. "Ya. Sepertinya Daddy memang gila. Daddy gila karena berpisah dengan, mommy," ucap Catra terdengar seperti sebuah gombalan. Sejak kapan seorang Catra yang terkenal dingin, sudi melontarkan gombalannya di tempat seperti ini? Entahlah. Hanya dia dan Tuhan yang tau. Gisa mengerutkan kening, melihat perubahan Catra yang tiba-tiba. "Sepertinya lift ini berhantu. Kenapa si keras kepala ini berubah lembut dalam beberapa saat saja?" batin Gisa berbicara pada dirinya sendiri. Bagaimana tidak heran, beberapa waktu yang lalu, saat mereka berdua bercerai, Catra terkesan dingin dan tidak ramah dengan Gisa. Tapi saat ini, Catra kembali pad

DMCA.com Protection Status