Home / Romansa / Mencintai Seorang Climber / bab 102. Marco dan Sabrina

Share

bab 102. Marco dan Sabrina

last update Last Updated: 2025-02-20 22:42:34

“Hah?! Ngomong-ngomong soal sepak bola… nanti sore ada pertandingan Persib Junior di Stadion Siliwangi! Papa dijadwalkan untuk menghadiri pertandingan itu, karena perusahaan kita menjadi sponsor pertandingan.” Ardi melirik jam dinding antik. Masih dua jam lagi menjelang waktu pertandingan. Beliau sebetulnya enggan menonton, karena suasana hatinya sedang sangat berduka.

Marco merasa, nonton sepakbola adalah solusi dari keruwetan yang dialaminya akhir-akhir ini. Di stadion, saat pertandingan sepakbola, adalah waktu yang paling tepat untuk menyalurkan energi kekecewaan, kekesalan dan kemarahan. Setiap orang bisa teriak sekeras mungkin, memaki-maki tim lawan sepuasnya, kadang memaki wasit. Siapa juga yang melarang, kalau hal itu berlangsung di stadion saat pertandiangan sepak bola yang ditonton puluhan ribu supporter. Hampir semua orang juga teriak, memaki, mengumpat.

Mereka bertiga tak lama sudah pakai kostum biru yang biasa dipakai supporter Persib. Lalu menaiki mobil. Marco pegang kemu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mencintai Seorang Climber   bab 103. Marco Memilih Pergi

    Sabrina bicara lagi, “Kadang-kadang aku juga suka latihan manjat climbing wall. Tapi sekarang climbing wall di kampusku sudah nggak layak dipanjat, besi penyangganya keropos. Entah kapan organisasi pencinta alam di kampusku punya climbing wall baru. Harganya mahal ya? Mungkin nanti, kalau aku sudah capek jadi anggota pencinta alam, ada climbing wall baru.”Marco berujar, “Kalau kamu mau latihan climbing, datang aja ke Jalan Pajajaran. Nah, di situ ada GOR Sasakawa, di sebelah GOR Sasakawa itu ada climbing wall, yang dikelola oleh Federasi Panjat Tebing Jawa Barat. Climbing wall di tempat itu berstandar Internasional. Tingkat kesulitannya, dan fasilitas pengamanannya buat pemanjat pemula, sangat baik. Kamu bisa minta izin latihan di situ, bareng para climber dari kampus kamu.”“Abang suka latihan di sana ya?”“Dulu sering, sekarang sudah jarang sekali.”“Kalau manjat tebing betulan?”“Nggak pernah lagi.”“Masih suka naik gunung?”“Nggak dulu. Mau konsentrasi bikin skripsi. Malu nih, so

    Last Updated : 2025-02-21
  • Mencintai Seorang Climber   bab 104. Tawaran Kerja Untuk Maryam

    Maryam kembali menggoreng peyek di rumah Nining. Ibunya Nining yang memintanya datang untuk membantu.“Ada yang pesan peyek dalam jumlah banyak, untuk dibawa ke luar kota katanya. Sayang kalau pesanan ini ditolak. Peyek buatan kita sudah cukup banyak penggemarnya.”“Iya Bu, Saya juga lagi nggak punya kerja tetap. Kalau bikin peyek, lumayan masih bisa dapat penghasilan.” ujar Maryam.Nining pulang dari kampus.“Hey Maryam, aku ada info lowongan kerja.” ujar Nining.Maryam menghentikan pekerjaannya yang sedang mengemas peyek. Dia menatap Nining dengan antusias.“Ada temanku semasa SMA yang kirim chat ke nomorku. Temanku itu mengira aku sudah lulus kuliah dari FKIP, sudah dapat ijazah. Temanku itu punya tetangga yang jadi kepala sekolah di sebuah TK Islam Terpadu. Nah, TK itu sedang buka lowongan kerja untuk posisi guru dan pendamping siswa TK. Kalau di TK itu katanya harus banyak guru dan pendamping, demi keamanan anak-anak itu. Untuk posisi guru mesti punya ijazah S-1 PGTK atau PGSD. U

    Last Updated : 2025-02-22
  • Mencintai Seorang Climber   bab 105. Puing-Puing Hati

    Marco duduk di bawah pohon, dekat bara unggun. Dia masih sulit memejamkan mata. Ditengoknya lagi kayu-kayu yang dipakai untuk membuat asap, masih berfungsi dengan baik. Di atas unggun itu ada beberapa batang kayu dijjejerkan, kayu-kayu itu menusuk puluhan potong daging binatang buruan. Daging itu sedang diasapi semalaman, supaya tahan lama. Untuk menahan asap supaya tidak lari kemana-mana, dipakai dua helai ponco yang dipasang mengelilingi unggun. Salah seorang rekannya, yang melakukan pencarian di areal yang berbeda dengan Marco, berhasil menangkap seekor hewan. Saat Marco kembali ke base camp, sang hewan sudah diiris-iris dan ditusuk, siap diasapi. Marco mengamati daging itu, lalu mengendus-endus aromanya.“Daging apaan nih? Jangan-jangan celeng!” gumamnya. Besok saja ditanyakan dengan jelas, daging apa itu. Kalau celeng, Marco tidak akan ikut makan. Kalau sudah sangat kepepet tidak ada lagi bahan makanan, dia bisa memakan laron, jangkrik, belalang, gangsir. Atau memancing ikan di

    Last Updated : 2025-02-23
  • Mencintai Seorang Climber   bab 106. Hari Pertama

    Ibarat ladang pembantaian. Halaman rumput itu penuh dengan suara raungan, jeritan, dan derai air mata, dari bocah-bocah usia 4 – 5 tahun, yang … menjalani hari pertama masuk sekolah TK! Banyak anak yang tidak mau berpisah dengan orang tuanya. Cuma sedikit sekali bocah yang tidak menangis. Mereka berdiri dengan pandangan bingung oleh suasana baru. Ada juga beberapa orang anak yang terlihat gembira, menaiki ayunan, perosotan, jungkat-jungkit, atau sekadar berlarian di halaman rumput TKIT (Taman Kanak-kanak Islam Terpadu) Bunga Bangsa. Sekolah berbasis Islam, tapi tidak menggunakan nama Arab, maksudnya supaya lebih nasionalis. Beberapa orang guru danpendamping siswa dengan sabar berupaya mengarahkan anak-anak itu agar mau berbaris di teras kelas, menjelang masuk ke dalam kelas. Banyak anak yang tidak mau melepas pegangan tangan orang tuanya, terpaksa orang tua ikut berbaris. Seorang wanita muda yang mengenakan gamis dan berjilbab lebar sibuk di ruang administrasi TKIT Bunga Bangsa. Be

    Last Updated : 2025-02-24
  • Mencintai Seorang Climber   bab 107. Valentina

    “Selamat pagi, apakah di sini tempat untuk pengambilan seragam sekolah?” Seorang pria masuk ke ruang administrasi dan tempat pendaftaran siswa baru.Maryam mendongak, dan… dia terkejut saat mengenali wajah pria itu, Zakki Wiratama. Pria usia 33 tahun itu juga tampak kaget saat melihat Maryam.“Maryam, kamu … kerja di sini?” tanya Zakki.“Iya.”“Hmmm… saya mau mengambil seragam buat anak saya. Dia baru mendapatkan satu stel yang hari ini dipakainya, katanya masih ada dua stel seragam lagi.”“Oh iya, sebentar, saya carikan dulu datanya.” Maryam meneliti daftar nama murid, dan dia baru sadar kalau dia belum menanyakan siapa nama anak dari pria itu.“Valentina Chairunnisa.” ucap Zakki.Maryam melihat lagi ke daftar nama. Memang ada nama itu, tertulis Valentina Chairunnisa W. Tidak pernah diduganya, kalau huruf W itu adalah nama keluarga Wiratama. Anak itu lahir tanggal 14 Februari, pantas saja diberi nama Valentina. Usia anak itu baru 4 tahun, lebih 5 bulan, sudah memadai masuk TK. Seinga

    Last Updated : 2025-02-25
  • Mencintai Seorang Climber   bab 108. Outbound

    Udara pagi yang sejuk dan segar, di bawah kerindangan pepohonan di kawasan Soreang, Kabupaten Bandung. Puluhan anak dari TKIT Bunga Bangsa dengan ceria mengikuti Adventure Kids Camp. Beberapa guru dan pendamping dari TK itu ikut menemani murid-muridnya, mengawasi jika ada murid yang cedera. Walaupun sebetulnya sangat kecil kemungkinan anak-anak itu mengalami cedera saat mengikuti outbound, karena beberapa orang instruktur dari arena outbound itu mengawasi mereka dengan seksama.Acara outbound memang ada dalam jadwal TKIT Bunga Bangsa. Dua bulan sekali anak-anak dibawa ke arena outbound di beberapa lokasi, tentu saja yang masih berada dekat dengan Kota Bandung. Sebulan lalu pihak TKIT menerima brosur dari Adventure Kids Camp, berikut tawaran untuk datang ke camp itu, ada diskon yang cukup besar, karena camp itu baru dibuka. Kepala TKIT memutuskan untuk menerima tawaran itu. Ternyata arena camp baru itu cukup menyenangkan.Tidak ada paksaan jika pihak orang tua tidak mengizinkan anakny

    Last Updated : 2025-02-26
  • Mencintai Seorang Climber   bab 109. Bertemu mantan Kekasih

    Marco hanya tersenyum simpul saat Maryam melirik sesaat ke arahnya.“Kami pulang dulu.” ucap Maryam pada Marco, daripada tidak pamitan sama sekali.Sementara itu, di dalam bus, tiga orang siswa bertengkar rebutan duduk di belakang sopir. Dua orang sudah berhasil duduk, dan tidak mau bergeser memberi tempat pada temannya, padahal jok itu cukup untuk duduk tiga orang anak kecil. Anak yang kalah rebutan bangku itu lantas tantrum, dia malah turun dari bus dengan cara mendorong orang-orang yang sedang naik. Maryam baru memijak tangga bus dengan satu kaki, tubuhnya tersenggol hingga hilang keseimbangan. Maryam terdorong ke luar bus, nyaris terjatuh, kalau tidak sigap ditangkap oleh sepasang lengan kekar.Setelah berhasil menyeimbangkan lagi posisi berdirinya, Maryam menoleh ke arah pria yang memeluk bahunya agar tidak terjatuh. Marco melepas pegangannya pada tubuh Maryam.“Maaf, tapi kamu hampir jatuh tadi ….”“Iya ….” Maryam tidak tahu harus menjawab apa, dia merasa malu, lantas dia seger

    Last Updated : 2025-02-27
  • Mencintai Seorang Climber   bab 110. Rencana Gathering

    “Untuk memperingati milad ke 10 TKIT Bunga Bangsa, kita akan mengadakan gathering, yaitu acara kumpul-kumpul antara para pengelola TKIT Bunga Bangsa, dengan murid dan orang tua.” ujar Fatimah, kepala sekolah TK, dalam rapat bersama guru dan pegawai lain.“Dalam acara gathering nanti, para orang tua dan guru bisa saling bertukar pikiran untuk kemajuan pendidikan di TKIT ini. Acaranya kita jadwalkan pada hari Sabtu pagi, supaya lebih banyak orang tua yang bisa hadir. Tapi saya ingin gathering ini tidak seperti rapat atau seminar. Saya ingin acaranya seperti pesta kebun, tapi ada diskusi.”“Berarti acaranya bukan di dalam kelas?”“Jadi gathering ini bukan di dalam ruangan, melainkan outdoor, mungkin di halaman depan dan samping sekolah ini. Pasti meriah. Kita juga bisa menjadwalkan agar anak-anak menari dan menyanyi di hadapan orang tua mereka. Di dinding-dinding luar kelas, kita pajang karya anak-anak, apakah itu gambar, origami, kerajinan dari tanah liat, atau apapun itu hasil karya mu

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Mencintai Seorang Climber   bab 177. Ada yang Menguntit

    Marco tiba di Kota Cirebon saat tengah malam. Dia menuju sebuah penginapan kecil milik kerabatnya, bernama Sunedi. Sebenarnya Sunedi bukan kerabat berdasarkan hubungan darah. Dulunya Sunedi adalah sopir di rumah Pak Waluya, kakeknya Marco. Sudah sejak remaja Sunedi bekerja di rumah Pak Waluya.Pak Waluya selagi muda adalah PNS Dinas Pertanian Jawa Barat. Pak Waluya pernah bertugas di wilayah Pantura. Di pantura itulah dia bertemu Sunedi, anak yatim tamat SD yang sering datang ke dekat kantor Dinas Pertanian untuk ngarit, menyabit rumput. Sunedi bekerja sebagai pemelihara kambing milik tetangganya. Kerap kali anak itu ngarit di dekat kantor Pak Waluya pada sore hari, dan tampak lapar, karena belum makan sejak pagi. Sunedi sering diajak makan di kantor itu. Pak Waluya kemudian pindah tugas ke Bandung, Sunedi dibawanya dengan persetujuan keluarga anak itu. Sunedi disekolahkan di Bandung hingga tamat STM bidang otomotif.Pak Waluya memilh pensiun di usia 52 tahun. Beliau pensiun bukan kar

  • Mencintai Seorang Climber   bab 176. Jadi Tersangka

    Niar bergegas ke luar dari kamar kos, berjalan menyusuri gang sempit menuju halaman minimarket di tepi jalan. Itulah lokasi yang paling sering menjadi titik penjemputan anak-anak kos sekitar situ, yang mau naik kendaraan online. Niar juga naik ojek online, sembari menggendong bungkusan boneka. Dia akan mengembalikan boneka itu pada Cynthia. Niar tidak tahu di mana rumah Cynthia, tapi tempo hari Cynthia memboncengnya menuju sebuah kompkeks perumahan kelas menengah. Niar meminta driver ojek ke kompleks itu, dan mencari sebuah blok yang diingat NIar. Untungnya setiap satu blok hanya untuk 30 – 40 rumah, jadi tidak terlalu banyak rumah yang mesti diamati.Akhirnya Niar tiba di rumah dua lantai yang di bagian bawahnya jadi toko sembako. Rumah tempat Cynthia pernah menyerahkan boneka Labubu padanya. Dan pada sore itu, Niar mengembalikan bungkusan yang berisi boneka Labubu.“Ini bukan rumah Cynthia. Ini rumah kerabatnya. Saya mah, hanya pekerja di toko ini.” ucap wanita yang menjaga toko.“

  • Mencintai Seorang Climber   bab 175. Retur

    Maryam mengira begitu dia tiba di Cirebon, besoknya atau lusa pernikahan sang kakak akan dilangsungkan, sehingga dia bakal disuruh ikut bantu memasak hidangan. Ternyata belum ada waktu yang pasti, belum ada kesibukan memasak dalam jumlah besar untuk tamu pernikahan. Tentu saja Maryam merasa heran. “Kalau orang mau nikah, bukankah harus menetapkan tanggalnya yang pasti, untuk kedatangan penghulu dari KUA?”“Kabarnya Irma akan nikah siri, nggak daftar ke KUA.” jawab emaknya.“Nikah siri? Kenapa?”“Emak nggak tahu. Mungkin calon suaminya masih sibuk, belum bisa ngasi tanggal yang pasti. Tapi katanya bulan ini mereka akan menikah.”Maryam ingin bertanya, apakah Irma mau menikah siri karena calon suaminya masih berstatus suami orang? Namun pertanyaan itu urung disuarakan oleh Maryam, khawatir menyinggung perasaan emaknya. Bukankah emaknya juga menikah dengan suami orang?Duapuluhlima tahun lalu ketika emaknya menikah dengan bapaknya, sudah ada dua istri yang dimiliki oleh bapaknya, beriku

  • Mencintai Seorang Climber   bab 174. Marco Pergi

    Marianne Wiratama bertemu dengan Rustini, ibunya Sabrina, di acara gathering para pengusaha fashion Bandung. Marianne baru tahu kalau Marco memutus hubungan dengan Sabrina.“Itu lho Sis, Marco berencana kerja di luar Jawa. Sabrina nggak setuju, karena aneh aja, sudah ada perusahaan milik keluarga, kenapa Marco malah pengin kerja di perusahaan punya orang lain di luar Jawa pula. Nah, karena Sabrina nggak setuju, lantas Marco bilang kalau Sabrina sudah beda prinsip dengan dirinya, jadi mending putus aja. Begitu ceritanya Sis.”Marianne semakin jengkel mendengar aduan Rustini. Kalau benar Marco berencana kerja di luar Jawa, itu berarti Marco mengambil langkah sendiri tanpa pernah bicara dengan orang tua. Marianne merasa sudah diremehkan oleh anaknya.“Aku harus mulai bersikap keras pada Marco.” pikir Marianne. “Kalau dibiarkan seperti itu, Marco malah semakin semaunya sendiri, nggak mikirin perasaan orang tua.”***Sementara itu Marco masih berada di rumah Zakki.“Masalahnya sekarang ada

  • Mencintai Seorang Climber   bab 173. Postingan Pernikahan

    Marco masih menunggu panggilan kerja. Mamanya menyuruh dia menengok rumah milik Zakki, yang sudah dua minggu ditinggalkan. Zakki mengajak istrinya berlibur ke Korea, untuk healing setelah kesedihan karena kehilangan anak mereka. Dengan motor, Marco menuju rumah Zakki, untuk mengecek apakah rumah itu aman.Rumah Zakki berada satu kompleks dengan TKIT Bunga Bangsa. Marco kaget saat melewati TK itu, yang dilihat olehnya adalah bangunan kosong, pintu pagar digembok, dan halaman yang diseraki dedaunan kering serta rumput yang sudah tumbuh cukup tinggi. Tidak nampak penjaga atau satpam di depan bangunan TK itu. Marco mampir di rumah makan yang berada dekat TK.Marco membeli nasi, pepes ayam, botok teri, sambal plus lalap, bakwan jagung dan perkedel kentang, juga es campur, semua dibungkus. Saat membayar, Marco bertanya pada pegawai rumah makan itu.“Sekolah TK yang di depan itu, lagi libur ya?”“Oh, TK itu mah, sudah bubar, nggak ada lagi murid yang daftar ke situ.”“Bubar? Guru-gurunya ke

  • Mencintai Seorang Climber   bab 172. Boneka Titipan

    Cynthia memperkirakan, jika Maryam kena kasus hukum di Cirebon, maka Maryam tidak akan kembali ke Bandung dalam waktu dekat. Lantas siapa yang akan datang menolong Maryam? Cynthia yakin jika Hanif yang kelak akan datang untuk membantu advokasi bagi Maryam. Kebersamaan Maryam dan Hanif selama proses hukum, akan membuat mereka dekat. Kalaupun misalnya Maryam kena pidana, dan harus dihukum, Cynthia mengira Maryam hanya akan kena hukuman percobaan selama satu tahun, atau paling lama satu tahun enam bulan. Maryam tidak akan dipenjara, tapi akan masuk panti rehabilitasi korban narkoba. Selama menjalani rehabilitasi, Maryam akan semakin dekat dengan Hanif, dan akhirnya Marco akan terlupakan. Maryam akan memilih Hanif. Begitulah rencana Cynthia. “Maaf kalau nanti kamu bakal sedikit susah, Maryam. Aku bikin rekayasa kasus hukum buat kamu, supaya kamu bisa lebih dekat lagi dengan Hanif. Aku sudah dapat banyak info tentang dirimu, dari teman-teman dekatmu. Hanya Hanif yang bisa bikin Mar

  • Mencintai Seorang Climber   bab 171. Bukan Boneka Biasa

    Niar mengenal Cynthia ketika suatu hari Cynthia datang ke rumah kos tempat Niar tinggal. Cynthia melihat Niar keluar dari salah satu kamar, bersama dengan teman sekamarnya. Lantas Cynthia mengikuti Niar yang pergi bekerja di sebuah supermarket. Kemudian Cynthia mengajak Niar bicara, yang intinya meminta kerjasama Niar untuk membuat Maryam meninggalkan rumah kos itu. Kalau Maryam tidak mau hengkang, maka Niar diminta mencari tahu kapan Maryam akan pulang kampung, karena Cynthia ingin menitipkan sesuatu supaya dibawa oleh Maryam ke kampungnya.Ketika itu Niar ingin tahu, apa alasan Cynthia ingin membuat Maryam pergi dari rumah kos itu, bahkan sebenarnya Cynthia ingin Maryam pergi dari Bandung. Cynthia bilang bahwa Maryam adalah pelakor bagi hubungan antara Sabrina dan Marco. Cynthia bilang bahwa Sabrina adalah kerabatnya, yang sudah bertunangan dengan Marco, dan pernikahan mereka sudah dipersiapkan. Akan tetapi Marco malah lebih sering ngurusin Maryam, lebih peduli pada Maryam, ketimb

  • Mencintai Seorang Climber   bab 170. Mau Nikah

    “Cepat habisin makannya Teteh, kayaknya banyak pembeli.”Omongan Nanang menyadarkan Maryam dari lamunan tentang hari di mana dia bersikap tidak peduli saat Marco meneleponnya dan bicara soal wisuda. Rasanya sesak sekali di dada, saat harus bersikap masa bodoh terhadap hari wisuda Marco. Hari di mana Marco seharusnya merasa bahagia karena akhirnya dia berhasil menyelesaikan studi.Maryam menghabiskan kupat tahu di piringnya, lantas meninggalkan bangku yang sejak tadi didudukinya. Nanang sudah membayar, lantas mengajak kakaknya berjalan kaki ke sebuah taman kecil di tepi sebuah jalan raya. Maryam dan adiknya duduk di bangku taman. Maryam sudah bercerita pada adiknya, soal TKIT Bunga Bangsa yang tidak lagi beroperasi. Soal pemberhentiannya dari pekerjaan di bimbel.“Sekarang ini Teteh jadi pengangguran, Nang.”“Oh, kalau begitu kebetulan Teh ….”“Kebetulan apa?”“Bapak nyuruh kita pulang ke Cirebon, Teh Irma mau nikah.”Irma adalah saudara sebapak, ibunya Irma adalah istri pertama bapakn

  • Mencintai Seorang Climber   bab 169. Pertunangan Marco Dengan Sabrina

    Nanang bicara lagi pada kakaknya, “Yang tempo hari nolongin Teteh waktu pingsan di dalam kamar kos, Bang Marco kan? Teteh sudah akur lagi kan, sama Bang Marco?”Seandainya benar begitu, pikir Maryam. Benaknya mengembara ke hari yang telah lalu, ketika dia sudah sembuh dan kembali masuk kerja di TKIT Bunga Bangsa. Saat itu belum ada keputusan bahwa TK bakal berhenti beroperasi. Ketika jam istirahat, satpam memberitahu Maryam bahwa ada seorang gadis yang datang untuk menemui Maryam. Gadis itu menunggu di pos satpam. Maryam merasa pernah melihat gadis itu.“Nama saya Cynthia, saya adik tingkatmu di Universitas Taruma.” Gadis itu menyalami Maryam.“Ada perlu apa, ya?”“Kita ngobrol sebentar di rumah makan itu, ya Mbak? Saya belum makan siang, biar sekalian saya yang traktir Mbak Maryam.”“Saya sudah makan.”“Tapi saya pengin bicara penting dengan Mbak Maryam, kayaknya nggak nyaman kalau sambil berdiri begini.”Akhirnya Maryam setuju untuk mengobrol di rumah makan depan TK. Gadis itu makan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status