Rekan kerjaku yang ada di samping pun tertawa. “Dia jadi begini karena diatur terlalu ketat sama istrinya!”Aku mengangkat sebelah alisku sambil menatap Jeremy dan berkata, “Apa boleh buat, itu jalan yang dipilihnya sendiri. Tapi, kapan anakmu akan lahir? Waktu ketemu kamu di rumah sakit sebelumnya, aku nggak sempat menyapamu. Anakmu baik-baik saja, ‘kan? Kok istrimu sedikit-sedikit sakit perut? Apa itu masalah genetik?”Ucapanku langsung menusuk hati Jeremy. Dia hanya menggeleng dan menjawab, “Nggak ada masalah kok.”“Baguslah kalau begitu.”Pada saat aku hendak pergi, dia tiba-tiba menarikku. “Meliya, ada yang mau kubicarakan sama kamu.”Aku menatapnya dengan agak kaget. Namun, aku juga penasaran pada apa yang ingin dibicarakannya. Baru saja kami duduk, dia langsung mencurahkan frustasinya padaku.“Sherine benar-benar gila! Dia nggak berhenti periksa ponselku tiap hari. Aku baru ngomong beberapa patah kata sama rekan kerja wanita, dia langsung nangis. Aku nggak seharusnya menikahinya
Bayi yang baru berusia 7 bulan hanya sebesar anak kucing. Setelah lahir, bayi itu langsung dimasukkan ke inkubator. Setiap hari, biaya yang diperlukan mencapai puluhan juta. Jeremy pun merasa sangat kewalahan.Saat mengetahui itu adalah bayi pria, ibunya Jeremy sangat gembira. Namun, setelah mengetahui anak itu lahir prematur karena pertengkaran mereka, dia langsung memaki Sherine habis-habisan.Orang tua Sherine juga datang untuk menjaga putri mereka. Mendengar putri mereka dimaki, mereka merasa sangat tidak rela. Akhirnya, orang tua kedua belah pihak pun bertengkar. Insiden ini juga direkam oleh pasien yang sekamar dengan Sherina dan diposting ke internet. Segera, video itu pun menjadi berita hangat kota ini.Ada orang yang mengenali mereka dan mengirimkan video itu kepadaku.[ Meliya, lihat! Habis cerai denganmu, hidup Jeremy benar-benar hancur! ]Bukankah Sherine itu cinta pertama Jeremy? Jeremy sendiri yang bersedia melalui kehidupan ini. Jadi, itu nggak ada hubungannya denganku.
Aku meninggalkan sepatah kata “mantap” di kolom komentar postingan itu dan menambahkan emoji jari jempol.Tidak lama kemudian, aku menerima telepon dari Jeremy, suamiku.“Itu keinginan ibuku. Dia merasa risiko bayi tabung terlalu besar, sedangkan kamu juga menderita. Habis Sherine melahirkan, kita bisa adopsi anaknya.”Aku hanya tersenyum sinis dan langsung memutuskan sambungan telepon tanpa mengatakan apa-apa. Selama 3 tahun pernikahan, kami masih belum memiliki anak. Setelah diperiksa, ternyata saluran tubaku tersumbat. Berhubung pengobatannya tidak membuahkan hasil, dokter menyarankan aku untuk mencoba program bayi tabung.Aku sudah berusia 30 tahun dan memang ingin memiliki anak. Jadi, aku menahan rasa sakit dan pergi suntik setiap bulan hingga perutku memar-memar. Baru saja aku menunjukkan kemajuan di bulan ini, Jeremy malah memberiku kejutan sebesar ini. Pantas saja mertuaku kurang setuju saat kami berdiskusi untuk mencoba program bayi tabung. Sherina adalah tetangga lama kami.
Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengepalkan tanganku. Orang yang melakukan kesalahan bukan aku, melainkan mereka. Selama anak itu lahir, aku bisa menuntut Jeremy melakukan poligami supaya dia dipenjara. Begitu pikiran ini muncul di benakku, aku tidak dapat menepisnya lagi. ‘Jeremy, kamu dulu yang khianati aku!’Dari aku mengenal Jeremy sampai menikahinya, waktu yang berlalu sudah 6 tahun. Pacaran 3 tahun, menikah 3 tahun. Aku kira, hubungan kami memiliki landasan cinta.Dulu, waktu aku terjatuh dan lututku berdarah, dia akan merasa sangat sakit hati. Sekarang, gara-gara suntik, kulitku jadi alergi sehingga menjadi merah-merah dan bengkak. Setiap hari, aku merasa cemas hingga tidak bisa tidur dan rambutku juga rontok banyak. Namun, dia bukan hanya tidak peduli, malah berani tidur dengan tetangga.Atas dasar apa dia melakukan hal ini?Setelah memikirkan hal ini, aku segera menghubungi pengacara. Namun, balasan yang diberikannya langsung membuatku putus asa. Di tahap ini, aku akan su
Ada urusan apa Sherine datang semalam ini? Begitu pintu dibuka, Sherine langsung berjalan masuk. Dia menutupi perutnya dan berkata dengan sedih, “Kak Jeremy, maaf aku ganggu kalian malam-malam begini. Tapi, perutku agak sakit.”Jeremy langsung panik dan bertanya, “Bagian mana yang sakit? Ayo kita ke rumah sakit!”“Nggak usah. Kak Jeremy, aku cuma ....”Aku langsung menghentikan sandiwaranya. “Kalau nggak usah, buat apa kamu ketuk pintu rumah kami? Kalau mau Jeremy bawa kamu ke rumah sakit, jujur saja. Gimanapun, itu anak Jeremy. Jeremy, kamu bawa saja dia pergi ke rumah sakit. Jangan sampai terlambat. Kalau nggak, nanti malah berakibat buruk.”Begitu mendengar ucapanku, Sherine pun tercengang. Dia sepertinya tidak menyangka aku akan begitu berbesar hati.Jeremy juga merasa terkejut. “Sayang ....”“Pergilah. Kehamilan 3 bulan pertama itu paling penting. Jangan sampai janinnya kenapa-napa!”Setelah mendengar ucapanku, Jeremu pun mengangguk, lalu pergi bersama Sherine. Sebelum pergi, Sher
Jeremy pun tertegun sejenak. Kemudian, dia mencengkeram lenganku erat-erat. “Kamu dengar gosip apa lagi? Sudah kubilang, hanya ada kamu di hatiku. Dia cuma wanita yang akan melahirkan anakku. Nggak ada orang yang bisa rebut posisimu!”Aku menarik napas dalam-dalam dan ingin lanjut berbicara. Namun, Jeremy sudah duluan melanjutkan, “Aku tahu kamu merasa nggak nyaman. Tapi, aku nggak mungkin dan nggak akan cerai!”Setelah itu, dia pun berbalik dan masuk ke kamar. Setelah pintu kamar ditutup, aku pun tersenyum sinis. Masalahnya sudah mencapai tahap ini, tetapi dia masih bermimpi untuk menikmati indahnya hidup bersama 2 wanita. Posisiku? Keluarga Chandra bukanlah keluarga kerajaan maupun keluarga hebat. Dari mana datangnya rasa percaya dirinya itu? Sebenarnya, aku dan Jeremy sangat cocok. Namun, kecocokan ini sudah hilang dan yang tersisa hanyalah kekecewaan. Aku tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengannya lagi.Setelah beres-beres, aku berencana untuk pergi kerja. Tepat pada saat ini
Jeremy mengepalkan tangannya erat-erat.“Aku sudah kasih kamu kesempatan, tapi kamu pilih untuk bohong. Apa waktu yang kamu lewati semalam menyenangkan?”Dia berseru dengan marah, “Kamu ikuti aku?”Aku mengayunkan ponselku. “Tanpa perlu aku ikuti, simpananmu juga bisa lapor padaku.”Setelah melihat video di ponselku, Jeremy pun panik dan buru-buru menjelaskan, “Semuanya nggak seperti yang kamu kira. Di tengah perjalanan, dia bilang perutnya nggak sakit lagi dan bersikeras mau istirahat di hotel.”“Jadi, dia juga yang paksa kamu tidur dengannya?”Jeremy terdiam sejenak, lalu hendak mengatakan sesuatu. Namun, aku langsung melambaikan tanganku dan berkata, “Sudahlah, nggak usah ngomong panjang lebar lagi. Kamu cuma perlu kasih tahu aku, kamu mau cerai atau nggak? Kalau nggak, aku akan kirim video ini ke grup obrolan teman kerja kita. Kalau atasanmu tahu soal ini, dia seharusnya nggak akan ampuni kamu.”“Meliya, apa kamu harus besar-besarkan masalah ini?”“Jangan omong kosong lagi! Tandata
“Jeremy, ingat baik-baik! Kalau kamu masih berani pakai trik kayak begini, aku nggak akan ampuni kamu!”Seusai berbicara, aku langsung mengirim video panas Jeremy dan Sherine di hotel ke grup obrolan, juga menyebut semua orang.Jeremy pun panik. “Ngapain kamu! Cepat hapus!”“Jeremy, aku sudah peringati kamu untuk nggak cari orang tuaku, ‘kan? Sayangnya, kamu malah bandel. Ini cuma peringatan! Kalau hal seperti ini terulang lagi, aku akan sebarkan video ini ke internet!”Jeremy sekeluarga sama sekali tidak berani bersuara, apalagi Jeremy yang duduk di lantai dengan wajah bengkak. Dia berkata dengan tampang putus asa, “Meliya, aku setuju untuk cerai.”Ibu mertuaku bersuara lagi. “Oke, cerai! Tapi, dia nggak boleh dapat sepeser pun!”“Coba saja kalau berani! Aku bukan cuma akan buat reputasi Jeremy hancur, tapi juga buat kalian semua malu!” Aku menunjuk ibu mertuaku dan melanjutkan, “Kalau nggak percaya, coba saja! Begitu aku ajukan banding, kalian akan ganti rugi lebih banyak!”Ibu mertu
Bayi yang baru berusia 7 bulan hanya sebesar anak kucing. Setelah lahir, bayi itu langsung dimasukkan ke inkubator. Setiap hari, biaya yang diperlukan mencapai puluhan juta. Jeremy pun merasa sangat kewalahan.Saat mengetahui itu adalah bayi pria, ibunya Jeremy sangat gembira. Namun, setelah mengetahui anak itu lahir prematur karena pertengkaran mereka, dia langsung memaki Sherine habis-habisan.Orang tua Sherine juga datang untuk menjaga putri mereka. Mendengar putri mereka dimaki, mereka merasa sangat tidak rela. Akhirnya, orang tua kedua belah pihak pun bertengkar. Insiden ini juga direkam oleh pasien yang sekamar dengan Sherina dan diposting ke internet. Segera, video itu pun menjadi berita hangat kota ini.Ada orang yang mengenali mereka dan mengirimkan video itu kepadaku.[ Meliya, lihat! Habis cerai denganmu, hidup Jeremy benar-benar hancur! ]Bukankah Sherine itu cinta pertama Jeremy? Jeremy sendiri yang bersedia melalui kehidupan ini. Jadi, itu nggak ada hubungannya denganku.
Rekan kerjaku yang ada di samping pun tertawa. “Dia jadi begini karena diatur terlalu ketat sama istrinya!”Aku mengangkat sebelah alisku sambil menatap Jeremy dan berkata, “Apa boleh buat, itu jalan yang dipilihnya sendiri. Tapi, kapan anakmu akan lahir? Waktu ketemu kamu di rumah sakit sebelumnya, aku nggak sempat menyapamu. Anakmu baik-baik saja, ‘kan? Kok istrimu sedikit-sedikit sakit perut? Apa itu masalah genetik?”Ucapanku langsung menusuk hati Jeremy. Dia hanya menggeleng dan menjawab, “Nggak ada masalah kok.”“Baguslah kalau begitu.”Pada saat aku hendak pergi, dia tiba-tiba menarikku. “Meliya, ada yang mau kubicarakan sama kamu.”Aku menatapnya dengan agak kaget. Namun, aku juga penasaran pada apa yang ingin dibicarakannya. Baru saja kami duduk, dia langsung mencurahkan frustasinya padaku.“Sherine benar-benar gila! Dia nggak berhenti periksa ponselku tiap hari. Aku baru ngomong beberapa patah kata sama rekan kerja wanita, dia langsung nangis. Aku nggak seharusnya menikahinya
Selain itu, aku juga tidak lupa untuk menyebarkan berita ini ke kampung halaman Sherine. Kampung halamannya adalah sebuah kota kecil yang dapat dikelilingi sampai habis dengan mengendarai mobil selama 30 menit. Perbuatan Sherine pun seketika tersebar ke seluruh kota dan dia juga langsung dikritik habis-habisan oleh penduduk kota.Sherine sangat marah dan juga bertengkar hebat dengan Jeremy. Setelah mendengar pertengkaran hebat itu, tetangga yang tinggal di lantai atas mereka langsung mengirim pesan padaku.[ Meliya, istri mantan suamimu itu benar-benar bego, ya! Jeremy memakinya habis-habisan, juga bilang ini semua akibat perbuatannya sendiri! ]Aku pun tertawa. Benar, Sherine jelas-jelas tahu tabiatku, tetapi malah sengaja menyinggungku. Setelah bercerai, aku tidak pernah berinteraksi lagi dengan Jeremy. Namun, Sherine malah mencari masalah denganku. Aku memiliki bukti mereka berselingkuh yang dikirimnya sendiri padaku dulu. Dia benar-benar bodoh!Dengar-dengar, Jeremy memaki Sherine
“Jeremy, ingat baik-baik! Kalau kamu masih berani pakai trik kayak begini, aku nggak akan ampuni kamu!”Seusai berbicara, aku langsung mengirim video panas Jeremy dan Sherine di hotel ke grup obrolan, juga menyebut semua orang.Jeremy pun panik. “Ngapain kamu! Cepat hapus!”“Jeremy, aku sudah peringati kamu untuk nggak cari orang tuaku, ‘kan? Sayangnya, kamu malah bandel. Ini cuma peringatan! Kalau hal seperti ini terulang lagi, aku akan sebarkan video ini ke internet!”Jeremy sekeluarga sama sekali tidak berani bersuara, apalagi Jeremy yang duduk di lantai dengan wajah bengkak. Dia berkata dengan tampang putus asa, “Meliya, aku setuju untuk cerai.”Ibu mertuaku bersuara lagi. “Oke, cerai! Tapi, dia nggak boleh dapat sepeser pun!”“Coba saja kalau berani! Aku bukan cuma akan buat reputasi Jeremy hancur, tapi juga buat kalian semua malu!” Aku menunjuk ibu mertuaku dan melanjutkan, “Kalau nggak percaya, coba saja! Begitu aku ajukan banding, kalian akan ganti rugi lebih banyak!”Ibu mertu
Jeremy mengepalkan tangannya erat-erat.“Aku sudah kasih kamu kesempatan, tapi kamu pilih untuk bohong. Apa waktu yang kamu lewati semalam menyenangkan?”Dia berseru dengan marah, “Kamu ikuti aku?”Aku mengayunkan ponselku. “Tanpa perlu aku ikuti, simpananmu juga bisa lapor padaku.”Setelah melihat video di ponselku, Jeremy pun panik dan buru-buru menjelaskan, “Semuanya nggak seperti yang kamu kira. Di tengah perjalanan, dia bilang perutnya nggak sakit lagi dan bersikeras mau istirahat di hotel.”“Jadi, dia juga yang paksa kamu tidur dengannya?”Jeremy terdiam sejenak, lalu hendak mengatakan sesuatu. Namun, aku langsung melambaikan tanganku dan berkata, “Sudahlah, nggak usah ngomong panjang lebar lagi. Kamu cuma perlu kasih tahu aku, kamu mau cerai atau nggak? Kalau nggak, aku akan kirim video ini ke grup obrolan teman kerja kita. Kalau atasanmu tahu soal ini, dia seharusnya nggak akan ampuni kamu.”“Meliya, apa kamu harus besar-besarkan masalah ini?”“Jangan omong kosong lagi! Tandata
Jeremy pun tertegun sejenak. Kemudian, dia mencengkeram lenganku erat-erat. “Kamu dengar gosip apa lagi? Sudah kubilang, hanya ada kamu di hatiku. Dia cuma wanita yang akan melahirkan anakku. Nggak ada orang yang bisa rebut posisimu!”Aku menarik napas dalam-dalam dan ingin lanjut berbicara. Namun, Jeremy sudah duluan melanjutkan, “Aku tahu kamu merasa nggak nyaman. Tapi, aku nggak mungkin dan nggak akan cerai!”Setelah itu, dia pun berbalik dan masuk ke kamar. Setelah pintu kamar ditutup, aku pun tersenyum sinis. Masalahnya sudah mencapai tahap ini, tetapi dia masih bermimpi untuk menikmati indahnya hidup bersama 2 wanita. Posisiku? Keluarga Chandra bukanlah keluarga kerajaan maupun keluarga hebat. Dari mana datangnya rasa percaya dirinya itu? Sebenarnya, aku dan Jeremy sangat cocok. Namun, kecocokan ini sudah hilang dan yang tersisa hanyalah kekecewaan. Aku tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengannya lagi.Setelah beres-beres, aku berencana untuk pergi kerja. Tepat pada saat ini
Ada urusan apa Sherine datang semalam ini? Begitu pintu dibuka, Sherine langsung berjalan masuk. Dia menutupi perutnya dan berkata dengan sedih, “Kak Jeremy, maaf aku ganggu kalian malam-malam begini. Tapi, perutku agak sakit.”Jeremy langsung panik dan bertanya, “Bagian mana yang sakit? Ayo kita ke rumah sakit!”“Nggak usah. Kak Jeremy, aku cuma ....”Aku langsung menghentikan sandiwaranya. “Kalau nggak usah, buat apa kamu ketuk pintu rumah kami? Kalau mau Jeremy bawa kamu ke rumah sakit, jujur saja. Gimanapun, itu anak Jeremy. Jeremy, kamu bawa saja dia pergi ke rumah sakit. Jangan sampai terlambat. Kalau nggak, nanti malah berakibat buruk.”Begitu mendengar ucapanku, Sherine pun tercengang. Dia sepertinya tidak menyangka aku akan begitu berbesar hati.Jeremy juga merasa terkejut. “Sayang ....”“Pergilah. Kehamilan 3 bulan pertama itu paling penting. Jangan sampai janinnya kenapa-napa!”Setelah mendengar ucapanku, Jeremu pun mengangguk, lalu pergi bersama Sherine. Sebelum pergi, Sher
Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengepalkan tanganku. Orang yang melakukan kesalahan bukan aku, melainkan mereka. Selama anak itu lahir, aku bisa menuntut Jeremy melakukan poligami supaya dia dipenjara. Begitu pikiran ini muncul di benakku, aku tidak dapat menepisnya lagi. ‘Jeremy, kamu dulu yang khianati aku!’Dari aku mengenal Jeremy sampai menikahinya, waktu yang berlalu sudah 6 tahun. Pacaran 3 tahun, menikah 3 tahun. Aku kira, hubungan kami memiliki landasan cinta.Dulu, waktu aku terjatuh dan lututku berdarah, dia akan merasa sangat sakit hati. Sekarang, gara-gara suntik, kulitku jadi alergi sehingga menjadi merah-merah dan bengkak. Setiap hari, aku merasa cemas hingga tidak bisa tidur dan rambutku juga rontok banyak. Namun, dia bukan hanya tidak peduli, malah berani tidur dengan tetangga.Atas dasar apa dia melakukan hal ini?Setelah memikirkan hal ini, aku segera menghubungi pengacara. Namun, balasan yang diberikannya langsung membuatku putus asa. Di tahap ini, aku akan su
Aku meninggalkan sepatah kata “mantap” di kolom komentar postingan itu dan menambahkan emoji jari jempol.Tidak lama kemudian, aku menerima telepon dari Jeremy, suamiku.“Itu keinginan ibuku. Dia merasa risiko bayi tabung terlalu besar, sedangkan kamu juga menderita. Habis Sherine melahirkan, kita bisa adopsi anaknya.”Aku hanya tersenyum sinis dan langsung memutuskan sambungan telepon tanpa mengatakan apa-apa. Selama 3 tahun pernikahan, kami masih belum memiliki anak. Setelah diperiksa, ternyata saluran tubaku tersumbat. Berhubung pengobatannya tidak membuahkan hasil, dokter menyarankan aku untuk mencoba program bayi tabung.Aku sudah berusia 30 tahun dan memang ingin memiliki anak. Jadi, aku menahan rasa sakit dan pergi suntik setiap bulan hingga perutku memar-memar. Baru saja aku menunjukkan kemajuan di bulan ini, Jeremy malah memberiku kejutan sebesar ini. Pantas saja mertuaku kurang setuju saat kami berdiskusi untuk mencoba program bayi tabung. Sherina adalah tetangga lama kami.