Setelah dari apartemen Adella, saat ini Kayana masih menyusuri jalanan yang sepi. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.15 malam. Namun, tak ada satupun taksi yang lewat. Walaupun apartemen Adella berada di pusat kota. Akan tetapi di tengah malam seperti ini akan sangat jarang taksi yang lewat. Dan Kayana pun seolah-olah tidak peduli akan hal itu.Kayana yang merasa lelah karena terlalu jauh berjalan pun memutuskan untuk duduk. Istirahat sejenak untuk meluruskan kakinya.HuhKayana pun menghembuskan nafasnya pelan dan lebih memilih melihat kelap kelip lampu di bawah sana. Saat ini Kayana sudah ada di pinggir jalan pas posisi di atas jembatan sehingga Kayana bisa melihat pemandangan itu.Namun suara klakson menyadarkan Kayana dari lamunannya."Ngapain malam-malam di sini?" tanyanya."Bukan urusan anda," balas Kayana malas."Tentu saja menjadi urusanku karena kau telah membahayakan anakku," ucapnya.Kayana yang mendengar itu merasa risih. Dan orang itu adalah Dirza."Anda itu sangat tidak je
Bandara Soekarno Hatta Di sinilah saat ini kayana berada. Di bandara Soekarno. Kayana sudah mengambil keputusan jika dirinya akan menetap di Bali sementara sampai urusannya selesai. Dan hal ini juga untuk meminimalisir interaksi dirinya dengan Dirza. Boss dadakan yang otaknya agak koslet. "Maaf, Mbak. Uangnya tidak cukup untuk pembelian tiket?" ucap penjaga tiket. Kayana yang mendengar itu terkejut. Bagaimana mungkin uang yang ia miliki tidak bisa dibelikan seharga tiket yang tidak sampai puluhan juta itu. "Maaf, tapi sepertinya di sini deh yang bermasalah. Jelas-jelas uang saya lebih dari cukup untuk membeli tiket keliling dunia. Dan ini anda jangan sembarangan ya." "Mbak tapi saya sudah mencobanya beberapa kali dan transaksinya selalu gagal." Kayana yang mendengar itu berdecak kesal, kemudian ia pun mengeluarkan kembali ATM nya yang lain. Dan kasus serupa pun terjadi, semua kartu atm-nya tak ada satupun yang bisa digunakan. "Ada apa ini?" gumam Kayana, yang pada akhirnya ia
Waktu menunjukkan pukul 23.59. malam semua orang sudah terlelap dalam tidurnya dan menikmati mimpi yang indah bagi yang tidurnya dengan pulas. Berbeda dengan Kayana yang sejak tadi enggan untuk menutup matanya. Ada sesuatu yang Kayana inginkan tapi Kayana sendiri bingung apa itu. Berbagai posisi tidur Kayana coba. Tengkurap terlentang bahkan miring sekalipun. Namun, mimpi enggan menghampirinya jangankan mimpi yang indah, proses untuk tidur pun sangat susah. Dan hal itu mengusik Adella yang sedang tertidur"Aya apa yang kau lakukan?" gumam Adella dengan suara seraknya tanpa membuka matanya."Aku tidak bisa tidur, Della," jawab Kayana menatap atap langit kamar Adella.Adella yang mendengar itu pun membuka matanya perlahan dan merentangkan kedua tangannya sebelum bangun."Kenapa?" tanya Adella. "Masih memikirkan kejadian hari ini?""Bukan. Entahlah aku menginginkan sesuatu tapi aku juga bingung harus bagaimana?" ucap Kayana pelan."Ya udah kalau begitu kamu tidur sekarang udah malam,"
Keesokan paginya Adella sudah sangat heboh karena ia bangun kesiangan dan sudah sangat terlambat masuk kantor. Berbeda dengan Kayana yang saat ini malah santai menonton sebuah acara televisi yang menayangkan si rumah nanas."Aya, aku pergi ya. Awas apartemen jangan sampai kamu berantakin," peringat Adella dan di balas anggukkan oleh Kayana.Setelah ini, Kayana akan mencari pekerjaan baru. Tidak akan sulit baginya mendapatkan pekerjaan dengan ijazah dan juga pengalaman yang ia miliki."Sepertinya aku harus pergi sekarang. Masalah Dirza aku akan menemuinya nanti jika dia sudah kembali. Lagian kenapa juga. SURYA yang tidak memberikan dirinya alamat. Cih emang dirinya siapa? Pantas saja sejak dia menggantikan pak Dave tidak secuil pun aku ingin menghormatinya ternyata dia hanya tidak lebih dari dirinya," kata Kayana kemudian ia pun membereskan semua kekacauan yang telah ia buat.Ting tongSuara bel apartemen berbunyi, Kayana yang mendengar itupun segera membuka apartemen Adella. Dan di s
"Tentu saja, aku tahu apa isi dari otak cantik ini. Dan sebelum itu terjadi. Takan ku biarkan siapapun menyentuhnya termasuk dirimu." Kayana yang mendengar itu pun langsung saja meraba perutnya merasakan apa ada nyawa lain yang menumpang padanya. Dan perasaan hangat pun merelungi hati kayana. Tapi sebelum itu kayana tidak boleh terlalu percaya. Bisa saja Dirza berbicara omong kosong yang membuat dirinya mematuhi apapun perintah Dirza terhadap dirinya. Jadi Kayana tetaplah harus waspada. Sedangkan Dirza yang melihat reaksi Kayana pun menyinggungkan senyumnya puas. "Jadi dengarkan baik-baik. Kau harus tahu isi kesepakatan itu dan bacalah baik-baik. Jangan pernah pergi atau kabur, karena jika kalau kau melakukan hal itu, keluargamu akan masuk penjara," Kayana yang mendengar itu replek menoleh ke arah Dirza. Dan segera langsung dari lamunannya. "Apa kau bilang?" Pinta Kayana kejelasan. Karena Kayana hanya mendengar jika keluarganya akan masuk penjara jika dirinya berani pergi dari
"Kenapa begitu yakin jika Kayana tidak akan membaca semua kesepakatan kalian?" tanya Aldi sahabat Dirza yang selama ini menemaninya belajar di Singapura."Tentu saja, aku yakin karena aku sudah menaruh peraturan dimana ia akan kesal. Kau bisa lihat kan tadi saat aku menghubunginya. Ia berteriak dan bilang pertarungan apa ini?" Jelas Dirza."Lalu bagaimana jika dia membaca semuanya?""Tidak masalah. Tapi aku yakin dengan sebegitu banyak poin di sana. Ia pasti akan membaca di awal dan akhir saja. Dan jika ia sudah membca pasal terakhir maka pasal yang lain tidak akan ia baca," terang Dirza sehingga membuat ketukan irama keyboard nya terhenti."Wow. Ternyata temanku sekarang sudah berubah ya tidak seperti dulu lagi. Oh bagaimana dengan Mela?" tanya Aldi pasalnya Mela adalah calon tunangan Dirza. Sementara Dirza memiliki ikatan dengan Kayana yang sampai sekarang masih terhubung."Itu bagaimana nanti. Tapi aku yakin dia tidak akan melakukan apapun diluar rencana.""Ya walaupun begitu ditet
Setelah membaca sedikit isi kontrak miliknya. Adella pun menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Oleh dirinya. Kayana yang melihat itu dibuat cemas. Bahkan pikiran Kayana sudah melayang jauh entah ke mana. “Baiklah, aku putuskan bahwa aku tidak bisa menampung kamu lagi,” ujar Adella. “Della, kamu abaikan aja surat itu. Surat itu bohong,” mohon Kayana. Sambil mengetupkan kedua tangannya. “Maaf aku gak bisa. Lagi pula mana ada orang yang mau menerima hukuman atas masalah yang bukan diperbuatnya. Hanya orang bodoh saja yang mau melakukan hal itu, dan Aya aku bukan orang yang bodoh yang mau melakukan hal itu. Ada mimpi yang harus aku kejar yaitu. Menikah dengan kekasihku,” jelas Adella. Kemudian beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamar Kayana. Kemudian ia pun mengambil koper yang ada di bawah kolong kasur dan memasukan baju Kayana ke dalamnya. “Della... Della please “ mohon Kayana sambil mencoba mengeluarkan kembali bajunya yang telah Adella masukan kedalam
“Sangat lega,” balas Kayana tersenyum. “Bagaimana?” Kayana yang mendengar suara lain pun menoleh. “Kau!” tunjuk Kayana ke arah Dirza yang tiba-tiba saja sudah ada di depan pintu ruangan dokter karina. Dan dirinya tidak habis pikir bagaimana bisa Dirza ada di sini. Apa mungkin Dirza mematai-matinya. Tapi apa iya, sampai segitunya. Kayana juga memiliki banyak pertanyaan. Bagaimana bisa ia tertipu dengan klinik yang ia bayar untuk menghilangkan bayinya. Sebenarnya saat itu ia yang tidak peka atau bodoh. “Sekarang kau ikut aku. Della, terimakasih sudah memberi tahu. Sekarang datang temui Surya dan bilang padanya jika bulan ini kau mendapatkan uang bonus dengan sesuai gajimu,” setelah mengatakan itu Dirza pun langsung saja menggendong Kayana dengan cara bride style. “Aaa!” Sementara Kayana yang mendapakan perlakuan seperti itu terkejut bukan main, hingga secara reflek mengalungkan kedua tangannya karena takut terjatuh “Aaa... Terimakasih pak,” Dan Adella yang mendengar itu pun men
Setelah acara pernikahan dadakan yang di buat Dirza selesai. Kini pengantin baru itu pun bersiap untuk masuk ke dalam kamar mereka untuk beristirahat."DIRZA!" teriak Kayana terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Dirza menggendongnya tanpa mengatakan apapun."Aku tau kamu pasti lelah," kata Dirza.Kayana yang mendengar itu menundukkan kepalanya kepalanya. Ia ingin protes tapi Dirza sudah menyelanya terlebih dahulu."Jangan banyak protes," ucapnya dan hal itu membuat Kayana diam dan mengalungkan tangannya ke leher Dirza karena takut Dirza tiba-tiba saja menurunkannya.Dan selama diperjalanan menuju kamar mereka. Tanpa henti Kayana menatap Dirza dengan lekat. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada diri Dirza terutama wajahnya. Mulai dari wajahnya, rahangnya yang kokoh yang di tumbuhi bulu bulu halus yang membuatnya terlihat lebih seksi. Dan entah kenapa Kayana ingin menyentuhnya. Tetapi rasa gengsinya leb
Perasaan Kayana saat ini sangat tegang. Apalagi ketika mereka akan melewati pintu aula. Kayana takut jika beberapa bodyguard Dirza ada yang mengenalinya. Setelah apa yang terjadi semalam tidak menutup kemungkinan Kecil jika pengawal Dirza mengenali dirinya."Tunggu!"Deg'Seketika langkah Kayana berhenti. Ketika penjaga pintu aula menahannya."Ada apa?" tanya Meisya."Maaf sebelumnya tapi kami harus mengecek kalian terlebih dahulu.""Apa yang kalian katakan. Mana mungkin calon pengantin harus diperiksa terlebih dahulu. Apa kalian ingin kehilangan kedua mata kalian karena melihat calon pengantin boss kalian terlebih dahulu sebelum boss kalian." kata Meisya membuat para bodyguard itu menelan ludah mereka kasar."Maafkan kami nona," ucapnya tertunduk malu. Kemudian para bodyguard itu pun membiarkan keduanya lewat begitu saja hingga akhirnya
Hari ini semesta sedang tidak berpihak kepada Kayana. Bagaimana tidak. Di saat Hati Kayana merasakan sesak setelah mengetahui kebenarannya. Saat ini langit terlihat cerah meskipun dimalam hari. Karena sinar rembulan dan bintang yang bertebaran di sana sebagai penghias langit sehingga malam ini menjadi begitu indah. Di tambah dengan angin malam yang halus mampu membuat menciptakan kedamaian di hari ini. Dan siapapun yang melihatnya seketika semua beban yang di tanggungnya hilang. Akan tetapi malam yang indah ini tidak mampu membuat hati Kayana merasa lebih baik.Malah Kayana berpikir jika saat ini semesta sedang menertawakan dirinya tentang penyesalannya. Dan mendukung Dirza dengan kebahagiaan yang akan dimulainya besok."kamu kenapa?" tanya Meisya. Ketika melihat Kayana yang sedang melamun sendiri di halaman rumahnya.Kayana yang menyadari bahwa ada Meisya menghampirinya pun masih diam enggan
"Maaf nona anda tidak bisa menyewa salah satu kamar di hotel ini," ucap sang resepsionis. "Tunggu apa maksudnya. Buakankah ini adalah hotel untuk umum. Lalu kenapa tidak bisa menyewa salah satu kamar yang ada di hotel ini," balas Kayana. "Maaf, tapi anda ada dalam daftar blacklist orang-orang yang tidak boleh menyewa hotel yang ada di Bali," jelas resepsionis tersebut memperlihatkan nama-nama yang telah di blacklist. Kayana yang melihat itu mengerjapkan matanya tidak percaya atas apa yang di lihatnya. Apa maksudnya kenapa ia berada dalam daftar burunoan memang hal kriminal apa yang telah dilakukannya. Sungguh Kayana tidak terima akan hal ini. Ia bukan kriminal atau lainnya. "Maaf mbak saya bukan kriminal atau buronan dan saya ke sini untuk liburan bukan jual diri. Tapi terimakasih atas informasinya, semoga anda bisa bertahan bekerja di hotel ini sampai besok pagi . Lagipula di sini masi
Lelah dengan semua yang telah terjadi. Akhirnya Dirza pun memutuskan akhir kisahnya. Ia tidak ingin terlalu banyak drama atau bertele-tele dalam mengatasi masalahnya saat ini. Ia lelah. Bukan hanya dirinya, tapi author yang sudah lelah jika harus memperpanjang kisahnya yang sebenarnya tidak akan pernah selesai ini.Mungkin jika orang yang mengetahui kisah tentangnya akan menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu tentang semua tindakan yang di ambilnya. Sama seperti Kayana yang percaya atas apa yang ia lihat dan dengar tanpa mau mengetahui kebenarannya."Lily sudah siap?" tamya Dirza."Siap Daddy!" ucap Lily sambil mengacungkan ibu jarinya.Kini keduanya telah siap dengan rencana Dirza yang telah ia susun kemarin. Setelah permintaan Lily yang menginginkan mommy baru untuknya. Dan juga Lily menginginkan Kayana
"Nona!" panggil sang asisten kepada Kayana yang saat ini tengah tertunduk sedih. Saat ini pandangannya kosong seolah-olah tidak ada kehidupan di dalamnya.Sehingga sang asisten yang melihat tingkah bossnya pun merasa khawatir. Tidak biasanya sang atasan berprilaku seperti itu. Kecuali saat lima tahun yang lalu. Saat menerima kenyataan jika sang ayahandanya telah meninggal. Dan ia baru mengetahuinya ketika ia baru saja bangun dari komanya. Dan itu adalah menjadi pukulan terbesar dalam hidupnya. Ia kehilangan orang yang sangat ia cintai dan juga mencintai dirinya. Hingga keinginan untuk mengakhiri hidup pun selalu muncul dalam dirinya untuk mengikuti keluarganya yang telah tiada. Jika saja dia tidak mengingatkan bahwa ada orang yang harus ia jaga dan lihat masa depannya yaitu putrinya."Nona!" sang asisten mencoba kembali memanggil Kayana. Sambil menepuk bahunya dan rupanya itu berhasil membuat Kayana sadar dari lamunannya.
"Kita pergi sekarang," titah Kayana kepada asistennya yang selama ini menemaninya. Dalam menjalankan rencananya. Yaitu misi balas dedam atas kematian keluarganya."Tapi nona ini bukan waktunya," selanya."Kita tidak bisa terus mengulur waktu. Dan lagi ini adalah kesempatan kita untuk membalasnya.""Baiklah saya percaya dengan anda nona."Setelah Kayana menyusun rencananya matang-matang kini ia pun bergegas pergi ke tempat yang menjadi tujuannya yaitu kantor Athara group.***BrukkkSuara dobrakan keras menghentikan kegiatan kedua insan yang saling bertautan mesra."Apa yang kalian lakukan tidak sopan sekali!" bentaknya. Kemudian ia pun mengalihkan perhatiannya."KAU!" ucapnya terkejut. Ketika melihat seseorang yang berani mengganggunya."Apa kabar?" tanyanya deng
Aku titip Lily sebentar," kata Dirza. "Mau kemana?" tanya Surya. "Aku akan memastikannya." "Itu tidak mungkin." "Lily tidak pernah berbohong." Setelah mengatakan itu Dirza pun pergi. Dan sesampainya di tempat kejadian. Dirza pun tidak melihat siapapun disana. Kecuali orang-orang yang sedang berlalu lalang. "Kayana....," Lirih Dirza. Kini pandangannya lurus kedepan. Berharap apa yang Lily lihat tadi, dirinya pun melihatnya. Tapi setelah beberapa menit Dirza berdiri. Ia tidak melihat siapa pun. Huhh Helaan nafas berat Dirza terdengar pelan. Kemudian dirinya pun memutuskan untuk kembali masuk ke kantornya. Dan mencoba mengabaikan apa yang Lily ucapkan. "Lily. Emang bener yang nolongin Lily itu tante cantik ini?" tanya Surya memastikan. Memperlihatkan foto Kaya
"Daddy!" panggil Lily. Saat ini keduanya tengah berada di sebuah pemakaman umum. Dirza sudah mengatakan akan membawa Lily ke suatu tempat dan tempat inilah yang akan Dirza tunjukkan."Daddy!""Sini sayang. Ini mommy." tunjuk Dirza pada pemakaman yang terawat rapih."Mommy." Lily pun menatap makam Kayana dengan lekat."Dan ini Kakek Lily." Dirza pun menuju makam di sebelahnya."Hmm." Lily yang di perlihatkan makam sang mommy pun mengerutkan keningnya."Kenapa Mommy dan kakek di sini. Kenapa gak sama kita Daddy.""Karena ini rumah mommy dan Kakek di sini.""Kalau rumah mommy di sini mana pintunya Daddy. Lily pengen masuk terus ketemu sama Mommy.""Gak bisa sayang. Rumah Mommy dan rumah kita itu berbeda.""Kenapa beda?""Karena....