“Stop! Saya tidak mau mendengar apapun. Saya hanya minta kejelasan dari, Pak Surya. Kenapa saya dipindahkan ke devisi keuangan tanpa pemberitahuan?” Kayana dengan penuh tekanan. “Biar saya jelaskan. Tapi sebelum itu kamu minta maaf terlebih dahulu sama atasan baru kita dia, Pak Dirza,” ucap Surya dengan tenang. Kayana yang mendengar bahwa pria yang ada dihadapannya adalah atasannya pun menggelengkan kepalanya tidak percaya. “Saya tidak percaya,” “Baiklah, ayo ikut aku. Biarku jelaskan,” ucap Surya menarik lengan Kayana. “Surya, kau bisa pergi. Hal ini biar saya jelaskan,” Surya yang mendengar itu pun mengangguk dan melepaskan tangannya dari lengan Kayana. Lalu pamit untuk meninggalkan ruangan tersebut. “Baik, Pak," ucapnya. Setelah itu ruangan pun kembali tegang akibat emosi Kayana yang belum redup. "Kayana Zahrah putri. "Dirza, menyebut nama lengkap Kayana. Kemudian, ia pun berdiri dan mendekati Kayana yang saat kejadian ini tengah berdiri di hadapannya. Lalu terdengar
"DASAR PRIA BADJImppphh__," teriak Kayana dengan emosi yang tinggi karena tidak terima Dirza menciumnya tepat dibibirnya. Namun, lagi-lagi teriakan Kayana dan umpatan kayana harus tertahan karena Dirza kembali menciumnya. Kali ini bukan sekedar kecupan singkat. Namun, ciuman panjang di sertai lumatan kecil. Kayana seberusaha mungkin menolak ciuman paksa Dirza dengan menutup rapat bibirnya. Namun, Dirza punya cara agar ia bisa melakukan itu dengan cara menggigit bibir bawah Kayana. Sehingga Kayana yang merasakan sakit pun tanpa sadar membuka mulutnya dan kesempatan itu Dirza gunakan untuk mencari lidah Kayana untuk berperang melawannya. Setelah mendapatknya, Dirza tidak bisa berhenti untuk mencecap dan menjelajahi bibir kayana yang tersa sangat manis. Bahkan tidak ada niatan bagi Dirza untuk mengakhiri ciuman yang baginya adalah candu. "Emppphh__" Kayana mencoba melepaskan ciuman dari Dirza karena merasa bahwa dirinya sangat kesusahan dalam bernafas. Namun, sangat sulit karena kedu
Dengan langkah yang tergesa-gesa Kayana pun sampai di rumah dengan keadaan kacau.Fitri yang melihat Kayana sudah ada di rumah pada saat jam kantor pun bertanya-tanya dalam hati. "Tidak biasanya Kayana pulang pada jam kantor. Apa mungkin terjadi sesuatu padanya ."Yan_!" baru saja Fitri akan memanggil Kayana. Tapi suara gebrakan pintu di banting terdengar keras.Fitri yang mendengar itu terjangkit kaget."Astaghfirullah," ujar Fitri sambil mengelus dadanya.Di dalam kamar Kayana ia tidak berhenti merutuki Dirza dengan berbagai sumpah serapah."Dasar pria brengsek! modus! tak tau diri! Lihat saja nanti aku akan melaporkannya ke polisi atas pelecehan seksual," monolog Kayana sambil menatap cermin yang ada di kamar mandi. Setelah itu Kayana pun memutuskan untuk untuk berendam untuk menenangkan pikirannya.***Di kantorSetelah kejadian dimana Dirza mencium Kayana. Hal itu tidak lepas sedikit pun bayangan Kayana dari pikirannya. Bahkan saat ini berkas-berkas yang ada di hadapannya tidak b
"Lima ribu den," jawab si penjual gulali"Kalau begitu ini boleh saya minta satu," pintanya kemudian memberikan uang pecahan seratus ribu."Aduh den saya belum ada kembaliannya," kata si penjual gulali."Tidak masalah ini buat gulali yang punya saya serta si mbaknya. Jadi bapak ambil saja kembaliannya," ucapnya."Waduh saya jadi gak enak. Lebih baik gulainya gak usah dibayar aja. Ini kembalinya masih banyak," si penjual gulali merasa tidak enak."Tidak masalah pak. Uang segitu bagi saya gak ada apa-apanya dibandingkan anak saya yang begitu menginginkan gulali ini," kata Dirza."Oh itu istri Bapak ya," tebak si penjual gulali"Iya Pak. Dan saat ini istri saya sedang ngidam," ucap Dirza sambil tersenyum."Wah selamat ya pak kalau begitu. Saya do'akan semoga pernikahannya langgeng sampai tua nanti dan anaknya menjadi anak yang Sholeh bisa membanggakan orang tuanya," do'a si penjual gulali."Iya pak terimakasih atas do'anya." Dirza menganggukkan kepalanya."Iya sama-sama. Kalau begitu say
"Baiklah aku akan menelepon polisi lihat saja ini," Kayana pun segera menekan tombol telepon darurat dan sebelum ponsel itu tersambung dengan tanpa perasaan Dirza langsung mengambilnya dan melemparnya ke arah jendela.Kayana yang melihat itu. Merasa tidak percaya apa yang dilakukan Dirza."KAU! TURUNKAN SAYA!" ***Entah yang keberapa kali hari ini Kayana menyumpah serapahi Dirza dalam waktu yang berdekatan. Bermula dari kantor hingga saat ini. Keduanya tengah berada di restoran untuk makan siang. Pada saat kejadian Dirza melempar ponselnya lewat jendela mobil. Kayana langsung saja memukul Dirza secara membabi-buta untuk membukakan pintunya untuk mengambil ponselnya. Dan hal itu pun di turuti oleh Dirza dengan meminta tolong kepada orang yang lewat untuk mengambilkan ponsel milik Kayana yang sudah retak. Akan tetapi ponsel milik Kayana bukanlah ponsel murah yang sekali banting akan hancur atau ngeblank. Sementara Kayana yang sudah mendapatkan ponselnya kembali dengan keadaan Retak pu
Hari sudah Sore saat ini Kayana tengah berada di apartemen milik Adella. Saat ini dia masih memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang. Terbang ke Bali, dan harus mendapatkan modal untuk usahanya yang sudah ia bangun sejak lulus SMA bersama temannya dengan hasil uang tabungannya. Sungguh ia tidak akan rela jika harus menjual restoran tersebut tapi jika keadaannya sangat parah. Dirinya hanya bisa pasrah.Di keheningan apartemen Della suara pesan masuk ke dalam ponsel Kayana.Kayana yang mendengar itu mengabaikannya karena Kayana mengira jika itu hanya pesan dari operator dan sangat tidak penting dan lebih memilih larut dalam pikirannya.Sementara di kemudian Rajaspati saat ini tengah kedatangan seorang tamu yang sangat penting."Bagaimana kabar kamu, Za?" tanya Rendra merasa senang karena melihat Dirza sudah kembali setelah 4 tahun lalu pergi atas perintah dirinya "Alhamdulillah, Dirza baik Ayah. Ayah ,sendiri bagaimana? " tanya Dirza."Yah seperti inilah kondisi, Ayah saat ini.
"Aku tidak mau tahu. Apartemenku harus kembali bersih!" titah Adella tidak mau dibantah. Kayana pun tidak banyak bicara melakukan hal itu. Karena di sini. Dirinya memang salah.Setelah apartemen Adella di bersihkan oleh Kayana. kini, terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan kini keduanya pun sedang membicarakan apa yang telah terjadi di kantor tadi."Jadi?" tanya Adella meminta penjelasan dari Kayana yang pergi begitu saja. Dan ketika dirinya pulang Kayana sudah ada di apartemennya dengan kondisi yang bisa di sebut berantakan ala Kayana."Aku sudah resign dari kantor hari ini," jawab Kayana dengan nada biasa.Sedangkan Adella yang mendengar itu seketika membulatkan matanya tidak percaya."Apa kamu gila? masuk ke perusahaan itu hal bukan yang gampang Aya, apalagi perusahaan internasional. Yang jadi ob aja berpikir seribu kali untuk resign. Dan kamu malah resgin begitu saja." Adella menggelengkan kepalanya. Ia lupa jika Kayana adalah anak dari pemegang saham di tempat mereka beker
Setelah dari apartemen Adella, saat ini Kayana masih menyusuri jalanan yang sepi. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.15 malam. Namun, tak ada satupun taksi yang lewat. Walaupun apartemen Adella berada di pusat kota. Akan tetapi di tengah malam seperti ini akan sangat jarang taksi yang lewat. Dan Kayana pun seolah-olah tidak peduli akan hal itu.Kayana yang merasa lelah karena terlalu jauh berjalan pun memutuskan untuk duduk. Istirahat sejenak untuk meluruskan kakinya.HuhKayana pun menghembuskan nafasnya pelan dan lebih memilih melihat kelap kelip lampu di bawah sana. Saat ini Kayana sudah ada di pinggir jalan pas posisi di atas jembatan sehingga Kayana bisa melihat pemandangan itu.Namun suara klakson menyadarkan Kayana dari lamunannya."Ngapain malam-malam di sini?" tanyanya."Bukan urusan anda," balas Kayana malas."Tentu saja menjadi urusanku karena kau telah membahayakan anakku," ucapnya.Kayana yang mendengar itu merasa risih. Dan orang itu adalah Dirza."Anda itu sangat tidak je
Setelah acara pernikahan dadakan yang di buat Dirza selesai. Kini pengantin baru itu pun bersiap untuk masuk ke dalam kamar mereka untuk beristirahat."DIRZA!" teriak Kayana terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Dirza menggendongnya tanpa mengatakan apapun."Aku tau kamu pasti lelah," kata Dirza.Kayana yang mendengar itu menundukkan kepalanya kepalanya. Ia ingin protes tapi Dirza sudah menyelanya terlebih dahulu."Jangan banyak protes," ucapnya dan hal itu membuat Kayana diam dan mengalungkan tangannya ke leher Dirza karena takut Dirza tiba-tiba saja menurunkannya.Dan selama diperjalanan menuju kamar mereka. Tanpa henti Kayana menatap Dirza dengan lekat. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada diri Dirza terutama wajahnya. Mulai dari wajahnya, rahangnya yang kokoh yang di tumbuhi bulu bulu halus yang membuatnya terlihat lebih seksi. Dan entah kenapa Kayana ingin menyentuhnya. Tetapi rasa gengsinya leb
Perasaan Kayana saat ini sangat tegang. Apalagi ketika mereka akan melewati pintu aula. Kayana takut jika beberapa bodyguard Dirza ada yang mengenalinya. Setelah apa yang terjadi semalam tidak menutup kemungkinan Kecil jika pengawal Dirza mengenali dirinya."Tunggu!"Deg'Seketika langkah Kayana berhenti. Ketika penjaga pintu aula menahannya."Ada apa?" tanya Meisya."Maaf sebelumnya tapi kami harus mengecek kalian terlebih dahulu.""Apa yang kalian katakan. Mana mungkin calon pengantin harus diperiksa terlebih dahulu. Apa kalian ingin kehilangan kedua mata kalian karena melihat calon pengantin boss kalian terlebih dahulu sebelum boss kalian." kata Meisya membuat para bodyguard itu menelan ludah mereka kasar."Maafkan kami nona," ucapnya tertunduk malu. Kemudian para bodyguard itu pun membiarkan keduanya lewat begitu saja hingga akhirnya
Hari ini semesta sedang tidak berpihak kepada Kayana. Bagaimana tidak. Di saat Hati Kayana merasakan sesak setelah mengetahui kebenarannya. Saat ini langit terlihat cerah meskipun dimalam hari. Karena sinar rembulan dan bintang yang bertebaran di sana sebagai penghias langit sehingga malam ini menjadi begitu indah. Di tambah dengan angin malam yang halus mampu membuat menciptakan kedamaian di hari ini. Dan siapapun yang melihatnya seketika semua beban yang di tanggungnya hilang. Akan tetapi malam yang indah ini tidak mampu membuat hati Kayana merasa lebih baik.Malah Kayana berpikir jika saat ini semesta sedang menertawakan dirinya tentang penyesalannya. Dan mendukung Dirza dengan kebahagiaan yang akan dimulainya besok."kamu kenapa?" tanya Meisya. Ketika melihat Kayana yang sedang melamun sendiri di halaman rumahnya.Kayana yang menyadari bahwa ada Meisya menghampirinya pun masih diam enggan
"Maaf nona anda tidak bisa menyewa salah satu kamar di hotel ini," ucap sang resepsionis. "Tunggu apa maksudnya. Buakankah ini adalah hotel untuk umum. Lalu kenapa tidak bisa menyewa salah satu kamar yang ada di hotel ini," balas Kayana. "Maaf, tapi anda ada dalam daftar blacklist orang-orang yang tidak boleh menyewa hotel yang ada di Bali," jelas resepsionis tersebut memperlihatkan nama-nama yang telah di blacklist. Kayana yang melihat itu mengerjapkan matanya tidak percaya atas apa yang di lihatnya. Apa maksudnya kenapa ia berada dalam daftar burunoan memang hal kriminal apa yang telah dilakukannya. Sungguh Kayana tidak terima akan hal ini. Ia bukan kriminal atau lainnya. "Maaf mbak saya bukan kriminal atau buronan dan saya ke sini untuk liburan bukan jual diri. Tapi terimakasih atas informasinya, semoga anda bisa bertahan bekerja di hotel ini sampai besok pagi . Lagipula di sini masi
Lelah dengan semua yang telah terjadi. Akhirnya Dirza pun memutuskan akhir kisahnya. Ia tidak ingin terlalu banyak drama atau bertele-tele dalam mengatasi masalahnya saat ini. Ia lelah. Bukan hanya dirinya, tapi author yang sudah lelah jika harus memperpanjang kisahnya yang sebenarnya tidak akan pernah selesai ini.Mungkin jika orang yang mengetahui kisah tentangnya akan menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu tentang semua tindakan yang di ambilnya. Sama seperti Kayana yang percaya atas apa yang ia lihat dan dengar tanpa mau mengetahui kebenarannya."Lily sudah siap?" tamya Dirza."Siap Daddy!" ucap Lily sambil mengacungkan ibu jarinya.Kini keduanya telah siap dengan rencana Dirza yang telah ia susun kemarin. Setelah permintaan Lily yang menginginkan mommy baru untuknya. Dan juga Lily menginginkan Kayana
"Nona!" panggil sang asisten kepada Kayana yang saat ini tengah tertunduk sedih. Saat ini pandangannya kosong seolah-olah tidak ada kehidupan di dalamnya.Sehingga sang asisten yang melihat tingkah bossnya pun merasa khawatir. Tidak biasanya sang atasan berprilaku seperti itu. Kecuali saat lima tahun yang lalu. Saat menerima kenyataan jika sang ayahandanya telah meninggal. Dan ia baru mengetahuinya ketika ia baru saja bangun dari komanya. Dan itu adalah menjadi pukulan terbesar dalam hidupnya. Ia kehilangan orang yang sangat ia cintai dan juga mencintai dirinya. Hingga keinginan untuk mengakhiri hidup pun selalu muncul dalam dirinya untuk mengikuti keluarganya yang telah tiada. Jika saja dia tidak mengingatkan bahwa ada orang yang harus ia jaga dan lihat masa depannya yaitu putrinya."Nona!" sang asisten mencoba kembali memanggil Kayana. Sambil menepuk bahunya dan rupanya itu berhasil membuat Kayana sadar dari lamunannya.
"Kita pergi sekarang," titah Kayana kepada asistennya yang selama ini menemaninya. Dalam menjalankan rencananya. Yaitu misi balas dedam atas kematian keluarganya."Tapi nona ini bukan waktunya," selanya."Kita tidak bisa terus mengulur waktu. Dan lagi ini adalah kesempatan kita untuk membalasnya.""Baiklah saya percaya dengan anda nona."Setelah Kayana menyusun rencananya matang-matang kini ia pun bergegas pergi ke tempat yang menjadi tujuannya yaitu kantor Athara group.***BrukkkSuara dobrakan keras menghentikan kegiatan kedua insan yang saling bertautan mesra."Apa yang kalian lakukan tidak sopan sekali!" bentaknya. Kemudian ia pun mengalihkan perhatiannya."KAU!" ucapnya terkejut. Ketika melihat seseorang yang berani mengganggunya."Apa kabar?" tanyanya deng
Aku titip Lily sebentar," kata Dirza. "Mau kemana?" tanya Surya. "Aku akan memastikannya." "Itu tidak mungkin." "Lily tidak pernah berbohong." Setelah mengatakan itu Dirza pun pergi. Dan sesampainya di tempat kejadian. Dirza pun tidak melihat siapapun disana. Kecuali orang-orang yang sedang berlalu lalang. "Kayana....," Lirih Dirza. Kini pandangannya lurus kedepan. Berharap apa yang Lily lihat tadi, dirinya pun melihatnya. Tapi setelah beberapa menit Dirza berdiri. Ia tidak melihat siapa pun. Huhh Helaan nafas berat Dirza terdengar pelan. Kemudian dirinya pun memutuskan untuk kembali masuk ke kantornya. Dan mencoba mengabaikan apa yang Lily ucapkan. "Lily. Emang bener yang nolongin Lily itu tante cantik ini?" tanya Surya memastikan. Memperlihatkan foto Kaya
"Daddy!" panggil Lily. Saat ini keduanya tengah berada di sebuah pemakaman umum. Dirza sudah mengatakan akan membawa Lily ke suatu tempat dan tempat inilah yang akan Dirza tunjukkan."Daddy!""Sini sayang. Ini mommy." tunjuk Dirza pada pemakaman yang terawat rapih."Mommy." Lily pun menatap makam Kayana dengan lekat."Dan ini Kakek Lily." Dirza pun menuju makam di sebelahnya."Hmm." Lily yang di perlihatkan makam sang mommy pun mengerutkan keningnya."Kenapa Mommy dan kakek di sini. Kenapa gak sama kita Daddy.""Karena ini rumah mommy dan Kakek di sini.""Kalau rumah mommy di sini mana pintunya Daddy. Lily pengen masuk terus ketemu sama Mommy.""Gak bisa sayang. Rumah Mommy dan rumah kita itu berbeda.""Kenapa beda?""Karena....