Bab 56. MELECEHKAN REMAJA SMA Jalan menuju pantai sangatlah sepi saat malam hari, tidak ada kendaraan yang lewat maupun sengaja datang ke daerah ini. Berbeda jika siang hari, jalanan ke arah pantai sangatlah ramai, banyak warga yang datang dan pergi silih berganti. Darko tampak bingung bagaimana caranya agar bisa sampai ke kota yang jaraknya tiga puluh kilometer dari pantai. Kring… kring…!! Saat keheningan menyelimuti dua insan yang sedang berjalan dalam gelapnya malam, mereka dikejutkan oleh suara ponsel berdering. Darko segera memegangi saku celananya dimana ponselnya berada, akan tetapi dia tidak merasakan getaran maupun suara ponsel dari sakunya. Bunyi ponsel masih terus berdering membuat kedua orang ini menjadi sibuk. Akhirnya Rianti, remaja wanita ini tersadar dari lamunannya. Ternyata sejak tadi Rianti sedang melamun sambil berjalan di samping Darko. Rianti tersadar setelah beberapa saat, kemudian dia menurunkan tasnya yang ada di punggungny
Bab 57. SALAH SANGKA Tap…Sosok tubuh yang melayang dari dalam bak truk berisi muatan kambing ternyata adalah Darko dan Rianti yang ada dalam pelukannya. Rianti belum sadar kalau dirinya baru saja dibawa meloncat turun dari dalam bak truk berisi muatan kambing. Dia sedang pusing dan tubuhnya gemetar dan sangat lemas setelah beberapa kali memuntahkan isi perutnya. Udara segar malam menyadarkan Rianti, dia membuka matanya dan melepaskan diri dari pelukan Darko. Seketika mata Rianti terbelalak dan menatap sekelilingnya dengan tidak percaya. Aroma kambing dan kotoran tidak ada, dia memandang ke sekeliling dan wajahnya seketika terperanjat dan menatap sekeliling dengan rasa tak percaya. “Kita ada berada dimana?”Rianti berkata sambil menatap wajah Darko dalam gelapnya malam. Dia masih tidak percaya dengan keadaan ini, baru beberapa detik yang lalu dia berada di sekumpulan kambing dan sekarang dia berada di jalan lagi, seakan dia tidak pernah naik ke atas truk
Bab 58. MENJADI PESAKITAN “Kamu ini anak kecil tahu apa? Di dunia yang penuh dengan akal bulus, setiap orang bisa membuat rencana untuk menjebak gadis kecil sepertimu. Sudah kamu minggir, biar ayah berurusan dengan pria ini!”Wardoyo memarahi anaknya meskipun Rianti mencoba membela Darko akan tetapi perkataannya sama sekali tidak di pedulikan. Sementara itu Darko tersenyum kecut, sepertinya dia akan mengalami sedikit masalah dengan orang tuanya Rianti. Darko tidak bisa memarahi Wardoyo, karena sikapnya adalah hal yang wajar sebagai orang tua. “Ayah, baiknya kita bicara di dalam. Jangan marah-marah diluar, malu dilihat tetangga.”Terdengar suara wanita menasehati Wardoyo, ternyata yang berbicara adalah Maimunah atau ibunya Rianti. Sepertinya perkataan istrinya ada benarnya, dengan kasar Wardoyo menggenggam lengan Darko dan mengajaknya ke dalam rumah. Sopir taksi memandang ke arah Darko seakan sedang menunggu arahannya, sepertinya Darko menyadari tatapan sopir
Bab 59. TERPAKU “Ahhhh…”Angeline menutup mulutnya begitu melihat Darko yang masuk ke kamar dalam keadaan tanpa busana. Teriakan Angeline tidak terlalu keras akan tetapi sudah membuat Darko terpaku bagai patung di belakang pintu kamar. Sepasang matanya menatap ke arah sumber suara, jakunnya bergerak naik turun berulang kali sebagai tanda kalau dirinya sedang menelan ludahnya. Sementara itu Angeline juga sama paniknya, dia tidak menyangka akan melihat tubuh telanjang Darko begitu saja. Meskipun mereka sudah bersuami istri akan tetapi mereka belum pernah sekalipun melakukan hubungan suami istri. Pernikahan mereka selama ini hanya untuk memenuhi permintaan almarhum kakek Agung Wibisono saja. Darko segera tersadar dan berlari ke arah tas ranselnya sambil menutupi burungnya menggunakan telapak tangannya dan segera menutupi tubuhnya dengan selimut begitu sampai ke pojok kamar dimana barang-barangnya berada. Angeline masih duduk terpaku bagaikan patung dia
Bab 60. ANGELINE DI BIUS DAN DI BERI OBAT PERANGSANG Waktu berlalu dengan cepat dalam waktu dua bulan perkembangan perusahaan Investasi Cahaya Timur melesat bagaikan meteor. Sudah ada sepuluh kantor cabang perusahaan Investasi Cahaya Timur di tiap provinsi yang ada di negara Nusantara. Masih banyak provinsi lain yang belum dimasuki, dengan semakin banyaknya kantor cabang Cahaya Timur, maka pusat intelijen negara di bawah pimpinannya semakin kuat pula. Sebenarnya sangat aneh pendirian perusahaan Cahaya Timur Group, anehnya kenapa kantor pusat perusahaan berada di kota kecil seperti kabupaten Mandiraja. Meskipun kota kabupaten akan tetapi kota Mandiraja memang sangat maju perekonomiannya. Hanya saja masih kalah ramai dan maju dengan ibu kota propinsi. Darko belum pernah mengunjungi kantor-kantor cabang ini, dia hidup dengan santai sebagai menantu Matrilokal yang menumpang hidup kepada istrinya. Hanya Bambang dan yang lainnya sajalah yang tahu siapa sebenar
Bab 61. OTAKNYA HANCUR Wajah Angeline memerah dan terus mendesah, kesadarannya sudah mulai hilang. Angeline merasa tubuhnya sangat panas sehingga tanpa sadar dia mulai membuka kancing bajunya. Sementara itu Darko yang sudah turun dari taksi terlihat sedang berdebat dengan petugas keamanan. Dia di larang masuk ke dalam hotel, setelah melihat pakaian yang dikenakannya. Tentu saja Darko sangat marah dan tidak mau berkompromi dengan petugas keamanan, karena ini berhubungan dengan Angeline. Dengan pandangan spiritualnya dia bisa melihat keadaan Angeline yang sudah tak sadarkan diri. “Berhenti, anda dilarang masuk. Apa anda mau menginap di hotel ini?!”Petugas keamanan berkata dengan kasar menghalangi langkah Darko, tatapannya penuh dengan rasa penghinaan. “Minggirlah, saya sedang tidak ingin bermain-main dengan kalian?”Darko berkata sambil terus berjalan mendorong tubuh petugas keamanan yang menghalangi jalannya. Petugas keamanan yang memiliki tubuh tinggi dan
Bab 62. MEMBUAT TERKEJUT Petugas keamanan sangat terkejut melihat pintu kamar pribadi nomor sembilan hancur dan melihat ada dua sosok tubuh yang terkapar di dekat dinding. “Apa yang terjadi? Bagaimana kita tidak mendengar keributan dari tempat ini?”Ke empat penjaga keamanan nampak bingung melihat sisa-sisa keributan ini. Sebenarnya suara pintu yang hancur dipukul Darko sangatlah keras, akan tetapi pergerakan Darko hanya satu menit saja untuk menghabisi Ronald dan Yudi serta membawa pergi Angeline. Ke empat petugas keamanan belum bisa mengaitkan kedatangan Darko dengan peristiwa ini. Keesokan paginya, Angeline sudah bersiap untuk berangkat kerja akan tetapi Darko mencegahnya. “Hari ini kamu ijin saja, ndak usah berangkat kerja. Tidak baik dalam kondisi pikiran kacau berangkat kerja.” “Tapi saya harus bekerja.”Angeline menjawab saran Darko dengan singkat dan sama sekali menghiraukannya. Melihat sikap Angeline yang keras kepala Darko hanya bisa menghel
Bab 63. JENDRAL BESAR SENIOR “Kurang ajar menantu miskin itu benar-benar mengganggu rencanaku!”Rinto membanting beberapa berkas yang ada di atas meja kerjanya. Ruang kerjanya seketika berantakan dipenuhi kertas dokumen yang berhamburan. Wajah Rinto Wibisono sangat jelek, emosinya begitu meluap seakan akan ingin memakan apapun yang ada di depannya. Sebenarnya Rinto yang mengatur pertemuan Angeline dengan Ronald dan Yudi sebelumnya. Kali ini dia ingin tahu, bagaimana dia bisa selamat dari jebakan yang sudah direncanakannya. Rinto sangatlah kesal dengan Angeline, meskipun Angelina adalah keponakannya akan tetapi dia sangat membencinya. Awal kebenciannya adalah saat dia menolak perjodohan yang pernah direncanakan sebelumnya dengan Boss Norman Bagyono yang sudah mati terbakar di villanya dengan aneh. Bahkan anak lelaki satu-satunya juga ikut mati pada tragedi kebakaran villa itu. Rinto sangat kesal bila mengingat kematian anaknya yang sangat mencurigakan. Akan te
Bab 295. KEBAHAGIAAN “Jadi, siapa orang tua kak Darko?” Angeline berkata tanpa sadar. Padahal dia merasa malu untuk menanyakannya, akan tetapi apa yang keluar dari mulutnya adalah reflek saja karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. George tidak marah mendengar perkataan Angeline, sebaliknya George malahan tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya. “Orang tua Darko tentu saja kamu sudah mengenalnya dengan baik.” “Apa? Saya sudah mengenalnya?”Angeline berteriak tanpa sadar, saat tersadar dan merasa tidak sopan berteriak di hadapan mertuanya, Angeline langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf saya hanya terkejut saja. Tapi siapakah orang tua kak Darko, mana mungkin saya sudah mengenalnya.” “Orang tua Darko adalah Bu Siti.”George segera menyebutkan nama Siti dengan nada pelan sambil menatap wajah Angeline dan Darko silih berganti. "Mana mungkin bu Siti adalah orang tua kandung kak Darko?”Mata Angeline seakan mau keluar saat men
Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN Malam ini Angeline benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Darko. Tentu saja Darko juga tidak menolak ketika Angeline berinisiatif untuk melakukan hubungan intim sebagai suami istri dengannya. Keesokan paginya wajah Darko tampak semakin bersemangat, kegundahan dan kegalauan yang mendera pikirannya sudah lebih berkurang. Sedangkan wajah Angeline tampak pucat dan terlihat seperti orang yang kelelahan. Maklumlah mereka semalam telah bertempur hingga semalaman. Bagi Darko yang seorang kultivator tentu saja tidak masalah jika dia melakukan hubungan suami istri semalaman tanpa henti. Hanya saja dia tidak tega melihat Tenaga Angeline kehabisan untuk melayaninya. Menjelang subuh barulah Darko menghentikan serangannya pada Angeline. Saat terbangun Darko tampak bersiul dengan penuh kegembiraan dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tanpa menunggu Angeline terbangun
Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE Setelah menerima laporan kapten pengawal, tuan besar George segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga. Widyawati memandangi kepergian suaminya tanpa berusaha mencegahnya, karena dia tahu kalau George ingin segera bertemu dengan Darko. “Kalian kembalilah ke tempat kalian, nanti kalau saya membutuhkan bantuan kalian pasti kalian akan saya panggil.” “Baik nyonya.”Kapten pengawal dan kepala pelayan segera kembali ke tempatnya masing-masing. “Darko, kamu pergi kemana saja? Kami mencarimu sedari tadi kenapa tidak kelihatan?”George segera menyapa Darko, setelah melihat sosok Darko yang sedang duduk di teras paviliun. Darko yang sedang asik menikmati rokoknya segera menoleh ke arah sumber suara. Darko segera berdiri dan tersenyum ke arah george setelah mematikan rokok di tangannya. “Ayah…” George menatap wajah anak angkatnya dengan perasaan bersalah, sebagai seorang pria tua yang berpenga
Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT Darko merasa sangat galau tingkat langit menghadapi kenyataan yang dialaminya. Andai dia bisa memilih tentu saja Darko lebih suka selalu hidup di medan perang daripada menerima kenyataan ini. Kenyataan ini tidak bisa dikatakan manis maupun pahit, karena semua adalah kenyataan yang sebenarnya. Hanya saja setelah tahu bahwa dia hanya anak angkat, perasaan hutang budi kepada ayah dan ibu angkatnya menjadi sangat besar. Hutang budi ini melebihi kebaikan harus dilakukan oleh anak kandung kepada orang tua kandungnya. Karena sangatlah wajar dan seharusnya, anak kandung berbakti kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi saat ini Darko merasa tekanan yang harus dilakukan kepada kedua orang tua angkatnya seperti sebuah gunung yang selalu berada di punggungnya. Tentu saja Darko tidak bisa durhaka maupun melupakan budi baik yang diberikan George dan Widyawati yang selama ini merawatnya. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin
Bab 291. SEBUAH TEKAD Dalam sekejap sosoknya sudah muncul di tebing gunung yang dulu pernah dijadikan tempat berkemah. Tebing gunung ini terletak di perbatasan timur Nusantara, lebih tepatnya tempat dia berkemah dan membunuh seekor ular python. Tempat ini sangatlah terpencil serta pemandangannya sangat indah, dari atas tebing ini Darko bisa menatap ke arah lembah sejauh mata memandang. “Aaaa…. aaaa….aaaa….!!”Dengan lantangnya Darko menjerit sekuat tenaga melepaskan kegundahan dan ketidak percayaan pada dirinya. Gema teriakan Darko mengagetkan hewan-hewan liar yang ada di hutan serta menerbangkan burung-burung yang sedang mencari makan di antara pepohonan. “Tuhan… haruskan saya percaya dengan kenyataan ini? Orang tua yang begitu baik merawatku sejak kecil ternyata mengaku bukan orang tua kandungku?” “Tuhan…! Apa yang harus saya lakukan?” “Astagfirullahaladzim…. Ya Alloh, ujian apalagi yang Engkau berikan kepadaku?” “Kalau memang mereka berd
Bab 290. TEKANAN BATIN Angeline segera menjawab pertanyaan Widyawati, sambil tersenyum kearah Siti. Sementara itu Darko yang tidak terlalu menganggap penting kehadiran Siti, ekspresi wajahnya tampak datar saja. Jendral George dan Widyawati sepertinya juga mengerti, kenapa Darko bersikap datar kepada Siti. Yang pasti Darko belum menyadari kalau wanita paruh baya yang datang jauh-jauh dari negara Samanta ini, sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menemui Darko sebagai anak kandungnya yang hilang dua puluh lima tahun yang lalu. Siti tampak tersenyum mendapat pembelaan dari Angeline. Tentu saja sebagai sesama wanita Angeline lebih peka dan tidak terlalu berpikir jauh dengan Siti. Apalagi mereka sudah menandatangani kerjasama antara dua perusahaan, sehingga sikap Angeline sebagai CEO baru, tentu saja sangat senang dengan kerjasama ini. “Maaf ayah, saya mau ke kamar dulu. Biar Angeline menemani kalian ngobrol.”Darko segera berpamitan
Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA Widyawati tampak menghela nafas setelah melihat foto yang ada di dalam liontin, kemudian dia menyerahkan kalung perak itu kepada Siti. “Ternyata kamu memang orang tuanya Darko, akan tetapi lebih baik kalian melakukan tes DNA terlebih dahulu agar semuanya lebih jelas lagi.” “Benar apa kata istriku, kalian sebaiknya Tes DNA terlebih dahulu agar semakin jelas dan kuat hubungan diantara kalian.” Siti sangat terkejut mendengar saran dari kedua suami istri di depannya ini, dia tidak menyangka kalau seorang bangsawan seperti keluarga Mangkusadewo mempunyai hati yang begitu terbuka dan bisa menerima pengakuannya tanpa memarahi maupun menghalanginya. Memang, keluarga Mangkusadewo terkenal sebagai keluarga yang rendah hati dan suka menolong siapapun serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain, meskipun sebenarnya pendapat orang itu merugikan dirinya. Sifat-sifat baik dari keluarga Mangkusadewo ini telah diturunk
Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO Sementara itu Jendral George yang memperhatikan perubahan pada ekspresi wajah Widyawati hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar perkataan Siti, apakah kamu akan mempercayai begitu saja omongannya? Mana mungkin kita akan melepaskan Darko yang sudah mereka rawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang, kepada wanita yang datang entah dari mana dan mengakui kalau Darko adalah anak kandungnya?” “Dari data yang ada di arsip mereka, saya di perlihatkan nama dan alamat rumah ini.”Sebelum Widyawati bertanya dan menyanggah perkataannya, Siti sudah melanjutkan perkataannya. Tampaknya Widyawati mempunyai sifat yang lebih sabar dan bisa menerima perkataan Siti. Meskipun belum seratus persen mempercayai, akan tetapi Widyawati masih bisa menerima apa yang dikatakan Siti. Widyawati ingin menggali lebih banyak informasi yang bisa di keluarkan Siti untuk membuktikan apa yang
Bab 287. TENSI MENINGGI Meskipun kesal karena dia tidak disuruh naik mobil Rolls Royce itu, Siti tetap diam. Karena yang jelas dia diizinkan untuk bertemu dengan tuan George Mangkusadewo. Dengan dikawal kapten penjaga pintu gerbang, Siti berjalan menuju Mansion yang jaraknya dua ratus meter dari pintu gerbang. Akhirnya Siti sampai juga di Mansion keluarga Mangkusadewo, di depan pintu Mansion dia sudah dijemput seorang pengawal bagian dalam. Kapten penjaga pintu gerbang segera menyerahkan tanggung jawab mengantar Siti kepada pengawal bagian dalam. Begitu memasuki Mansion, Siti sangat kagum dengan arsitektur dan furniturenya. Arsitekturnya gabungan dari arsitektur tradisional di gabungkan dengan arsitektur modern. “Tuan, tamunya sudah ada di sini.”Pengawal bagian dalam yang menerima Siti segera memberi hormat dan melaporkan kedatangannya. Jendral George Mangkusadewo segera menatap kearah Siti, dalam tatapan matanya terlihat kalau dia