Bab 257. PELUKAN KERINDUAN “Ternyata seperti itu, baiklah karena sudah sampai di kota Mandiraja lebih baik pulang dulu dan bertemu dengan Angeline.” Brum… Brum…Darko menarik gas sepeda motor trailnya dengan kencang melaju ke arah kota Mandiraja setelah menentukan pilihan. Dengan tubuh penuh lumpur, demikian juga dengan sepeda motor trailnya, akhirnya Darko sampai di apartemen tempat tinggal Angeline dan orang tuanya. “Berhenti..!”Terdengar suara petugas keamanan menghentikan laju sepeda motornya. Darko segera menghentikan laju sepeda motor trailnya dan menatap petugas keamanan yang menghentikannya. “Siapa anda? Apa anda tahu tempat apa ini?”Petugas keamanan berkata sambil menatap kearah Darko yang wajahnya tertutup helm offroad dengan kacamata menutupi matanya. Darko sangat mengenal petugas keamanan ini, karena dia sering ngobrol dengannya. Tanpa menunggu petugas keamanan ini bertanya lagi, Darko segera membuka helm offroadnya. Wajah Darko yang ganten
Bab 258. ANGELINE DIAMOND Sementara itu Angeline sedang berbaring di kamar sambil menatap langit-langit kamar. Matanya memerah dan nafasnya memburu seakan sedang melakukan hubungan intim. Pemandangan saat melihat tubuh telanjang Darko tidak bisa hilang begitu saja dalam benaknya. Meskipun matanya di coba untuk ditutup dan melupakan pemandangan itu, dia tetap tidak bisa melupakan tubuh telanjang Darko. “Sayang… ayo kita makan siang bareng, ibu dan ayah sudah menunggu.”Tiba-tiba terdengar suara Darko yang memasuki kamar, seketika lamunan Angeline menghilang. Wajah Angeline memerah ketika menoleh kearah Darko yang berdiri didepan pintu. “Kamu kenapa? Apa ada yang salah? Apa kamu sakit?”Darko segera mendekat kearah Angeline dan perlahan memegang keningnya untuk memeriksa suhu badannya. Angeline tidak bisa menjawab pertanyaan Darko, dia malah menundukkan wajahnya tidak berani menatap wajah Darko yang ada di depannya. Darko tampak keheranan melihat sikap A
Bab 259. MB SL CLASS Angeline merasa bersalah telah menghancurkan mobil yang dibelikan Darko, padahal mobil itu dibeli dari uang pensiunannya sebagai tentara dengan mengorbankan jiwa dan raganya di medan perang. Darko sepertinya juga tahu apa yang ada di pikiran Angeline, dia segera tersenyum lembut sambil menatap mata istrinya. “Tenang saja, saya masih ada uang untuk membelikan mobil baru.” “Kamu jangan ngaco, cepat pergi. Jangan membuat kita jadi malu.” “Untuk apa pergi, apa kamu tidak tahu kalau saya mendapatkan tugas dari Kaisar? Mana mungkin Kaisar tidak memberiku uang untuk pekerjaan yang saya kerjakan.” Angeline menatap mata Darko pada saat Darko mengatakan kalau Kaisar memberinya uang atas tugas yang baru saja di kerjakannya. Wajah Darko terlihat di penuhi senyum yang lembut dan menenangkan ketika Angeline menatapnya dengan rasa tidak percaya. “Sudahlah ayo kita masuk dan memilih mobil untuk kamu berangkat kerja. Jangan pikirkan masalah uang lagi.”
Bab 260. CEO ANGELINE Manajer Budi memegang Kartu Bank pemberian Darko dengan tatapan tak percaya. Kartu Bank milik Darko merupakan Kartu Bank edisi khusus yang hanya dimiliki para konglomerat Nusantara. Dia menatap Kartu Bank di tangannya dan memandang ke arah Darko silih berganti sambil menerka-nerka siapakah pria yang ada di hadapannya. Sebagai manajer yang berkecimpung di dunia mobil mewah, manajer Budi tentu saja mengenal berbagai Kartu Bank yang beredar di dunia ini. Sementara itu Darko yang melihat manajer Budi tidak kunjung pergi untuk menggesek Kartu Banknya segera membentaknya. “Ada apa lagi? Cepat gesek Kartu Bank itu, saya masih ada acara lain.”Manajer Budi seakan baru saja di siram air dingin ketika mendengar perkataan Darko. Dengan ekspresi kesal manajer Budi segera pergi ke kantornya untuk menggesek kartu Bank milik Darko. Sementara itu Evelyn tampak diam membisu di dekat Angeline sambil menatap Darko dengan tatapan sinis.
Bab 261. RENCANA JAHAT Angeline tidak mengerti, bagaimana suaminya yang hanya seorang tentara dengan pangkat rendah bisa mengenal Presiden direktur Cahaya Timur Group yang sangat terkenal. Meskipun pikirannya di penuhi denganberbagai tebakan yang tak jelas, akan tetapi semua pikirannya segera menghilang dengan kenyamanan ruangan kantornya. Tok… tok…Baru juga berusaha merasakan kenyamanan kursi CEO yang sedang diduduki ketika pintu kantornya di ketuk seseorang. “Masuk.”Angeline memerintah sambil menatap kearah pintu kantornya. Begitu pintu kantornya terbuka terlihat sesosok tubuh cantik dengan tubuh menawan seorang wanita memakai pakaian kerja dengan dokumen di tangannya. “Maaf CEO, perkenalkan saya Andini sekretaris anda. Jika anda membutuhkan bantuan. saya melaksanakannya.” Ternyata yang datang adalah sekretarisnya yang bernama Andini. Sebelumnya Bambang sudah mengatur beberapa pengaturan kepada Andini untuk memperkenalkan diri kepada Angeline sebagai
Bab 262. MEMBUAT PENGATURAN Mengikuti aura kedua orang ini, akhirnya Darko malah turun ke lantai pertama lagi dan memasuki ruangan khusus Office Boy dan Cleaning Service. Kedatangan Darko menarik perhatian para Office Boy yang sedang duduk santai. “Cari siapa bang?”Salah seorang Office Boy menyapa Darko dengan tatapan penuh curiga. “Maaf salah masuk, saya sedang mencari toilet. Maaf toilet ada di sebelah mana?”Darko segera pergi dari ruangan Office Boy sebelum mereka terlalu banyak bertanya, yang penting dia sudah mengetahui siapa pemilik aura orang yang merencanakan untuk mencuri perhiasan di perusahaan. Karena mereka belum terbukti melakukan kejahatan, maka Darko tidak menangkapnya. Darko akan membiarkan mereka melakukan aksinya barulah dia akan menangkap basah kedua orang ini yang bekerja sebagai Cleaning Service dan Office Boy. Pekerjaan kedua orang ini memungkinkan mereka pergi ke setiap ruangan di perusahaan tanpa di curigai. Setelah menemukan kedu
Bab 263. PANEN BATU BERLIAN Di kamar pribadinya, Darko langsung mengunci pintu setelah masuk ke dalam kamar untuk menghindari Bambang atau yang lainnya mengganggu istirahatnya. Di kamar pribadinya Darko mengamati sekeliling kamar, kemudian duduk di sofa dan menghidupkan televisi untuk melihat berita-berita terbaru di kawasan. Setelah satu jam di dalam kamar Darko merasa bosan dan mematikan televisinya. “Ternyata di kamar saja juga membosankan, apa yang perlu saya lakukan untuk menghilangkan kebosanan ini?” “Oh iya, kenapa saya tidak mengambil emas lagi di kampung Tegong? Perusahaan Angeline Diamond juga sudah beroperasi. Okelah kalau begitu.” Setelah menentukan tujuannya hari ini, sosok Darko langsung menghilang dari kamar rahasianya. Dalam sekejap Darko sudah ada di dalam gua yang dipenuhi dengan emas di sekelilingnya. Kali ini Darko tidak perlu muncul di atas air terjun dan berenang ke dalam gua, karena pintu gua juga sudah ditutup dengan bebatuan untuk
Bab 264. ROSSA DI BUAT KESAL Sementara itu di negara Samanta di sebuah Mansion mewah, seorang wanita paruh baya tampak sedang berjalan bolak-balik di ruang kerjanya. Di hadapan wanita paruh baya ini terlihat empat orang pria yang sedang menunduk dengan dengan ekspresi bersalah tergambar jelas di wajah mereka. “Kalian ini bisa kerja atau tidak sebenarnya? Mencari orang yang sudah jelas dan begitu terkenal di media sosial saja tidak ketemu. Kalian ini benar-benar tidak berguna!”Keempat orang sedang di damprat oleh wanita paruh baya ini yang terlihat sangat penuh dengan emosi memarahi orang di depannya. Keempat orang ini tidak berkata apa-apa, mereka hanya bisa diam saja. “Apa kalian sudah menyelidiki siapa Presdir direktur dari perusahaan Cahaya Timur Group itu?” “Kami sudah memeriksanya dengan sangat teliti, di akta notaris tertulis dengan jelas kalau pemilik perusahaan ini bernama Bambang Yudistira, kami tidak menemukan nama Darko di surat pendirian perusahaan.”
Bab 295. KEBAHAGIAAN “Jadi, siapa orang tua kak Darko?” Angeline berkata tanpa sadar. Padahal dia merasa malu untuk menanyakannya, akan tetapi apa yang keluar dari mulutnya adalah reflek saja karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. George tidak marah mendengar perkataan Angeline, sebaliknya George malahan tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya. “Orang tua Darko tentu saja kamu sudah mengenalnya dengan baik.” “Apa? Saya sudah mengenalnya?”Angeline berteriak tanpa sadar, saat tersadar dan merasa tidak sopan berteriak di hadapan mertuanya, Angeline langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf saya hanya terkejut saja. Tapi siapakah orang tua kak Darko, mana mungkin saya sudah mengenalnya.” “Orang tua Darko adalah Bu Siti.”George segera menyebutkan nama Siti dengan nada pelan sambil menatap wajah Angeline dan Darko silih berganti. "Mana mungkin bu Siti adalah orang tua kandung kak Darko?”Mata Angeline seakan mau keluar saat men
Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN Malam ini Angeline benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Darko. Tentu saja Darko juga tidak menolak ketika Angeline berinisiatif untuk melakukan hubungan intim sebagai suami istri dengannya. Keesokan paginya wajah Darko tampak semakin bersemangat, kegundahan dan kegalauan yang mendera pikirannya sudah lebih berkurang. Sedangkan wajah Angeline tampak pucat dan terlihat seperti orang yang kelelahan. Maklumlah mereka semalam telah bertempur hingga semalaman. Bagi Darko yang seorang kultivator tentu saja tidak masalah jika dia melakukan hubungan suami istri semalaman tanpa henti. Hanya saja dia tidak tega melihat Tenaga Angeline kehabisan untuk melayaninya. Menjelang subuh barulah Darko menghentikan serangannya pada Angeline. Saat terbangun Darko tampak bersiul dengan penuh kegembiraan dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tanpa menunggu Angeline terbangun
Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE Setelah menerima laporan kapten pengawal, tuan besar George segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga. Widyawati memandangi kepergian suaminya tanpa berusaha mencegahnya, karena dia tahu kalau George ingin segera bertemu dengan Darko. “Kalian kembalilah ke tempat kalian, nanti kalau saya membutuhkan bantuan kalian pasti kalian akan saya panggil.” “Baik nyonya.”Kapten pengawal dan kepala pelayan segera kembali ke tempatnya masing-masing. “Darko, kamu pergi kemana saja? Kami mencarimu sedari tadi kenapa tidak kelihatan?”George segera menyapa Darko, setelah melihat sosok Darko yang sedang duduk di teras paviliun. Darko yang sedang asik menikmati rokoknya segera menoleh ke arah sumber suara. Darko segera berdiri dan tersenyum ke arah george setelah mematikan rokok di tangannya. “Ayah…” George menatap wajah anak angkatnya dengan perasaan bersalah, sebagai seorang pria tua yang berpenga
Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT Darko merasa sangat galau tingkat langit menghadapi kenyataan yang dialaminya. Andai dia bisa memilih tentu saja Darko lebih suka selalu hidup di medan perang daripada menerima kenyataan ini. Kenyataan ini tidak bisa dikatakan manis maupun pahit, karena semua adalah kenyataan yang sebenarnya. Hanya saja setelah tahu bahwa dia hanya anak angkat, perasaan hutang budi kepada ayah dan ibu angkatnya menjadi sangat besar. Hutang budi ini melebihi kebaikan harus dilakukan oleh anak kandung kepada orang tua kandungnya. Karena sangatlah wajar dan seharusnya, anak kandung berbakti kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi saat ini Darko merasa tekanan yang harus dilakukan kepada kedua orang tua angkatnya seperti sebuah gunung yang selalu berada di punggungnya. Tentu saja Darko tidak bisa durhaka maupun melupakan budi baik yang diberikan George dan Widyawati yang selama ini merawatnya. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin
Bab 291. SEBUAH TEKAD Dalam sekejap sosoknya sudah muncul di tebing gunung yang dulu pernah dijadikan tempat berkemah. Tebing gunung ini terletak di perbatasan timur Nusantara, lebih tepatnya tempat dia berkemah dan membunuh seekor ular python. Tempat ini sangatlah terpencil serta pemandangannya sangat indah, dari atas tebing ini Darko bisa menatap ke arah lembah sejauh mata memandang. “Aaaa…. aaaa….aaaa….!!”Dengan lantangnya Darko menjerit sekuat tenaga melepaskan kegundahan dan ketidak percayaan pada dirinya. Gema teriakan Darko mengagetkan hewan-hewan liar yang ada di hutan serta menerbangkan burung-burung yang sedang mencari makan di antara pepohonan. “Tuhan… haruskan saya percaya dengan kenyataan ini? Orang tua yang begitu baik merawatku sejak kecil ternyata mengaku bukan orang tua kandungku?” “Tuhan…! Apa yang harus saya lakukan?” “Astagfirullahaladzim…. Ya Alloh, ujian apalagi yang Engkau berikan kepadaku?” “Kalau memang mereka berd
Bab 290. TEKANAN BATIN Angeline segera menjawab pertanyaan Widyawati, sambil tersenyum kearah Siti. Sementara itu Darko yang tidak terlalu menganggap penting kehadiran Siti, ekspresi wajahnya tampak datar saja. Jendral George dan Widyawati sepertinya juga mengerti, kenapa Darko bersikap datar kepada Siti. Yang pasti Darko belum menyadari kalau wanita paruh baya yang datang jauh-jauh dari negara Samanta ini, sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menemui Darko sebagai anak kandungnya yang hilang dua puluh lima tahun yang lalu. Siti tampak tersenyum mendapat pembelaan dari Angeline. Tentu saja sebagai sesama wanita Angeline lebih peka dan tidak terlalu berpikir jauh dengan Siti. Apalagi mereka sudah menandatangani kerjasama antara dua perusahaan, sehingga sikap Angeline sebagai CEO baru, tentu saja sangat senang dengan kerjasama ini. “Maaf ayah, saya mau ke kamar dulu. Biar Angeline menemani kalian ngobrol.”Darko segera berpamitan
Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA Widyawati tampak menghela nafas setelah melihat foto yang ada di dalam liontin, kemudian dia menyerahkan kalung perak itu kepada Siti. “Ternyata kamu memang orang tuanya Darko, akan tetapi lebih baik kalian melakukan tes DNA terlebih dahulu agar semuanya lebih jelas lagi.” “Benar apa kata istriku, kalian sebaiknya Tes DNA terlebih dahulu agar semakin jelas dan kuat hubungan diantara kalian.” Siti sangat terkejut mendengar saran dari kedua suami istri di depannya ini, dia tidak menyangka kalau seorang bangsawan seperti keluarga Mangkusadewo mempunyai hati yang begitu terbuka dan bisa menerima pengakuannya tanpa memarahi maupun menghalanginya. Memang, keluarga Mangkusadewo terkenal sebagai keluarga yang rendah hati dan suka menolong siapapun serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain, meskipun sebenarnya pendapat orang itu merugikan dirinya. Sifat-sifat baik dari keluarga Mangkusadewo ini telah diturunk
Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO Sementara itu Jendral George yang memperhatikan perubahan pada ekspresi wajah Widyawati hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar perkataan Siti, apakah kamu akan mempercayai begitu saja omongannya? Mana mungkin kita akan melepaskan Darko yang sudah mereka rawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang, kepada wanita yang datang entah dari mana dan mengakui kalau Darko adalah anak kandungnya?” “Dari data yang ada di arsip mereka, saya di perlihatkan nama dan alamat rumah ini.”Sebelum Widyawati bertanya dan menyanggah perkataannya, Siti sudah melanjutkan perkataannya. Tampaknya Widyawati mempunyai sifat yang lebih sabar dan bisa menerima perkataan Siti. Meskipun belum seratus persen mempercayai, akan tetapi Widyawati masih bisa menerima apa yang dikatakan Siti. Widyawati ingin menggali lebih banyak informasi yang bisa di keluarkan Siti untuk membuktikan apa yang
Bab 287. TENSI MENINGGI Meskipun kesal karena dia tidak disuruh naik mobil Rolls Royce itu, Siti tetap diam. Karena yang jelas dia diizinkan untuk bertemu dengan tuan George Mangkusadewo. Dengan dikawal kapten penjaga pintu gerbang, Siti berjalan menuju Mansion yang jaraknya dua ratus meter dari pintu gerbang. Akhirnya Siti sampai juga di Mansion keluarga Mangkusadewo, di depan pintu Mansion dia sudah dijemput seorang pengawal bagian dalam. Kapten penjaga pintu gerbang segera menyerahkan tanggung jawab mengantar Siti kepada pengawal bagian dalam. Begitu memasuki Mansion, Siti sangat kagum dengan arsitektur dan furniturenya. Arsitekturnya gabungan dari arsitektur tradisional di gabungkan dengan arsitektur modern. “Tuan, tamunya sudah ada di sini.”Pengawal bagian dalam yang menerima Siti segera memberi hormat dan melaporkan kedatangannya. Jendral George Mangkusadewo segera menatap kearah Siti, dalam tatapan matanya terlihat kalau dia