Share

Bab 229. CAMPING

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 229. CAMPING

Darko sama sekali tidak peduli dengan keheranan pemilik toko sepeda motor, ketika dia langsung menerima harga yang ditawarkannya.

Entah karena menyesal memberi harga yang terlalu murah atau alasan lain, yang jelas pemilik toko dan Agus heran dengan apa yang dilakukan Darko dalam membeli sepeda motor.

Setelah membayar dan menerima surat-surat sepeda motornya, Darko segera pergi.

Tak lupa Darko memberi uang tips untuk Agus yang membuat calo terminal yang berwajah garang ini tak bisa berkata-kata.

“Tolong di terima ini ada sedikit uang untuk tanda terimakasih saya.”

Sebelum Agus sempat mengucapkan terimakasih, Darko sudah menghidupkan sepeda motor trailnya dan pergi meninggalkan toko sepeda motor bekas di iringi suara deru mesinnya.

Darko sangat senang bisa membeli sepeda motor untuk menjalankan misinya kali ini.

Darko mampir ke stasiun bahan bakar untuk mengisi tangki sepeda motornya hingga penuh.

Brum….

Deru sepeda motor trail membe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
MN Rohmadi
oh iya mohon tanda bintang yang lima di pencet sebelum berkomentar.
goodnovel comment avatar
MN Rohmadi
ini kan sedang dalam penyamaran sebagai petualang dan pecinta alam, kalau tidak melakukan seperti itu pasti mencurigakan.
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
kenapa darko harus memasak di tenda? kan tinggal ambil di cincin spiritualnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 230. API INTI BUMI

    Bab 230. API INTI BUMI Lima kerikil sebesar biji salak yang dilemparkan Darko tepat mengenai titik akupuntur kelima orang ini. Seketika tubuh mereka berubah menjadi patung, mata mereka melotot dengan ekspresi penuh rasa terkejut dan ketakutan. Setelah membuat kelima orang itu tidak tak berdaya, tubuh Darko berkelebat menjadi bayangan menyambar salah satu orang asing yang berdiri di barisan paling belakang. Jantung orang asing ini berdesir ketika tiba-tiba tubuhnya di bawa terbang menjauh dari rombongannya. Darko membawa orang asing ini terbang ke atas pohon yang berjarak lima ratus meter dari rombongannya. Wajah orang asing ini memutih saking takutnya karena tubuhnya di taruh di atas dahan pohon setinggi tiga puluh meter dari tanah. Darko tetap berdiri di belakang pria asing ini tanpa menunjukkan wajahnya. Leher pria asing ini di cengkeram dengan erat bagaikan elang mencengkram mangsanya. “Siapa kalian dan apa kamu tahu kesalahanmu?”Terdengar suara

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 231. HARTA KARUN

    Bab 131. HARTA KARUN “Terimakasih atas tawarannya.”Tanpa merasa sungkan Darko menikmati sarapan pagi bersama warga desa Tegong. Selama makan bersama, Darko mengaku sebagai petualang alam yang berkeliling wilayah Nusantara untuk menikmati keindahan alam. Dengan pengakuannya ini maka warga sama sekali tidak mencurigai nya. Sementara itu di rumah yang dijadikan sebagai markas orang asing, terlihat kesibukan beberapa orang di dalamnya. Sepertinya mereka sedang kehilangan jejak rekan-rekannya yang semalam mengirim pergi untuk mengirim senjata. Saat akan kembali ke tendanya, Darko melirik ke arah rumah itu untuk melihat siapa saja penghuninya. Setelah tahu siapa orang-orang itu, misi selanjutnya adalah untuk menghabisi mereka. Dia sama sekali tidak perlu menangkap serta membawa mereka ke markas militer untuk di interogasi. Karena dengan menangkap mereka, maka akan terjadi kehebohan dan membuat warga desa Tegong menjadi panik. Akan tetapi jika

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 232. ENERGI MISTERIUS

    Bab 232. ENERGI MISTERIUS Akhirnya panggilan pun diakhiri dan kedua pria yang ada di rumah pos tujuh desa Tegong keluar dengan mengendarai sepeda motor trailnya. Sebenarnya warga desa Tegong juga tahu keberadaan orang asing yang sering datang dan pergi dari rumah di pinggir kampung ini. Akan tetapi karena pemilik rumah ini terkenal sangat garang dan suka mengintimidasi warga yang lainnya, sehingga warga tidak berani bertanya maupun ikut campur urusannya. Karena ketakutan warga desa inilah yang membuat orang-orang asing dan anteknya merasa aman mendirikan post operasi di desa Tegong.…. Kembali ke gua yang ada di bawah air terjun, hari sudah mulai sore akan tetapi Darko belum juga tersadar dari pingsannya. Tanpa di sadari Darko yang sedang pingsan, tubuhnya sudah menggelembung bagaikan balon dan memenuhi ruangan gua berukuran lima kali tiga meter ini. Tanpa disadarinya juga seluruh anggota tubuhnya berubah menjadi sangat lentur dan elastis. Bahkan seluru

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 233. MENGHABISI AGEN MATA-MATA MUSUH

    Bab 233. MENGHABISI AGEN MATA-MATA MUSUH Malam semakin larut, malam ini Darko berniat berpatroli dan memeriksa rumah yang ada di pinggir kampung. Bayangan hitam berkelebat bagai hantu gentayangan di atas langit desa Tegong. Dengan ringan Darko mendarat di atas atap rumah markas orang asing. Indra spiritualnya memindai keadaan di dalam rumah, segera setelah tahu kalau penghuni di rumah ini sudah tertidur lelap, Darko seger turun di belakang rumah. Klik…. Hanya dengan menempelkan telapak tangannya di daun pintu, saat itu juga kunci pintu terbuka. Dengan perlahan Darko mendorong daun pintu dan melangkah masuk kedalam rumah. Karena apa yang dilakukannya adalah misi rahasia, maka dia tidak ingin membuat keributan yang akan membuat warga desa Tegong panik. Perlahan Darko mendekat ke arah kamar yang ada di tengah ruangan, di dalam kamar masih ada satu orang yang sedang tidur. Karena dua yang lainnya sedang keluar untuk mencari rekan mereka yang kemarin m

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 234. AJIAN PENGGUGAH JIWA

    Bab 234. AJIAN PENGGUGAH JIWA Darko langsung menghentikan sepeda motornya alih-alih kabur menjauh dari penembak jitu yang membidiknya. Jalanan yang sepi ini memang area yang rawan akan pembegalan dan pembunuhan yang dilakukan agen-agen tentara asing. Sebenarnya yang membuat teror ini adalah warga provinsi Tunggoro yang sudah menjadi antek-antek asing dan dipersenjatai serta dilatih menembak. Negara asing memang tidak berani terang-terangan menampakkan diri sebagai tentara mereka yang melakukan penyerangan dan teror. Taktik mereka sangatlah licik dengan cara mengadu domba sesama warga negara Nusantara dan menimbulkan perpecahan antara warga dengan isu sara dan kesetaraan serta kesejahteraan. Padahal pemerintah negara Nusantara sudah berusaha membangun provinsi Tunggoro dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi negara asing yang diwakili antek-anteknya berusaha menggagalkan setiap pembangunan yang dilakukan pemerintah Nusantara. Bahkan antek-antek negara asing me

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 235. POST SEPULUH

    Bab 235. POST SEPULUH Segala macam binatang melata yang ada di balik rerumputan langsung diketahui setelah Darko memancarkan indera spiritualnya. Pancaran indera spiritualnya terus memindai hingga tanpa terasa jarak lima kilometer dari tempatnya berada terlampaui. Pada saat mencapai jarak delapan ribu meter, indera spiritual Darko segera menangkap pergerakan sekumpulan orang yang sedang berbicara. Setelah menemukan titik pergerakan manusia di jarak delapan ribu meter, Darko segera memfokuskan indera ke arah ini. Kemudian Mata spiritualnya juga diaktifkan, dalam sekejap Darko bisa melihat sebuah rumah adat yang beratapkan alang-alang di sebuah gunung terhalang rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi. “Sepertinya ini post sepuluh yang yang ada di dalam peta mereka,” gumam Darko dalam benaknya. “Baiklah nanti malam baru akan saya bereskan mereka semua. Sekarang nikmati pemandangan indah ini dengan sebaik-baiknya.”Setelah membuat rencana, kemudian Darko menar

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 236. SALAH TANGKAP

    Bab 236. SALAH TANGKAP “Siapa yang naik sepeda motor itu, cepat kejar!”Salah satu tentara yang sedang menolong rekannya yang tertembak berteriak sambil menunjuk Darko yang sedang lari mengejar penembak jitu yang menembak tentara itu. Sepertinya para tentara ini salah paham dan mengira kalau Darko adalah orang di balik penembakkan itu. Darko yang sedang mengejar penembak jitu itu, sama sekali tidak peduli dengan teriakan para tentara. Brumm…Suara mesin sepeda motor Darko meraung dan roda bagian depannya terangkat, ternyata Darko juga lihai dalam melakukan freestyle dengan menggunakan sepeda motornya. Tentara yang sebelumnya berteriak menunjuk ke arah Darko tampak tertegun melihat kepiawaian Darko yang mengangkat roda depannya hingga sejauh seratus meter yang kemudian menghilang di sebuah persimpangan jalan. Penembak jitu itu tampaknya tahu, kalau aksinya diketahui Darko, sehingga dia segera melarikan diri menggunakan sepeda motor juga dan berboncengan.dengan r

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 237. POST SEMBILAN

    Bab 237. POST SEMBILAN Wajah kapten Aris berubah dan keningnya berkerut mendengar ada orang yang membentaknya, meskipun hanya dalam panggilan telepon. “Siapa kamu? Beraninya berkata tidak sopan kepada saya. Apa kamu tidak tahu siapa saya?” “Kapten Aris! Apa yang kamu katakan?”Jendral Warrant balik membentak, nada suaranya meninggi tak kalah tinggi dengan suara kapten Aris sebelumnya. Kapten Aris tiba-tiba merasa dingin tengkuknya, padahal dia sudah memberitahukan siapa dirinya kepada orang di seberang telepon/ Akan tetapi orang ini sama sekali tidak takut, kini malah lebih marah terhadap dirinya. “Sekarang kamu bebaskan tuan Tarman atau kamu kehilangan jabatanmu?” “Siapa kamu? Sampai berani memerintahku?”Kapten Aris berkata dengan suara sedikit bergetar, dia merasa kalau orang yang di hubungi Darko bukanlah orang yang sembarangan. Benar saja seperti apa yang ada dalam benaknya barusan ketika mendengar perkataan orang di seberang telepon. “Dengar baik-b

Bab terbaru

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 295. KEBAHAGIAAN

    Bab 295. KEBAHAGIAAN “Jadi, siapa orang tua kak Darko?” Angeline berkata tanpa sadar. Padahal dia merasa malu untuk menanyakannya, akan tetapi apa yang keluar dari mulutnya adalah reflek saja karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. George tidak marah mendengar perkataan Angeline, sebaliknya George malahan tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya. “Orang tua Darko tentu saja kamu sudah mengenalnya dengan baik.” “Apa? Saya sudah mengenalnya?”Angeline berteriak tanpa sadar, saat tersadar dan merasa tidak sopan berteriak di hadapan mertuanya, Angeline langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf saya hanya terkejut saja. Tapi siapakah orang tua kak Darko, mana mungkin saya sudah mengenalnya.” “Orang tua Darko adalah Bu Siti.”George segera menyebutkan nama Siti dengan nada pelan sambil menatap wajah Angeline dan Darko silih berganti. "Mana mungkin bu Siti adalah orang tua kandung kak Darko?”Mata Angeline seakan mau keluar saat men

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN

    Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN Malam ini Angeline benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Darko. Tentu saja Darko juga tidak menolak ketika Angeline berinisiatif untuk melakukan hubungan intim sebagai suami istri dengannya. Keesokan paginya wajah Darko tampak semakin bersemangat, kegundahan dan kegalauan yang mendera pikirannya sudah lebih berkurang. Sedangkan wajah Angeline tampak pucat dan terlihat seperti orang yang kelelahan. Maklumlah mereka semalam telah bertempur hingga semalaman. Bagi Darko yang seorang kultivator tentu saja tidak masalah jika dia melakukan hubungan suami istri semalaman tanpa henti. Hanya saja dia tidak tega melihat Tenaga Angeline kehabisan untuk melayaninya. Menjelang subuh barulah Darko menghentikan serangannya pada Angeline. Saat terbangun Darko tampak bersiul dengan penuh kegembiraan dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tanpa menunggu Angeline terbangun

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE

    Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE Setelah menerima laporan kapten pengawal, tuan besar George segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga. Widyawati memandangi kepergian suaminya tanpa berusaha mencegahnya, karena dia tahu kalau George ingin segera bertemu dengan Darko. “Kalian kembalilah ke tempat kalian, nanti kalau saya membutuhkan bantuan kalian pasti kalian akan saya panggil.” “Baik nyonya.”Kapten pengawal dan kepala pelayan segera kembali ke tempatnya masing-masing. “Darko, kamu pergi kemana saja? Kami mencarimu sedari tadi kenapa tidak kelihatan?”George segera menyapa Darko, setelah melihat sosok Darko yang sedang duduk di teras paviliun. Darko yang sedang asik menikmati rokoknya segera menoleh ke arah sumber suara. Darko segera berdiri dan tersenyum ke arah george setelah mematikan rokok di tangannya. “Ayah…” George menatap wajah anak angkatnya dengan perasaan bersalah, sebagai seorang pria tua yang berpenga

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT

    Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT Darko merasa sangat galau tingkat langit menghadapi kenyataan yang dialaminya. Andai dia bisa memilih tentu saja Darko lebih suka selalu hidup di medan perang daripada menerima kenyataan ini. Kenyataan ini tidak bisa dikatakan manis maupun pahit, karena semua adalah kenyataan yang sebenarnya. Hanya saja setelah tahu bahwa dia hanya anak angkat, perasaan hutang budi kepada ayah dan ibu angkatnya menjadi sangat besar. Hutang budi ini melebihi kebaikan harus dilakukan oleh anak kandung kepada orang tua kandungnya. Karena sangatlah wajar dan seharusnya, anak kandung berbakti kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi saat ini Darko merasa tekanan yang harus dilakukan kepada kedua orang tua angkatnya seperti sebuah gunung yang selalu berada di punggungnya. Tentu saja Darko tidak bisa durhaka maupun melupakan budi baik yang diberikan George dan Widyawati yang selama ini merawatnya. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 291. SEBUAH TEKAD

    Bab 291. SEBUAH TEKAD Dalam sekejap sosoknya sudah muncul di tebing gunung yang dulu pernah dijadikan tempat berkemah. Tebing gunung ini terletak di perbatasan timur Nusantara, lebih tepatnya tempat dia berkemah dan membunuh seekor ular python. Tempat ini sangatlah terpencil serta pemandangannya sangat indah, dari atas tebing ini Darko bisa menatap ke arah lembah sejauh mata memandang. “Aaaa…. aaaa….aaaa….!!”Dengan lantangnya Darko menjerit sekuat tenaga melepaskan kegundahan dan ketidak percayaan pada dirinya. Gema teriakan Darko mengagetkan hewan-hewan liar yang ada di hutan serta menerbangkan burung-burung yang sedang mencari makan di antara pepohonan. “Tuhan… haruskan saya percaya dengan kenyataan ini? Orang tua yang begitu baik merawatku sejak kecil ternyata mengaku bukan orang tua kandungku?” “Tuhan…! Apa yang harus saya lakukan?” “Astagfirullahaladzim…. Ya Alloh, ujian apalagi yang Engkau berikan kepadaku?” “Kalau memang mereka berd

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 290. TEKANAN BATIN

    Bab 290. TEKANAN BATIN Angeline segera menjawab pertanyaan Widyawati, sambil tersenyum kearah Siti. Sementara itu Darko yang tidak terlalu menganggap penting kehadiran Siti, ekspresi wajahnya tampak datar saja. Jendral George dan Widyawati sepertinya juga mengerti, kenapa Darko bersikap datar kepada Siti. Yang pasti Darko belum menyadari kalau wanita paruh baya yang datang jauh-jauh dari negara Samanta ini, sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menemui Darko sebagai anak kandungnya yang hilang dua puluh lima tahun yang lalu. Siti tampak tersenyum mendapat pembelaan dari Angeline. Tentu saja sebagai sesama wanita Angeline lebih peka dan tidak terlalu berpikir jauh dengan Siti. Apalagi mereka sudah menandatangani kerjasama antara dua perusahaan, sehingga sikap Angeline sebagai CEO baru, tentu saja sangat senang dengan kerjasama ini. “Maaf ayah, saya mau ke kamar dulu. Biar Angeline menemani kalian ngobrol.”Darko segera berpamitan

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA

    Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA Widyawati tampak menghela nafas setelah melihat foto yang ada di dalam liontin, kemudian dia menyerahkan kalung perak itu kepada Siti. “Ternyata kamu memang orang tuanya Darko, akan tetapi lebih baik kalian melakukan tes DNA terlebih dahulu agar semuanya lebih jelas lagi.” “Benar apa kata istriku, kalian sebaiknya Tes DNA terlebih dahulu agar semakin jelas dan kuat hubungan diantara kalian.” Siti sangat terkejut mendengar saran dari kedua suami istri di depannya ini, dia tidak menyangka kalau seorang bangsawan seperti keluarga Mangkusadewo mempunyai hati yang begitu terbuka dan bisa menerima pengakuannya tanpa memarahi maupun menghalanginya. Memang, keluarga Mangkusadewo terkenal sebagai keluarga yang rendah hati dan suka menolong siapapun serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain, meskipun sebenarnya pendapat orang itu merugikan dirinya. Sifat-sifat baik dari keluarga Mangkusadewo ini telah diturunk

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO

    Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO Sementara itu Jendral George yang memperhatikan perubahan pada ekspresi wajah Widyawati hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar perkataan Siti, apakah kamu akan mempercayai begitu saja omongannya? Mana mungkin kita akan melepaskan Darko yang sudah mereka rawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang, kepada wanita yang datang entah dari mana dan mengakui kalau Darko adalah anak kandungnya?” “Dari data yang ada di arsip mereka, saya di perlihatkan nama dan alamat rumah ini.”Sebelum Widyawati bertanya dan menyanggah perkataannya, Siti sudah melanjutkan perkataannya. Tampaknya Widyawati mempunyai sifat yang lebih sabar dan bisa menerima perkataan Siti. Meskipun belum seratus persen mempercayai, akan tetapi Widyawati masih bisa menerima apa yang dikatakan Siti. Widyawati ingin menggali lebih banyak informasi yang bisa di keluarkan Siti untuk membuktikan apa yang

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 287. TENSI MENINGGI

    Bab 287. TENSI MENINGGI Meskipun kesal karena dia tidak disuruh naik mobil Rolls Royce itu, Siti tetap diam. Karena yang jelas dia diizinkan untuk bertemu dengan tuan George Mangkusadewo. Dengan dikawal kapten penjaga pintu gerbang, Siti berjalan menuju Mansion yang jaraknya dua ratus meter dari pintu gerbang. Akhirnya Siti sampai juga di Mansion keluarga Mangkusadewo, di depan pintu Mansion dia sudah dijemput seorang pengawal bagian dalam. Kapten penjaga pintu gerbang segera menyerahkan tanggung jawab mengantar Siti kepada pengawal bagian dalam. Begitu memasuki Mansion, Siti sangat kagum dengan arsitektur dan furniturenya. Arsitekturnya gabungan dari arsitektur tradisional di gabungkan dengan arsitektur modern. “Tuan, tamunya sudah ada di sini.”Pengawal bagian dalam yang menerima Siti segera memberi hormat dan melaporkan kedatangannya. Jendral George Mangkusadewo segera menatap kearah Siti, dalam tatapan matanya terlihat kalau dia

DMCA.com Protection Status