Home / Fantasi / Menantu sang Jendral Besar / Bab 177. MUKJIZAT ATAU SIHIR

Share

Bab 177. MUKJIZAT ATAU SIHIR

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bab 177. MUKJIZAT ATAU SIHIR

Para dokter sangat terkejut mengetahui semua anggota tubuh Boss Roso sudah pulih.

Mereka menatap kearah Darko dengan perasaan takjub, kejadian ini seperti sebuah mukjizat ataukah sihir.

Semua instrumen di mesin indikator juga menampilkan diagram dan hasil yang normal dengan detak jantung, denyut nadi dan lainnya milik Boss Roso.

“Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa luka-luka anda sudah normal kembali?”

Dokter Pratikno menatap Roso dengan ekspresi aneh, tentu saja dia sangat ingin tahu siapa yang sudah menyembuhkan seluruh cedera Boss Roso.

Para dokter hanya melihat Darko menekan beberapa bagian tubuh Boss Roso.

Akan tetapi mereka sama sekali tidak kepikiran, kalau apa yang dilakukan Darko sedang menyembuhkan luka-luka di tubuh Bos Roso.

Boss Roso tidak langsung menjawab pertanyaan dokter yang merawatnya.

Dia malahan menatap kearah Darko seakan sedang meminta persetujuannya, setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya, ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 178. PIL AJAIB KEHIDUPAN

    Bab 178. PIL AJAIB KEHIDUPAN “Minta tolong apa?” “Saya mempunyai pasien kanker stadium akhir dan pihak Rumah Sakit sudah angkat tangan. Tapi keluarga masih berkeras meminta kita untuk menyembuhkannya, padahal pasien sudah begitu lemah.” Mendengar apa yang dikatakan dokter Marvin, ekspresi Darko tampak tertarik. Ketertarikannya adalah penyakit yang dihadapinya adalah penyakit yang sama sekali tidak bisa disembuhkan hingga tuntas. Ahli medis modern hanya bisa memperpanjang usia pasien, akan tetapi tidak akan bisa menyembuhkan penyakitnya kalau sudah mencapai level empat atau stadium akhir. “Memangnya kanker apa yang diderita pasien ini?” Dokter Marvin langsung bersemangat begitu mendengar pertanyaan Darko, meskipun Darko tidak berjanji untuk membantunya, paling tidak Darko tertarik dengan pasiennya ini. “Pasien menderita kanker tulang, karena penyakit inilah kami tidak bisa menyembuhkan penyakitnya.”Dokter Marvin tampak menyesal dan tidak berdaya saat menj

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 179. PATUNG BATU

    Bab 179. PATUNG BATU Bau keringat yang keluar dari tubuh tuan Emeron benar-benar sangat menjijikan, sehingga membuat dokter Marvin yang seorang dokter senior sampai muntah berulang kali dan wajahnya memucat. Seluruh makan malamnya terkuras habis setelah mencium bau busuk dari tubuh tuan Emeron. Tuan Emeron segera mengambil selimut cadangan yang ada di ruang ini dan menutupkan ke bekas muntahannya, agar baunya berkurang dan tidak merasa jijik saat di lihat. Hidung Darko sepertinya sudah kebal dengan aroma busuk ini, dia sama sekali tidak menutupi lubang hidungnya. Sebagai seorang Jendral Besar yang sudah sering menghadapi ratusan bahkan ribuan peperangan kecil maupun besar’ Dan selama perang, di sekelilingnya bercampur dengan mayat para prajurit sendiri hingga mayat prajurit musuh yang membusuk karena pertarungan yang berlarut, membuat hidung Darko menjadi terbiasa. Setelah tiga puluh menit, keringat hitam dari pori-pori tubuh tuan Emeron berhenti keluar dan

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 180. BERBINAR-BINAR

    Bab 180. BERBINAR-BINAR Darko segera membantu tuan Emeron untuk menghilangkan rasa mual di perutnya dengan cara menekan titik akupuntur untuk menguatkan lambung. Setelah rasa mual di perutnya mereda dan wajahnya mulai membaik, Darko segera berkata. “Baiknya tuan Emeron membersihkan tubuhnya terlebih dahulu dengan berendam di air hangat. Sepertinya di ruang ICU ini juga ada kamar mandi yang menyediakan bathtub dan air hangat.” “Pak dokter, apa kamar mandi di ruangan ini ada bathtub dan air hangatnya?”Darko menebak hal ini karena sebagai ruang VVIP tentunya fasilitasnya seperti layaknya di hotel bintang lima. Dokter Marvin segera mengiyakan perkataan Darko. “Betul, di ruangan VVIP ini memang tersedia kamar mandi dengan fasilitas yang dokter Jenius katakan.” “Baiklah kalau begitu, tolong panggilkan perawat untuk membantu tuan Emeron pergi ke kamar mandi.” “Baik.”Dokter Marvin segera memanggil perawat yang selama ini bertugas mengawasi tuan Emeron, mengguna

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 181. BUKAN MATA KERANJANG

    Bab 181. BUKAN MATA KERANJANG Di mata Camelia wajah Darko yang memang sudah ganteng, seakan kini bertambah gantengnya membuat hatinya dipenuhi aroma cinta. Camelia terpaku menatap wajah Darko membuat anggota keluarganya tertegun melihat keanehan sikap anak gadisnya. Sementara itu Darko yang di tatap Camelia tanpa berkedip hanya bisa tersenyum kecut. Tentu saja dia senang ditatap dengan penuh cinta oleh seorang gadis cantik seperti Camelia. Akan tetapi Darko bukanlah pria yang mata keranjang dan menyukai setiap wanita cantik yang di temui. Bagi Darko hanya ada satu wanita di hidupnya yaitu Angeline. Meskipun pernikahan Darko dan Angeline hanya sebuah pernikahan kontrak perjodohan semasa kecil. Akan tetapi Darko sangat menjaga kepercayaan orang tua angkatnya yang sudah menerima perjodohan ini. Darko orangnya sangatlah setia dan berpendirian teguh, meskipun pernikahannya dengan Angeline tanpa ada rasa cinta sedikitpun. Akan tetapi kesetiaannya tida

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 182. PREMAN NAAS

    Bab 182. PREMAN NAAS Di ruangan Presiden komisaris kini hanya tinggal Darko, Bambang dan Ibrahim. “Ibrahim kamu temui anak buahmu dan kondisikan apa yang harus mereka lakukan. Kita mungkin berada di kota Parigi ini sekitar dua hari, esok lusa kita mengunjungi perusahan cabang yang lainnya.” “Siap Jendral.”Ibrahim memberi hormat secara militer kearah Darko dan Bambang, membuat mereka berdua tersenyum. Sepertinya Ibrahim sudah merindukan suasana di militer dan sangat ingin memberi hormat kepada Darko dengan hormat militer. Sehingga dia sampai melupakan pesannya untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Jendral. Darko berada di perusahaan cabang sampai tengah hari, siangnya dia meninggalkan perusahaan untuk jalan-jalan. Tentu saja Darko tidak suka mengurusi perusahaannya, dia sama sekali tidak peduli seandainya perusahaannya bangkrut sekalipun karena dia tidak pernah mengurusnya. Sementara itu sejak kemarin malam dokter Marvin terus mencari keberadaan Darko.

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 183. PENGAKUAN YANG MENGEJUTKAN

    Bab 183. PENGAKUAN YANG MENGEJUTKAN Sosok Darko tiba-tiba menghilang dan bagai iblis sudah berada di belakang mereka. “Mau pergi kemana? Apa saya sudah mengizinkan kalian untuk pergi?” Ke empat preman ini sangat terkejut ketika berbalik melihat Darko sudah ada di belakang mereka sambil tersenyum sinis bagaikan Malaikat pencabut nyawa yang siap mengantar mereka ke neraka. “Se.. setan…!”Mereka berteriak dengan panik melihat Darko yang sudah siap memberi hukuman kepada mereka. “Apa saya sudah mengizinkan kalian untuk pergi? Baiklah, daripada kalian hidup bisanya menyusahkan orang, saya akan membuat kalian bertobat.”Darko berkata dengan sinis, sebelum tubuhnya tiba-tiba berkelebat dan menjatuhkan ke empat preman ini ke tanah. Lolongan kesakitan terdengar hampir bersamaan saat tubuh mereka terlempar sejauh sepuluh meter kesegala arah dengan kaki yang sudah remuk tulangnya dan tidak akan bisa dibetulkan lagi. Darko sengaja memberi hukuman kepada mereka dengan

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 184. MENGHARGAI

    Bab 184. MENGHARGAI Suasana yang disangka Darko akan berubah menjadi canggung setelah dia mengaku kalau dirinya sudah menikah, ternyata salah. Tuan Emeron malah semakin senang dan menghargai sikap Gentleman Darko, yang berani berterus terang sudah menikah. “Saya sangat suka dengan pemuda seperti tuan dokter ini, anda sangat berterus terang dan jujur. Sepertinya istri anda sangat bangga dan percaya mempunyai suami seperti tuan dokter.”Tuan Emeron tak hentinya memuji sikap Darko, hal ini malah membuat hati Darko menjadi tidak nyaman. “Oh iya, ini ada uang seratus milyar di dalam Kartu Bank ini, saya minta tuan dokter mau menerimanya.”Tuan Emeron tiba-tiba menyerahkan sebuah kartu Bank kepada Darko, sepertinya kartu Bank ini sebelumnya sudah disiapkan oleh tuan Emeron. Sehingga ketika bertemu Darko langsung memberikannya. Meskipun Darko tidak membutuhkan uang ini, akan tetapi agar tidak menyakiti perasaan tuan Emeron, Darko langsung menerima kartu Bank ini tanpa b

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 185. KERIBUTAN

    Bab 185. KERIBUTAN Mendengar suara Bambang yang terlihat sangat panik, tentu saja Darko harus segera kembali ke perusahaan Cabang yang baru saja di buka di kota Parigi ini. Setelah membayar es kelapa mudanya, Darko segera berjalan mencari tempat yang sepi untuk melakukan teleportasi kembali. Waktunya tidak akan cukup, jika dia kembali ke perusahaan dengan menaiki taksi. Menggunakan formasi teleportasi merupakan jalan pintas yang paling cepat. Setelah menemukan tempat yang sepi dan memandang ke sekeliling tidak ada yang memperhatikannya, tiba-tiba sosok Darko kembali menghilang dari pantai Parigi. Padahal dia baru saja tiba di pantai dan belum menghabiskan es kelapa muda yang dibelinya. Karena masalah yang mendesak, sehingga Darko harus segera kembali ke perusahaan. Dalam sekejap sosok Darko sudah sampai di perusahaan miliknya, lebih tepatnya berada di ruang rahasia tempat istirahatnya. Dikarenakan Darko munculnya di ruang rahasia, maka kemunculann

Latest chapter

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 295. KEBAHAGIAAN

    Bab 295. KEBAHAGIAAN “Jadi, siapa orang tua kak Darko?” Angeline berkata tanpa sadar. Padahal dia merasa malu untuk menanyakannya, akan tetapi apa yang keluar dari mulutnya adalah reflek saja karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. George tidak marah mendengar perkataan Angeline, sebaliknya George malahan tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya. “Orang tua Darko tentu saja kamu sudah mengenalnya dengan baik.” “Apa? Saya sudah mengenalnya?”Angeline berteriak tanpa sadar, saat tersadar dan merasa tidak sopan berteriak di hadapan mertuanya, Angeline langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf saya hanya terkejut saja. Tapi siapakah orang tua kak Darko, mana mungkin saya sudah mengenalnya.” “Orang tua Darko adalah Bu Siti.”George segera menyebutkan nama Siti dengan nada pelan sambil menatap wajah Angeline dan Darko silih berganti. "Mana mungkin bu Siti adalah orang tua kandung kak Darko?”Mata Angeline seakan mau keluar saat men

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN

    Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN Malam ini Angeline benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Darko. Tentu saja Darko juga tidak menolak ketika Angeline berinisiatif untuk melakukan hubungan intim sebagai suami istri dengannya. Keesokan paginya wajah Darko tampak semakin bersemangat, kegundahan dan kegalauan yang mendera pikirannya sudah lebih berkurang. Sedangkan wajah Angeline tampak pucat dan terlihat seperti orang yang kelelahan. Maklumlah mereka semalam telah bertempur hingga semalaman. Bagi Darko yang seorang kultivator tentu saja tidak masalah jika dia melakukan hubungan suami istri semalaman tanpa henti. Hanya saja dia tidak tega melihat Tenaga Angeline kehabisan untuk melayaninya. Menjelang subuh barulah Darko menghentikan serangannya pada Angeline. Saat terbangun Darko tampak bersiul dengan penuh kegembiraan dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tanpa menunggu Angeline terbangun

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE

    Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE Setelah menerima laporan kapten pengawal, tuan besar George segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga. Widyawati memandangi kepergian suaminya tanpa berusaha mencegahnya, karena dia tahu kalau George ingin segera bertemu dengan Darko. “Kalian kembalilah ke tempat kalian, nanti kalau saya membutuhkan bantuan kalian pasti kalian akan saya panggil.” “Baik nyonya.”Kapten pengawal dan kepala pelayan segera kembali ke tempatnya masing-masing. “Darko, kamu pergi kemana saja? Kami mencarimu sedari tadi kenapa tidak kelihatan?”George segera menyapa Darko, setelah melihat sosok Darko yang sedang duduk di teras paviliun. Darko yang sedang asik menikmati rokoknya segera menoleh ke arah sumber suara. Darko segera berdiri dan tersenyum ke arah george setelah mematikan rokok di tangannya. “Ayah…” George menatap wajah anak angkatnya dengan perasaan bersalah, sebagai seorang pria tua yang berpenga

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT

    Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT Darko merasa sangat galau tingkat langit menghadapi kenyataan yang dialaminya. Andai dia bisa memilih tentu saja Darko lebih suka selalu hidup di medan perang daripada menerima kenyataan ini. Kenyataan ini tidak bisa dikatakan manis maupun pahit, karena semua adalah kenyataan yang sebenarnya. Hanya saja setelah tahu bahwa dia hanya anak angkat, perasaan hutang budi kepada ayah dan ibu angkatnya menjadi sangat besar. Hutang budi ini melebihi kebaikan harus dilakukan oleh anak kandung kepada orang tua kandungnya. Karena sangatlah wajar dan seharusnya, anak kandung berbakti kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi saat ini Darko merasa tekanan yang harus dilakukan kepada kedua orang tua angkatnya seperti sebuah gunung yang selalu berada di punggungnya. Tentu saja Darko tidak bisa durhaka maupun melupakan budi baik yang diberikan George dan Widyawati yang selama ini merawatnya. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 291. SEBUAH TEKAD

    Bab 291. SEBUAH TEKAD Dalam sekejap sosoknya sudah muncul di tebing gunung yang dulu pernah dijadikan tempat berkemah. Tebing gunung ini terletak di perbatasan timur Nusantara, lebih tepatnya tempat dia berkemah dan membunuh seekor ular python. Tempat ini sangatlah terpencil serta pemandangannya sangat indah, dari atas tebing ini Darko bisa menatap ke arah lembah sejauh mata memandang. “Aaaa…. aaaa….aaaa….!!”Dengan lantangnya Darko menjerit sekuat tenaga melepaskan kegundahan dan ketidak percayaan pada dirinya. Gema teriakan Darko mengagetkan hewan-hewan liar yang ada di hutan serta menerbangkan burung-burung yang sedang mencari makan di antara pepohonan. “Tuhan… haruskan saya percaya dengan kenyataan ini? Orang tua yang begitu baik merawatku sejak kecil ternyata mengaku bukan orang tua kandungku?” “Tuhan…! Apa yang harus saya lakukan?” “Astagfirullahaladzim…. Ya Alloh, ujian apalagi yang Engkau berikan kepadaku?” “Kalau memang mereka berd

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 290. TEKANAN BATIN

    Bab 290. TEKANAN BATIN Angeline segera menjawab pertanyaan Widyawati, sambil tersenyum kearah Siti. Sementara itu Darko yang tidak terlalu menganggap penting kehadiran Siti, ekspresi wajahnya tampak datar saja. Jendral George dan Widyawati sepertinya juga mengerti, kenapa Darko bersikap datar kepada Siti. Yang pasti Darko belum menyadari kalau wanita paruh baya yang datang jauh-jauh dari negara Samanta ini, sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menemui Darko sebagai anak kandungnya yang hilang dua puluh lima tahun yang lalu. Siti tampak tersenyum mendapat pembelaan dari Angeline. Tentu saja sebagai sesama wanita Angeline lebih peka dan tidak terlalu berpikir jauh dengan Siti. Apalagi mereka sudah menandatangani kerjasama antara dua perusahaan, sehingga sikap Angeline sebagai CEO baru, tentu saja sangat senang dengan kerjasama ini. “Maaf ayah, saya mau ke kamar dulu. Biar Angeline menemani kalian ngobrol.”Darko segera berpamitan

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA

    Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA Widyawati tampak menghela nafas setelah melihat foto yang ada di dalam liontin, kemudian dia menyerahkan kalung perak itu kepada Siti. “Ternyata kamu memang orang tuanya Darko, akan tetapi lebih baik kalian melakukan tes DNA terlebih dahulu agar semuanya lebih jelas lagi.” “Benar apa kata istriku, kalian sebaiknya Tes DNA terlebih dahulu agar semakin jelas dan kuat hubungan diantara kalian.” Siti sangat terkejut mendengar saran dari kedua suami istri di depannya ini, dia tidak menyangka kalau seorang bangsawan seperti keluarga Mangkusadewo mempunyai hati yang begitu terbuka dan bisa menerima pengakuannya tanpa memarahi maupun menghalanginya. Memang, keluarga Mangkusadewo terkenal sebagai keluarga yang rendah hati dan suka menolong siapapun serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain, meskipun sebenarnya pendapat orang itu merugikan dirinya. Sifat-sifat baik dari keluarga Mangkusadewo ini telah diturunk

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO

    Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO Sementara itu Jendral George yang memperhatikan perubahan pada ekspresi wajah Widyawati hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar perkataan Siti, apakah kamu akan mempercayai begitu saja omongannya? Mana mungkin kita akan melepaskan Darko yang sudah mereka rawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang, kepada wanita yang datang entah dari mana dan mengakui kalau Darko adalah anak kandungnya?” “Dari data yang ada di arsip mereka, saya di perlihatkan nama dan alamat rumah ini.”Sebelum Widyawati bertanya dan menyanggah perkataannya, Siti sudah melanjutkan perkataannya. Tampaknya Widyawati mempunyai sifat yang lebih sabar dan bisa menerima perkataan Siti. Meskipun belum seratus persen mempercayai, akan tetapi Widyawati masih bisa menerima apa yang dikatakan Siti. Widyawati ingin menggali lebih banyak informasi yang bisa di keluarkan Siti untuk membuktikan apa yang

  • Menantu sang Jendral Besar   Bab 287. TENSI MENINGGI

    Bab 287. TENSI MENINGGI Meskipun kesal karena dia tidak disuruh naik mobil Rolls Royce itu, Siti tetap diam. Karena yang jelas dia diizinkan untuk bertemu dengan tuan George Mangkusadewo. Dengan dikawal kapten penjaga pintu gerbang, Siti berjalan menuju Mansion yang jaraknya dua ratus meter dari pintu gerbang. Akhirnya Siti sampai juga di Mansion keluarga Mangkusadewo, di depan pintu Mansion dia sudah dijemput seorang pengawal bagian dalam. Kapten penjaga pintu gerbang segera menyerahkan tanggung jawab mengantar Siti kepada pengawal bagian dalam. Begitu memasuki Mansion, Siti sangat kagum dengan arsitektur dan furniturenya. Arsitekturnya gabungan dari arsitektur tradisional di gabungkan dengan arsitektur modern. “Tuan, tamunya sudah ada di sini.”Pengawal bagian dalam yang menerima Siti segera memberi hormat dan melaporkan kedatangannya. Jendral George Mangkusadewo segera menatap kearah Siti, dalam tatapan matanya terlihat kalau dia

DMCA.com Protection Status