Beranda / Fantasi / Menantu sang Jendral Besar S2 / Bab 23. DI USIR DARI PASAR

Share

Bab 23. DI USIR DARI PASAR

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 23. DI USIR DARI PASAR

“Tunggu sebentar, uangnya biar saya yang ngasih.”

Darko langsung menghentikan tangan Angeline yang sedang terulur ke arah bang Bimo dan mengambil uang lima ribu rupiah yang ada di tangannya.

“Ini bang, uangnya.”

Dengan sopan Darko menyerahkan uang keamanan yang hanya sebesar lima ribu rupiah kepada Bimo yang langsung menerimanya dengan wajah muram sambil berkata, “Bu Angeline mulai besok kamu tidak boleh jualan di pasar ini lagi.”

“Loh kenapa saya tidak boleh jualan disini?”

Tentu saja Angeline tidak terima, jika dilarang berjualan di pasar pagi ini lagi.

Padahal berdagang sayur di pasar pagi selama ini tidak ada masalah, kenapa sekarang jadi berbeda.

Tentu saja Angeline tidak tahu kalau apa yang dilakukan bang Bimo adalah bentuk ungkapan ketidak sukaannya kepada Darko yang datang menemani Angeline jualan sayur di pasar pagi ini yang berada di wilayah kekuasaannya.

“Karena ada orang yang akan menempati lapak anda, saya harap bu A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 24. PREMAN PASAR

    Bab 23. MEMBERI PELAJARAN PREMAN PASAR Mendengar pertanyaan Darko seketika kelima anak buah bang Bimo saling pandang. Mereka tak tahu harus berkata apalagi, memang mereka tidak melihat secara langsung kapan Darko menampar bang Bimo. Akan tetapi di tempat ini hanya ada Darko dan Angeline selain mereka berenam termasuk bang Bimo. Sehingga mereka memastikan kalau yang barusan menampar bang Bimo adalah Darko. Akan tetapi setelah mendengar perkataan Darko mereka sepertinya telah salah orang saat menuduh Darko yang menampar bang Bimo. Padahal memang benar tebakan mereka, setelah saling pandang mereka berlima segera maju untuk menangkap Darko dan memberinya pelajaran. “Teman-teman cepat tangkap orang ini dan bawa Angeline untuk menghibur bang Bimo.”Angeline tampak panik melihat lima preman pasar pagi yang bertampang sangar mengepung Darko. “Kak Darko, cepat lari. Biar saya yang menangani mereka.” “Tenang saja, kamu tetap disitu biar suamimu yang ga

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 25. VILLA SURGA ALAM HIJAU

    Bab 25. VILLA SURGA ALAM HIJAU “Ayah… Izi mau berangkat sekolah di temani ayah lagi. Ayah mau kan?”Faizi langsung lari mendekati Darko begitu mereka memasuki halaman rumah. “Tentu saja ayah mau mengantar Faizi berangkat sekolah, tapi sama ibu juga kan?”Darko melirik ke arah Angeline yang ada di dekatnya sambil tersenyum misterius. “Ibu, ibu harus menemani Izi pergi ke sekolah. Izi sayang ibu deh.”Faizi segera ganti memegang tangan Angeline agar ibunya mau mengantar dia sekolah. Padahal biasanya yang mengantar sekolah adalah tugas Rossa, karena Angeline ketika pulang Faizi sudah berangkat sekolah. Hanya saja sejak Darko kembali dari medan perang, dia sangat senang ketika kemarin di antar sekolah dan di ajak jalan-jalan ke Mall setelah pulang sekolah. “Boleh, tapi ibu ganti pakaian dulu ya? Lihat pakaian ibu bau sayuran.” “Hore… Izi akan berangkat sekolah diantar ayah dan ibu lagi…!”Faizi sangat senang mendengar perkataan Angeline kalau dia akan berangka

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 26. MEMBERI HUKUMAN PUSH UP

    Bab 26. MEMBERI HUKUMAN PUSH UP Suasana serta pemandangannya juga sangat indah dan asri dengan taman bunga dan pohon palem yang berderet rapi di sepanjang jalan. Sebagai anak kecil yang terbiasa hidup dalam kesederhanaan tentu saja Faizi sangat kagum melihat keindahan yang terpampang di depannya. Bahkan Angeline yang sebelumnya berasal dari keluarga kelas dua di kota Mandiraja, juga ikut kagum dengan penataan kawasan Villa Surga Alam Hijau. “Bagaimana ini pak, kita tidak boleh masuk?”Sopir taksi menoleh ke arah Darko untuk memberi keputusan mau terus lanjut atau kembali dan tak jadi memasuki kawasan Villa Surga Alam Hijau ini. “Sudahlah, sebaiknya kita kembali saja. Jangan membuat onar dan bikin keributan di wilayah orang.”Angeline berbisik sambil menyentuh tangan Darko. Mendengar perkataan istrinya, Darko hanya tersenyum sambil memandangnya dan berkata, “Tenang saja, saya tidak bohong sama kamu. Saya memang punya rumah di tempat ini.” Setelah menghi

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 27. TIP MASING-MASING SERATUS JUTA RUPIAH

    Bab 27. TIP MASING-MASING SERATUS JUTA RUPIAH Setelah mengucapkan terimakasih, kedua penjaga pintu gerbang kawasan komplek Villa Surga Alam Hijau segera melakukan push up setelah saling pandang satu dengan yang lainnya. Sebelum taksi yang di naiki Darko meninggalkan pintu gerbang menuju puncak bukit dimana Villanya berada, mata Darko sempat melihat ke arah kedua penjaga keamanan yang sudah mulai melaksanakan hukuman yang diberikan. “Ayah, apa yang sedang mereka lakukan? Kenapa mereka tengkurap dan sambil mengangkat tubuhnya berulang kali?”Faizi yang baru pertama kalinya melihat orang melakukan push up tampak keheranan sehingga bertanya kepada Darko. “Mereka sedang olahraga.” “Masa’ olahraga seperti itu?” “Itu namanya olahraga militer untuk menguatkan otot lengan dan otot perut. Kalau Faizi ingin menjadi tentara harus bisa melakukan push up seperti mereka dalam jumlah yang banyak dan cepat.” “Seperti itu ya Yah? Benar-benar seru dan menyenangkan. Faizi a

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 28. HORE AYAHKU PUNYA MOBIL SPORT

    Bab 28. HORE AYAHKU PUNYA MOBIL BAGUS Mendengar perkataan yang keluar dari bibir Faizi, tanpa sadar mata Angeline mulai sembab. Kenangan akan hinaan demi hinaan yang dialami anaknya sejak bisa bermain dan mempunyai teman membuatnya sering menahan kesabaran dan hanya bisa menghibur anaknya untuk tidak membalas ejekan mereka. Tentu saja Darko tahu juga apa yang selama ini dialami anaknya sesuai kabar terakhir yang diterima sebelum dia memutuskan untuk pulang dari medan perang. Darko tersenyum mendengar perkataan Faizi kemudian memberinya semangat sambil berkata, “Tentu saja Faizi bukan anak haram, ayah dan ibu sudah menikah secara resmi di Kantor Urusan Agama kota Mandiraja sebelum Faizi lahir kedunia ini.” “Memang iya? Memang ayah dan ibu sudah menikah seperti orang-orang yang memakai pakaian bagus dan dihadiri banyak orang serta banyak makanan enak di tempat itu?” Darko dan Angeline saling pandang begitu mendengar apa yang diomongkan anaknya.

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 29. SENJATA RAHASIA NASI PUTIH

    Bab 29. SENJATA RAHASIA NASI PUTIH Dia berjalan kearah mobil Mercedes warna hitam disamping mobil sport yang sedang dihidupkan mesinnya. Tangannya mengusap body Mercedes hitam dan matanya tampak berbinar melihat penampilan mobil ini, karena mobil ini sangat cocok dipakai seorang wanita seperti dia. Kenangannya seketika melayang lagi ke beberapa tahun yang lalu, ketika kehidupan indahnya masih berlangsung sebagai pengusaha wanita sukses yang sangat terkenal. Darko yang baru saja membuka pintu garasi langsung melihat Angeline yang tampak sedang asik membelai body mobil Mercedes yang ada di samping mobil sportnya. “Kamu sepertinya suka dengan mobil ini, pakailah untuk kebutuhan sehari-harimu.” Angeline menoleh kearah Darko dan tersenyum tanpa berkata apa-apa, karena dia tahu apapun yang dikatakan dan di berikan Darko tidak perlu ditolak. Setelah dianggap cukup memanasi mesin mobilnya, Darko segera mengajak Angeline dan Faizi untuk masuk kedalam

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 30. BELANJA UNTUK ANGELINE

    Bab 30. BELANJA UNTUK ANGELINE “Ups.”Mulut wanita itu tiba-tiba kehilangan suaranya setelah titik saraf suaranya terkena tembakan sebutir nasi yang ditembakkan Darko. “Akh…akh… akh…”Wanita ini segera menepuk-nepuk punggung lehernya dengan maksud untuk mengeluarkan suaranya yang menghilang. Sementara itu teman-temannya yang sedang bersama wanita ini tampak keheranan melihat apa yang sedang dilakukannya. “Melly, kamu kenapa?”Salah seorang rekan wanita ini segera memegang tangan Melly untuk memeriksa keadaannya. Ternyata wanita yang baru saja di usilin Darko bernama Melly, setelah suaranya menghilang maka secara otomatis mereka tidak lagi memperdulikan Darko dan keluarganya. Sementara itu Darko tampak mengulum senyum melihat kesialan yang dialami Melly. “Ayah, makanan di tempat ini sangat enak. Izi mau tiap hari makan disini.” “Boleh, tentu saja ayah akan ajak Faizi makan di sini setiap hari.” “Hore… ayah memang baik.”Angeline hanya tersenyu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 31. DIPANDANG RENDAH

    Bab 31. DIPANDANG RENDAH Darko keheranan melihat sikap pelayan toko pakaian bermerek ini, entah kenapa tiba-tiba saja Darko merasa respek saja dengan pelayanan mereka. “Kami tidak pernah memandang rendah siapapun pelanggan yang datang ke toko kami. Saya persilahkan tuan untuk melihat-lihat semua produk kami.” Kepala Darko tampak terangguk-angguk mendengarkan penjelasan pelayan toko, dia semakin senang saja dengan toko ini dan dia ingin melihat apa pelayanan mereka benar-benar seperti yang mereka katakan. Benar saja seperti perkataan mereka, Angeline terlihat sedang dilayani dengan baik oleh salah seorang pelayan dan sedang mencoba beberapa pakaian wanita. “Faizi, apa kamu juga mau membeli pakaian baru?” “Mau, mau, tentu saja Faizi mau beli pakaian baru.”Faizi berteriak kegirangan mendengar tawaran yang diberikan Darko. Siapapun orangnya baik anak kecil maupun orang dewasa tentu saja akan sangat senang jika ditawari untuk membeli baju baru, demikian

Bab terbaru

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA

    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA

    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN

    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 188. ANGELINA DI BAWA KE IBUKOTA

    Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA

    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 185. KEDATANGAN SITI

    Bab 185. KEDATANGAN SITI Airmata kebahagiaan bercampur dengan kesedihan tiada henti membasahi pipi Siti yang sedang terlarut dalam euforia yang sama sekali tidak pernah disangka-sangkanya. Hingga pada akhirnya dia menghela nafas berat setelah memandangi foto Faizi di ponselnya. “Sebaiknya saya menemui cucuku ini, daripada selalu rindu dan bersalah tidak bisa membahagiakan Darko saat kecil.”Setelah bergumam dan menentukan pilihan apa yang akan dilakukan, Siti segera bangkit dari duduknya dan merapikan semua barang yang ada di atas meja kerja. Kemudian Siti pulang lebih awal, dia berpesan kepada sekretaris dan bawahannya kalau dia akan pergi ke Nusantara untuk beberapa hari. Siti sudah berada di bandar udara Internasional kota Parigi untuk menuju negara Nusantara. Siti dikawal lima orang pengawal kepercayaannya selama bepergian ke Nusantara. Akhirnya pesawat yang ditunggu pun tiba, Siti dan kelima pengawalnya menaiki pesawat yang akan terbang men

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 184. KELUH KESAH SITI HARDIYANTI RUKMANA

    Bab 184. KELUH KESAH SITI HARDIYANTI RUKMANA Setelah menyampaikan apa yang perlu disampaikan kepada peserta rapat, tanpa sengaja Darko melihat kedua anak buah kepercayaannya saling pandang dengan senyum masam terlihat di wajah mereka. Segera saja Darko tahu apa yang sedang mereka pikirkan, kemudian dia berkata untuk menghibur kedua orang kepercayaannya ini. “Satu lagi yang perlu saya umumkan, ada dua orang yang akan mendapatkan bonus masing-masing sebanyak dua ratus milyar rupiah dan liburan satu minggu bagi pak Bambang dan pak Slamet yang telah membantu saya selama ini menjaga perusahaan dan memilih para karyawan yang bertalenta seperti kalian.” Suasana ruang rapat yang sebelumnya sudah dipenuhi dengan bisik-bisik kegembiraan, sekali lagi terdengar suara ucapan selamat yang ditujukan kepada Bambang dan Slamet disusul suara tepuk tangan yang meriah. Bambang dan Slamet yang sebelumnya tersenyum masam seketika wajah mereka berseri-seri setelah mendengar peng

DMCA.com Protection Status