Bab 12. HANTU Sementara itu Darko yang sedang asik menemani Faizi memilih pakaian, dikejutkan oleh suara pelayan yang berdiri di belakangnya. “Maaf tuan, sebaiknya tuan memakai pakaian terlebih dahulu sebelum berjalan-jalan di Mall ini. Bukannya apa-apa, sangatlah tidak baik, jika tuan bertelanjang dada seperti ini.” Darko segera menoleh ke arah sumber suara, seketika dia mendapati tatapan wanita pelayan di depannya sedang tertuju ke arah tubuhnya yang kekar. “Ehem…”Darko langsung berdehem yang secara otomatis mengagetkan pelayan wanita di depannya, seketika wajahnya memerah dan menundukkan kepalanya ketika tiba-tiba Darko berbalik tepat ke arahnya. Melihat pelayan wanita di depannya menundukkan kepala, Darko segera memandang dadanya yang bidang dan perutnya yang seperti barisan buah durian Bawor. Darko langsung tersenyum kecut setelah melihat keadaan tubuhnya, awalnya dia memang ingin membelikan pakaian untuk Faizi, sehingga dia melupakan keadaannya se
Bab 13. TAMPARAN Ketika Darko dan pelayan Mall sedang berdiskusi tentang ganti rugi pakaian yang dijatuhkan Faizi, terlihat Angeline yang sebelumnya berada di outlet pakaian wanita sedang berjalan ke arah mereka. Sebelumnya Angeline memang sedang ragu untuk memilih pakaian wanita sebagai ganti pakaiannya yang di robek wanita paruh baya saat di lobi. Akan tetapi setelah melihat uangnya hanya sisa seratus ribu rupiah, seketika Angeline merasa ragu untuk membeli pakaian baru. Karena uang seratus ribu ini sebenarnya akan digunakan untuk kebutuhan mendesak di keluarganya seperti berobat dan membayar listrik. “Ada apa ini? Kenapa pakaiannya berantakan seperti ini?”Angeline langsung bertanya kepada Darko begitu sampai di dekatnya. Darko memandang kearah Angeline dan segera tersenyum untuk menenangkannya, kemudian berkata. “Tidak ada apa-apa, hanya pakaian ini tersenggol dan jatuh berserakan.” “Kenapa kalian sepertinya sedang saling berargumen?”Angeli
Bab 14. SIAPA ANDA “Apa yang kalian lakukan? Apa perusahaan membayar kalian untuk berkumpul dan ngobrol? Kalian bubar dan kembali ke pos kalian!”Ternyata orang yang membentak para pelayan adalah Nuraeni yang sebelumnya sedang menemani wanita paruh baya yang ada di lobi. Saat itu dia mendapatkan laporan dari salah seorang pelayan yang mengatakan kalau di lantai dua sedang ada keributan. Tentu saja Nuraeni langsung pergi ke lantai dua untuk melihat keributan apa yang sedang terjadi. Sebagai manajer yang bertanggung jawab atas operasional Mall ini, maka dia segera mendatangi lantai dua setelah mendapatkan laporan dari salah satu pelayannya. “Ini… ini… orang ini sudah membuat keributan dan menjatuhkan semua rak pakaian ini.” Nuraeni segera memandang kearah Darko dan Angeline, keningnya seketika mengerut melihat penampilannya. “Apa kalian yang sudah membuat keributan ini?” “Maafkan saya, saya akan bertanggung jawab atas semua kerusakan ini.”Darko seg
Bab 15. DIINCAR MUCIKARI Darko membelai kepala Faizi sambil tersenyum saat memberi nasehat dan dukungan atas cita-cita anak kesayangannya ini. Saat sedang menikmati kebahagiaan dengan Faizi, terdengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya dan suara teriakan dari seseorang. Darko segera menoleh ke arah sumber suara, seketika senyum dingin menghiasi sudut bibirnya. Dia tahu kalau enam orang berbadan kekar dengan pakaian serba kekar ini pastilah orang yang dipanggil wanita paruh baya yang sebelumnya di tabrak tanpa sengaja oleh Faizi saat di lobi. “Sepertinya pria itu orang yang di maksud nyonya besar.” “Benar sekali, hanya pria itu yang bersama anak kecil dengan pakaian yang jelek.” “Kalian segera tangkap pria itu dan bawa ke hadapan nyonya besar.” “Baik.” “Hei… kamu bajingan yang tadi menampar Boss kami ya?!”Kapten pengawal langsung menghardik setibanya di depan Darko, tanpa sopan santun terlebih dahulu. Suara keras teriakan kapten
Bab 16. WANITA YANG SEDERHANA Terdengar teriakan yang menyayat hati hampir bersamaan, ketika jari jemari Darko dijentikkan kearah keenam orang pengawal yang akan menangkapnya. Kemudian keenam pria naas ini terbang seperti baru saja di hantam kepala seekor kerbau sejauh sepuluh meter dan jatuh menghantam rak-rak pakaian di Mall ini. Brak…! Prang…! Tentu saja keributan ini membuat panik para pengunjung Mall dan pelayan yang sedang berjaga. “Ada apa ini? Kenapa ada orang yang menghancurkan rak pakaian kita?”Suasana lantai dua Mall seketika menjadi heboh, karena ke enam orang ini terbang ke tempat yang berbeda dan mereka Sementara itu ke enam pengawal yang terbang setelah terkena jentikan energi sejati yang ditembakkan Darko tampak memegangi dadanya yang melesak dan dari sudut bibir mereka meneteskan darah segar. Mereka sama sekali tidak tahu siapa orang yang sudah melemparkan tubuh mereka hingga terbang sejauh sepuluh meter dengan tulang rusuk patah.
Bab 17. MANAJER NURAENI MINTA MAAF Setelah memberi perintah kepada kedua petugas keamanan Mall, Manajer Nuraeni kembali ke meja kasir untuk menunggu Darko. Tak lupa dia juga memerintahkan ke karyawannya untuk segera membereskan semua kekacauan yang ditimbulkan ke enam orang ini. “Apa yang kalian lakukan? Lepaskan tangan kotormu, apa kamu tidak tahu siapa kami?” Kapten pengawal langsung memaki petugas keamanan Mall yang akan memborgol tangannya. Keamanan Mall seketika mengkerut ketika di bentak kapten pengawal, karena tubuh keenam ini memang sangat kekar dan lebih besar dibandingkan kedua pengawal Mall. Meskipun dada keenam pengawal mucikari Ratna sudah terluka, mereka tetap merupakan pria kekar yang membuat orang biasa merasa ngeri saat melihatnya. Setelah satpam Mall mundur, kapten pengawal segera berusaha untuk berdiri meskipun dengan menahan rasa sakit di dadanya. Satpam Mall sama sekali tidak berani menangkap kapten pengawal dan anak buahny
Bab 18. DIKEPUNG “Apa yang kalian tunggu lagi, cepat tangkap wanita itu dan hajar pria kurus yang bersamanya.”Mucikari Ratna segera memerintahkan mereka untuk beraksi dan tidak terlalu banyak berpikir lagi. Setelah mendapatkan dorongan dari mucikari Ratna, sepuluh pengawal dengan badan kekar segera menghadang Darko yang baru saja turun dari eskalator. Darko yang sedari tadi sudah melihat mereka sama sekali tidak khawatir, berbeda dengan Angeline yang mengetahui kalau mucikari Ratna masih menunggu mereka. Seketika Angeline memegangi lengan Darko dengan kencang, sebagai wanita biasa tentu saja dia ketakutan. Apalagi Angeline yang sekarang bukanlah Angeline yang dulu dari keluarga Wibisono yang terkenal kaya sebagai pengusaha wanita yang sukses. “Tenang saja, tidak akan ada apa-apa selama ada suamimu yang ganteng ini.” Angeline seketika memandang wajah Darko ketika mendengar candaan Darko yang terdengar aneh, keningnya tampak berkerut dan bola matanya
Bab 19. PANCARAN AURA KEMATIAN Setelah memberi pelajaran kepada anak buahnya mucikari Ratna, Darko segera menepuk telapak tangannya seakan sedang membersihkan debu yang menempel. Senyum mengembang menghiasi bibir Darko yang segera menghadap ke arah Faizi sambil berkata. “Faizi lihat apa yang baru saja ayah lakukan, apakah Faizi ingin kuat seperti ayah?” “Hebat… ayah benar-benar hebat, seperti film pendekar saja. Ayah Izi ingin kuat seperti ayah juga.” “Tentu, Faizi pasti bisa seperti ayah. Tugas Faizi mulai sekarang harus rajin belajar dan membantu ibu agar Faizi bisa menjadi orang yang kuat.” “Iya, Izi mulai sekarang akan rajin belajar.”Faizi tampak antusias ketika mendengar nasehat ayahnya. seketika hati Faizi semakin bahagia melihat ayah yang selama ini dirindukan ternyata sangat kuat dan jago, bisa mengalahkan sepuluh pria besar itu dengan sangat mudah. “Ayo kita pulang, ibu sudah capek.”Angeline segera menyela pembicaraan Darko dan Faizi.
Bab 194. NAPAK TILAS KE UNIVERSITAS “Bu Siti, sepertinya ibu perlu membawa bapak Bambang ini ke tempat-tempat yang dulunya pernah disinggahi sebelum beliau lupa ingatan. Terapi kenangan masa lalunya sangat penting untuk memancing daya ingat otaknya.”Dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang memberi saran kepada Siti setelah satu bulan lamanya dilakukan pemeriksaan otaknya dengan peralatan modern dan canggih tetap saja belum bisa menyembuhkan lupa ingatannya Bambang. Siti mendengarkan dengan serius saran dari dokter spesialis otak yang memeriksa Bambang. Setelah pemeriksaan otak Bambang selesai, Siti segera mengajak Bambang untuk jalan-jalan. Bambang hanya diam dan mengikuti kemanapun Siti membawanya pergi, bahkan ketika dia di ajak naik pesawat terbang Bambang tidak banyak bertanya. Akhirnya pesawat yang dinaiki Siti mendarat di bandar udara kota Mandiraja. Ekspresi wajah Bambang terlihat aneh begitu menginjakkan kaki di kota Mandiraja lagi? Bu
Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.
Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal
Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim
Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi
Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in
Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me
Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu
Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis