Home / Romansa / Menantu Termiskin / Seolah Tidak Terjadi Apa-Apa

Share

Seolah Tidak Terjadi Apa-Apa

Author: Watermelon
last update Last Updated: 2023-03-24 10:41:44

Arnita menatap Mawar yang bersikap seperti biasanya seolah tidak terjadi apa-apa. Baru tadi siang Arnita melihat Mawar bersama seorang laki-laki asing bermesraan di mall. Dan sekarang kakak iparnya itu sudah seperti biasa, mengobrol dengan suaminya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Ngapain lo ngeliatin gue terus!" seru Mawar dengan tatapan tajamnya.

Arnita langsung mengalihkan tatapannya dan menggelengkan kepalanya.

"Enggak kok mbak." elak Arnita dengan wajah gugupnya karena tertangkap basah sedang memperhatikan Mawar sedari tadi.

"Pakai ngelak lagi, jelas-jelas gue lihat lo liatin gue dari tadi." Mawar terus mencecar Arnita dengan terus memojokkannya.

Arman datang memasuki ruang makan. Ia berdiri di samping Arnita yang berseberangan dengan Mawar. Arman mengerutkan keningnya ketika melihat ekspresi dua orang di dekatnya itu terlihat seperti habis bertengkar. Mawar melepaskan kain lap di tangannya dan beranjak pergi dari ruang makan.

"Mbak Mawar kenapa? Dia marahin kamu?" tanya Arman kep
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Termiskin   Pengakuan Mantan

    "Kamu nanti tunggu di ruangan saya, saya nggak akan lama rapatnya." Arman menggandeng tangan Arnita memasuki gedung kantor. Hari ini Arman memang dengan sengaja mengajak Arnita ke kantor keluarga.Arman membuka pintu ruangannya. Di dalam ruang kerjanya sudah ada Jenny dan juga mamanya. Kedua perempuan itu refleks berdiri saat Arman masuk ke dalam ruangan. Cintya terlihat terkejut melihat Arman membawa Arnita ke kantor. Berbeda dengan Jenny yang terlihat menampilkan senyum manisnya ke arah Arman."Mama sedang apa disini?" tanya Arman yang bingung dengan kehadiran mamanya."Mama mau ikut rapat hari ini." balas Cintya cuek. Matanya menatap sinis ke arah Arnita."Hai." Jenny melambaikan tangannya ke arah Arnita seperti sedang menyapa Arnita. Arnita pun membalasnya dengan lambaian tangan yang kaku dan senyum tipis. "Dia saudara kamu Ar? Kamu kok nggak pernah kenalin dia sama aku?" tanya Jenny sambil menatap ke arah Arnita dengan tatapan yang bersahabat.Cintya yang berdiri di samping Jenn

    Last Updated : 2023-03-24
  • Menantu Termiskin   Arnita Kepo

    "Ada apa?" tangan Arman yang bebas bergerak menggenggam tangan Arnita yang berada di pangkuan perempuan itu.Sejak masuk ke dalam mobil Arman memperhatikan sikap Arnita yang mendadak berubah menjadi diam. Perempuan itu tidak berbicara sepatah katapun. Apa mungkin terjadi sesuatu di kantor yang Arman tidak tahu? Pikir Arman. Sesekali ia melihat ke arah Arnita sambil fokus menyetir mobil."Hmm." kepala Arnita refleks menoleh ke samping dimana Arman sedang duduk di kursi kemudi."Kamu dari tadi melamun dan nggak banyak bicara. Kamu lagi memikirkan apa Nit? Ada yang mengganggu pikiran kamu?" tanya Arman dengan sedikit kekhawatiran."Nggak ada kok mas." Arnita menggelengkan kepalanya."Kamu lapar?" "Hmm, iya kayaknya." balas Arnita sambil menunjukkan deretan giginya."Yaudah kamu pesan saja makanan dan minta dikirim ke kantor." Arman menyerahkan ponselnya ke atas pangkuan Arnita. Arnita membuka aplikasi pesanan makanan yang ada di ponsel Arman. Ia memesan beberapa makanan untuk dimakan b

    Last Updated : 2023-03-25
  • Menantu Termiskin   Kisah Masa Lalu

    Wajah Arman berubah menjadi serius. Sebelumnya ia pernah bercerita mengenai Jenny pada Arnita. Namun ia tidak menceritakan cerita detailnya tentang hubungannya dengan Jenny di masa lalu. "Kamu yakin mau tau tentang Jenny." Arnita menganggukkan kepalanya dengan ragu. Sepertinya memang ada banyak kisah di antara Arman dan Jenny di masa lalu. Arnita menyiapkan hatinya untuk tidak terlalu baper dengan cerita Arman."Jadi dulu saya dan Jenny pernah menjalin hubungan. Saat di bangku perkuliahan saya dan Jenny berpacaran. Kemudian hubungan kami berubah menjadi serius. Setelah lulus kuliah saya dan Jenny bertunangan." Arman berhenti sejenak. Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum kembali melanjutkan ceritanya. "Kami bertunangan selama dua tahun. Setelah karir saya stabil, saya memutuskan untuk melamar Jenny." Hati Arnita mulai tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Ada rasa sesak yang dirasakan. Seperti ada belati yang menikam dadanya. Arnita berusaha tersenyum untuk mengalihkan rasa sesak

    Last Updated : 2023-03-25
  • Menantu Termiskin   Ancaman Mawar

    Sesampainya di rumah Arnita mengistirahatkan tubuhnya. Ia menggunakan waktu selama dua jam untuk tidur. Saat terbangun hari sudah semakin petang. "Non udah bangun. Gimana keadaannya non? Masih pusing?" "Enggak bi, cuman badannya masih lemes aja. Tapi sekarang sudah mendingan." "Mau bibi kerokin non, mungkin aja non masuk angin." tawar bi Umi."Nggak usah bi, tadi udah pakai minyak kayu putih kok." "Yaudah bibi buatin teh hangat ya." ujar bi Umi yang dibalas anggukan oleh Arnita.Arnita menundukkan dirinya di sofa dengan selimut rajut yang menutupi kakinya. Arnita merasa tenaganya berkurang banyak hanya karena mual. Saat mual tadi juga hanya air yang keluar. "Non mau makan?" bi Umi meletakkan teh hangat di depan Arnita."Nggak bi." "Non sore ini belum makan loh, nanti tuan khawatir kalau non belum makan." Tak lama Arman datang dengan menjinjing tas kantornya. Dia berjalan menghampiri Arnita. Bi Umi langsung mengundurkan dirinya saat Arman sudah datang."Bagaimana keadaanmu?" Arm

    Last Updated : 2023-03-25
  • Menantu Termiskin   Jatuh Sakit

    Arnita terbangun dari tidurnya. Mendadak rasa mual kembali ia rasakan. Buru-buru Arnita menyibak selimutnya dan berlari ke kamar mandi. Arman yang tidurnya merasa terganggu oleh gerakan Arnita pun ikut terbangun. Ia mengerjapkan matanya saat melihat Arnita berlari ke kamar mandi. Setelah nyawanya terkumpul, Arman menghampiri Arnita yang masih berada di kamar mandi. Arman mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali dengan suara seraknya."Nit! Buka pintunya." pinta Arman.CeklekSetelah kunci pintu terbuka, Arman masuk ke dalam kamar mandi. Arnita terlihat menyangga tubuhnya di depan wastafel."Kamu kenapa?" "Nggak tau mas tiba-tiba waktu bangun langsung mual." Arnita membasuh mulutnya dengan air."Kita periksa ke dokter sekarang ya." ajak Arman. Arnita terlihat masih bergeming."Saya khawatir melihat keadaan kamu sejak kemarin, lebih baik kita periksakan ke dokter supaya tahu sakit kamu." bujuk Arman agar Arnita mau pergi periksa ke dokter.Arnita dengan terpaksa menganggukkan kepalany

    Last Updated : 2023-03-25
  • Menantu Termiskin   Ngidam yang Mengada-ada

    "Mas, aku ganti film nya boleh nggak?" tanya Arnita meminta izin kepada Arman untuk mengganti film yang sedang mereka tonton.Arnita mendongakkan kepalanya karena tidak mendapat balasan dari Arman. Saat ini Arnita dan Arman sedang menonton film bersama. Arnita meletakkan kepalanya di pangkuan Arman sambil menikmati film di depannya."Mas." Arnita menggoyangkan lengan Arman untuk mendapatkan perhatian suaminya itu. "Hmm, kenapa Nit?" Arman menundukkan kepalanya menatap Arnita dengan linglung."Mas dari tadi aku bicara nggak pernah dengerin." ujar Arnita dengan kesal. Wajahnya menekuk dengan kesal.Sedari tadi Arman sibuk memandangi hasil usg. Bahkan terkadang Arnita melihat Arman tersenyum sendiri sambil memandangi foto usg yang ada di tangannya. "Mas bisa nggak fokus sama aku dulu. Dari tadi mas terus ngeliatin foto usg lo." "Habisnya lucu." ujar Arman sambil tersenyum melihat foto usg di tangannya."Perasaan nggak ada yang lucu." gumam Arnita. Ia sudah melihat foto usg itu tadi d

    Last Updated : 2023-04-19
  • Menantu Termiskin   Piyama Hello Kitty

    Arnita berusaha menahan tawanya agar tidak mengeluarkan suara yang mengganggu tidur Arman. Sudah hampir sepuluh menit Arnita terbangun. Pertama ia terbangun ia terkejut dengan Arman yang memakai piyama hello kitty miliknya. Pagi ini piyama berwarna ungu itu sudah tidak berbentuk lagi. Dua kancing piyama di bagian tengah terlepas entah kemana. Mungkin karena terlalu sempit di tubuh Arman hingga membuat kancing piyama itu terlepas dengan sendirinya. Arnita merasa kasihan dengan Arman yang terlihat tidak nyaman memakai piyama miliknya. Tangan Arnita bergerak membuka satu persatu kancing piyama. Ia hanya ingin membukakan kancing piyama itu agar Arman bisa bergerak dengan nyaman dalam tidurnya. "Hmm." tanpa sepengetahuan Arnita, Arman terbangun dari tidurnya karena gerakan tangan Arnita.Arman menundukkan pandangannya ke bawah di mana Arnita sedang sibuk membuka kancing piyama yang ia pakai. Tangan Arman langsung memegang tangan Arnita. Arnita yang sebelumnya sedang terfokus membuka kan

    Last Updated : 2023-04-19
  • Menantu Termiskin   Bersikap Dewasa

    Alif dan Arnita menengokkan kepalanya ke belakang secara bersamaan. Terlihat mobil Arman yang berhenti tepat di belakang mereka. Arman berjalan cepat menghampiri mereka berdua dengan tergesa-gesa. Arnita meneguk ludahnya dengan susah payah ketika melihat Arman terus menatap Alif dengan begitu intens."Kaki kamu kenapa?" tanya Arman dengan khawatir."Ini tadi nggak sengaja nginjek pecahan kaca mas." ujar Arnita sambil menunjuk ke pecahan kaca yang sudah Alif singkirkan ke tepi jalan."Kamu kenapa bisa disini?" "Aku tadi habis ikut penyuluhan RT terus pulangnya mampir ke warung es dawet di depan. Ini aku baru mau pulang ke rumah." jelas Arnita menceritakannya dengan singkat dan jelas."Kamu bisa jalan?" tanya Arman lagi. Pandangannya tidak lepas dari kaki Arnita yang terluka."Bisa kok mas." Arnita berjalan pelan menunjukkannya kepada Arman."Bisa dari mana? Kamu jalan aja kesusahan." Arman sedikit membungkukan badannya. Satu tangannya ia selipkan di belakang dengkul Arnita."Mas!" Arn

    Last Updated : 2023-04-19

Latest chapter

  • Menantu Termiskin   Kecemburuan Ibu Hamil

    "Nit?" Arman menyentuh bahu Arnita."Mas, mas kapan pulangnya?" tanya Arnita dengan bingung."Kamu dari tadi duduk di balkon nggak lihat saya masuk?" kini gantian Arman yang bingung.Sebab Arnita sudah duduk di balkon kamar cukup lama tapi tidak melihat mobil Arman masuk ke halaman. Arman juga tadi sempat memanggil Arnita saat masuk ke dalam kamar, tetapi Arnita tidak menjawabnya. Dan akhirnya Arman menemukan Arnita duduk termenung di balkon kamar."Kamu nggak papa? Apa yang kamu pikirkan sampai nggak denger saya panggil." tiba-tiba Arnita memeluk pinggang Arman sambil menyandarkan kepalanya di perut Arman."Kamu mikirin apa hmm?" tanya Arman lagi karena masih belum mendapat balasan dari Arnita."Tadi mbak Jenny datang ke rumah." gumam Arnita di perut Arman. Arnita tahu jika ucapannya pasti tidak akan terdengar jelas di telinga Arman."Hmm?" Arman bergumam mendengar ucapan Arnita yang kurang jelas.Arman menangkup wajah Arnita dan menjauhkannya dari perutnya. "Coba ulangi lagi tadi ng

  • Menantu Termiskin   Permintaan Gila

    Dewa merangkul pinggang Mawar sambil tersenyum lebar ke arah semua tamu. Dewa membawa Mawar semakin masuk ke dalam pesta. Mata Dewa menjelajahi setiap tamu yang datang ke pesta itu. Satu sudut bibirnya terangkat ketika melihat targetnya tertangkap oleh penglihatannya. Dewa menarik Mawar ke arah meja tersebut. Matanya tak lepas menatap laki-laki yang berdiri di kerumunan itu."Pak Dewa." sapa laki-laki paruh baya yang berada di kerumunan itu."Selamat malam pak Albert." Dewa balas menyapa pria paruh baya itu dengan ramah."Selamat malam pak Atlas." sapa Dewa dengan menekan nama laki-laki di depannya itu.Dewa merasakan atmosfer disekitarnya berubah menjadi canggung dan tegang. Ia menatap Atlas di depannya yang terlihat kikuk saat melihat kehadirannya."Selamat malam pak Dewa." balas Atlas.Beberapa kali Dewa menangkap tatapan Atlas yang mencuri lirik ke arah istrinya. Dewa menatap istri Atlas yang terlihat seperti tidak tahu apa-apa yang sudah diperbuat suaminya di belakangnya."Bagaim

  • Menantu Termiskin   Perasaan Arman

    Arnita menunggu Arman di meja makan. Kepalanya terus menatap ke arah pintu menunggu kedatangan Arman. Dua porsi sate yang tadi ia beli sudah disiapkan di piring. Karena Arman terlalu lama berada diluar, Arnita jadi berpikir untuk memanggil Arman untuk segera masuk ke dalam. Perutnya sudah lapar minta diisi."Mas Arman." panggil Arnita sambil kepalanya celingukan mencari keberadaan suaminya itu.Seketika Arnita sadar jika mobil suaminya yang tadi terparkir di halaman rumah sekarang sudah tidak ada lagi disana. Arnita terdiam berpikir apa yang sebenarnya sudah terjadi. Apa Arman pergi lagi setelah mengangkat telepon tadi? Sepertinya memang ada hal penting yang Arman lakukan saat ini.Dengan langkah lesu Arnita kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Ia kembali membungkus sate milik Arman dan menyimpannya. Arnita kemudian menghabiskan seporsi sate ayam seorang diri di meja makan.Selesai makan Arnita menunggu Arman pulang di depan tv. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh mala

  • Menantu Termiskin   Panggilan Darurat

    Kandungan Arnita sudah memasuki bulan ketiga kehamilan. Tak terasa perut Arnita semakin membesar. Seperti menjadi kebiasaan baru Arman, setiap kali Arnita berada di dekatnya ia selalu mengelus perut istrinya itu. Hingga kadang Arnita kesal kepadanya karena risih dengan sikapnya itu.Hingga sampai sekarang Arman belum memberitahu mamanya tentang kehamilan Arnita. Tapi rencananya Arman akan memberitahu mamanya dalam waktu dekat. Ia akan membawa Arnita ke rumah.Arman menggeser layar tab nya. Keningnya berkerut melihat berita sebuah agensi model yang ia ketahui Jenny menjadi salah satu model disana itu sedang terjerat kasus penipuan. Arman membuka artikel berita tersebut dan mencari tahu kebenarannya. Ia tercengang jika agensi tersebut benar-benar melakukan tindakan penipuan. Bukan hanya menipu modelnya saja, tetapi juga menipu pengusaha lain yang menggunakan jasa modelling perusahaan tersebut. Kasus itu juga ikut menyeret para model di perusahaan tersebut dan Arman melihat nama Jenny ju

  • Menantu Termiskin   Perselingkuhan Mawar

    "Makasih ya Ar udah mau temani aku makan." ujar Jenny."Hmm." "Istri kamu nggak akan marah kan?" tanya Jenny hati-hati. Arman menggelengkan kepalanya."Oh iya untuk perpanjang kontrak yang kamu tawarkan sepertinya aku nggak bisa ambil." tangannya memainkan pisau dan garpu di atas steaknya.Arman mendongakkan sedikit kepalanya untuk menatap perempuan di depannya. "Kenapa?" "Emm, bukannya aku nggak tertarik mau ambil perpanjangan kontrak yang kamu tawarkan. Tapi aku mau mencoba untuk ekspor modelling yang beda dari sebelumnya.""Manajer aku bilang kalau ada salah satu merk fashion ternama di Indonesia yang nawarin kerja sama dengan aku. Aku harap kamu nggak tersinggung sama keputusan aku."Arman menganggukkan kepalanya pelan. Ia mengerti jika Jenny ingin mencoba dunia modelling lain yang ada di negara ini. Itu juga akan mempermudah karirnya di negara ini."Bagus kalau kamu mau ekspor dunia modelling disini." balas Arman.Jenny lega mendengar jawaban Arman yang mendukung keputusannya.

  • Menantu Termiskin   Perkara Susu

    Arman menyandarkan kepalanya ke bahu Arman. Kakinya diluruskan sampai ujung kakinya menyentuh batas ujung sofa yang ia duduki. Tangannya asik menggeser layar ponselnya. Disisi lain Arman terlihat sibuk dengan tab di tangannya. Ia tidak sama sekali tidak kelihatan pegal saat Arnita menyandarkan tubuhnya ke tubuh Arman. Arman melepas kacamata yang bertengger di hidungnya dan meletakkan tab di tangannya ke atas meja. Ia sedikit menggerakkan tubuhnya dengan pelan."Kamu sudah minum susu hamilnya?" tanya Arman."Belum." balas Arnita pelan seperti gumaman."Kenapa belum? Ayo minum susunya dulu." Arman mengambil ponsel yang ada di genggaman Arnita.Arnita sempat memasang wajah kesalnya saat Arman tiba-tiba mengambil ponselnya. Namun segera ia merubah raut wajahnya saat Arman menatapnya dengan tatapan tajam. "Jangan main ponsel terus. Ayo saya buatkan susu." Arman menggandeng lengan Arnita ke dapur. Ia menyuruh Arnita untuk duduk sambil menunggunya selesai membuatkan susu untuk Arnita."Mi

  • Menantu Termiskin   Kehamilan Arnita

    Mawar berjalan berlenggak-lenggok memasuki lobi hotel. Dengan masker dan kacamata hitam yang menghiasi wajahnya tidak akan membuat orang lain mengenalinya. Mawar berjalan ke arah meja resepsionis."Ada yang bisa saya bantu bu?" tanya resepsionis hotel tersebut dengan ramah."Saya ingin ambil kunci nomor 506." ujar Mawar."Atas nama siapa bu?" "Pak Atlas." "Tunggu sebentar ya bu." "Silahkan di isi data diri ibu disini." resepsionis wanita tersebut menyerahkan buku tamu kepada Mawar.Setelah mendapatkan kunci kamar milik Atlas, Mawar masuk ke dalam lift menuju lantai lima hotel tersebut. Langkahnya berhenti di depan pintu bernomor 506. Dengan menempelkan kartu akses, pintu itu sudah bisa terbuka.Mawar masuk ke dalam kamar itu. Matanya menyoroti setiap sudut ruangan. Satu sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk sebuah senyum miring. Diambilnya pigura foto yang ada di atas meja. Terlihat sebuah keluarga bahagia di foto itu. Tiitt tittSuara seseorang yang baru saja menempelkan kar

  • Menantu Termiskin   Bersikap Dewasa

    Alif dan Arnita menengokkan kepalanya ke belakang secara bersamaan. Terlihat mobil Arman yang berhenti tepat di belakang mereka. Arman berjalan cepat menghampiri mereka berdua dengan tergesa-gesa. Arnita meneguk ludahnya dengan susah payah ketika melihat Arman terus menatap Alif dengan begitu intens."Kaki kamu kenapa?" tanya Arman dengan khawatir."Ini tadi nggak sengaja nginjek pecahan kaca mas." ujar Arnita sambil menunjuk ke pecahan kaca yang sudah Alif singkirkan ke tepi jalan."Kamu kenapa bisa disini?" "Aku tadi habis ikut penyuluhan RT terus pulangnya mampir ke warung es dawet di depan. Ini aku baru mau pulang ke rumah." jelas Arnita menceritakannya dengan singkat dan jelas."Kamu bisa jalan?" tanya Arman lagi. Pandangannya tidak lepas dari kaki Arnita yang terluka."Bisa kok mas." Arnita berjalan pelan menunjukkannya kepada Arman."Bisa dari mana? Kamu jalan aja kesusahan." Arman sedikit membungkukan badannya. Satu tangannya ia selipkan di belakang dengkul Arnita."Mas!" Arn

  • Menantu Termiskin   Piyama Hello Kitty

    Arnita berusaha menahan tawanya agar tidak mengeluarkan suara yang mengganggu tidur Arman. Sudah hampir sepuluh menit Arnita terbangun. Pertama ia terbangun ia terkejut dengan Arman yang memakai piyama hello kitty miliknya. Pagi ini piyama berwarna ungu itu sudah tidak berbentuk lagi. Dua kancing piyama di bagian tengah terlepas entah kemana. Mungkin karena terlalu sempit di tubuh Arman hingga membuat kancing piyama itu terlepas dengan sendirinya. Arnita merasa kasihan dengan Arman yang terlihat tidak nyaman memakai piyama miliknya. Tangan Arnita bergerak membuka satu persatu kancing piyama. Ia hanya ingin membukakan kancing piyama itu agar Arman bisa bergerak dengan nyaman dalam tidurnya. "Hmm." tanpa sepengetahuan Arnita, Arman terbangun dari tidurnya karena gerakan tangan Arnita.Arman menundukkan pandangannya ke bawah di mana Arnita sedang sibuk membuka kancing piyama yang ia pakai. Tangan Arman langsung memegang tangan Arnita. Arnita yang sebelumnya sedang terfokus membuka kan

DMCA.com Protection Status