“Disaat perusahaan sedang membutuhkan uang kau tega hambur-hamburkan uang untuk beli mobil?”Mobil yang Kevin janjikan kemarin sudah terparkir di basement rumah mewah itu.Sontak hal tersebut membuat Galen meradang dan menuduh Zara menyembunyikan penghasilannya.Zara yang hendak ikut sarapan mendadak rasa laparnya hilang. Sedangkan Kevin sibuk di dapur membantu pelayan di rumah itu.“Kevin yang membelikannya Pa,” jawab Zara jujur.Galen dan istrinya tertawa penuh ejekan, sang anak tak tanggung-tanggung meninggikan status gembel itu.“Dan kau mau Papa mempercayainya?” Zara mengesah pelan. Percuma kalau bicara soal kebenaran dengan keluarganya.“Kau lihat itu penampilan lelaki pilihan kakekmu, persis seperti gembel. Bahkan baju yang dia pakai seperti kain pel.”Sehari saja pria itu tak pernah tak menghina Kevin, beruntung Kevin tak mau melayaninya.“Jual mobil itu dan berikan uangnya pada Papa,” sambungnya lagi.“Apa semua penghasilan Zara tak juga bisa mengatasi keuangan perusahaan Pa
“Sial kantor mengalami kerugian lagi!” Galen melempar berkas keuangan perusahaannya. Tidak mungkin dirinya minta Zara untuk memberinya uang lagi.Sedang 70% gajinya sudah disetor ke rekening perusahaan oleh manajer sang anak.“Kapan masalah ini akan berakhir?”Pria paruh baya itu berbicara pada diri sendiri. Dia tak mengerti semenjak perusahaan ini beralih ke tangannya keuangan perusahaan merosot tajam dan nyaris bangkrut.“Aku harus ke kantornya Nak Irfan. Ini tak bisa dibiarkan begitu saja.”Setelah menemukan solusi terbaik, Galen menitipkan perusahaan pada sekretarisnya.Dulu karyawan perusahaan ini sangat banyak, tapi sejak satu tahun belakangan banyak yang harus diberhentikan karena biaya operasional yang tak sesuai dengan omzet perusahaan.Galen mengendarai mobil lama sang anak sulung. Dia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.Benaknya terus berpikir bagaimana cara mendapatkan uang, sedangkan sertifikat rumah pun sudah digadaikan untuk menutupi pengeluaran di kantor.Kalau s
“Oh ini, tangan kanan Bosku,” ucap Kevin.Zara menatap Dimas yang penampilannya sangat jauh berbeda dari suaminya sendiri.Meskipun soal wajah tampan Kevin pemenangnya, bahkan dengan Pedro saja Kevin masih kelihatan lebih dekil.“Saya Dimas, tangan kanan atasan saya,” ucap Dimas.Pria itu mengulurkan tangan pada Zara yang dibalas juga oleh sang artis.Mata Kevin melotot memberi peringatan tajam melalui sorot matanya hingga membuat Dimas menarik cepat tangannya dari Zara.“Kau baik-baik saja kan?” tanya Kevin.Zara menghela nafas panjang lalu menjawab, “iya aku baik-baik saja.”Tempat ini benar-benar sepi membuat Zara ketakutan. “Untung kau segera datang. Terima kasih ya,” ucapnya tulus.“Aku membayar Pedro untuk menemani dan melindungimu kalau aku tidak bersamamu. Aku akan memarahinya nanti.”Kevin benar-benar kesal pada anak buahnya.“Jangan salahin Pedro, aku yang memaksanya karena Mama menangis.”Zara tak mau Pedro kena getah atas hari ini, entah kenapa pikiran Kevin dan Dimas sam
“Jangan turun,” cegah zara dengan air mata berlinang.“Semua akan baik-baik saja,” ucap Kevin memberi keyakinan.Kevin pun segera turun dari dalam mobil dan perkelahian itu tak bisa dihindari.Beberapa kali kevin kena hantam dan pukul di perut dan wajahnya, tapi pria itu masih tegak berdiri.Zara sudah menangis histeris, belum sempat zara menghubungi Pedro dia sudah melihat Pedro datang bersama Dimas dan empat orang lainnya.Zara menjadi sedikit lebih lega. Dia pikir hal semacam ini hanya ada di film action. Nyatanya sekarang di depan mata dia menyaksikan Kevin hampir dihajar delapan pria sekaligus.Bugh BughKevin berhasil melumpuhkan pimpinan preman itu bersamaan dengan polisi datang. Kedelapan pria itu sudah terkapar bersimbah darah, bahkan ada yang mengalami patah tulang.Sekarang Zara percaya kenapa suaminya dibayar mahal sebagai pengawal dan bisa memberikannya barang-barang mewah.Ternyata Kevin sangat hebat bertarung. Dari dalam mobil Zara melihat Pedro dan Dimas berbincang s
"Jadi bagaimana Om dengan rencana usul dari saya, apa Om setuju?" tanya Irfan pada Galen Johanes.Dua hari berikutnya sejak gagal menghabisi Kevin berakhir dengan semua preman bayaran itu mendekam di balik jeruji besi Irfan gencar memberi ide pada Galen.Hal ini karena Irvan mengetahui identitas asli Kevin yang merupakan putra mahkota Adamson.Tapi sampai matipun Irfan tak akan pernah menceritakan kebenaran ini pada galen atau siapapun.Dia akan bungkam seumur hidup, karena bila Galen tahu harta kekayaan Irfan tak ada apa-apanya dibanding keluarga Adamson, maka bisa saja pria paruh baya ini berubah pikiran.Sedangkan Irfan ingin memiliki Zara seutuhnya. Dia terobsesi pada wanita itu sejak sang artis namanya mulai melejit.“Sebenarnya kalau Om sih setuju saja bila kita merubah rencana ini, dan kebetulan momennya pas saat hari ulang tahun Om.”Galen memperbaiki posisi duduknya, “hanya saja apa mungkin rencana ini akan berakhir dengan kemenangan kita?”Para pembunuh bayaran saja tak mamp
Setelah Galen dan Irfan pergi Zara dan Kevin melanjutkan kegiatan makannya.Zara melirik sekilas ke arah sang suami dan dia melihat wajah suaminya masih ditekuk menahan kesal.“Sudahlah jangan diambil hati. Tahu sendiri Papa kerjanya memang seperti ini.”Kevin yang tadi hendak memasukan makanan ke dalam mulutnya mengurungkan niatnya tersebut.“Kau lihat sendiri Papamu sangat terobsesi untuk punya menantu orang kaya.”Zara mengerti kekesalan yang dirasakan oleh Kevin, tapi dirinya juga tak bisa begitu saja membenci atau berontak pada sang papa.“Yang penting kan bukan aku yang ingin. Semakin diladeni Irfan akan semakin senang membuatmu marah. Jadi abaikan saja.”Dihina karena tak mampu membeli makanan mahal mungkin tak sebanding dengan saat dia mendengar sang mertua angkat ingin menikahkan Zara dengan pria lain.“Terima kasih kau memilih bertahan denganku,” ucap Kevin.Zara menghela nafas panjang, “semua karena aku menghormati kakek.”Meski sakit karena Kevin merasa cintanya bertepuk s
“Saya tak habis pikir dengan Galen, begitu berambisinya dia menghilangkan nyawa anda.”Dimas sebetulnya sangat ingin membongkar kebusukan Galen dan Irfan.“Kita ikuti saja permainan mereka karena kita masih membutuhkan bukti lebih banyak lagi untuk bisa menguak kejahatannya, termasuk perusahaan Irfan.”Diman mengangguk namun tetap fokus pada kemudinya. Sedangkan Kevin sibuk mengganti pakaian mahalnya dengan pakaian lusuh.“Minggu depan kita harus kembali dulu ke Kota West Country. Biar di sini diawasi anak buah kita dulu,” ujar Kevin yang merupakan perintah untuk dilaksanakan oleh Dimas.“Baik Tuan, saya akan selesaikan dulu berkasnya agar nanti saat kita kembali tak lagi berurusan dengan berkas yang belum rampung,” jawab Dimas.Dimas berbelok ke sebuah restoran mewah di Kota Victoire.Hari ini Galen merayakan ulang tahunnya dengan makan malam bersama.Orang luar yang dia undang hanya Pedro dan Irfan. Tak ada yang istimewa karena sang sesepuh hanya ingin makan malam bersama anak dan
Mereka mulai menikmati makan malam yang sudah tersaji. Raut wajah bahagia tak bisa disembunyikan oleh Galen maupun Irfan saat mereka melihat Kevin menghabiskan makanannya dengan begitu lahap.‘Dasar gembel giliran diajak makan gratis lahap banget seperti orang yang sudah berhari-hari tak menyentuh makanan,’ umpat Galen di dalam hati.Namun ketika Galen sudah menghabiskan setengah makanannya, justru seluruh orang yang ada di sana dibuat terkejut.Pria paruh baya itu mendadak kejang dan bibirnya mengeluarkan busa. Dan disaat yang bersamaan tubuhnya ambruk tak sadarkan diri.Kejadian itu begitu cepat.Sontak semuanya menjadi panik termasuk Irfan yang tak percaya melihat kondisi Galen yang tampak mengenaskan.“Papaaaaaaaa,” teriak Mika Johanes dan juga kedua anaknya penuh rasa khawatir.Bahkan wajah Zara pucat pasi dengan jantung berdebar kencang saat melihat sang Papa kini sudah tidak sadarkan diri.“Paaaaaa, banguuuuun,” teriak Mika disusul suara tangis wanita itu memenuhi ruangan ters