"Ardika, kamu hanya menjabat sebagai wali kota sementara Kota Banyuli dan mengusulkan proyek kota baru Sungai Banyuli, hanya sekadar itu saja.""Jujur saja, lebih masuk akal kalau mempertimbangkan saran Tiano selaku wali kota lama dibandingkan saranmu!""Sangat disayangkan, ini sama sekali nggak memungkinkan.""Sudah kubilang, beberapa keluarga bangsawan sedang bertarung memperebutkan posisi ini. Kalau kamu ikut campur, kamu akan mati tanpa ada artinya!"Saat ini, Violet sudah tidak berminat untuk berbicara lebih jauh lagi dengan Ardika.Baginya, Ardika hanyalah orang bodoh yang tak tahu diri.Ardika hanya tersenyum, dia sama sekali tidak memedulikan ejekan Violet.Setelah terdiam selama beberapa detik, dia tiba-tiba berkata, "Begini saja, Bibi, mari kita bertaruh.""Kalau aku bisa membantu suamimu menjadi Wali Kota Banyuli, jangan paksa Tina untuk menikah dengan Sego lagi.""Berilah dia kebebasan untuk memilih, oke?"Dia sudah melihat data diri kandidat-kandidat tersebut.Selama menja
"Eh, Ardika ... kamu cari mati!"Saking emosinya, Hanko tertawa. Dia mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan senjata apinya."Plak!"Namun, sebelum dia bisa mengeluarkan senjata apinya dari sarung senjatanya, Ardika langsung melayangkan satu tamparan ke wajahnya.Hanko sama sekali tidak sempat bereaksi. Akibat tamparan itu, darah muncrat dari hidungnya. Sisi wajahnya yang terkena tamparan itu langsung membengkak."Bam!"Hanko langsung terjatuh ke tanah, kepalanya terasa pusing.Dia tidak menyangka Ardika akan langsung main tangan begitu saja."Pak Hanko!"Melihat Ardika berhasil menyerang Hanko secara dadakan, belasan orang anggota Organisasi Snakei tertegun sejenak, lalu satu per satu dari mereka mengeluarkan senjata api mereka sambil berteriak dengan marah."Dor!"Pada saat bersamaan, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang mereka.Seorang anggota Organisasi Snakei yang baru saja mengeluarkan senjata api dan membidik Ardika, lengannya yang memegang senjata api langsung
"Nona Violet, dilihat dari aura orang-orang ini, sepertinya mereka berasal dari tim tempur."Fandhi yang berdiri di belakang Violet membisikkan beberapa patah kata itu.Violet menarik napas dalam-dalam, lalu bergumam, "Apa mungkin Thomas si bocah itu yang mengirim mereka kemari?"Fandhi menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Aku nggak tahu, tapi nggak ada anggota tim tempur Provinsi Denpapan yang menjalankan misi dengan terus mengenakan masker hitam seperti ini.""Terlebih lagi, tim tempur Provinsi Denpapan juga nggak berhak menghalangi Organisasi Snakei menjalankan tugas."Berdasarkan pengalaman dan wawasan Fandhi selama berada di Keluarga Bangsawan Dienga, dia juga tidak bisa menebak latar belakang sekelompok orang ini.Hal ini hanya bisa menunjukkan bahwa mungkin saja orang-orang ini bahkan berasal dari level yang tidak bisa digapai oleh mereka.Mendengar ucapannya, ekspresi Violet berubah menjadi makin serius."Hmm, reaksi kalian lumayan, cukup cepat."Saat
Ketua kelompok kecil Pasukan Pengawal Internal itu melangkah maju, lalu langsung menjambak rambut Hanko dan menyeretnya pergi seakan-akan dia adalah seekor anjing mati.Anggota Organisasi Snakei lainnya juga dibawa pergi.Ardika tidak berniat untuk terlalu mempersulit mereka, dia hanya meminta Pasukan Pengawal Internal untuk membawa mereka ke kantor polisi pusat, diberi sedikit pelajaran, lalu dibebaskan.Bagaimanapun juga, walaupun Hanko mencari masalah dengannya atas tuduhan tak berdasar, pria itu juga tidak melakukan tindakan yang fatal.Kalau benar-benar diperhitungkan, hal ini juga tidak bisa ditetapkan sebagai kesalahan pria tersebut.Namun, sebagai anggota pelaksana tugas Organisasi Snakei di bawah naungan departemen hukum, mereka ditangkap ke kantor polisi, juga sudah cukup untuk membuat sekelompok orang ini malu setengah mati.Tak lama kemudian, hanya tersisa Ardika, Violet dan yang lainnya yang berada di tempat tersebut."Ar ... Ardika ... sebenarnya siapa orang-orang tadi it
"Violet, sekarang semua orang sudah tahu, ingin menjadi Wali Kota Banyuli, membutuhkan persetujuan dari Ardika itu.""Menurutku, ini ada kaitannya dengan proyek kota baru Sungai Banyuli yang telah dia usulkan sebelumnya. Terlebih lagi, ini adalah sebuah proyek besar yang melibatkan banyak pihak, jadi perlu dipastikan bisa berlanjut dengan baik.""Itulah sebabnya, wali kota baru yang diangkat oleh kabinet kali ini, pasti harus memiliki pemikiran yang sejalan dengan Ardika ....""Eh ... ini ...."Violet tercengang sambil menggenggam ponselnya, mulutnya terbuka sangat lebar hingga bisa dimasukkan sebutir telur ayam.Dia tidak memedulikan kata-kata yang keluar dari mulut Jorgo selanjutnya.Dia hanya memedulikan satu hal.Pemilihan wali kota baru memerlukan persetujuan dari Ardika?Apakah ini hanya sebuah kebetulan belaka, atau bocah itu sudah tahu sejak awal, itulah sebabnya bocah tersebut bertaruh dengannya?"Halo? Violet, apa kamu mendengarkanku?""Oh ya, sebelumnya kamu bilang kamu mau
"Eh ... ini ...."Dalam sekejap, ekspresi seluruh anggota Keluarga Basagita tampak sangat menarik.Ada yang kagum dan iri, ada juga yang menunjukkan ekspresi rumit.Tiba-tiba saja, Ardika, pecundang yang mereka pandang rendah, sudah bisa menentukan pemilihan wali kota yang setara dengan level wakil kodam.Bahkan pengangkatan Mikues yang didukung oleh Keluarga Bangsawan Basagita Suraba juga membutuhkan persetujuan dari Ardika.Hal ini adalah hal yang sama sekali tidak bisa dibayangkan oleh mereka."Huh! Apa yang perlu dikagumkan? Dia hanya sekadar beruntung saja!"Hanya Wulan yang menunjukkan ekspresi acuh tak acuh.Dia tidak menyembunyikan kebenciannya terhadap Ardika, semua orang tahu alasannya.Tuan Besar Basagita mengalihkan pandangannya ke arah Jacky dan Desi, lalu berkata, "Jacky, kalian harus kembali dan bicarakan dengan Ardika. Dia harus menyetujui Mikues menjadi wali kota. Kali ini jangan bersikap keras kepala lagi.""Dia mendapatkan dukungan dari Keluarga Bangsawan Basagita Su
"Hormat kepada Tuan Anjing!"Ternyata pria tua inilah Tuan Anjing yang sesungguhnya.Tuan Besar Basagita menarik napas dalam-dalam, lalu segera bangkit dan membeli hormat.Menghadapi sosok pria tua dengan aura menakutkan yang menyelimuti sekujur tubuhnya itu, Tuan Besar Basagita benar-benar ketakutan.Wulan juga berkata dengan penuh hormat, "Tuan Anjing, aku harap Tuan bisa menemaniku ke Vila Cakrawala!""Nggak masalah!"Tuan Anjing mengangguk sambil tersenyum jahat....Vila Cakrawala.Begitu kembali dari Kediaman Keluarga Basagita, Desi langsung berinisiatif menyiapkan satu meja hidangan, bahkan meminta Luna untuk segera memanggil Ardika pulang.Merasakan sikap Desi yang tidak biasa ini, Luna merasa sedikit terkejut. Namun, dia merasa ini adalah hal yang baik. Oleh karena itulah, dia segera menghubungi Ardika.Handoko dan Amanda sekeluarga juga berada di rumah.Satu keluarga besar itu berkumpul bersama dan makan dengan diselimuti suasana harmonis."Kak Ardika, beberapa hari lagi aku
Begitu Ardika selesai berbicara, jantung Luna langsung berdegap kencang.Dia sudah sangat mengenal temperamen ibunya.Setiap kali ibunya merasa puas, ibunya akan memperlakukan seseorang lebih baik dibandingkan siapa pun.Namun, setiap kali ibunya merasa tidak puas, tanpa banyak bicara lagi, sikap ibunya pasti akan berubah seratus delapan puluh derajat."Nggak cocok?"Benar saja, detik berikutnya senyuman di wajah Desi langsung menegang.Meletakkan alat makannya di atas meja, Desi menatap Ardika dengan lekat dan berkata, "Coba kamu katakan, mengapa nggak cocok?""Ibu, aku sudah pernah melihat CV Mikues ini selama di Suraba."Ardika tidak memedulikan perubahan sikap Desi, dia menjelaskan dengan sabar, "Orang ini terlalu memedulikan pencapaian. Dia adalah tipe orang yang tergesa-gesa dalam meraih pencapaian, orang yang ambisius. Demi meraih pencapaian, dia bisa menggunakan cara apa saja.""Kalau membiarkan dia yang memimpin Kota Banyuli, bukan sebuah keberuntungan bagi penduduk Kota Banyu
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d