Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1877 Aku Bisa Menentukan Siapa Menjadi Wali Kota

Share

Bab 1877 Aku Bisa Menentukan Siapa Menjadi Wali Kota

Author: Sarjana
Terlepas dari hubungan yang terjalin antara Ardika dan Thomas.

Hanya karena sebelumnya saat Chamir mencari masalah dengannya, Thomas datang membantunya, lalu setelah Chamir mati, Thomas tiba-tiba dijadikan sebagai pelaku terduga dan sekarang masih sedang menjalani pemeriksaan.

Ardika tidak bisa mengabaikan permintaan Thomas begitu saja.

Karena itulah, Ardika mendongak menatap Violet dengan lekat dan berkata dengan suara dalam, "Bibi, intinya aku nggak akan membiarkan siapa pun memaksa temanku melakukan hal yang nggak ingin dia lakukan ...."

"Cukup!"

Violet langsung menyelanya dengan tidak sabar, "Berhentilah berbicara omong kosong padaku!"

"Kalau begitu, mari kita bicarakan hal yang nyata."

Ardika berkata dengan tenang, "Kalau aku bisa membantu suamimu untuk menduduki posisi sebagai Wali Kota Banyuli, apa kamu masih akan memaksa Tina seperti ini?"

"Kamu? Membantu Jorgo menjadi Wali Kota Banyuli?"

Violet tertegun sejenak, lalu seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. "Ardika, aku tahu s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1878 Memberimu Satu Kesempatan

    "Ardika, kamu hanya menjabat sebagai wali kota sementara Kota Banyuli dan mengusulkan proyek kota baru Sungai Banyuli, hanya sekadar itu saja.""Jujur saja, lebih masuk akal kalau mempertimbangkan saran Tiano selaku wali kota lama dibandingkan saranmu!""Sangat disayangkan, ini sama sekali nggak memungkinkan.""Sudah kubilang, beberapa keluarga bangsawan sedang bertarung memperebutkan posisi ini. Kalau kamu ikut campur, kamu akan mati tanpa ada artinya!"Saat ini, Violet sudah tidak berminat untuk berbicara lebih jauh lagi dengan Ardika.Baginya, Ardika hanyalah orang bodoh yang tak tahu diri.Ardika hanya tersenyum, dia sama sekali tidak memedulikan ejekan Violet.Setelah terdiam selama beberapa detik, dia tiba-tiba berkata, "Begini saja, Bibi, mari kita bertaruh.""Kalau aku bisa membantu suamimu menjadi Wali Kota Banyuli, jangan paksa Tina untuk menikah dengan Sego lagi.""Berilah dia kebebasan untuk memilih, oke?"Dia sudah melihat data diri kandidat-kandidat tersebut.Selama menja

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1879 Tuan Ardika

    "Eh, Ardika ... kamu cari mati!"Saking emosinya, Hanko tertawa. Dia mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan senjata apinya."Plak!"Namun, sebelum dia bisa mengeluarkan senjata apinya dari sarung senjatanya, Ardika langsung melayangkan satu tamparan ke wajahnya.Hanko sama sekali tidak sempat bereaksi. Akibat tamparan itu, darah muncrat dari hidungnya. Sisi wajahnya yang terkena tamparan itu langsung membengkak."Bam!"Hanko langsung terjatuh ke tanah, kepalanya terasa pusing.Dia tidak menyangka Ardika akan langsung main tangan begitu saja."Pak Hanko!"Melihat Ardika berhasil menyerang Hanko secara dadakan, belasan orang anggota Organisasi Snakei tertegun sejenak, lalu satu per satu dari mereka mengeluarkan senjata api mereka sambil berteriak dengan marah."Dor!"Pada saat bersamaan, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang mereka.Seorang anggota Organisasi Snakei yang baru saja mengeluarkan senjata api dan membidik Ardika, lengannya yang memegang senjata api langsung

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1880 Kalian Dipersilakan untuk Mencari Masalah Denganku Lagi

    "Nona Violet, dilihat dari aura orang-orang ini, sepertinya mereka berasal dari tim tempur."Fandhi yang berdiri di belakang Violet membisikkan beberapa patah kata itu.Violet menarik napas dalam-dalam, lalu bergumam, "Apa mungkin Thomas si bocah itu yang mengirim mereka kemari?"Fandhi menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Aku nggak tahu, tapi nggak ada anggota tim tempur Provinsi Denpapan yang menjalankan misi dengan terus mengenakan masker hitam seperti ini.""Terlebih lagi, tim tempur Provinsi Denpapan juga nggak berhak menghalangi Organisasi Snakei menjalankan tugas."Berdasarkan pengalaman dan wawasan Fandhi selama berada di Keluarga Bangsawan Dienga, dia juga tidak bisa menebak latar belakang sekelompok orang ini.Hal ini hanya bisa menunjukkan bahwa mungkin saja orang-orang ini bahkan berasal dari level yang tidak bisa digapai oleh mereka.Mendengar ucapannya, ekspresi Violet berubah menjadi makin serius."Hmm, reaksi kalian lumayan, cukup cepat."Saat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1 Mandi

    "Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2 Kue Seharga Seratus Ribu

    Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3 Calon Pewaris

    "Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 4 Herkules

    Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 5 Ketakutan

    Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1880 Kalian Dipersilakan untuk Mencari Masalah Denganku Lagi

    "Nona Violet, dilihat dari aura orang-orang ini, sepertinya mereka berasal dari tim tempur."Fandhi yang berdiri di belakang Violet membisikkan beberapa patah kata itu.Violet menarik napas dalam-dalam, lalu bergumam, "Apa mungkin Thomas si bocah itu yang mengirim mereka kemari?"Fandhi menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Aku nggak tahu, tapi nggak ada anggota tim tempur Provinsi Denpapan yang menjalankan misi dengan terus mengenakan masker hitam seperti ini.""Terlebih lagi, tim tempur Provinsi Denpapan juga nggak berhak menghalangi Organisasi Snakei menjalankan tugas."Berdasarkan pengalaman dan wawasan Fandhi selama berada di Keluarga Bangsawan Dienga, dia juga tidak bisa menebak latar belakang sekelompok orang ini.Hal ini hanya bisa menunjukkan bahwa mungkin saja orang-orang ini bahkan berasal dari level yang tidak bisa digapai oleh mereka.Mendengar ucapannya, ekspresi Violet berubah menjadi makin serius."Hmm, reaksi kalian lumayan, cukup cepat."Saat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1879 Tuan Ardika

    "Eh, Ardika ... kamu cari mati!"Saking emosinya, Hanko tertawa. Dia mengulurkan tangannya untuk mengeluarkan senjata apinya."Plak!"Namun, sebelum dia bisa mengeluarkan senjata apinya dari sarung senjatanya, Ardika langsung melayangkan satu tamparan ke wajahnya.Hanko sama sekali tidak sempat bereaksi. Akibat tamparan itu, darah muncrat dari hidungnya. Sisi wajahnya yang terkena tamparan itu langsung membengkak."Bam!"Hanko langsung terjatuh ke tanah, kepalanya terasa pusing.Dia tidak menyangka Ardika akan langsung main tangan begitu saja."Pak Hanko!"Melihat Ardika berhasil menyerang Hanko secara dadakan, belasan orang anggota Organisasi Snakei tertegun sejenak, lalu satu per satu dari mereka mengeluarkan senjata api mereka sambil berteriak dengan marah."Dor!"Pada saat bersamaan, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang mereka.Seorang anggota Organisasi Snakei yang baru saja mengeluarkan senjata api dan membidik Ardika, lengannya yang memegang senjata api langsung

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1878 Memberimu Satu Kesempatan

    "Ardika, kamu hanya menjabat sebagai wali kota sementara Kota Banyuli dan mengusulkan proyek kota baru Sungai Banyuli, hanya sekadar itu saja.""Jujur saja, lebih masuk akal kalau mempertimbangkan saran Tiano selaku wali kota lama dibandingkan saranmu!""Sangat disayangkan, ini sama sekali nggak memungkinkan.""Sudah kubilang, beberapa keluarga bangsawan sedang bertarung memperebutkan posisi ini. Kalau kamu ikut campur, kamu akan mati tanpa ada artinya!"Saat ini, Violet sudah tidak berminat untuk berbicara lebih jauh lagi dengan Ardika.Baginya, Ardika hanyalah orang bodoh yang tak tahu diri.Ardika hanya tersenyum, dia sama sekali tidak memedulikan ejekan Violet.Setelah terdiam selama beberapa detik, dia tiba-tiba berkata, "Begini saja, Bibi, mari kita bertaruh.""Kalau aku bisa membantu suamimu menjadi Wali Kota Banyuli, jangan paksa Tina untuk menikah dengan Sego lagi.""Berilah dia kebebasan untuk memilih, oke?"Dia sudah melihat data diri kandidat-kandidat tersebut.Selama menja

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1877 Aku Bisa Menentukan Siapa Menjadi Wali Kota

    Terlepas dari hubungan yang terjalin antara Ardika dan Thomas.Hanya karena sebelumnya saat Chamir mencari masalah dengannya, Thomas datang membantunya, lalu setelah Chamir mati, Thomas tiba-tiba dijadikan sebagai pelaku terduga dan sekarang masih sedang menjalani pemeriksaan.Ardika tidak bisa mengabaikan permintaan Thomas begitu saja.Karena itulah, Ardika mendongak menatap Violet dengan lekat dan berkata dengan suara dalam, "Bibi, intinya aku nggak akan membiarkan siapa pun memaksa temanku melakukan hal yang nggak ingin dia lakukan ....""Cukup!"Violet langsung menyelanya dengan tidak sabar, "Berhentilah berbicara omong kosong padaku!""Kalau begitu, mari kita bicarakan hal yang nyata."Ardika berkata dengan tenang, "Kalau aku bisa membantu suamimu untuk menduduki posisi sebagai Wali Kota Banyuli, apa kamu masih akan memaksa Tina seperti ini?""Kamu? Membantu Jorgo menjadi Wali Kota Banyuli?"Violet tertegun sejenak, lalu seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. "Ardika, aku tahu s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1876 Kesulitan Tersendiri

    "Kulihat masih ada hubungan kekeluargaan antara Bibi dengan Tina, kamu bukanlah tipe orang yang akan menjual keponakan sendiri demi keuntungan."Kalau bukan karena alasan ini, bagaimana mungkin Ardika bersedia berbicara sebanyak ini dengan Violet?"Huh! Kamu nggak berhak mengomentari hubunganku dengan Tina!"Violet mendengus dingin dan berkata, "Eh, Ardika, dari awal sudah kubilang kamu seperti katak dalam tempurung, tapi kamu tetap saja nggak sadar diri sedikit pun.""Hanya posisi sebagai Wali Kota Banyuli saja?""Apa kamu kira nilai Wali Kota Banyuli sekarang masih sama seperti saat kamu menjabat sebagai wali kota?!""Nggak lama lagi Kota Banyuli sudah naik level, saat itu tiba posisi Wali Kota Banyuli sudah setara dengan Wakil Kodam!""Terlebih lagi, ini baru permulaan.""Melalui batu loncatan ini, kelak masih bisa menjadi Duta Perbatasan, bahkan penguasa suatu wilayah!""Apa kamu tahu ada berapa banyak pihak yang memperebutkan posisi ini?""Terlepas dari anggota keluargaku itu, beb

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1875 Tidak Takut Karena Tidak Tahu Apa-Apa

    "Diam!"Violet menegur dengan tajam.Sikap arogan Ardika yang tidak menganggap serius Sego membuatnya sangat kesal.Bagaimanapun juga, dalam lubuk hatinya, dia beranggapan Sego dan Tina adalah pasangan yang serasi, sedangkan Ardika sudah memiliki istri dan merupakan seorang menantu benalu. Akan tetapi, bisa-bisanya pria itu melakukan intervensi dalam urusan pernikahan keponakannya.Baginya, Ardika benar-benar tidak tahu diri."Eh, Ardika, atas dasar apa kamu menyindir Pangeran Sego!""Aku beri tahu kamu, hal-hal buruk tentangmu di masa lalu, aku mengetahuinya dengan sangat jelas!""Kamu diusir oleh Keluarga Mahasura, dengan mengandalkan istrimu, kamu baru bisa melangkah sejauh ini.""Harus kuakui, kamu ahli dalam meminjam kekuatan orang lain dan berlagak hebat. Pria yang mengandalkan wanita biasa, nggak punya kemampuan dan nggak menguasai trik yang kamu kuasai ini.""Tapi, terlepas dari seberapa hebat dirimu dalam menguasai trik dan seberapa berkemampuan dirimu, identitasmu hanyalah se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1874 Pembersihan Besar-Besaran

    Melihat Ardika tertimpa masalah, orang-orang Organisasi Snakei itu sangat senang.Ardika melirik borgol berkilauan perak di tanah itu sekilas. Tiba-tiba, dia mengentakkan kakinya."Krak ... krak ...."Dengan iringan suara pecahan logam yang memekakkan telinga, borgol di atas tanah itu sudah hancur berkeping-keping akibat entakan kaki Ardika."Kamu ... berani-beraninya kamu menghalangi kami bertugas!"Hanko langsung marah besar. Kemudian, kilatan niat membunuh melintas di matanya. Dia langsung mengulurkan tangannya ke arah sarung senjata di pinggangnya untuk mengeluarkan senjata api.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin.Tepat pada saat pertempuran akan pecah.Pada saat ini pula, tiba-tiba saja sebuah Toiyotan Alphard melaju kemari.Melihat Alphard tersebut, Hanko mengerutkan keningnya, diam-diam menyimpan kembali senjata apinya, lalu menyambut orang itu."Hormat kepada Nyonya Violet!"Hanko sedikit membungkukkan badannya, memberi hormat kepada orang yang baru turun dari mo

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1873 Orang yang Paling Dicurigai Sebagai Pelaku

    "Pak Ardika, kita bertemu lagi."Hanko melangkah maju beberapa langkah, menghentikan langkah kakinya saat berjarak sekitar lima atau enam meter dari Ardika. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan menatap Ardika sambil tersenyum tipis.Hanya saja, sorot matanya tampak dingin dan tajam seperti ular beracun."Kenapa? Ada masalah?"Ardika menanggapi lawan bicaranya dengan acuh tak acuh, dia bahkan tidak melirik belasan orang anggota Organisasi Snakei lainnya.Sebelumnya, saat Chamir secara pribadi datang mencari masalah dengannya, Hanko sudah mengundurkan diri dari Organisasi Snakei.Sekarang sepertinya pemuda yang satu ini sudah menjalin hubungan dengan seorang tokoh hebat lagi, kembali ke Organisasi Snakei dan menduduki jabatannya sebelumnya.Hanko menyalakan sebatang rokok, tidak cepat, juga tidak lambat. Setelah menyesapnya sejenak, dia baru berkata dengan perlahan, "Terjadi kasus pembunuhan di Kota Banyuli, korbannya adalah Tuan Shimizu, penanggung jawab Yayasan Inv

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1872 Menghadapi Masalah

    Kalau dilihat sekarang, pilihan Amir adalah pilihan yang tepat.Dari berbagai aspek, Ardika tampak sangat percaya diri. Hal ini membuatnya merasa jauh lebih tenang.Beberapa saat setelah kepergian Amir, Jesika tiba-tiba keluar dari sebuah ruangan kecil di dalam ruang pribadi mewah tersebut."Pak Ardika, Amir adalah orang yang sangat licik.""Melihat kemungkinan kelak Keluarga Mahasura akan dihancurkan oleh Bapak, dia segera beralih pada Bapak, tapi dia juga nggak berani mengkhianati Keluarga Mahasura sepenuhnya.""Begitu dia menemukan kesempatan, orang seperti ini akan berbalik menyerang Bapak tanpa ragu."Ardika berkata dengan santai, "Nggak masalah. Kalau dia patuh, nggak perlu memedulikannya.""Kalau dia benar-benar berani berpikiran macam-macam, aku akan menghabisinya."Intinya, Ardika sama sekali tidak peduli Amir adalah orang seperti apa.Dia sengaja mengatur "senjata rahasia" ini, ingin memanfaatkan nilai Amir dalam pertarungannya melawan Keluarga Mahasura.Dia ingin membuat Kel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status