Sebenarnya Karen mengantar Brandon dengan mobil Bentley, tapi jalanan malah macet. Brandon langsung mengeluarkan sepeda elektrik dari bagasi belakang. Saat di pertengahan jalan, sepeda elektriknya malah rusak, dan Brandon jatuh ke dalam lubang. Itulah sebabnya dia bisa terlihat sangat menyedihkan.Saat Brandon hendak pergi mandi, Jocey malah berbicara, “Tuh si pecundang sudah pulang! Brandon, jangan-jangan kamu jatuh ke selokan, ya? Memalukan sekali!”Brandon juga malas meladeni Jocey. Dia meletakkan kantongan plastik ke ujung ruang tamu, lalu berencana pergi membasuh tubuhnya.“Brandon, kamu masih berani pulang? Kamu kira tempat ini hotel apa? Bisa datang pergi sesukamu?” Saat ini terdengar suara jeritan Tansri, dan raut wajahnya terlihat sangat muram.Jika bukan gara-gara si pecundang ini, mana mungkin kerja keras Hannah akan direbut oleh Martin? Brandon memang pembawa sial!Chloe juga sudah keluar dari kamarnya. Dia memelototi Brandon, lalu berkata, “Brandon, kenapa kamu kotor sekal
Tidak ada bedanya Brandon dengan Nelson, mereka sama-sama adalah lelaki tidak tahu diri! Jadi, kemungkinan mereka berdua bersekongkol sangatlah tinggi. Jika tidak, kenapa Brandon akan baik-baik saja?“Jocey! Angel! Cukup!” Akhirnya Brandon sudah tidak bisa bersabar lagi. Dia melangkah maju, lalu menatap kedua wanita di hadapannya.Tidak dipungkiri Jocey dan Angel adalah cewek cantik. Satunya seksi dan satunya lagi imut.Ketika melihat Brandon sedang menatapnya, Jocey pun menunjukkan ekspresi meremehkan. Apa si pecundang ini berani memendam perasaan terhadap sahabat istrinya? Sungguh tidak tahu malu!“Seingatku, aku pernah bilang aku akan menambal 10 miliar perusahaan istriku? Kalau aku bisa melakukannya, kamu akan penuhi semua kemauanku?” ucap Brandon terhadap Jocey.“Betul! Aku pernah mengatakannya!” Jocey langsung berdiri, dan hampir mengenai dada Brandon. “Mana duitnya? Kalau kamu nggak sanggup keluarin duit itu, aku akan beri pelajaran sama kamu.”“Benar, kalau kamu sanggup, cepat
Kaki Jocey dan Angel terasa lemas. Mereka sungguh tidak bisa mendeskripsikan perasaan mereka ketika melihat uang tunai sebesar 10 miliar itu.“Aku juga tidak akan persulit kalian. Kalian cukup panggil aku ‘Tuan’ saja?” Brandon menepuk-nepuk tangannya, lalu berkata dengan tersenyum.Saat ini, Jocey menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan pikirannya. Dia melirik Brandon sekilas, lalu menyindir, “Brandon, jangan kira aku nggak tahu uang 10 miliar ini adalah uang jajan yang diberikan Hannah selama tiga tahun ini, ‘kan? Pasti begitu! Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa mengeluarkan uang sebanyak ini? Kecuali kamu melakukan bisnis ilegal!”Ucapan ini membuat Hannah mengerutkan keningnya. Dia langsung meraih pergelangan tangan Brandon, dan membawanya ke dalam kamar.Raut wajah Brandon terlihat sangat aneh. Setelah menikah beberapa tahun, ini adalah pertama kalinya Hannah menggenggam tangannya.Setelah pintu kamar ditutup, Hannah baru berkata, “Brandon, kamu jujur sama aku, dari m
“Batal? Kenapa kamu seyakin itu? Memangnya kamu kira kamu itu siapa? Apa kamu itu presdir dari Perusahan Investasi Sinjaya? Kamu kira kalian berdua saudaraan karena sama-sama marga Sinjaya?” Amarah Tansri langsung membeludak.Saat Brandon hendak mengatakan sesuatu, Hannah pun berkata, “Ibu, tadi Brandon juga nggak ada di tempat. Masalah ini juga bukan salah dia. Si Martin yang nggak tahu diri. Lagi pula, Brandon sudah berhasil pinjamin uang 10 miliar. Dia sudah bantu kita untuk selesain masalah krisis ini, bisa nggak ….”“Bisa apa? Aku bersikap baik sama dia? Coba kamu lihat penampilan dia, kayak gelandangan saja!” maki Tansri. Saat ini, dia pun sudah melupakan masalah perceraian. “Kenapa masih di sini? Cepat masak! Aku beri tahu, ya, kamu mesti tahu diri kalau kamu ingin tinggal di rumah. Kalau nggak, jangan salahkan aku beri pelajaran sama kamu!”Brandon juga tidak meladeni Tansri. Dia melirik Hannah sekilas dengan tatapan kaget. Sejak kapan Hannah begitu perhatian terhadapnya?“Ibu,
Karen sudah menunggu lama di kantor. Hari ini, dia mengenakan kemeja putih yang agak transparan dengan rok sepan. Ketika melihat Brandon berjalan ke dalam ruangan, dia segera menyuguhkan secangkir teh. “Pak, Keluarga Limantara mengutus Martin untuk mengantar kontrak yang sudah ditandatangani. Apa Bapak ingin membacanya lagi?”“Tidak usah!” Brandon bahkan tidak mengangkat kepalanya. “Suruh dia keluar! Kalau dia berani menginjakkan kakinya di perusahaan ini lagi, aku akan patahkan kakinya.”“Baik!” Karen juga tidak berani bertanya alasannya.…Di ruang tunggu.Saat ini Martin terlihat sangat muram. Dia merasa dirinya sangat sial. Tadi, dia malah ketemu dengan si pecundang itu. Sekarang, dia malah sudah menunggu hampir setengah jam di sini. Dia pun merasa kesal.“Hei, apa ada orang di luar?!” jerit Martin.Beberapa saat kemudian, seorang resepsionis berjalan ke dalam, lalu berbisik, “Pak, mohon jangan jerit-jerit di dalam perusahaan ….”“Siapa kamu? Berani-beraninya suruh aku untuk jangan
Martin seolah-olah telah membongkar sebuah kebohongan saja. “Betul! Pasti seperti ini, tidak ada kemungkinan lain lagi. Kalau tidak, bagaimana mungkin kontrak ini kelihatan seperti asli saja? Tapi mereka bodoh juga, ya. Mereka pasti tidak menyangka masalah akan terbongkar secepat ini ….”“Emm! Pasti seperti ini! Kakek, panggil dia kemari …. ““Aku tidak nyangka si pecundang itu punya nyali untuk melakukan hal bodoh seperti ini. Semua pasti diperintah sama Hannah. Mereka berdua memang sudah mempermalukan nama Keluarga Limantara!”Semua orang ikut mengutarakan asumsi mereka. Hannah sungguh keterlaluan! Bisa-bisanya membohongi mereka telah mendapatkan modal investasi sebesar 600 miliar?! Kurang ajar!Raut wajah Kakek Herman tampak tak berekspresi. Dia membaca ulang kontrak yang dibatalkan itu, lalu berkata dengan dingin, “Telepon Tansri, suruh dia bawa kedua orang itu kemari. Kalau hari ini mereka tidak beri aku penjelasan, aku akan usir mereka dari Keluarga Limantara.”Semua orang di tem
Apa mungkin seorang cowok miskin sanggup membeli salah satu mobil dari pameran otomotif ini?“Tuan, dari wibawamu, menurutku hanya mobil ini yang cocok dengan Tuan.” Si penjual menatap Brandon dengan arogan, lalu menunjuk sebuah mobil Porsche Panamera di dekatnya. “Setelah Tuan bawa mobil ini keluar, pasti akan ada cewek yang minta tumpangan Tuan.”Brandon pun tersenyum ketika mendengarnya. Dia melirik sekilas, lalu berkata, “Bagus juga, tapi aku sudah lama tidak menyetir. Coba kamu atur jadwal test drive-nya. Kalau cocok, aku akan beli mobil ini.”“Test drive? Tuan mau test drive?”Si supervisor penjualan spontan tertawa. Dia tidak menyangka akan ada orang yang sok kaya hingga tahap seperti ini. Dia bahkan ingin mengetes mobil seharga 2-3 miliar ini?“Tuan, mohon tinggalkan tempat ini. Kami tidak menyambut kedatangan Anda. Kalau mau cari masalah, pergi sana ke tempat lain!”Brandon terbengong. Kenapa dia malah diusir? Dengan sikap seperti ini, malah ingin minta diinvestasi?Saat Brand
“Baik, Pak Anwar! Aku akan segera usir orang ini!” Si supervisor penjualan lekas mengangguk, lalu menoleh menatap Brandon dengan galak. “Tuan, silakan tinggalkan tempat ini. Kami tidak sambut kedatanganmu. Kalau kamu tidak tahu di mana jalan keluarnya, ada satpam yang bisa antar kamu keluar ….”Brandon malas meladeninya. Dia tetap melangkah maju, lalu menatap ke sisi Hannah.“Bran … Brandon? Kenapa kamu bisa ada di sini?” Saat ini Hannah baru merespons. Dia merasa gembira dan juga canggung ketika bertemu dengan Brandon.Bahkan, Hannah sendiri juga tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya. Jelas-jelas dulu Hannah bisa bersikap arogan dan menekan Brandon. Hanya saja, entah kenapa sekarang Hannah tidak begitu membencinya lagi. Terkadang ketika tidak bisa melihat Brandon, hati Hannah malah terasa hampa.Brandon tidak berbicara, dia hanya menatap Anwar yang berada di sampingnya.Hannah berjalan maju, lalu menarik Brandon ke sebelah. Dia berbisik, “Brandon, kamu jangan salah paham, ya. Di
“Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu
“Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din
“Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,
Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas
Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa
Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand
“Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d
Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela
Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita