Beranda / Romansa / Memories / Chapter 31

Share

Chapter 31

Penulis: Sherra Misaki
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-20 11:48:23

“Iya.. Aku tidak yakin apakah aku bisa mengatakannya seperti itu, tetapi dia memandangku dengan tatapan penuh ancaman. Seperti… mengatakan padaku untuk segera menjauh dari Derald,… atau… entahlah.” Jelasku menceritakan apa yang aku rasakan. Entah kenapa sangat sulit bagiku mencari pilihan kata yang benar untuk kukatakan.

“Begitu ya…” Respon Fazel singkat. Sepertinya dia ingin memahami perasaanku juga. Tapi.. rasanya… sedikit berbeda. Apalagi ketika aku menyebutkan ‘Derald’ dalam kalimatku tadi. Kenapa ya? Jika aku coba pikirkan lagi mungkin―

               “Aah, tolong jangan baca pikiranku, Gadis Misterius!” Fazel membungkukan badannya dan menyatukan kedua tangan seperti memohon.

               “Eh?”

    

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Memories   Chapter 32

    Beberapa lainnya mungkin sedang menyusun rencana untuk menjatuhkanku. Dan juga, bisa jadi mereka ingin menjauhkanku dari teman-tman yang baru saja aku dapatkan dengan rumor ini. Meski aku belum mengetahui rumor seperti apa yang sedang meluas, aku memiliki firasat buruk tentang ini. Dan meskipun begitu, aku malah sibuk memikirkan hubunganku dengan Derald dan hal lain yang tidak penting. Kau sungguh payah, Sofia! Pemikiran ini terus berlanjut selama aku berada di jalan pulang. Aku bahkan hampir melupakan fakta bahwa aku pulang terlamat hari ini tanpa memegang alasan yang kuat. Sial, seandainya aku bertemju dengan ayah ketika aku pulang, aku pasti akan mendapat masalah. Sekarang aku hanya berdiri mematung tepat di depan pintu rumahku. “Semoga orangtuaku belum pulang, belum pulang, belum pulang.” Begitu kataku di dalam hati sambil terus mencium kepalan tanganku.&nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 33

    Setelah menghela nafas beberapa kali, aku menarik kursi dari meja belajarnya dan duduk di sana. Mengawasinya mungkin bukan pilihan yang buruk. Aku tidak tau apakah yang aku lakukan sudah benar, memang benar aku pernah mempelajari tentang alcohol, mabuk, dan penanganannya dalam materi klub sains. Tapi jujur saja aku belum pernah mempraktekkannya secara langsung. Setelah aku menjalaninya sendiri, benar benra tidak semudah teori. Jika kau tanya aku, aku sendiri pun masih tidak menyangka dia akan menenggak alcohol. Maksudku, kita membicarakan tentang Bill, kakak laki-laki berkaca mata yang pernah terobsesi memelihara laba-laba. Aku tidak yakin dia tipe orang yang akan mencoba meminum alcohol. Jangankan itu, dia yang mulai membersihkan kamar saja sudah bisa dianggap aneh. Oh, berbicara tentang keanehan, aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 34

    Tak ada kalimat yang berani aku ucapkan. Sangat masuk akal jika itu memang penyebab semua ini. Kami saling berbagi cerita sejak 3 tahun yang lalu. Tentang tugas, cinta, atau beban yang kami tanggung sebagai sesame anak dengan orangtua yang kaku. Dan Mia, adalah gadis yang dia sukai sejak lama. Mia pernah satu SMP dengan kakakku, dan sejak itu pula Bill menyukainya. Menunggu lebih dari 3 tahun hingga akhirnya kau bisa bersama dengan orang yang kau sukai begitu lama. Kau pasti tidak ingin itu berakhir kan? Aku tidak ingat berapa lama mereka sudah bersama, tetapi tentu saja tidak lebih lama dari 4 minggu. Aku mungkin bisa sedikit memahami perasaannya, walau aku tetap berfikir dia berlebihan untuk meminum alcohol karena masalah ini. Pada akhrinya, sekeras apaun mereka berusaha tampak keren, laki-laki tetap saja manusia, bukan?&nb

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 35

    Kami akhirnya hanya makan mie instan untuk makan malam. Aku menceritakan beberapa cuplikank kejadian di sekolah hari ini. Tentang aku yang berlari ke kelas mengejar jam pelajaran setelah istirahat, dan aku yang sempat pingsan hari ini. Bill menyentil dahiku setelah aku menceritakan insiden pingsan. “Kau memperingatkanku tentang alcohol, tapi kau sendiri malah pingsan.” Begitu katanya. Aku juga memintanya untuk menceritakan bagaimana harinya, tapi dia menolak. Aku kemudian juga menceritakan bahwa aku akan berangkat ke luar kota besok, untuk lomba sains 2 hari 1 malam itu. “Kalau begitu, sebaiknya kita merayakan hari ini, bukan? Aku akan mentraktirmu.” Ucap Bill yang tiba tiba bersemangat.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 36

    “AAAHH!!!!” Aku menjerit dan membuka mataku. Cahaya dari lampu tidur yang tidak terlalu terang membuat kamarku menjadi agak gelap, membuatku berfikir ulang untuk memastikan apakah aku masih didalam mimpi atau tidak. Perlahan aku melirik ke sekeliling kamar, mencoba mendapat pandangan yang fokus dan jelas dengan mataku yang baru berfungsi beberapa milisekon yang lalu. Aku mencoba menggerakan tubuhku namun hasilnya nihil, yang kudapat hanya seluruh tubuhku yang mati rasa, seperti kehilangan panas tubuhku. Nafasku belum juga kembali normal, dan selama itu juga aku perlahan mulai bisa merasakan kaki tangan dan jari jariku perhalan mulai mendapatkan kembali panas dari pusat tubuhku. “Haaaahhhhh….” Aku menarik nafas panjang sambil memegang kepalaku. Tubuhku sudah kembali normal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 37

    Oh, dia tertawa. Ternyata masih sama, Derald masih tertawa santai seerti sebelumnya. Itu jadi membuatku tidak bisa melakukan apapun selain ikut mengembangkan senyum diwajahku. Mengenang kembali hal hal indah itu, sangat menyenangkan. Tiba tiba mimpi yang semalam terputar dalam penglihatanku. Tatapan ‘mati’ dalam sorot mata Derald… dengan bersimbah darah itu… Ahh,, tidak tidak. Jangan memikirkan hal seperti itu sekarang. Masih ada banyak hal yang lebih penting. Aku jadi teringat aku harus minta maaf tentang pamit pulang yang terkahir kemarin, dan dengan keadaan yang tidak seindah saat ini. Aku harus mengatakannya dengan benar sekarang. “Um… Derald…” “Hmm?&

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 38

    Benar juga, Derald pernah menceritakan padaku ada 3 temannya yang akan berpartisipasi dalam lomba ini juga. Waktu itu, ketika terjadi ‘keributan’ yang cukup hebat di depan kelasku karena kemunculan 4 dewa sekolah. Ya, begitulah cara mereka menyebutnya, aku baru mengetahuinya akhir akhir ini dari Liz. “Deraaald!” Seruan yang terdengar sangat manis dan penuh keceriaan sambil melambaikan tangan. Kau mungkin tidak percaya suara itu datang dari seorang anak laki-laki. Aku mengingatnya, si cowok imut, Zeno. “Woaahh, akhirnya kita bertemu lagi setelah cukup lama ya, Derald!” Mereka kemudian menepukan tangan mereka satu sama lain. Di belakang Zeno ada seorang lagi yang lebih tinggi darinya. Jika aku tidak salah menebak, dia adalah Kyle. Derald juga menyapanya dan melakukan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 39

    Kami akhirnya akan melewati perbatasan kota. Satrone. Kota satelit ini berada ditenggara ibu kota tempat kami tinggal, Torwell. Berbeda dengan kota kami, disini masih banyak pepohonan dan area terbuka hijau. Masih sangat asri dan menyegarkan, dan terdapat beberapa hutan juga. Salah satu yang paling terkenal dari Satrone adalah bukit kembar Fligle dan Andores. Disanalah kompetisi ini akan dimulai, event bersejarah bagi hidupku juga. Aku belum pernah ke sana sebelumnya, jadi aku sangat antusias menantikannya. Melewati perbatasan kota itu yanhg ditandai dengan gapura besar dengan dua patung hewan persilangan antara naga dan kuda, udara yang bergerak entah bagaimana menjadi terasa sangat sejuk tiba tiba. Jauh berbeda dengan di Torwell. Aku benar benar menikmatinya. Sangat, sangat menikmatinya. Aku duduk di paling belakang dekat dengan pintu keluar di belakang truk itu. Aku sudah menebak sebelumny

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20

Bab terbaru

  • Memories   Chapter 62 part 2

    “Ooi! Katakan sesuatu!” Suara pukulan yang keras tepat di perutnya bersamaan dengan suaranya yang mencoba untuk menahan muntahan darah untuk keluar dari mulutnya. Wajahnya yang berlumuran darah tiba tiba menyebut namaku. “Lari, S-Sofia…” “Derald!” Aku segera menggerakkan tubuhku dan berlari menuju Derald. Tapi ketiga orang yang berada dibelakangku segera menangkapku. “Sofia— Ugh…!“ Derald mencoba berteriak ketika melihat mereka menangkapku. Meski dia akhirnya dipukuli lagi dan lagi. Aku mencoba untuk memberontak tetapi mereka langsung menahan perger

  • Memories   Chapter 62

    “Bagaimana dengan perjanjiannya?” “Aah. Hanya beberapa jam lagi, ya…” Aku tiba-tiba menghentikan langkahku. “… setelah itu kita bisa membakar tempat ini.” Wah, wah… Sepertinya meninggalkan tempat ini bukan tindakan yang benar untuk sekarang. Apa jangan jangan ini yang aku dan Derald dengar sore tadi sebelum babak kedua dimulai. Aku segera kembali ketempat sebelumnya, merapat ke dinding. “Selain itu, memanfaatkan acara ini sungguh ide yang luar biasa, ketua. Anda memang hebat.&

  • Memories   Chapter 61

    “Kau… sungguh tidak menggunakan parfum?” Aku membalas wajah terkejutnya dengan tatapan bingung. Apa itu sesuatu yang aneh? Aku hanya mengangguk. “Sungguh, kau tidak pernah memakai parfum?” “Uhm.” Aku lagi lagi mengangguk. “Sungguh tidak pernah?” Dia mendekatkan wajahnya.

  • Memories   Chapter 60

    Aku segera beranjak menuju tenda kami yang berada di bawah pohon, tidak sulit untuk menemukannya. Segera aku masuk ke dalam tendaku yang ku tempati berdua dengan Alisa nantinya. Setidaknya aku perlu istirahat dari ini keriuhan ini. Istirahat yang cukup bagi fisik, dan mentalku. Terus berada bersama ditengah orangorang membuatku lelah, secara batin. Aku melepas jas almamater dan rompi rajut serta melonggarkan dasi yang ku gunakan. Hanya meninggalkan kemeja dan rok kotak-kotak, juga membiarkan kaos kaki hitamku tetap berada di tempatnya. Di dalam sini terasa panas, ditambah aku yang baru saja berlari, membuat tubuhku menjadi terasa panas. Aku mulai bisa merasakan keringat menetes satu demi satu dari tubuhku. M

  • Memories   Chapter 59

    “Uughhh..haaah….” Aku meregangkan tubuhku setelah keluar dari area hutan. Babak kedua akhirnya kami lalui dengan lancar. Ternyata tidak semua dari peserta lolos di babak ini. Itu sangat masuk akal jika kau tanya aku. Pasalnya, berbeda dari mengerjakan soal biasa, dengan sistem permainan “Mencari Harta Karun” pada babak ini, kau tidak bisa memilih soal mana yang menurutmu mudah atau yang bisa kau kerjakan terlebih dulu. Semuanya harus selesai denga jawaban yang tepat, atau setidaknya mendekati. Jika kau salah perhitungan, itu akan menyebabkan mu tersesat di dalam hutan itu. Ya, meskipun sudah ada tali pembatas untuk membuat permainan ini tetap aman. “Kau meregangkan tubuhmu seperti wanita tua, Sofia.” 

  • Memories   Chapter 58 (Derald)

    “Kalau begitu, sekarang kita selalu bersama ya, Sofia!” Kataku padanya. Gadis itu kemudian membalas senyumku dengan begitu cerahnya. Aku merasakan sesuatu yang membuatku bergetar ketika melihat itu. “Lalu kau sendiri, kenapa ada di sini?” Dia balik bertanya padaku.Sungguh, aku berfikir untuk tidak mengatakannya. Dia mungkin tidak akan mengerti apa yang aku akan aku ceritakan. Apa sebaiknya aku berbohong? Tapi kebohongan apa yang harus aku katakan. Bagian dari dalam diriku seperti tidak bisa berbohong padanya.“Um.. ceritanya panjang—“ “Ceritakan!” Sekarang dia melihatku dengan mata yang berapi api. Well, sepertinya aku memang tidak bisa berbohong darinya.&

  • Memories   Chapter 57 (Derald)

    Tapi malam itu, rasanya aku sudah tidak kuat lagi menahan semuanya. Aku ingin berlari, berteriak, sejauh dan sekencang yang aku bisa. Aku ingin melepaskan semuanya. Dengan mata tertutup dan air mata yang mulai menetes aku berlari secepat yang aku bisa. AKu tidak memiliki tujuan, tidak tau harus kemana. Tapi aku hanya ingin berlari, dengan begitu mungkin aku kana kelelahan dan pingsan, atau mati jika aku beruntung, hanya itu yang ada dalam pikiranku saat itu. Tapi sepertinya malaikat masih ingin melihatku bertarung lebih lama lagi. Nihil, aku akhirnya hanya kesulitan bernafas dan terjatuh di tengah jalan yang sepi, tak ada siapapun. Saljunya terasa begitu lembut, meski akhirnya melukai tanganku yang sudah terlalu lama menahan suhu dingin di luar sini. Aku akhirnya mau tidak mau bangkit kembali setelah

  • Memories   Chapter 56 (Derald)

    Di malam bersalju itu, aku bertemu dengannya. Udara yang dingin menerpa jari jemariku yang kecil saat itu. Aku hanya bisa menahan dinginnya, dan perlahan merasakan kulitku yang seakan membeku. Meski begitu aku masih memilih untuk berada di luar. Mau bagaimana lagi, di dalam rumah ataupun di luar, dinginnya tetap sama. Entahlah, apa aku pantas mengatakan bahwa takdir yang harus kujalani ini terlalu sulit. Aku tidak ingin mengasihani diriku sendiri. Aku mulai percaya apa yang dikatakan orang orang. “Sesuatu yang kau dapatkan harus kau bayar dengan sesuatu yang setimpal.” Adik perempuanku baru saja lahir be

  • Memories   Chapter 55

    “Kau mengatakan sesuatu?” “Ahh umm tidak, hanya, aku terkesan kau bisa melewatkan tahap taman kanak kanak, sekaligus merasa kasihan.” Begitu jawabnya. Sebenarnya aku sedikit mencurigainya karena dia terbata bata. Tapi, mungkin ia hanya terkejut mendengar ada orang yang melewatkan TK. “Ya… orangtuaku, khususnya ayah. Dia berfikir taman kanak-kanak itu adalah hal yang sia sia dan terlalu memakan banyak biaya hanya untuk ‘bermain-main’. Jadi, daripada mengirimku ke TK, ayah menyuruhku untuk tetap di perpustakaan dan belajar.” “Kau benar benar terus belajar?” Derald hampir kehilangan fokusnya pada soal dan melihatku dengan tatapan terkejut.&n

DMCA.com Protection Status