Home / Romansa / Memori Setengah Hari / BAB 12 31 Desember 2019

Share

BAB 12 31 Desember 2019

Author: Surya Khan
last update Last Updated: 2021-06-08 23:04:30

Dengan wajah canggung keheranan yang sulit ditutupi mata Adam menyapu langit-langit dan dinding restoran. Lukisan bergambar menara Eiffel, Napoleon Bonaparte, Madame Tussauds dan revolusi rakyat perancis berlatar kerajaan Bastille pertanda jelas ia sedang tidak sedang berada di warung pinggir jalan. Lagu perancis dengan suara mirip Waljinah yang sedang kumur-kumur berpadu suara hujan di luar sana membuat matanya sedikit terkantuk. Ini pasti Kopi bukan darah tokek! Dari baunya dia hafal. Semua bau khas kopi sama saja. Ia seruput beberapa kali untuk mengijinkan caffein mengaliri darah mencegahnya tertidur di saat malam yang mahal ini.

Semua kursi restoran perancis Chateau Blanc Senopati sudah di booking Tiara. Semua meja tertulis All Reserved! Malam spesial ini tidak boleh ada yang makan di restoran ini kecuali mereka berdua! Hanya boleh ada mereka berdua diiringi lagu Oh Ipanema didampingi tiga pelayan siap menyajikan apa saja...termasuk daging bekicot!

"Baca kertas apa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Memori Setengah Hari   BAB 13 29 Desember 2019

    Si Rusli emang brengsek! Kasih info nggak jelas! Dia cuma bilang si model akan mengambil latar belakang hutan. Nggak bilang kalau lokasi foto model di villa Belanda DI TENGAH HUTAN! Sial! Ternyata untuk menuju Villa Wilhelmina begitu jauh dan medannya sulit! Hanya bisa disusuri dengan jalan kaki! Ini sih tempat tinggal Tarzan! Hutan belantara dengan ribuan tumbuhan jati dan cemara mencakari langit. Mana banyak nyamuk lagi! Tidak ada plang atau semacam penunjuk arah khusus menuju tempat yang sudah menjadi bagian cagar budaya bersejarah dilindungi pemerintah itu. Kalau tidak susah sinyal pasti tempatnya langsung ketemu dengan Google Maps! Hanya ada petunjuk arah dari orang-orang sekitar yang kebetulan berlalu lalang."Misi pak...maaf mau tanya." Adam mencegat seorang berjalan kepayahan dengan ikatan bongkahan kayu dipundaknya."Iya, Den.""Bapak tahu tempat Villa Belanda...katanya saya harus...""Iya, Den." Tukang kayu itu langsung menyahut. "Maksud Aden ma

    Last Updated : 2021-06-09
  • Memori Setengah Hari   BAB 14 Sains Selalu Benar

    "Dengan cara ini...apa kau yakin akan berhasil?" Rudi menyalakan rokok Marlboro yang ke enam."Why, Rud? Margareta menatap tajam suaminya. "Kita sudah bahas ini panjang lebar. Kau masih saja ragu dengan cara dr. Bram? Mengulang-ulang the same questions!" Protes Margareta. "Im so tired with all of this! Kalau bukan engkau. Suamiku yang menguatkanku. Siapa lagi?!"Mendengar keramaian mereka berdua di balik dinding ruang tamu Adam terpancing untuk bersiaga memasang telinganya baik-baik. Satu pelajaran buruk dari tempatnya bekerja kini dipraktekan di rumah klien. Menguping!"Dengarkan aku, Rud. Dokter Shinta and dokter Heri mereka menyerah! Mengundurkan diri...di tengah jalan pengobatan Sofie! Dari tiga dokter yang tersisa hanya satu orang. Dokter Bram! Dia paling setia dan...sayang anak kita. Mengapa kau ragu?! Why?! tell me!" Margareta sangat kecewa dengan sikap Rudi yang meragukan metode pengobatan dr. Bram . Mata Margareta mulai memerah dan berlinang."Ak

    Last Updated : 2021-06-10
  • Memori Setengah Hari   BAB 15 Monster

    Dimaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasss!!!Sofie terbangun dari mimpi buruknya di atas ranjang dengan mata perih merah nanar. Matanya memburu menyapu seisi kamar mendapati dirinya sedang berada di tempat asing! Dalam udara dingin lembab bau asam pekat alkohol karbol bercampur entah obat apa menyatu dengan anyir tubuhnya. Tangan gemetarnya meremas erat selimut yang melindunginya dari hawa dingin. Kepalanya menoleh perlahan ke sana ke mari coba mengingat sebisanya namun sayang tidak ada satupun barang yang pernah dilihatnya. Ia dapati dirinya dalam kondisi kaki terikat begitu kuat di ranjang. Tampak bekas luka dan darah membeku melingkari kaki dan tangannya. Kenapa aku ada di sini?!Apa yang terjadi?! Kenapa aku terpasung seperti orang gila! Diperlakukan seperti binatang! Memang apa yang sudah aku perbuat?Dengan pandangan setengah kabur Sofie melihat siluet seorang laki-laki paruh baya menyiapkan beberapa jarum suntik yang akan diisi cairan dari dalam botol-botol

    Last Updated : 2021-06-11
  • Memori Setengah Hari   BAB 16 Histeria

    Adam bersiap mengambil gambar di belakang pintu kamar Sofie. Dua orang berseragam perawat hijau muda lengkap dengan masker rapat menutup hidung sedang memasang posisi siaga bersiap juga masuk ke kamar. Aku tidak sendiri! Beberapa kali terdengar jeritan seorang gadis melengking dari dalam kamar. Jeritan Sofie begitu memekakkan telinga. Tangan Adam berkeringat dan gemetar hebat sambil memegang kamera yang kini menunjukkan angka power baterai 35%. Berjaga dari luar kamar mereka bertiga yang sedari tadi menunggu komando masuk ke kamar itu hanya bisa mematung saling tatap. Ada kejadian apa sebenarnya di dalam?!Adam mengamati dua orang yang postur tinggi dan perawakannya lebih mirip algojo dari pada perawat. Tangan kekar keduanya sedang memegang sesuatu yang panjang...mirip tali dari bahan elastis. Di samping pintu terdapat tas terbuka berisi botol-botol kecil dan jarum suntik. Buat apa?! Sebuah tandu berkarat yang kurang terawat juga berada persis di samping perawat entah apa mak

    Last Updated : 2021-06-13
  • Memori Setengah Hari   BAB 17 Why??

    Sofie dalam kondisi tersadar. Matanya yang memerah sedikit memudar. Racun narkotik yang disuntikan ke tubuhnya membuatnya lemah hingga tidak menyadari ada seseorang perempuan di sampingnya. Tegar menahan tangis Margareta duduk manis tersenyum sebisanya. Sekuatnya. Rudi berdiri di samping Margareta dengan tangan terlipat ingin menunjukkan sebagai laki-laki sekaligus kepala keluarga bahwa semua akan baik-baik saja. Suasana kamar begitu hening dan hanya terdengar suara serangga hutan dan bunyi printer portabel Adam mencetak ratusan foto Sofie."Sofie..." Margareta menyapa putrinya seraya memegang jemari tangannya. Genggaman itu meski lembut membuat Sofie meringis kesakitan tangannya yang penuh luka suntikan. Putrinya itu hanya memberinya tatapan kosong."Sofie...ini ayah bunda nak..." Bergantian Rudi menyapa. Margareta mulai menitikkan air mata tidak kuat melihat kondisi putrinya lemah tak berdaya. Margareta yakin penuh dengan yang diperbuat dokter Bram. Science never wro

    Last Updated : 2021-06-15
  • Memori Setengah Hari   BAB 18 Jangan Pergi!

    Adam memaku begitu perlahan khawatir membangunkan gadis berbahaya yang sedari tadi buka tutup mata sayunya. Beberapa kali Adam melirik ke belakang dan memastikan semua masih terkondisikan. Sial! Beberapa kali paku kecilnya terjatuh dan jarinya terkantuk palu. Beberapa kali juga ia harus mengambil paku meluruskan kemudian memaku lagi. Aku fotografer! Bukan tukang bangunan! Dan sejak kapan seorang fotografer profesional menyediakan jasa pasang foto di dinding?! Tugasnya adalah ambil gambar terus cetak! Mau dipasang di mana? Dengan apa? Dan oleh siapa bukan urusanku! Meski baru sebulan Adam tahu betul mau perusahaan bahwa kepuasan klien dan respon positif adalah hal yang utama. Ya dengan mengerjakan ini semua aku akan dapat poin nilai plus dari pak Anwar. Semoga.Pandangan mata Sofie menembus jendela. Matahari siang begitu terik. Jutaan serbuk bunga sari beterbangan dalam gerakan slow motion. Burung merpati ramai riuh menari-nari di atas bukit. Ingin sekali dia berlari meraihnya

    Last Updated : 2021-07-02
  • Memori Setengah Hari   BAB 19 Dokter Shinta

    Di ruangan rapat Rumah Sakit Waras Medika unit Saraf dan Kesehatan Jiwa. Dokter Shinta menyampaikan pendapatnya dengan penuh kepercayaan diri."Yang saya hormati...profesor Bram dan dokter Heri. Berdasarkan beberapa hasil tes berupa tes kognitif dan tes diagnostik menggunakan CT dan MRI serta observasi medis berupa treatment dan juga riwayat medis dapat dipastikan bahwa yang diderita oleh pasien bernama Sofie Aretha Putri umur 20 tahun adalah Amnesia Anterograde. Sofie hingga hari ini terbilang tanggal 20 Januari 2019 atau dua puluh satu hari sejak kecelakaan masih mengalami gagap disleksia dan sulit membentuk ingatan baru. Pasien hanya mengingat kejadian sebelum kecelakaan terjadi dengan kondisi menyebut hingga meneriakkan nama tunangannya bernama Dimas secara histeris saat terbangun dari tidur. Secara medis amnesia jenis ini bisa bersifat permanen namun...saya bilang namun...bukan berarti tidak bisa disembuhkan..." Dokter Bram hanya geleng-geleng mendengar pemaparan d

    Last Updated : 2021-08-14
  • Memori Setengah Hari   BAB 20 Psikopat!

    "Fotografer itu sudah selesai?" Margareta memastikan."Sudah...""What the...why you let that fuck'n guy still up there, Rud?!" Margareta naik pitam. Tidak habis pikir bagaimana ayahnya malah membiarkan Sofie berdua dengan orang asing dalam keadaan seperti sekarang ini?!"Sofie yang memaksa, Reta...""Oh shit..." Margareta terkejut tak percaya."Apa yang bisa kita perbuat? Tell me?""Aku akan hubungi dokter Bram! Kau sudah gila, Rud!!" Margareta panik dan memutar nomor telepon kuno villa itu.Di rumah sakit Waras Medika dokter Bram menyalakan rokok terakhirnya. Dengan kaki naik di atas meja dia tuangkan minuman keras sejenis bir di atas gelas kaca favoritnya menggunakan tangan tremornya. HP nya berdering begitu nyaring namun ia hanya tertawa tak beraturan seperti orang gila. Para staf perawat dan penjaga rumah sakit tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Seorang profesor haus darah! Seorang dokter Psikopat!! Sudah berapa banyak korban be

    Last Updated : 2021-08-21

Latest chapter

  • Memori Setengah Hari   BAB 30 Pertemuan (TAMAT)

    Kabut lembut semakin menebal. Bau ribuan sedap malam bercampur melati menyeruak memenuhi sela-sela ruang. Embun merangkak di lantai yang lembab. Bagaimanapun juga. Kaki ini harus tetap melangkah. Terus melangkah menghampiri cinta. Meraih laki-laki itu. Setapak demi setapak Sofie memasuki kamar penuh trauma. Kamar Villa Belanda ini adalah saksi bisu betapa sakit dan tak berdayanya ia diasingkan hingga disiksa.Adam yang gugup sedari tadi hanya bisa terdiam menghitung degup nafasnya. Berharap perempuan itu bersedia mengabulkan harapan yang ia tinggalkan dalam pesan di Instagramnya. Kini dengan penuh harap ia hanya bisa menunggu di balkon yang kini semakin licin berlumut. Serangga kecil dan rayap tampak berpesta meramaikan suasana. Udara begitu dinginnya menusuk tulang. Sweater bergantung syal yang melingkar di leher cukup untuk menghangatkannya.Sofie hanya bisa menatap lama ke arah lelaki yang memandang hamparan pepohonan hijau bertabur kuburan Belanda. Nafasnya t

  • Memori Setengah Hari   BAB 28 Follower

    Jam 12 malam. Ringtone pesan masuk Instagram Sofie berbunyi. Siapa tengah malam begini masih medsosan? Apakah manusia ini tidak tau jam istirahat?! Diseduhnya coklat hangat di kamarnya. Dengan nafas kesal mendengus ia sempatkan sejenak melihat pesan masuk dari manusia tak tahu diri ini."Adam?!" Mata Sofie seolah hampir lepas membaca satu nama yang menjadi follower baru di Instagramnya. Dipastikan lagi gambar wajah laki-laki yang terpampang di profil. Ya Tuhan?!! Saking kaget HPnya terjatuh ke lantai hingga berbunyi nyaring. Tangan Sofie gemetar hebat. Matanya basah berlinang."Ada apa Sofie? Margareta bundanya begitu khawatir. Please Tuhan jangan ada apa-apa lagi dengan putriku. Cukuplah dua bulan ini aku merasakan neraka emnesianya. Begitu harap cemasnya.Hanya satu kata di pesan Adam. Satu pesan yang sulit untuk diterima Sofie."Maafkan aku Sofie."I hate U but I Love USofie hanya memandang HP itu semalaman. Matanya sema

  • Memori Setengah Hari   BAB 27 Realita

    Perjalan setapak ini tak melelahkan sebelumnya. Adam kini tak peduli seberapa jauh menuju Villa Belanda yang ia kutuki itu. Ia hanya mengangguk ramah ke beberapa orang tua yang pernah ia tanyai sebelumnya. Ia hanya ingin bertemu Sofie. Memastikan ia baik-baik saja. Rasa bersalah ini sulit hilang."Bade ke Villa lagi, kasep?" Salah satu tukang pencari rumput bertanya kepada Adam."Leres, Bi." Mendengar itu tukang rumput itu hanya geleng-geleng sulit untuk mengerti mau Adam.Adam memandang ke arah Villa. Tidak ada jalan masuk! Semua jalan tertutup semak belukar dan alang-alang. Pintunya terbuka seolah membiarkan semua makhluk hingga hantu penghuni untuk keluar masuk Villa sesuka hati. Hawa dingin begitu menusuk. Adam yang hanya mengenakan jaket sekedarnya mulai menggigil. Tikus dan kecoa hilir mudik menunjukkan eksistensinya sebagai penghuni baru yang setia. Bau obat-obatan kadaluarsa yang khas tak lagi menyeruak. Meski masih ia temukan sisa jarum suntik berserak

  • Memori Setengah Hari   BAB 26 I Remember

    Di pagi yang cerah itu roda mobil berhenti di sebuah tempat yang mulai terlihat kumuh tak bertuan. Villa Belanda Beatrix itu sudah dua bulan terbengkalai sejak Sofie tidak sadarkan diri di pelukan Adam dan menjalani perawatan di rumah sakit. Margareta akhirnya menyerah untuk berbohong selama ini. Ia berusaha sekuat tenaga memisahkan ingatan jahanam Sofie bersama Adam. Memori setengah hari itu. Ibunya berpikir bahwa kehidupannya akan lebih baik tanpa mengingat lagi laki-laki yang hampir membunuhnya! Laki-laki yang tidak akan pernah kembali! Laki-laki yang tidak akan pernah bersamanya! Laki-laki yang hanya akan memberikan harapan palsu dan luka!Perlahan namun pasti Sofie menyusuri jalan ke arah Villa. Semak belukar tumbuh tinggi menjulang. Satu-persatu di dapatinya semua hal yang ia ingat di tempat ini.Hamparan ribuan makam berteman hamparan bunga kerangka. Kabut tebal itu menyibak seolah menyambut kehadirannya. Nafasnya

  • Memori Setengah Hari   BAB 25 Ruang Isolasi

    Perawat rumah sakit mempersiapkan hidangan makan pagi untuk Sofie. Sebuah hidangan seadanya berupa bubur ayam hambar lengkap dengan tempe yang terlalu asin. Pandangan Sofie kosong hingga perawat yang sedari tadi memanggil namanya tidak digubris."Sofie makan ya?" Perawat itu menawarkan lagi bubur yang sudah mulai dingin di dekat daun telinganya. Sofie hanya terdiam. "Suster suapin ya?" Lagi-lagi permintaan perawat itu diabaikannya. Tak mau berlama-lama dengan gadis yang semakin lama semakin kurus kering ini suster itupun segera pergi tak peduli. Masih banyak urusan lain!Sofie melangkah memandang keluar jendela. Beberapa orang tidak waras tampak kegirangan ketika dimandikan massal di lapangan berumput. Seandainya Sofie tidak mau mandi sendiri dan benar-benar tidak waras mungkin akan diperlakukan sama. Ia merasa semua baik-baik saja. Tidak ada yang salah dengan diriku! Aku mampu mengingat kejadian kemarin! Kemarin lusa! Kemarin lagi! Dia bisa mengingat peristiwa semingg

  • Memori Setengah Hari   BAB 24 Menghitung Hari

    Ribuan undangan dicetak dengan kecepatan tinggi. Tulisan bertinta emas terlukis sangat indah. Dua sejoli telah mengikrarkan janji suci untuk bersama sehidup semati. Adam Bimantara dapat dipastikan akan menikahi Tiara Megan Champernique. Malam ini semua undangan harus selesai cetak. Tinggal menghitung hari. Sebulan lagi perhelatan akbar pernikahan akan di gelar di tiga tempat yang berbeda. Salah satunya di kapal pesiar pribadi keluarga Tiara. Tidak boleh ada yang terlewat! Semua harus serba sempurna dan...mewah! "Kenapa, Dam? Kayak orang lagi galau gitu?" Boim menuangkan secangkir kopi Capuchino. Di atas cafe gedung pencakar langit The Skye menara BCA kedua sahabat ini tampak begitu akrab di tengah malam hening kota Jakarta. "Kamu kan bentar lagi kawin, Damned. Harusnya tampak bahagia." "Serba harus..." Senyum Adam menyeringai sinis. Ia menatap hamparan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang. Ribuan cahayanya berkerlip berpend

  • Memori Setengah Hari   BAB 23 29 Desember 2019?

    Sofie membuka mata perlahan. Lelah dan kantuk teramat sangat...itu yang ia rasakan. Ruangan ini begitu hangat dan hening. Hanya terdengar bunyi detak detik putaran jarum jam yang menunjuk tepat pukul sepuluh pagi. Cahaya lampu begitu terang tidak wajar. Menyilaukan! Dipandanginya sekeliling. Kamar berbusa serba putih dengan CCTV tertempel di setiap sudut. Beberapa kali ia dengar sayup tawa beradu jeritan tak beraturan menggema dari kejauhan. "Ya, Tuhan di mana aku sekarang?" Dengan lancar kata-kata itu meluncur dari bibir rapuhnya. Matanya mencari. Jemarinya memastikan darah di hidung yang mengalir...tidak ada darah sama sekali! Kepalanya dengan cekatan melihat kanan kiri atas bawah. Tempat tidur besi? Dan baju serba putih ini? Persis sama yang dipakainya terakhir kali namun... Gagap pening perih sakit sekujur tubuh yang ia rasakan...sirna entah ke mana? Ia pun merasa terbangun layaknya orang sehat bahkan...tanpa teriakan nama Dimas lagi. Kaki

  • Memori Setengah Hari   BAB 22 Segala Rasa Cinta

    "Kamu suka bunga?" Adam berupaya mengalihkan pemikiran Sofie yang mematikan. Mereka memandangi bunga-bunga busuk yang berserak dari buku Jurnal. Sofie tertarik dengan salah satu bunga yang sedikit utuh...tembus pandang bertangkai hijau...dipandangi dalam-dalam bunga itu mendekat di kelopak matanya yang indah. Adam mengeluarkan selembar foto yang mirip sama persis dengan bunga itu. Kayaknya ini deh bunganya... "Ini gambar bunganya." Adam menunjukkan selembar foto yang mirip dengan bunga busuk yang dipegang Sofie. Sofie lekas merebut lembaran gambar itu. "Oooohhh iiinnnii yyaa bbuuunnnggaa aaakkuu pppeettiiikk.." "Iya aku ambil gambarnya di depan villa." Kata Adam. "Naammmaaaa?" "Nama bunga? Aku tidak tahu. HP susah sinyal tidak bisa tanya mas G****e." "Mmmmaaaass aaappaa?" "Mmmmaaaass Gooogggllee." Adam menirukan gagap Sofie. "Nggaaaaccooo." Sofie tersenyum untuk pertama kali. Betapa manisnya senyum gadis

  • Memori Setengah Hari   BAB  21 My Journal

    Adam memandang gadis yang sedari tadi mengamati seraya membolak-balik buku bertuliskan Jurnal. Air mata Sofie menetes di lembut pipinya seolah memanggil ricik gerimis di luar sana. Sungguh menyedihkan. Ia tidak ingat apapun semua benda yang ada di sini. Ia berada di tempat asing dengan kondisi yang asing. Penuh luka. Luka jiwa dan raga. Dia buka tali pengikat buku tebal itu dengan lembut. Debu bau bunga dan lem kertas yang mengering menguar dari buku itu. Saat dibuka per halaman bunga-bunga yang membusuk berjatuhan. Pembusukan membuat tangkai bunga tidak lagi menempel di halaman buku. Membusuk? Berarti belum lama bunga ini dipetik dan tertempel di buku ini. Sofie keheranan. Diamatinya dalam-dalam bunga-bunga itu. Ia pegang beberapa bunga dan daun kering kemudian didekatkan di depan kelopak matanya. Matanya meniti mempelajari detail lekuk kelopak dan tangkai berusaha keras ingin tahu jenis apa ini dan seperti apa rupanya sebelum membusuk."Bbbbuunnnggaaa..." Kata Sofie. Dia me

DMCA.com Protection Status