Share

Melapas Rindu

Author: Bintang Asiah
last update Last Updated: 2022-08-18 10:22:39
Pukul lima sore Mba Irma dan rombongan tiba di Anyer. Di resort yang baru selesai di bangun itu, Mba Irma sengaja menyembunyikan Airin dan si kembar di kamar resort yang agak jauh dari kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Mba Irma sengaja merencanakan itu untuk memberikan kejutan kepada Arga.

"Pokoknya kamu gak boleh keluar-keluar dulu loh, Rin. Biar gak ketahuan sama Arga. Nanti kalau sudah waktunya, baru deh kamu keluar."

"Iya, Mba."

"Ibu juga, Yah. Temenin Airin disini biar gak bosen."

"Terserah kamu saja. Inikan idemu."

"Hehehe." Mba Irma tergelak kecil. Dia sendiri sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Adiknya. Arga pasti sudah kesal karena seharian ini dia tidak bisa menghubungi istrinya.

Setelah menyembunyikan Airin dan Ibunya. Mba Irma dan anak-anak berencana untuk menemui Arga di lobi resort. Dari informasi yang dia peroleh dari Mas Danu, Arga sedang rapat dengan pegawainya sejak tadi siang. Dan mungkin sekarang Arga sudah selesai dengan rapatnya.

"Ayah..." Aira dan Aura
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Musibah

    Malam pembukaan resort pun tiba. Tamu undangan terlihat sudah mulai berdatangan di Aula Resort. Arga terlihat sibuk menyalami tamu-tamunya.BrughhSalah seorang pegawai laki-laki berpakaian pelayan berjalan terburu-buru hingga menubruk tubuh Arga."Maaf Pak. Saya tidak sengaja," ucap pegawai tersebut sembari menunduk."Tidak apa-apa. Lain kali mohon berhati-hati.""Iya Pak. Terimakasih. Permisi." Buru-buru pelayan tersebut berjalan dengan cepat meninggalkan Arga tanpa memperlihatkan wajahnya."Selamat yah, Mas Arga. Tempatnya indah sekali dan asri. Saya nyaman sekali ada disini. Saya yakin ini akan jadi resort halal pertama yang ada di Anyer.""Terima kasih banyak, Pak Rudi. Ini semua berkat dukungan dari Pak Rudi. Kalau bukan Pak Rudi yang menyodorkan konsep wisata halal saya ke investor. Mungkin resort halal ini hanya jadi rencana saja.""Mas Arga terlalu merendah.." Arga mengantarkan Pak Rudi dan istrinya, ke meja di mana Mr. Smith duduk juga disana."Arga, Airin mana?" tanya Mba

    Last Updated : 2022-08-19
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Kesedihan Arga

    Arga sedang mengurus administrasi ketika dengan tergesa-gesa Mas Danu menghampirinya."Aku punya berita penting, Ga.""Kalau ini mengenai Resort, tolong Mas Danu handle dulu. Saat ini aku hanya ingin fokus untuk kesembuhan Airin." Arga menanggapi dengan tidak semangat."Bukan itu. Ini tentang kecelakaan tadi malam. Polisi menduga ada unsur kesengajaan dalam insiden itu."Dahi Arga berkerut, "Maksud Mas Danu ada orang yang sengaja merencanakan itu? Tapi siapa? Dan untuk apa?""Itu masih dugaan, Ga. Karena orang yang bertanggung jawab dengan dekorasi panggung sekarang tiba-tiba menghilang.""Menghilang?""Mungkin lebih tepatnya lagi, melarikan diri. Dan fakta yang mengejutkan, ternyata asisten pribadi Bayu pernah menemui nya di sebuah hotel.""Asisten Bayu." "Meskipun ini baru dugaan. Tapi kuat kemungkinan Bayu ada hubungannya dengan itu semua, Ga.""Kurang ajar sekali dia. Apa sebenarnya maunya? Awas kamu Bayu," ucap Arga geram sembari mengepalkan tangannya."Mohon rahasiakan ini dulu

    Last Updated : 2022-08-20
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Teori Baru dari Arga

    Dua Minggu setelah kecelakaan di Anyer, Danu merasa senang begitu mendapatkan kabar dari kepolisian jika orang yang bertanggung jawab atas dekorasi panggung akhirnya tertangkap. Danu pun segera memberitahukan berita ini kepada Arga."Aku punya kabar baik, Ga. Pegawai yang melarikan diri itu sudah tertangkap.""Benarkah?""Iya, barusan pihak kepolisian mengabariku. Namun kabar buruknya dia menyangkal jika kejadian itu akibat disengaja.""Omong kosong. Bagaimana mungkin lampu sebesar itu bisa jatuh sendiri. Bagaimana dengan bukti-bukti yang ada? CCTv dan yang lainnya?""CCTv tidak ada yang menunjukkan sesuatu yang mencurigakan. Adapun pertemuannya dengan Rico dia memang sudah memiliki hubungan kerja dengannya sebelumnya.""Lalu bagaimana dengan bukti transfer?""Dia mengatakan itu adalah pinjaman untuk berobat anaknya.""Apa itu semua masuk akal? Apa mereka memiliki hubungan yang sangat dekat sehingga meminjamkan uang seratus juta secara cuma-cuma.""Semua alibinya masih sangat wajar da

    Last Updated : 2022-08-21
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Titik Terang

    Dewi menghirup udara pagi Jakarta dari balkon apartemennya. Meskipun udaranya tidak sesegar udara di Eropa, namun dia sangat menyukainya. Sudah dua minggu Dewi pulang ke Jakarta setelah sepuluh bulan lebih kepergiannya ke Luar Negeri. Dewi tidak menyangka jika dia akan pulang secepat ini ke Jakarta. Dia pikir dulu dia akan tinggal lebih lama di Belanda untuk mungkin lima tahun lamanya, tetapi kerinduannya kepada tempat kelahirannya selalu membayang-bayanginya di sana.Dewi tersenyum kecut. Apa benar dia merindukan Jakarta? Bukan karena merindukan mantan suaminya.Ahh... Dewi menghembuskan nafas kasar. Meskipun Bayu telah menghajarnya hingga hampir mati, namun Dewi tetap tidak bisa melupannya, ataupun membencinya. Bagaimanapun juga, Bayu adalah cinta pertamanya, dan juga ayah kandung dari anaknya, Queena.Lagi-lagi Dewi tersenyum kecut. Apakah sekarang Bayu masih mengakui Queena sebagai putrinya setelah kebohongan yang dia katakan kepada Bayu. Perjalanan cinta Dewi memang benar-ben

    Last Updated : 2022-08-22
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Makin Seru

    "Nanti malam Mas, pulang telat yah. Sayang langsung tidur saja. Tidak perlu menunggu ku," ucap Arga sembari menggendong baby Arfan dengan menopangkan pantatnya di lengannya."Iya, Mas." Airin masih sibuk menyusun baju-baju si kembar. "Hemm si kembar tambah berat sekarang." Arga mencium gemas pipi anaknya."Alhamdulillah makannya doyan, Mas.""Dedek jangan minta gendong Bunda terus yah. Kasihan Bunda, nanti jadi kurus. Dan gak seksi lagi." Arga menempelkan hidungnya ke hidung anaknya lalu menyerahkan baby Arfan kepada Airin.Airin yang mendengarnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya."Mas Berangkat yah." Arga mencium kening istrinya."Iya, Mas. Hati-hati.""Iya. Kalau kangen telpon saja langsung. Jangan ditahan. Berat!"Iya, bawel," jawab Airin manja sembari mencubit gemas hidung Arga."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Pagi ini Arga berangkat ke kantor sedikit lebih awal. Mas Danu tadi mengabarinya jika pihak kepolisian sudah melayangkan surat panggilan kepada Bayu dan Asisten pr

    Last Updated : 2022-08-23
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Kemenangan Sudah Dekat

    Arga memijit-mijit keningnya. Proses hukum kasus di Anyer benar-benar menguras pikirannya. Meskipun sidang pengadilan sudah digelar dan hakim sudah menjatuhkan fonis kepada Rico, namun Arga masih belum puas karena dalang sebenarnya masih berkeliaran bebas."Kenapa, Mas? Pusing?" tanya Airin."Tidak apa-apa. Hanya saja sedikit pusing. Akhir-akhir ini banyak kerjaan," bohong Arga. Dia memang tidak memberitahu keluarganya tentang proses hukum kasus di Anyer."Airin pijitin yah.""Memang bisa?""Bisa dong. Istrimu ini kan serba bisa. Bentar Airin ambil minyak urut dulu."Airin turun dari ranjang kemudian mengambil minyak urut dari dalam laci nakas."Sini." Airin menepuk bantal disampingnya, memberi isyarat untuk Arga berbaring di atasnya."Disini saja. Lebih empuk." Arga malah mambaringkan kepalanya di atas paha Airin."Hem manja.""Kenapa kamu sangat cantik, Rin? Aku sampai takut mata ini menjadi sakit karena tidak mau berkedip saat memandangmu," rayu Arga. Matanya menatap intens wajah i

    Last Updated : 2022-08-24
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Karma

    Dor!Terdengar suara tembakan"Anggkat tangan! Jangan bergerak! Kalian sudah dikepung!"Teriak seseorang dari sebuah pengeras suara.Bayu menoleh ke sumber suara. Bayu terkesiap, dilihatnya beberapa orang polisi menodongkan pistol ke arahnya. Spontan, Bayu langsung mengangkat tangannya. Beberapa orang polisi mendekat untuk meringkusnya dan preman suruhannya."Aku bilang juga apa. Kau yang kalah, Bayu!" ucap Arga mengejek.Arga bernafas lega, ternyata jam tangan baru pemberian Mas Danu benar-benar bekerja. Dua puluh menit sebelumnya Arga menekan alarm bahaya dari jam tangannya saat kelima preman tersebut menyeretnya memasuki gudang kosong."Astaghfirullah! Kamu tidak apa-apa, Ga." Mas Danu dibantu seorang polisi dengan cepat melepaskan ikatan Arga."Aku sudah babak belur begini masih nanya lagi!" ucap Arga sembari meringis menahan sakit."Syukurlah, Ga. Kalau kamu masih bisa bercanda begini, itu artinya tidak terlalu serius." Mas Danu membantu Arga berdiri."Tidak serius dengkul mu!" u

    Last Updated : 2022-08-25
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Pelajaran Berharga

    Bu Fatma sedang bermain-main bersama Queena ketika malam-malam pihak kepolisian mendatangi rumahnya untuk mengabarkan kepadanya tentang penangkapan Bayu. Segera Bu Fatma mengajak suaminya, Pak Guntur, ke kantor polisi untuk melihat keadaan yang sebenarnya. Betapa terkejutnya Bu Fatma dan Pak Guntur setelah mengetahui ternyata Bayu terlibat kasus penculikan dan penganiayaan terhadap suaminya Airin."Kenapa bisa jadi begini sih, Bay. Kenapa kamu sampai berbuat sejauh itu?" Bu Fatma berbicara dengan Bayu sembari menangis. Sementara Pak Guntur tidak tau harus berkata apa kepada putra semata wayangnya."Maafin Bayu, karena sudah mengecewakan Mamah dan Papah," ucap Bayu tertunduk lesu."Mamah dan Papah tidak pernah mengajarkan kamu bertindak kriminal, Bay. Kenapa kamu sampai mencelakai suami Airin.""Bayu menyesal, Mah. Bayu minta maaf karena tidak berpikir panjang.""Pah tolongin Bayu, Pah. Jangan biarkan anak kita satu-satunya dipenjara, Pah. Gunakan semua koneksi Papah untuk bebasin Ba

    Last Updated : 2022-08-26

Latest chapter

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   2. Tugas Pertama

    Aura merasa senang dan sedikit gugup saat menerima tugas pertamanya sebagai sekretaris setelah satu bulan pelatihan . Meski terasa menantang, Aura siap untuk memulai dan memberikan yang terbaik dalam tugasnya. Dia mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyelesaikan tugas tersebut, termasuk menyusun jadwal, membuat catatan, dan mengatur dokumen. Hari ini, Aura menyiapkan jadwal rapat untuk Bos Alan, CEO perusahaan tempatnya bekerja untuk pertama kalinya. Jadwal rapat tersebut sangat penting karena akan membahas strategi perusahaan untuk tahun depan.Aura mengecek jadwal yang sudah ia siapkan, memastikan bahwa semua detailnya telah diatur dengan baik. Setelah ia merasa yakin, Aura pun membawa jadwal rapat tersebut ke ruang kerja Bos Alan.Suasana ruangan itu hening. Di depannya, Bos Alan sibuk mengetik di laptopnya, menunjukkan betapa ia memang sangat sibuk. Aura menyerahkan jadwal tersebut namun Bos Alan meminta Aura membacakan jadwal rapat t

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Dipecat

    Aura berdiri di depan meja kerjanya yang telah dikosongkan sembari membawa barang-barangnya dengan perasaan kecewa. Hari ini dia dipecat dari kantornya. Dia terlihat sangat sedih dan kecewa karena dia baru saja kehilangan pekerjaan yang sudah lima tahun lebih ditekuninya hanya karena dia terlambat dua menit saat rapat presentasi proyek yang ditanganinya.Aura berusaha menenangkan dirinya dengan mengatakan bahwa dia akan menemukan pekerjaan yang lebih baik dan melanjutkan cinta-cintaannya menjadi desainer interior yang handal dengan kemampuannya sendiri, tapi rasa sakit dan kekecewaan masih membekas dalam hatinya.Aura berjalan keluar dari gedung kantor dengan perasaan yang sangat hampa, berharap bahwa dia akan menemukan jalan keluar dari kesulitan yang akan dia alami nanti jika ayahnya Arga Wicaksono mengetahui keadaannya sekarang.Dia berpikir kembali pada pagi tadi, saat dia terlambat dua menit saat rapat presentasi proyek yang sangat penting. Aura tidak bisa membantah bahwa dia sala

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Tentang Aura

    "Kok sendirian mba momongannya? Suaminya kemana?""Wah lucunya. Berapa tahun Mba anaknya?""Mirip banget yah sama Mamahnya.""Seneng yah masih muda sudah punya momongan. Jadi nanti gedenya kayak kakak adek."Aura hanya menanggapinya dengan senyuman masam. Berkali-kali gadis berusia dua puluh lima tahun itu harus menjelaskan kepada pengunjung taman jika bocah berumur lima tahun yang kini sedang dimomongnya adalah adiknya. Sedikit yang percaya, namun tidak sedikit pula yang menyangkalnya."Bunda....!" Aura cemberut sembari menghentak-hentakankan kakinya begitu gadis itu tiba di rumahnya."Kakak. Ada apa, kok teriak-teriak begitu?" tanya Airin yang sedang sibuk memotong kue brownies yang baru selesai dibuatnya. "Besok-besok pokoknya Aura gak mau jagain Inara lagi.""Memangnya kenapa?" Airin menanggapi santai. Dia tahu, Aura tidak benar-benar serius dengan perkataannya."Orang-orang di taman itu loh, Bunda. Masa mereka anggap Inara itu anaknya Aura. Aura gak rela. Aura kan belum menikah.

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Akhirnya

    "Kamu kenapa, Ga? Ada masalah?" tanya Mas Danu ketika rapat sudah selesai. Mereka berdua masih duduk di ruang rapat, sementara pegawai yang lainnya sudah keluar."Eh...Gak. Gak ada apa-apa kok." "Tapi dari tadi kamu terlihat melamun. Di rapat bahkan kamu tidak memperhatikan presentasi mereka. Sebenarnya ada apa? Apa kamu sedang ada masalah dengan istrimu?""Gak ada. Hanya saja...." Arga terlihat ragu-ragu untuk melanjutkan. Seharusnya hubungannya dengan Airin tidak ada masalah mengingat tadi malam dia dan istrinya justru sedang dalam fase keintiman yang sangat dalam. Tadi malam Arga benar-benar merasa senang karena akhirnya Airin sudah mulai terbuka dan berani dalam hal urusan ranjang. Tapi rasa itu berubah menjadi kebingungan ketika pagi ini Airin seolah-olah sengaja menghindarinya. Telepon dan SMS nya bahkan tidak di balas."Ayolah cerita. Siapa tahu Mamasmu ini bisa bantu.""Emm... Pernah gak, Mba Irma tiba-tiba diemin Mas Danu.""Bukan pernah lagi. Hampir setiap bulan. Apalagi k

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Petak Umpet

    Hingga pukul tujuh pagi, Arga belum juga menjumpai Airin. Bahkan ketika dia dan anak-anak menikmati sarapan pagi, Istrinya tidak juga muncul."Airin kemana, Bu?" tanya Arga sembari melihat ke kanan dan ke kiri."Tadi ada kok di dapur.""Gak ada, Bu. Dari tadi Arga cari-cari gak ada tuh di dapur ataupun di kamar anak-anak.""Masa!""Beneran, Bu. Dari pulang ke masjid Arga belum melihatnya.""Tadi dia di dapur kok, pas kamu ngajak anak-anak jalan pagi. Ini nasi goreng kan istrimu yang masak.""Terus sekarang Airin dimana?""Mana Ibu tau. Kamu kan suaminya.""Paling Bunda lagi marah yah sama Ayah," ledek Aura."Marah kenapa? Ayah gak buat salah.""Yah biasanya kalau Perempuan lagi marah kan suka ngediemin, gak pengen ketemu. Kayak yang di TV-TV itu loh, Yah," balas Aura."Kamu ini kebanyakan nonton sinetron. Bunda kalian kan gak pernah marah.""Tapi Bunda juga kan Perempuan, Yah. Wajar juga kalau marah.""Bundamu tidak seperti itu." Arga mulai kesal karena tidak menemukan titik terang ke

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Hadiah Kejutan

    Siang ini Airin memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencarikan hadiah untuk suaminya. Airin meminta Nirma yang kebetulan sedang berada di Jakarta untuk menemaninya. Merekapun pergi bersama dengan anak-anak mereka. Airin juga membawa kedua pengasuhnya untuk membantunya menjaga si kembar. Sementara Nirma ditemani suaminya."Kasih ide dong, Nir. Kira-kira hadiah apa yah?""Bagaimana kalau jam tangan mewah.""Itu hadiah tahun kemaren, Nir.""Kalau baju?""Itu terlalu biasa.""Parfum?""Sudah pernah.""Dompet?""Sudah juga.""Apalagi yah?"Airin dan Nirma terlihat berpikir sejenak."Ahaa. Aku ada ide." Raut wajah Nirma terlihat berbinar-binar."Apa, Nir?" "Sini Aku bisikin." Nirma mendekatkan mulutnya di telinga Airin."Ah kamu ini." Wajah Airin seketika merona mendengarkan perkataan yang Nirma bisikkan."Percaya, deh. Tidak ada yang lebih cowok sukai daripada yang ITU." Nirma sengaja menekankan kata terakhir dengan intonasi yang lebih kuat."Dasar kamu, yah. Tidak berubah meskip

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Anniversary

    Tiga tahun kemudian"Bunda....!" teriak Aira dari depan kamarnya. Gadis kecil berusia delapan tahunan itu bersungut-sungut sambil menghentak-hentakankan kakinya begitu melihat kamarnya berantakan saat pulang sekolah."Ada apa sayang? Kenapa teriak-teriak?" Airin langsung mendekat."Liatin kamar Aira, tuh."Airin mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar putrinya. Di atas ranjang, Arfan dan Arkan sedang melompat-lompat kegirangan. Bantal dan guling mereka lempar sembarangan, sedangkan buku-buku ditumpuk menyerupai bangunan."Subhanallah, Arfan, Arkan. Ayo turun sayang! Kamar Kakak Aira jadi berantakan nih," bujuk Airin lembut kepada bocah kembar berumur empat tahun itu."Gak, mau. Alkan kan mau main sama Kakak Aila," ucap Arkan polos."Iya tapi mainnya yang baik yah. Sini-sini turun, Bunda gendong." Airin berdiri di pinggir ranjang. Arkan dan Arfan langsung mendekat ke pelukan Bundanya."Kakak Aira kan baru pulang sekolah, masih capek. Kalian main sama Bunda dulu yah.""Iya, deh.""Pin

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Damai

    Setelah beberapa kali sidang perkara, sampai juga pada sidang pembacaan keputusan. Arga ditemani Airin dan Mas Danu ikut serta menyaksikan pembacaan vonis tersebut."Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Pusat Memutuskan! Satu, Bayu Suseno bin Guntur Suseno telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penculikan dan Penganiayaan, Dua Menjatuhkan pidana kepada terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama tujuh tahun penjara . . . ."Arga dan Airin merasa lega mendengar putusan yang dibacakan oleh Hakim. Meskipun tuduhan rencana pembunuhan itu tidak terbukti di pengadilan, namun Arga merasa senang karena Bayu mendapatkan hukuman yang maksimal dari Pasal Penculikan dan Penganiayaan. Arga berharap Bayu akan jera dan segera menyesali perbuatannya.Sedangkan dari Pihak keluarga Pak Guntur, Mereka merasa kecewa dan tidak puas dengan putusan yang diberikan kepada anaknya. Pak Guntur beranggapan, Pihak Pengadilan tidak mempertimbangkan hal-hal yang meringankan vonis a

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Kembalinya Arga

    Setelah kedatangan Airin ke rumah sakit, Arga langsung mengajaknya pulang kerumah. Sebenarnya Airin menginginkan agar Arga tetap di rawat sampai keadaannya benar-benar pulih. Tetapi Arga malah beralasan jika dia akan lebih cepat sembuh jika Airin yang merawatnya."Mas Arga harus banyak istirahat biar cepat pulih. Jangan ke kantor dulu kalau belum benar-benar sembuh.""Aku sudah sehat kok, Sayang.""Sehat apanya! Masih lebam-lebam begini."Airin memegang dagu dan mengamati lebam-lebam di wajah suaminya lalu mengoleskan obat lebam yang dibawa dari rumah sakit."Laki-laki berantem itu sudah biasa, Sayang. Lebam-lebam ini menandakan kalau suamimu ini beneran laki.""Laki-laki itu tidak harus adu otot untuk menunjukkan kejantanannya, Mas.""Nah yang itu Mas juga setuju."Arga mengambil obat dari tangan istrinya kemudian memeluknya."Jadi sekarang apa Mas juga bisa menunjukkan sisi kejantanan Mas yang lain," bisik Arga menggoda."Aw.. Aw.. Aw.."Airin menjewer kuat telinga suaminya."Aduh s

DMCA.com Protection Status