“Bu Liana, ada yang mengatakan pria idamanmu itu yang seperti Pak Andreas. Apa kalian berdua sedang berpacaran? Apa Bu Liana datang kemari demi Pak Andreas?” tanya salah seorang wartawan.Wajah Liana makin merona. Dia tersenyum lebar untuk menunjukkan lesung pipinya. Kemudian, dia menjawab dengan malu, “Aku dan Pak Andreas masih cuma berteman. Kalian jangan sembarangan bicara.”Meskipun berbicara seperti itu, para wartawan malah fokus pada kata “masih” yang diucapkan Liana.“Masih cuma berteman? Berarti nggak menutup kemungkinan kalian bisa bersama? Apa begini maksud Bu Liana?” tanya seorang wartawan dengan segera.Liana merasa sangat malu. Dia diam-diam mengintip Andreas dan tidak berkata-kata lagi. Andreas yang berdiri di sampingnya sangatlah tinggi. Liana harus mengangkat tinggi kepalanya baru bisa melihat wajahnya.Kehadiran Andreas seolah-olah mampu melindungi Liana dari embusan angin dingin. Perasaan puas di hati Liana tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi, mengingat l
Di kediaman Keluarga Janita.Begitu kembali ke rumah, Laura langsung masuk ke kamar dan tidak keluar lagi. Gilbert sangat menyayangi putrinya itu. Meskipun dia belum tentu tulus menyayangi Laura, Laura dan Andreas memiliki hubungan. Dia bisa menganggap Laura sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan.Melihat tampang sedih Laura, Gilbert pun masuk ke kamarnya dan menanyakan keadaannya. Laura duduk di ujung tempat tidur dengan kedua tangan diletakkan di atas lutut. Tampangnya saat ini terlihat sangat kasihan.“Kali ini, Leony yang menjadi pendamping Andreas untuk menghadiri acara peresmian resor dan pesta perayaannya. Jelas-jelas aku barulah sekretaris Andreas, tapi Kakak malah ngotot ikut Andreas menghadiri acara itu. Nanti, semua orang di perusahaan pasti akan tertawakan aku,” jawab Laura.Mengenai hal ini, Laura masih tahu diri. Dalam keadaan normal, seorang eksekutif perusahaan biasanya akan menghadiri acara formal seperti ini bersama sekretaris atau asistennya. Kali ini, Andrea
Orang seperti Luis dan Leony baru cocok untuk menjadi sekretaris presdir Grup Finowa. Mengenai Laura ... siapa dia?Reynald menggoyangkan gelas anggur di tangannya, lalu tersenyum sembari menyesap anggur. Tatapannya mulai beralih ke sisi pintu. Ketika melihat Jonathan yang datang terlambat dan juga Gilbert yang baru saja tiba, entah kenapa dia merasa akan ada pertunjukan seru hari ini.“Pak Andreas, kita ketemu lagi.” Gilbert membawa Laura untuk menyapa Andreas. Dia tidak berani menunjukkan sikap layaknya seorang mertua. Andreas melirik Laura dengan tatapan datar. Saat melihat ada sedikit rasa kecewa yang tersembunyi dalam mata Laura, Andreas spontan mengerutkan alis. Pada saat ini, dia mendengar Laura memanggilnya dengan suara lembut, “Andre.”Kening Leony berkerut. Dia mengadang di hadapan Andreas, lalu berkata pada Gilbert dengan raut wajah dingin, “Ayah, ini acara pesta yang diselenggarakan Grup Finowa. Kalau ada urusan lain, kita bisa bicara nanti, bukan di acara resmi seperti in
Akhirnya tujuan kedatangan Gilbert terbongkar, yaitu demi melampiaskan amarah Laura.Leony menahan tawanya. “Kamu mau suruh Laura jadi pendamping Andreas pada acara malam hari ini? Nggak masalah kamu nggak tahu soal kemampuanku. Tapi, apa kamu juga nggak tahu soal kemampuan Laura? Memangnya dia bisa berapa jenis bahasa? Berapa banyak orang yang dia kenal? Apa dia paham soal pasar keuangan atau bisnis?”“Atau perlu aku katakan lebih jelas lagi? Sekarang, dia bahkan nggak mengerti kontrak bisnis yang paling dasar. Sudah berkali-kali dia hampir menghancurkan tawaran kerja sama pihak lain kepada Grup Finowa.”Gilbert menatap Leony di hadapannya dengan tatapan muram. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Leony, aku mengerti maksudmu. Kita lupakan masalah hari ini. Tapi, selanjutnya kamu harus ingat Laura itu adikmu. Kita itu sekeluarga.”Tatapan Leony berkilauan saat menyahut, “Aku nggak punya adik.”“Kamu terima punya adik laki-laki, kenapa kamu nggak bisa terima punya adik perempuan?” Gil
Kali ini, Leony tetap akan mengalah.Leony menatap Gilbert, lalu berkata dengan pelan, “Aku nggak akan cari masalah sama Laura. Aku juga nggak pernah bermaksud untuk cari masalah sama dia.”“Aku dan Andreas sudah bercerai. Aku juga nggak akan ikut campur dalam masalah Laura sama Andreas. Malam ini, Andreas memilihku jadi pendampingnya juga karena aku yang memegang proyek resor. Aku penanggung jawab dalam tahap akhir proyek ini. Jadi, dia butuh dampinganku dalam bersosialisasi.”Seusai melontarkan ucapan itu, hati Leony terasa sakit.“Ke depannya, pendamping wanita Andreas itu Laura.”Leony sudah menemani Andreas selama 3 tahun. Selama 3 tahun ini, dia selalu menjadi pendamping wanitanya dalam menghadiri acara apa pun. Namun, kelak, orang yang menemani Andreas bukanlah Leony lagi. Setelah mendapatkan jawaban pasti dari Leony, Gilbert tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Senyuman palsu merekah di atas wajah tampannya.“Leony, kalau kamu ngomong dari awal, aku juga nggak bakal persulit k
Terdengar suara Andreas dari belakang.Leony langsung terkejut. Ketika menoleh, dia langsung bertemu pandang dengan tatapan tajam pria itu.“Bukannya kamu lagi ngobrol masalah pekerjaan sama orang-orang itu?”Kenapa Andreas kembalinya cepat sekali?Andreas melihat sekilas jus buah di tangan Leony, lalu menjawab dengan datar, “Orang-orang itu juga tahu diri. Mereka nggak bakal menggangguku terus.”Namun, Leony tidak beranggapan demikian. Hanya saja, berhubung Andreas sudah berbicara seperti itu, Leony tidak mengatakan hal lain lagi.Musik di lokasi acara berganti. Beberapa pria mulai mengundang para wanita untuk berdansa.Andreas menunduk untuk menatap Leony, lalu mengulurkan tangannya dan bertanya, “Mau dansa denganku?”Leony merasa syok, sedangkan Jonathan menyipitkan matanya.“Bukannya seharusnya kamu berdansa dengan Laura?”“Kapan aku bilang aku mau berdansa dengan Laura?” tanya Andreas dengan nada datar. Dia melanjutkan sambil menatap Leony lekat-lekat, “Dia masih nggak cocok denga
Mata Leony mulai berkaca-kaca. Dia hanya mengiakannya dengan pelan.“Aku bawa kamu ganti pakaian.”Kali ini, tanpa menunggu balasan dari Leony, Andreas langsung membawanya meninggalkan lantai dansa. Gerakan Andreas tadi terlalu gesit sehingga tidak banyak yang menyaksikannya.Saat ini, ada yang bertanya-tanya mengenai alasan kepergian mereka secara tiba-tiba. Andreas pun mengatakan Leony sedang tidak enak badan dan dia ingin membawa Leony pergi beristirahat.Meskipun merasa ada yang aneh, mereka juga tidak bertanya panjang lebar. Ada gaun cadangan di dalam ruang istirahat. Saat Leony masih merasa syok, Andreas sudah memilih sepotong gaun merah untuknya.Leony menatap gaun merah itu. Rasa panik di hatinya sudah mulai menghilang.“Aku memang suka gaun merah, tapi nggak mesti pakai warna itu juga.” Leony melirik gaun yang digantung di atas rak dan lanjut berkata, “Aku suka yang cantik-cantik.”Andreas tertegun sejenak. Dia menggantung kembali gaun merah ke atas rak, lalu mengambil sepoton
“Dia bisa bersikap searogan ini karena ada kamu di belakangnya.”Leony tersenyum. Senyuman lembut itu pernah Andreas lihat sebelum bercerai dulu. Namun, Andreas tahu bahwa di balik ketenangan matanya, tersembunyi sedikit rasa dingin yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.“Apa kamu yakin semua ini ulah Gilbert?” Andreas menatapnya, lalu bertanya dengan suara datar, “Kenapa dia berbuat seperti ini?”Leony kembali menunjukkan senyumannya. Dia mengusap gaun merah berkain lembut dan halus itu. Saat Andreas menyerahkan gaun ini kepadanya, dia langsung jatuh cinta. Bisa dikatakan bahwa ini adalah hadiah pertama yang pernah diberikan Andreas kepadanya.Dalam 3 tahun pernikahan mereka, Leony tidak pernah menerima hadiah apa pun dari Andreas. Meskipun pernah memberi kode bahwa dirinya menginginkan kejutan, Andreas hanya memberikannya selembar kartu bank hitam.Sekarang ... Leony akhirnya menerima sepotong gaun darinya. Namun, gaun itu malah dirusak oleh orang lain. Kenapa bisa seperti ini? Jan
“Andreas, kalian sudah bercerai. Kenapa kamu malah suruh Leony pulang ke rumahmu lagi? Apa demi mendapatkan hati Pak Alvin, kamu suruh Leony menemanimu untuk bersandiwara? Kamu memang licik sekali. Padahal kamu sudah nggak menginginkannya lagi, kamu malah nggak mengizinkan orang lain untuk mengejarnya! Kamu sungguh keterlaluan!”Dari ucapan Jonathan, jelas sekali dia sedang memperingati Andreas bahwa dirinya sedang mengejar Leony. Dia memang sedang mengejar Leony. Dia saja sudah mempersiapkan bunga segar dan cincin berlian. Semuanya sudah dipersiapkan Jonathan.Raut wajah Leony seketika berubah. Sepertinya dia tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Saat Leony hendak mengakhiri panggilan, ponselnya pun direbut oleh Andreas.“Jonathan, Leony masih belum sampai tahap mesti menurunkan derajatnya untuk menjadikanmu sebagai pasangannya. Kamu masih nggak pantas untuk mengejarnya.” Nada bicara Andreas sangat dingin. Sebenarnya jelas sekali dia sedang menyindir Jonathan yang sangat b
“Kakek memang kelihatannya sangat bugar, tapi sebenarnya jantungnya kurang sehat. Apalagi Kakek orangnya sangat pintar, seandainya dia menyadari hubungan kita, bagaimana cara kita menghadapi Kakek? Jangan-jangan kita akan buat Kakek terkena serangan jantung, lalu dirawat di rumah sakit?”“Kakek sangat menyayangiku. Aku nggak sanggup untuk melakukannya. Jadi, aku lebih memilih untuk mengalah dalam masalah ini.” Ketika membahas masalah ini, Leony pun tersenyum lagi. “Bukannya gara-gara masalah ini, kamu juga terpaksa mengorbankan perasaan Laura?”Lantaran khawatir Alvin akan menerima pukulan, Andreas tidak berani memberi tahu masalah perceraian mereka. Saat ini, Andreas terpaksa membawa Leony ke rumah. Laura pasti akan merasa sangat sedih, apalagi dia tidak bisa mendapatkan status dari Andreas.Andreas terdiam sejenak. Laura? Nama itu terasa sangat menusuk telinga baginya. “Maaf, semua ini salahku,” lanjut Andreas.Sikap Andreas sangat lembut. Hanya saja, Leony tidak memasukkannya ke hat
Tatapan Andreas menjadi muram ketika menatap bayangan punggung Leony yang pergi dengan buru-buru. Setelah Leony pergi, Alvin segera meletakkan peralatan makannya. Suaranya kedengaran sangat dingin. “Nini nggak suka makan terong. Apa kamu nggak tahu?”Andreas benar-benar tidak mengetahui masalah itu. Dia baru mengetahuinya sekarang.“Nini tahu semua makanan kesukaanmu. Coba kamu lihat makanan apa yang Nini ambilkan untukmu. Dia bahkan mengupas kulit udang untukmu. Setelah mengupasnya, dia juga mencelupkan udang ke saus kesukaanmu. Sekarang kamu hanya mengambilkan sejenis makanan untuknya. Makanan yang kamu ambil malah terong yang paling nggak disukai Nini!”Andreas sungguh tidak menyangka. Kedua matanya spontan berkilauan. Beberapa saat kemudian, dia berdiri dan tidak berbicara panjang lebar lagi. Hanya saja, raut wajahnya kelihatan sangat tidak bagus.Setelah kembali ke kamar, Andreas menyadari Leony sedang muntah-muntah. Andreas pun duduk di sofa dengan terdiam. Saat Leony keluar dari
Dalam sekejap, mobil ini pun menjadi hening karena hanya tersisa Leony dan Andreas.Leony memejamkan matanya, seperti tidak berniat mengatakan apa-apa. Setelah sesaat, dia pun pindah ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil. Ini adalah mobil baru Andreas, sebuah Maybach hitam, bukan lagi Cayanne berwarna biru.Sepanjang perjalanan, kedua orang itu tidak berbicara sampai tiba di kediaman lama Keluarga Finowa.“Leony.” Sebelum Leony turun dari mobil, Andreas tiba-tiba memanggilnya dan bertanya, “Apa hubunganmu dengan Juan?”Tangan Leony terhenti sejenak. Kemudian, dia tersenyum tipis dan menjawab, “Hubunganku dengan Juan nggak ada kaitannya sama Pak Andreas. Pak Andreas hanya perlu perhatikan orang di sisimu.”Setelah Leony turun dari mobil, Andreas tidak lagi mengungkit tentang Juan. Dia hanya berkata dengan santai, “Berhubung sudah sampai di sini, sebaiknya kita masuk bareng.”Leony merasa ucapan itu agak konyol. Dia pun membuka pintu mobil, lalu hendak memanggil taksi online untu
Berhubung Leony sama sekali tidak menyahut, Laura merasa agak canggung. Luis pun tidak dapat menahan tawanya. Tawanya bahkan terdengar sangat jelas di dalam mobil.Namun, Laura seperti tidak bisa merasakan suasana yang canggung ini dan lanjut berbicara dengan Leony. “Kak, kok kamu nggak pedulikan aku?”Laura bersikap seolah-olah ingin menanyakan dengan jelas alasannya.Sementara itu, Leony merasa sangat jengkel. Dia sudah tidak tahan, lalu menoleh ke arah Andreas dan berkata dengan dingin, “Berhubung kamu nggak bisa kendalikan kekasihmu, jangan salahkan aku ngomong hal-hal yang nggak menyenangkan.”Kemudian, Leony menoleh ke arah Laura dan mulai mengejeknya.“Laura, aku harap kamu selalu ingat. Aku ini putri Gilbert dan Intan, sedangkan kamu itu anak dari hasil perselingkuhan Gilbert dengan wanita lain. Meski kita punya ayah yang sama, kelahiranmu itu pada dasarnya adalah semacam luka bagi aku dan ibuku.”“Kalau kamu itu orang normal, kamu seharusnya punya rasa malu, lalu jauhi aku. Bu
Juan menatap Leony, lalu mengucapkan terima kasih.Leony sedang berdiri di bawah pohon dan rambutnya ditiup angin sepoi-sepoi. Rambut hitamnya yang panjang dan tergerai itu pun sesekali menutupi sepasang matanya yang dingin, tetapi juga menyiratkan sedikit kelembutan. Dia tersenyum dan menatap Juan dengan lembut.“Kalau ada masalah, hubungilah aku kapan saja.” Setelah melontarkan kata itu, Leony baru berbalik.Juan menunduk dan membaca kartu nama Leony. [ Manajer tim proyek, Leony Janita ] Nama Leony benar-benar indah. Juan sangat berharap Leony benar-benar bisa membantunya seperti yang dikatakannya sebelumnya. Dia berharap bisa terlepas dari kehidupan yang menderita ini dan membuka lembaran baru.Namun ... mana mungkin dia berharap senior yang baru pertama kali ditemuinya itu menolongnya? Orang yang terjebak dalam keadaan sulit harus memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.Juan menggenggam erat kartu nama itu. Tatapannya bergerak mengikuti Leony. Dia berdiri diam di tempa
Juan merasa seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Perasaan itu terasa familier, tetapi juga asing. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka, tetapi pandangan mereka tetap tidak terlepas dari satu sama lain.Melihat Leony yang tidak berhenti menatap Juan, Donny segera menyadari sesuatu dan menyuruh salah seorang kepala bidang untuk memanggil Juan kemari. Setelah itu, dia pun memperkenalkan kedua belah pihak.“Leony, mari kuperkenalkan kalian. Juan itu murid berbakat yang unggul dalam segala bidang di sekolah ini. Dia juga murid yang berpotensi menjadi juara bidang sains dalam ujian kali ini.”Saat mengungkit tentang Juan, Donny terlihat sangat bangga. Leony juga bisa merasakan bahwa Donny benar-benar memiliki kesan baik terhadap Juan. Jadi, dia pun merasa sangat gembira.“Baguslah kalau begitu.” Leony tertawa dan melanjutkan, “Pak Donny, berhubung Bapak begitu memuji Juan, aku akan kasih sedikit insentif untuknya. Juan, kalau kamu bisa dapat juara umum 3
Darius dan Jafir sudah sering melihat tampang Juan yang seperti ini. Jafir pun menepuk-nepuk dadanya. “Nggak masalah. Juan sudah mabuk dan nggak mungkin dengar percakapan kita. Dia nggak tahu rencana kita.”Meskipun begitu, Darius tetap merasa ada yang aneh. Sebelum sempat berpikir lebih jauh, Jafir sudah mengungkit tentang uang. Jadi, Darius pun tidak memikirkannya lagi.Begitu kembali ke kamar, Juan langsung mengunci pintu dan berbaring di tempat tidur. Setelah itu, dia baru menarik napas lega. Dia benar-benar merasa sangat kebingungan karena dikhianati oleh ayah dan kakak sendiri. Mereka yang memanfaatkannya seperti itu sepertinya sama sekali tidak memikirkan apa yang akan terjadi padanya.Juan harus memikirkan cara untuk menggagalkan rencana kedua orang itu. Oleh karena itu, dia pun tidak dapat tidur nyenyak semalaman. Saat tiba di sekolah keesokan harinya, Juan tidur hampir sepanjang pagi. Berhubung nilainya terlalu bagus, para guru hanya menutup sebelah mata....Setelah jam mak
“Apa hal ini benar-benar nggak akan terselidiki? Ini namanya contekan ujian masuk universitas!” Darius pada dasarnya adalah seorang guru. Dia tentu saja tahu jelas seberapa serius masalah ini.Jafir mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. “Ayah, kamu sudah jadi guru selama bertahun-tahun. Aku nggak percaya kamu nggak tahu ada beberapa orang yang berhasil hindari aturan. Orang-orang yang kaya dan berkuasa itu lebih nggak harap masalah kayak begini terungkap.”Kenyataannya memang seperti itu. Darius masih merasa cemas, tetapi sejumlah uang yang disebut Jafir sudah sepenuhnya membutakan matanya. Asalkan mendapat cukup banyak uang, mengorbankan Juan tidaklah masalah.Jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Kedua orang itu menyusun rencana di ruang tamu dengan suara yang sangat kecil. Namun, mereka tidak tahu bahwa Juan sudah kembali. Sehabis pulang sekolah tadi, dia langsung pergi bekerja paruh waktu di klub malam. Darius dan Jafir mengira Juan tidak akan pulang malam ini, makanya me