Share

Bab 10

Penulis: empat2887
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-01 20:02:22

"Ternyata benar apa yang dikatakan Ibu, sebab kini telah terbukti di depan mataku, kalau kamu memang seorang menantu yang seperti Ibuku katakan. Aku menyesal karena dulu, aku membantu Romi untuk membujuk Ibu, supaya Ibu mau menyetujui pernikahan kalian. Tapi ternyata, ini balasan yang kamu lakukan terhadap Ibuku? Dasar kamu perempuan tidak tahu diuntung," ujar Mas Rendi panjang lebar memakiku.

Mas Rendi memarahiku, sampai menunjuk-nunjuk wajahku. Ia saat ini murka sekali kepadaku, sebab aku melawan ketidak adilan mertuaku tersebut. Entah sejak kapan kejahatan harus dibiarkan, serta kita harus tunduk kepadanya.

"Iya, Rendi, makanya dulu Ibu tidak sudi bermenantukan dia. Karena, Ibu dapat melihat, jika dia itu tidak sayang sama Ibu. Hu ... hu ... hu, Ibu sakit hati Rendi dikatai kasar sama dia. Dia adalah satu-satunya menantu, yang tidak mempunyai sopan santun kepada mertuanya. Dia menantu kurang ajar, Rendi," adu Bu Marni. Ia mengadu kepada Mas Rendi, sambil tergugu membuatku malah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fatullah Dul
babnya secuil......
goodnovel comment avatar
Ismar liza
cepat kali habis bab nya..pendek kali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 11

    "Iya, Bu. Apa yang dikatakan Mas Rendi oti benar, kalau Mira itu harus meminta maaf kepada Ibu. Karena dia telah terbukti, telah melakukan kesalahan besar. Dia telah tega, membuat Ibu sampai menangis seperti ini," timpal Mbak Dewi.Ia menimpali ucapan suaminya. Mereka berdua tetap membela Bu Ratmi dan terus memojokanku. Posisiku kini terjepit, antara menjadi korban dan dianggap menjadi tersangka. "Baiklah ... aku akan meminta maaf kepada Ibu, kalau itu memang bisa membuat Ibu, serta Kak Rendi dan Mbak Dewi puas." Aku memutuskan untuk meminta maaf kepada mertuaku, atas perkataan pembelaan yang tadi aku ucapkan. "Nah ... begitu dong, makanya kamu itu jangan suka ngeyel jadi orang," ujar Mbak Dewi.Ia begitu senang, saat aku mengatakan mau meminta maaf kepada mertuaku itu. Padahal menurutku perkataanku tadi itu tidak ada yang salah, tetapi menurut mereka semua itu salah besar. Tapi saat ini aku meminta maaf, bukan berarti aku mengakui, kalau aku salah. Tetapi semua ini aku lakukan, de

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   BAB 12

    "Kalau kamu menolaknya, ya sudah Ibu tidak akan memaafkanmu, gampang kok kalau berurusan dengan Ibu." Bu Ratmi berkata seenteng itu. "Lebih baik kamu nurut saja, Mira! Daripada nanti kamu tidak dimaafkan sama, Ibu. Salah kamu sendiri, kenapa telah membuat Ibu kecewa dan sedih. Makanya, kamu itu kerja jangan diam saja dirumah. Kalau kamu kerja, berarti kamu punya penghasilan dan nggak harus minta terus sama suami kamu, jadi suami kamu juga bisa ngasih jatah buat Ibunya. Seperti Mbak dong, setiap bulan Mas Rendi selalu transfer buat Ibu. Karena untuk kebutuhan sehari-hari kami, Mbak bisa bantu. Jadi seorang istri itu harus pengertian, biar disayang suami dan juga mertua. Betul kan Bu?" tanya Mbak Dewi kepada Mertuanya. Mbak Dewi panjang lebar bercerita, jika mau disayang mertua, sang menantu harus pengertian. Harus memberi mertua jatah setiap bulannya, biar mertua bahagia dan sayang sama kita. Mereka tidak tahu saja, jika aku juga selalu membantu Bu Ratmi. Namun, bukan dengan cara me

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 13

    Bu Ratmi benar-benar menguji kesabaranku, ia bukan saja selalu menjelekkanku kepada semua orang. Tetapi ia juga malah menginginkan supaya aku dipoligami oleh suamiku. Sungguh, Bu Ratmi menjadi seorang mertua yang tidak memiliki hari nurani. Ia begitu kejam kepadaku, ia juga terus menerus ingin membuat hidupku hancur berantakan karena ulahnya."Romi, Ibu benar. Mas juga setuju dengan pendapat Ibu, setelah Mas melihat sendiri perlakuan Mira kepada Ibu tadi. Lebih baik kamu menerima Delisa untuk menjadi istrimu, tidak ada salahnya juga kamu menyenangkan hati Ibumu sendiri." Kak Rendi memberi saran kepada Mas Romi, supaya Mas Romi mau menerima perjodohan dengan Delisa."Apa Romi tidak salah dengar, Kak? Kalau Ibu mau menjodohkan aku dengan, Delisa." Mas Romi bertanya kepada Kakaknya Rendi."Nggak Romi, kamu nggak salah dengar. Apa yang dikatakan Kakakmu Rendi itu semuanya benar. Ibu memang mau kalau kamu menikah dengan Delisa, bahkan Ibu ingin menggelar pernikahan kalian secepatnya." Bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 14

    "Mira tidak merasa senang kok Bu dibela Mas Romi, justru Mira akan seneng jika Ibu yang menghentikan perjodohan ini, kemudian Ibu belajar menyayangi Mira seperti kepada menantu Ibu yang lain." Aku menjawab peringatan dari Bu Ratmi.Aku bukannya mau menjadi menantu durhaka karena aku selalu melawan ucapan mertuaku. Tetapi aku merasa wajib melawan ucapan mertua, jika itu menyesatkan kita."Haa ... aa, jangan mimpi kamu Mira. Aku tidak akan berhenti untuk menjodohkan Romi dengan Delisa, sebelum semua yang aku harapkan berhasil," ungkap Bu Ratmi, ia berkata sambil tertawa menanggapi ucapanku."Bu, memangnya Ibu ingin aku seperti apa sih, supaya Ibu dapat menyayangiku? Apa aku harus menjadi orang kaya dulu, terus Ibu mau menganggapku sebagai menantu Ibu?" Aku bertanya kepada Bu Ratmi, tentang keinginan mertuaku itu, supaya berhenti menjodohkan suamiku, kemudian bisa menyayangiku.Aku ingin tahu jawaban Bu Ratmi, apa yang sebenarnya dia inginkan dariku. Apakah Bu Ratmi akan berubah sayang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 15

    Bab 15Bu Ratmi dan Mbak Dewi menghina cara jalanku, yang menurut mereka tergesa-gesa, seperti orang yang kelaparan."Bener Dew, si Mira itu makannya seperti orang yang kesurupan saja makannya. Mungkin selama dia hidup di kampung, dia itu tidak pernah memakan-makanan yang enak seperti ini. Makanya, dia lahap banget makannya." Bu Ratmi menimpali ucapan menantunya, yang terus saja nyinyir tentang apapun yang aku lakukan.Brak!Mas Romi menggebrak meja, membuat semua orang hampir loncat karena kaget. Aku pun baru melihat sikap Mas Romi yang seperti ini. Karena selama aku berumah tangga dengannya, dia tidak pernah menunjukan sikap kasarnya terhadapku. Bahkan kalaupun aku sedang merajuk, dia akan menggodaku dengan leluconnya. Jadi walaupun disaat kami berdua sedang ada konslet, kami hanya akan diam-diaman tanpa saling menegur. Mas Romi tidak pernah sedikitpun marah kepadaku, seperti yang ditunjukkannya sekarang ini, apalagi di saat makan seperti ini."Ibu sama Mbak Dewi itu kenapa sih, mu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 16

    Mas Romi masih tetap mengutamakan tatakrama, walaupun dia dalam keadaan emosi. Kami berdua pergi meninggalkan Ibu, yang masih saja mematung diluar. Kami berdua, menuju angkot yang Mas Romi parkirkan di pinggir jalan tidak jauh dari rumah Ibu."Mas, coba lihat Ibu. Kenapa Ibu belum masuk ke dalam ya? Dia malah masih tetap berada di depan rumah." Aku memberitahu Mas Romi, tentang Ibunya."Sudah biarin saja, Dek! Lebih baik sekarang, kita pergi dari sini. Tapi, Mas belum bisa pulang ya, Mas masih mau narik. Tadi Mas pulang dulu, sebab ada yang akan Mas bicarakan sama Ibu dan Kak Rendi. Eh ... pas Mas datang, malah mendengar kamu sedang dihakimi oleh mereka. Maafin sikap keluarga Mas ya, Dek! Kamu, harus banyak bersabar menghadapi sikap keluarga Mas." Mas Romi meminta maaf atas sikap keluarganya kepadaku, dia juga berpesan supaya aku tetap memiliki stok sabar buat meladeni keluarga suamiku itu."Iya, Mas. Mira pasti akan memaafkan mereka kok. Insya Allah juga, Mira akan terus bersabar me

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 17

    "Aku nggak merasa malu dan aku juga nggak apa-apa, jika menjadi bahan perbincangan kalian, yang penting aku tidak menyusahkan dan merepotkan kalian bukan? Semoga saja dengan kalian bergosip tentangku, dosa-dosaku yang segunung dapat berkurang bahkan bersih semuanya. Itu malah akan menguntungkan buatku," sahutku. Aku menjawab perkataan mereka, dengan sedikit berdalil. Semoga saja setelah mendengar perkataanku, ada yang nyangkut di hati sanubari mereka. Sehingga mereka tidak terus-terusan bergunjing. Tetapi, kalaupun mereka akan tetap seperti itu, itu juga hak mereka."Ah kamu sok banget, sih Mbak Mira. Kenapa kamu nggak menjadi ustadzah saja? Tapi mana mungkin jadi Ustadzah orang pengajian yang kamu hadiri saja, hanya satu bulan sekali, itu pun kadang-kadang." Marni menimpas ucapanku, ia merasa tidak senang saat aku mengingatkan mereka."Iya, ilmu agama masih cetek saja sudah mau menceramahi kami. Kamu sudah seperti orang paling bener saja, Mira. Padahal kalau dia orang yang bener, ngg

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 18

    "Iya, Mbak. Memangnya sebenernya seperti apa sih, Mbak, kronologinya?" tanya Lusi lagi. Sepertinya, Lusi benar-benar penasaran, dengan kejadian yang sebenarnya dari versiku. Aku pun segera menceritakan semua kejadian di siang itu, setelah kedatangan mertuaku kemudian datang Marni. Aku menceritakan sedetail mungkin, tanpa ditambahkan atau dikurangi, kecuali saat Bu Ratmi mengambil minyak. Aku sengaja tidak menceritakannya kepada Lusi karena aku masih menjaga nama baik keluarga suamiku. "Nah, begitu Lusi kejadian yang sebenarnya. Aku tidak berkata kasar kepada Marni seperti apa yang diucapkan orang-orang. Aku juga bukannya kikir ataupun pelit, saat Marni mau meminjam uang. Karena aku malas saja sama dia, bukankah dia juga sekalu bilang banyak uang? Sehingga dia selalu merendahkan aku setiap saat, di hadapan semua orang. Tapi kenapa, setelah ia merendahkan aku, dia malah ingin berhutang padaku, aneh bukan? Terus setelah aku tidak memberinya pinjaman, dia koar-koar ke semua orang, kalau

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07

Bab terbaru

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 137. Tamat

    "Lho, kok ada foto Mas sama Meri sedang berpelukan begini sih? Kamu dapat dari mana, Dek?" Mas Romi bertanya dengan sorot mata yang menatap tajam ke arahku."Aku dikirim Susi, Mas. Katanya kalian berdua ada hubungan spesial, bener nggak sih Mas apa yang dia bilang? Karena aku melihat foto kalian juga terlihat begitu mesra," tanyaku mau minta penjelasan.'Dek ... Dek, kamu itu lebih percaya Mas suami kamu, sama Merry Adik kamu, atau sama Susi temen kamu? Temen yang sudah merebut mantan pacar kamu, sewaktu kamu masih sekolah dulu. Kalau memang kamu lebih percaya sama Susi, Berarti kamu salah besar, Dek. Karena Mas sama Merry itu tidak ada hubungan spesial, terkecuali hubungan antara kakak ipar dan adik ipar. Kamu jangan mau di bodohi sama Susi dong, Dek. Dia itu hanya menginginkan, supaya hubungan kamu dan Mas berantakan. Kamu tahu nggak, Dek, kalau Susi dan suaminya sekarang hubungannya sedang goyang. Karena suaminya Susi ketahuan selingkuh, makanya dia memanas-manasi kamu. Mungkin t

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 136

    "Alhamdulillah, akhirnya Meri mau menggantikan Lusi. Kalau sampai Meri tidak mau, pasti toko kueku terbengkalai. Semoga dengan kedatangan Meri nanti, toko kueku akan semakin berkembang, aamiin," harapku.Kemudian aku mengangkat tubuh Nadyra dan segera memberikan asi kepadanya. Tidak berapa lama anak keduaku yang bernama Azka pulang dari sekolah dan langsung masuk ke kamarku untuk menyalamiku. Alhamdulillah, aku mempunyai anak-anak yang shaleh, semoga gadis kecilku juga menjadi anak yang shaleha, aamiin."Assalamualaikum, Bu, Kakak pulang," ucapnya sambil meraih tanganku dan menciumnya."Waalaikumsalam, Kak Azka, alhamdulillah Kakak udah pulang tuh, Dek. Bagaimana belajarnya hari ini, Kak, lancar?" Aku bertanya keadaan Azka di sekolah, setelah aku menjawab salam dari anakku yang nomer dua ini."Lancar dong, Bu, Kakak bisa menjawab semua soal ulangan hari ini," sahut Azka.Ia menjawabnya dengan begitu bersemangat, kebetulan hari ini memang ada ulangan harian di sekolah Azka."Alhamdul

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 135

    "Mbak Mira, terima kasih ya. Karena Mbak Mira telah paham dengan keadaanku," ucap Lusi."Iya, Lusi, sama-sama. Aku harus paham, sebab yang namanya manusia pasti punya problem. Kehidupan yang kita jalani tidak akan selamanya bisa sesuai harapan kita," sahutku."Ya sudah, Mbak, aku pamit ke toko dulu ya. Assalamualaikum," pamit Lusi.Aku pun mengiyakan, saat Lusi pamit untuk pergi ke toko. Kemudian ia pergi meninggalkanku sendirian, yang sedang bingung memikirkan jalan keluar untuk masalah ini. Setelah Lusi kembali ke toko, setelah ia selesai membicarakan apa yang ingin diungkapkannya. Aku melamun seorang diri, membayangkan bagaimana nasib toko kueku, ketika Lusi sudah tidak ada lagi nanti? Sedangkan aku baru saja melahirkan dan tidak bisa membuat kue seperti dulu. Menurut Lusi, ia akan pergi sekitar satu minggu lagi. Jadi aku harus segera mencari orang untuk menggantikan Lusi membuat kue, mumpung masih ada waktu untuk mencari orang yang tepat pengganti Lusi tersebut. Setelah setelah

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 134

    "Itu, Dek, Meri barusan menyuruh Mas memasangkan lampu yang ada di kamarnya. Kata dia mumpung ada Mas karena ternyata lampu kamarnya putus," sahut Mas Romi."Oh begitu, ya Mas, ya sudah kalau memang seperti itu. Mas, sudah dulu ya, meneleponnya soalnya Nadyra-nya mau nyusu dulu. Nanti kita sambung lagi," pungkasku.Setelah itu aku pun mengakhiri sambungan telepon, kemudian menyimpan telepon tersebut di atas nakas, sebab Nadyra memang sudah terbangun dari tidurnya. Aku menyusui Nadyra, sambil tiduran, supaya Nadyra kembali terlelap. Soalnya baru juga berapa menit dia tidur kini sudah terbangun karena kehausan. Setelah Nadyra kembali tertidur, aku pun merapikan selimutnya, lalu bangkit dari kasur. Aku berniat akan pergi ke toko untuk mengeceknya. Sudah lebih satu bulan semenjak aku melahirkan, aku tidak pernah lagi mengecek toko kueku. Biasanya aku menyerahkan semuanya kepada Lusi. Pas aku baru membuka pintu kamar, ternyata Lusi sudah ada di depan pintu kamarku. "Eh, Mbak Mira, baru

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 133

    Rasanya nggak mungkin juga, jika suami serta adik kandungku tega menghianati aku. Makanya aku tidak akan percaya seratus persen, dengan perkataan Susi, yang belum jelas kebenarannya. Bisa saja Mereka berpelukan begitu karena Mas Romi mau menolong Meri, bukan karena sengaja berpelukan karena mempunyai perasan lain. Aku percaya, kalau mereka berdua tidak akan seperti itu.[Ya sudah, terserah kamu saja kalau memang kamu tidak percaya. Aku hanya ingin memberitahu kanu saja, apa yang terjadi di sini tanpa sepengetahuan kamu.] Susi mengirimi chat lagi kepadaku.[Terima kasih, Susi, sebab kamu telah mau memberitahu aku. Tapi aku lebih percaya kepada mereka berdua,] terangku lagi.Setelah membalas chat terakhir dari Susi, Susi pun tidak lagi mengirim chat kepadaku. Sepertinya ia kecewa karena aku tidak percaya dengan aduannya tersebut. Biar saja, sebab jika aku menuruti semua aduan Susi, sudah pasti rumah tanggaku, yang aku bina sekitar lima belas tahun ini akan sia-sia.Setelah tidak ada c

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 132

    "Makanya, Mbak Widi, jangan menuruti emosi dulu. Cari tau dulu kebenarannya, kalau sudah seperti ini siapa yang rugi," tanyaku merasa geram dengan apa yang terjadi."Iya, Mbak Mira, aku menyesal sudah gegabah. Sekarang aku menyesal, Mbak, sebab telah mendengar kata orang dan menuruti emosi." ujar Mbak Widi."Ya sudah nggak apa-apa, Mbak. Aku mau kok memaafkan Mbak Widi," ungkap Meri.Adikku ini memang orang baik, ia tidak pernah mau ribet dan mempermasalahkan apa pun. Sifat dia sama persis dengan sikap Bapak kami, yang lebih memaafkan ketimbang memperpanjang masalah. Aku pun memiliki sifat yang sama, tidak pernah mau ribet, atau berpikir untuk membalas perlakuan jahat orang lain. Karena bagiku memiliki sifat seperti itu capek, sebab permasalahan akan tetap ada dan tidak ada habisnya. Aku ingin hidup tentram dan damai, makanya kami tidak terlalu mempermasalahkan semua itu. Toh lama kemanan orang yang membenci kita akan bosan sendiri, sebab kita tidak meladeni mereka."Terimakasih, M

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 131

    "Asal Mas tau, kalau adik ipar Mas Romi ini seorang pelakor. Ia itu berusaha menggoda suamiku, saat kemarin ia belanja di warungku, Mas" Mbak Widi memberitahu kami semua itu."Maaf, Mbak, maksud, Mbak apa? Kok Mbak mengatakan aku seorang pelakor? Memangnya kapan aku menggoda suami Mbak," tanya Meri yang datang menghampiri kami.Melihat Meri keluar, Mbak Widi juga mendekatinya. Kemudian ia mengangkat tangan kanannya, akan menampar Meri. Tapi keburu ditangkis oleh Mas Romi. Mba" Wish hampir saja berbuat anarkis terhadap adikku, jika saja Mas Romi tidak sigap menangkis tangan Mbak Widi."Mbak Widi, tolong Mbak jangan kasar begitu. Tolong beritahu kami dulu, seperti apa sih permasalahan yang sebenarnya? Kok bisa seperti ini," tanyaku meminta penjelasan."Mbak Mira ngapain bertanya kepadaku? Mbak kan bisa tinggal tanya saja sama adik Mbak, ngapain mesti nanya sama aku," tanya balik Widi dengan begitu ketus."Maaf ya, Mbak, bukan aku mau ngeles. Tapi aku memang tidak merasa menjadi seorang p

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 130

    "Ya sudah, Lus, suruh masuk saja ya," pintaku."Iya, Mbak siap," sahutnya.Setelah itu Lusi pun segera pergi untuk menyuruh orang, yang mencariku tersebut supaya masuk. Tidak berapa lama, Lusi bersama orang yang ingin bertemu aku itu pun masuk dan ternyata itu adalah Rani temanku."Rani, katanya kamu sedang di luar kota, tapi kok kamu sudah ada di sini?" Aku to the poin bertanya kepada Rani.Aku kaget bercampur heran, kenapa ia bisa berada di rumahku saat ini. Padahal tadi pagi saat aku telepon dia untuk mengundang dia, supaya datang keacaraku. Rani bilang, kalau ia sedang ada di luar kota. Makanya aku tidak percaya jika sekarang ia ada di hadapanku. Apa mungkin, pada saat pagi di telepon itu dia sedang mengerjai aku? Makanya sekarang ia sudah ada di hadapanku."Mira, kamu sudah kena prank yang aku buat. Aku memang sudah dari luar kota, tetapi sudah pulang dua hari yang lalu. Aku sengaja, bilang sedang diluar kota, sebab ingin memberi kejutan sama kamu. Dan ternyata kejutan aku berhas

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 129

    "Mas pasti setuju dong, Dek, toh semuanya juga demi kebaikan keluarga kira juga," sahut Mas Romi."Ya sudah, masalah ini nanti kita obrolin lagi saja. Sekarang lebih baik kita makan sore dulu, pasti sudah pada laper kan," tanyaku.Kemudian kami pun pergi menuju ruang makan dan makan bersama. Empat minggu setelah kejadian perampokan di rumahku, Mas Rayhan pun dikabarkan sudah diperboleh dibawa pulang. Berhubung yang nabrak bertanggung jawab, jadi tidak perlu mengurusi administrasi lagi. Bahkan Mas Rayhan diantar pulang oleh orang yang menabrak tersebut. "Mas, alhamdulillah ya, Mas Rayhan sudah bisa pulang. Kebetulan kita mau syukuran kelahiran anak kita," ucapku."Iya, Dek, alhamdulillah. Ibu, Bapak dan Meri juga bisa hadir. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan," sahut Mas Romi."Apa benar, Mas? Kapan Ibu memberitahu Mas," tanyaku.Aku merasa kaget, saat mendengar orang tua dan saudaraku mau datang. Ternyata mereka menyempatkan diri, supaya bisa hadir, di acara cukur akikah serta

DMCA.com Protection Status