Share

Sindiran

Penulis: Devidee17
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PoV Nasna

Mas Hamdan mengira uangnya hilang, padahal uang itu ada padaku. Beruntung aku cepat ke rumah Ibu membawa uang ini, lebih baik uang ini aku gunakan untuk ke salon dan perawatan. Separuhnya aku tabung untuk Nisa. Anggap saja ini adalah nafkah Mas Hamdan untuk kami yang tertahan selama ini, tapi ini juga kurang jika dia memberikan gajinya padaku.

Aku tidak tahu pasti berapa gaji Mas Hamdan perbulan, setidaknya dia memberiku 3 juta perbulan itu sudah cukup untuk kami. Aku tak menuntut hidup mewah, hanya ingin di cukupi untuk sehari-hari dan tidak kekurangan. Sedangkan ia rutin memberi uang pada Ibu dan saudaranya dalam jumlah jutaan.

Karena itu aku tak merasa bersalah mencari penghasilan sendiri, aku tidak sanggup lagi. Pernikahan kami sudah 9 tahun dan aku sudah lama bertahan, mengorbankan mental dan perasaanku. Dulu mungkin aku hanya menangis berusaha sabar, tapi kini aku tak akan menangisi lagi nasibku.

**

Ponselku berdering, tertera nama Mas Hamdan. Pasti dia sedang menca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Harta Gono-Gini

    PoV NasnaDiam-diam aku merekam mereka, menyalakan kamera dan mulai merekam. Bahkan Mas Dion mengecup pipi wanita hamil itu, sambil mengelus perutnya. Wanita itu semakin terlihat manja, dengan suara yang di buat-buat seperti anak kecil yang merengek. Mas Dion tak menyadari keberadaanku. Karena terhalang sekat-sekat baju yang di pajang. Toko ini juga cukup ramai. Tapi aku tak langsung mengirimkan video ini pada Mbak Hana. Jika dia tahu suaminya selingkuh, pasti akan jadi perang dunia di rumah tangga mereka. Apalagi semua harta milik Mas Dion. Jika suaminya memilih wanita itu, bisa-bisa Mbak Hana di depak tak mempunyai apapun. **Sampai malam hari aku masih di rumah Ibu. Rasanya enggan balik ke rumah kontrakan itu, apalagi untuk bertemu Mas Hamdan. Pasti hanya keributan, dan bahas uang lagi. Lebih baik aku menghilang dulu tanpa kabar, sedangkan balik nama BPKB mobil masih butuh waktu 2 bulan lagi. "Mbak, ini Anggi marah-marah chat aku. Dia nanya Mbak ada di mana sekarang," ujar Ririn

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Jabatan Yang Di Sembunyikan

    PoV NasnaSore ini aku akan pergi melihat Ruko yang akan aku sewa, untuk membuka toko sembako. Aku pergi bersama Anwar dan sekalian minta di antar olehnya. Drttt... Sebuah pesan masuk dari Mbak Misni. [Ini loh suamimu, lagi boncengan sama pelakor!] lapor Mbak Misni sambil mengirim video di bawahnya. Di situ terlihat mereka sedang membeli es tebu. Saat motor kembali melaju. Mega merangkul Mas Hamdan dengan erat dari belakang, mereka tak malu bermesraan di depan umum tanpa memikirkan takut ada yang melihatnya. [Makasih ya Mbak, udah ngasih tahu.] balasku pada Misni dan memasukkan ponsel ke dalam dompet yang berukuran cukup besar.Baru saja aku meninggalkannya dua hari ini Mas Hamdan semakin dekat dengan Mega benarkan apa yang kuduga aku akan mempermudah hubungan mereka Tenang saja Mas aku akan meminta bercerai denganmu aku tiba di ruko yang akan disewakan itu tempatnya cukup strategis dan ramai "Kamu kan Nasna?" ujar Mbak Sonya tersenyum ketika melihatku."Iya mbak," dia adalah kak

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Membungkam Mereka

    POV NasnaSebelum itu aku sempatkan merekam video keadaan kamar, yang masih berantakan."Hamdan..!" Mbak Hana membuka pintu kamar, aku sudah bersembunyi di balik lemari plastik. Pintu kembali tertutup, untung ia tak masuk ke dalam."Halo, Ham. Kamu di mana? Apa gak kerja!""Tapi rumahmu gak di kunci," Mbak Hana sepertinya bicara di telpon dengan Mas Hamdan. Aku berjalan perlahan menuju jendela. Lebih baik aku keluar dari jendela ini, dan cukup rendah. Dengan langkah cepat aku meninggalkan rumah kontrakanku. Berjalan melalui jalan belakang rumah agar Mbak Hana tak melihatku. Aku mengatur nafas karena cukup ngos-ngosan berlari. Untuk saat ini aku menghindar dulu dari keluarga mereka, tapi akan kembali ketika Nisa sudah masuk sekolah. Aku harus bisa tahan dulu hingga BPKP mobil itu beralih nama menjadi milik Ibuku. Tak rela jika Mas Hamdan menuntut gono gini jika mengetahui aku memiliki harta sekarang, sedangkan harta miliknya tak ada yang bisa kutuntut. Rumah saja ngontrak, karena ia

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Menceraikan Nasna

    PoV HamdanMbak Hana bilang jika pintuku terbuka. Aku yakin, jika Nasna pulang ke rumah ini, tapi apa yang ia cari. Gawat jika dia masuk ke dalam kamar, sedangkan kamar kondisinya berantakan seperti ini karena semalam aku membawa Mega ke rumah. Itu Lingerie milik Mega. Nasna pasti telah melihatnya jika memang dia kemari, Jika Nasna tahu aku ada hubungan dengan Mega bisa gawat. Lagian kenapa Nasna harus diam-diam datang ke rumah. Di rumah kontrakan ini juga tak ada barang berharga, karena aku juga tak membelikannya perhiasan atau barang mahal lain. Saudaraku sudah berusaha untuk menghubunginya. Tapi Nasna hanya membaca pesan yang dikirimkan oleh Anggi begitupun Mbak Hana. Aku juga sudah berusaha untuk menghubungi Nasna menggunakan nomor baru tadi tetap saja tidak diangkat olehnya.Di mana Istriku itu sekarang, aneh juga rumah ibu mertuaku juga kosong mereka seperti menghilang mendadak. Aku mencoba bertanya pada tetangga tapi mereka tidak ada yang tahu. Apakah begini cara Nasna memb

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Bertemu Nasna

    PoV NasnaMas Hamdan terkejut melihat keberadaanku di rumah. Aku terpaksa pulang terlebih dahulu, karena Nisa akan masuk sekolah seperti biasa. Jika aku tak pulang, bisa saja Mas Hamdan mencari Nisa ke sekolahnya. Aku takut dia mengetahui jika keluargaku telah pindah ke rumah baru. BPKB mobil itu butuh waktu 1 bulan lebih lagi untuk balik nama. "Kamu kemana saja, aku hubungi menggunakan nomor baru tetap tak di balas!" ucap Mas Hamdan ketus menatapku. "Aku ikut ibu, ke rumah saudaranya. Ada hajatan," jawabku asal."Bohong, kamu bahkan sempat menyelinap masuk ke rumah saat aku bekerja kan!" hardiknya."Oh itu, ya aku sempat pulang sebentar mengambil sesuatu, dan aku melihat lingerie berwarna merah. Baru saja 2 hari aku tak pulang, kamu sudah bawa perempuan masuk rumah ini, Mas! Beruntung kalian tak di grebek ya!" ujarku membuat Mas Hamdan mendelik dan tertegun."Omong kosong apa yang kamu katakan!" Mas Hamdan berjalan menuju kamar, seperti menghindar dari ucapanku barusan. Dasar suami

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Mega Ketakutan

    PoV Nasna (2)Kusentak rambut Mega hingga wajahnya menengadah ke atas. Lihatlah wanita selingkuhan suamiku ini, habis berapa Mas Hamdan membiayai gaya hidupnya. Vina dan Rasti tak berani melerai, justru mereka hanya melihat adegan ini."Lepaskan!" Mega berusaha untuk melepaskan diri, tapi aku lebih kuat dari gadis sundal ini.Wajahnya yang glowing, bulu matanya yang lentik karena eyelash extension. Tak rela aku melihat kezaliman suamiku demi mempercantik pelakor ini."Ahhh... Sakit!" teriak Mega dengan keras. Bagaimana ia tak menjerit aku mencabut paksa bulu mata tanam itu, dan pasti sangat sakit. Sekuat tenaga aku melepas bulu mata hingga beberapa lepas."Nasna!" Vina memanggil mungkin ia khawatir."Kalian jangan ikut campur! Ini adalah hak-ku yang du renggut oleh pelac*r ini!" ucapku sambil terus mencabut eyelash extension di bulu mata Mega."Sakit, lepasin! Aku aduin kamu sama Mas Hamdan. Biar kamu di ceraikan sama dia!" ucapnya mengancam."Adukan saja, siapa juga yang akan memper

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Sebuah Rencana

    PoV NasnaAku tak luluh sama sekali dengan permintaan maaf Mas Hamdan. Pasti ada maksud di balik semua ini."Nas, kamu tak mau memaafkan, Mas?" tanya Mas Hamdan menatapku lekat.Aku hanya diam, enggan mulut ini bicara dan memaafkan dirinya. terlebih keluarganya telah menghinaku, dan membela gundik itu. "Sebagai permintaan maaf, Mas ingin ajak kamu makan. Kamu mau kan? Nisa mana, kita makan di luar," ujarnya tersenyum mengajakku untuk makan di luar bersama Nisa."Nisa, di mana sayang?" tanya Mas Hamdan kembali. Ia memanggil sayang, jijik mendengar kata itu keluar dari mulutnya yang tidak sesuai dengan isi hati. "Nisa sedang di rumah Ibu, mungkin dia akan menginap di sana, besok pagi akan diantarkan oleh, Riri!" jawabku."Kalau begitu kita keluar berdua saja, sayang," Mas Hamdan ingin memegang tanganku namun aku beringsut mundur dan menghindari Mas Hamdan. Agar ia tidak bisa menyentuhku. Mas Hamdan bangkit dan memaksakan senyum sebelum ia berlalu.Di balik perubahan yang tiba-tiba ini,

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Ucapan Talak

    PoV Nasna Semua sudah berkumpul. Beberapa warga berusaha mendobrak pintu itu, dan saat pintu terbuka Pak RT, aku, dan Vina menuju kamar. Terdengar desah*n dari kamar yang di duga adalah kamar Mega. Menjijikkan suamiku, dia melakukan perzinaan di rumah orangtua gadis itu, rasanya batinku teriris. Bohong jika aku tak merasa sakit, rasa sakit bukan cemburu, tapi jijik dengan kelakuan mereka dan semua kezaliman yang berikan padaku dan Nisa. Aku yang membuka pintu kamar Mega. Tidak terkunci, mungkin ia kira keadaan aman karena juga sepi hanya mereka berdua. Vina kuminta untuk merekam kejadian ini, ia standby dengan ponselnya dan terus merekam. Termasuk ketika pintu terbuka, posisi Mega ada di atas suamiku. Tanpa sehelai benang pun, membuat mereka gelagapan saat pintu terbuka dan di saksikan banyak mata perbuatan zina itu. Mas Hamdan mendorong tubuh Mega hingga wanita itu terjungkal ke bawah, sampai jatuh dari ranjang. Mega meringis kesakitan, karena kepalanya menghantam lantai. "Ken

Bab terbaru

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Tangisan Penyesalan

    PoV HamdanTangisan Mega tak kunjung mereda, ia terus menangisi putra kami yang sudah meninggal karena kelainan jantung. Bayi mungil itu hanya bertahan 3 hari saja, jujur sebagai Ayah aku juga merasakan sedih dan bersalah. Karena sikapku yang tidak baik pada Mega selama ia mengandung."Ini semua karenamu, anakku meninggal!" ucap Mega lirih di dalam tangisannya. Kata itu terus ia ulang, menyalahkan diriku."Kamu yang membuat anak kita meninggal, kamu tak pernah perhatian padaku ketika hamil dan memberiku tekanan," Mega terus saja,menyudutkan aku. Aku sadar telah mengabaikan Mega dan kehamilan nya. Tak bisa kubohongi jika perasaanku dan pikiran ini terus mengingat Nasna dan Nisa. Aku sangat cemburu dan sakit hati melihat kebahagiaan mereka dengan Arkan. Ingin rasanya aku mengganti tempat Arkan. Ya tempat yang seharusnya menjadi milikku setelah direbut oleh pria itu, dia telah merebut Ibu dari anakku. Apalagi Nissa memanggil Arkan dengan panggilan papa. Huhh semakin membuat telingaku s

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akhirnya

    PoV Nasna"Arggghhh..!" terdengar jeritan kesakitan. Itu Naomi kan dia masih berani datang ke sini juga dan jatuh di lantai dapur.Naomi meringis menahan sakit, ternyata di lantai terlihat mengkilat, seperti tumpahan minyak. Beruntung aku belum masuk dapur, jika saja aku datang lebih dahulu pasti aku yang akan jatuh. Apa ini, kerjaan Rere? "Naomi?" Rere datang dan melihat keadaan temannya sudah terjatuh di lantai yang licin itu, karena minyak goreng. "Sakit, tolongin aku!" pekik Rere. Uhhh pasti sangat menyakitkan bokongnya yang mendarat duluan di lantai."Kenapa kamu bisa ke sini?" Rere ingin melangkah namun ia ragu dan kembali mundur. "Cepat tolong aku, ish!" pekik Naomi karena Rere hanya melihat dia yang masih terduduk di lantai merasakan kesakitan pada bagian tubuhnya, yang menghantam lantai dengan keras. Rere seperti kebingungan dan akhirnya mengulurkan tangannya, untuk menjadi pegangan Naomi. Naomi berusaha berdiri, tapi sepertinya lantai yang licin itu membuat dirinya sus

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Kedamaian

    Semenjak kejadian itu, memang Rere berubah baik. Tak ada mencari masalah denganku, sekarang aku juga sudah pindah ke rumah baru dengan Mas Arkan.Dan Mbak Hana yang meminta pekerjaan, aku sudah meminta izin pada Mas Arkan saat itu. Dan suamiku menyerahkan semua padaku, jika kasihan mau menerimanya bekerja. Aku memberi kesempatan pada Mbak Hana.Awalnya Mbak Hana bekerja dengan baik, walau ia sempat berhutang sebanyak 2 juta di minggu kedua bekerja. Alasan Mbak Hana meminjam uang itu, untuk berobat mantan ibu mertua. Aku pun memberikan pinjaman padanya. Tapi setelah pinjaman itu. Mbak Hana berhenti berangkat kerja, aku pernah mengirim pesan, karena hampir seminggu dia tak masuk, dan Mbak Hana justru memblokir nomorku setelah pesan berubah menjadi centang berwarna biru.[Nanti hutang nya juga aku bayar! Baru 1 minggu hutangin udah di tagih!] balasan pesan Mbak Hana 4 hari setelah memblokirku.Kenapa dia berpikir aku menagih hutang, padahal aku bertanya tentang dia bekerja lagi atau tid

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akibatnya

    PoV (3)(3 bulan kemudian)----Hamdan sudah keluar dari jeruji besi. Kini ia bisa menghirup udara kebebasan. Hamdan dan Mega melakukan cara kotor, apa sih yang tidak bisa jika menggunakan uang. Hingga mereka juga tega menjual rumah Ibu Irina tanpa sepengetahuan nya.Mereka kembali ke rumah yang dulu di beli Hamdan. Sebagian cicilan rumah sudah di bayar oleh Mega. "Mas, keluargamu sudah di usir dari rumah." Mega memberitahu pada Hamdan ketika mereka akan pulang ke rumah. Karena kemarin Hamdan masih belum tahu tentang keluarganya yang di usir."Oh.. Biarlah. Yang penting aku bebas! Selama ini aku sudah berkorban untuk keluarga, sekarang gantian mereka yang berkorban untukku! Rumah itu juga ada hak-ku karena sudah membiayai renonasinya!"jawab Hamdan dan menoleh pada Mega dengan seulas senyum di bibirnya. Sesantai itu Hamdan menanggapi berita tentang keluarganya.Mega merasa lega. Ini yang dia inginkan. Hamdan berhenti peduli pada keluarganya sendiri. "Akhirnya aku tak perlu takut, jik

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Permintaan Maaf

    PoV NasnaAku puas melihat Naomi di lempar keluar oleh Mas Arkan. Rasakan kamu perempuan gatal, ingin mendekati suamiku. Percuma tampilannya modis, dan cantik. Selalu bilang jika ia berkelas, kelas apa jika hanya menjadi wanita murahan. Aku yakin Naomi ingin menginap di sini dan mengambil kesempatan untuk menggoda suamiku, bila ada kesempatan.Apalagi pakaian yang ia kenakan sangat minim, ketat. Gunanya pasti untuk merayu suamiku, dengan tubuhnya. Perdebatan antara Mama mertua dan Rere masih terjadi. Tak perlu aku menjelaskan panjang lebar tentang kejadian, mereka sudah tahu sendiri dan berhasil membuat Rere akan di usir dari rumah ini. Apakah aku jahat dan kejam jika menginginkan Rere di usir dan tak di anggap anak angkat lagi oleh keluarga ini. Tujuanku berhasil, dan jika dia pergi. Tak ada lagi yang mengusik rumah tanggaku.**Rere pingsan, Mama yang akan ke kamar menemui Nissa berbalik dan menuju Rere yang tubuhnya sudah tergeletak di lantai. Pasti ia hanya pura-pura karena tak

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akhirnya

    PoV AuthorRere dan Naomi beradu pandang ketika Nasna menunjukkan video rekaman cctv saat mereka, menganiaya Nissa dengan kejam. Mencubit bahkan mendorong gadis kecil itu. Arkan mengepalkan tangannya, dengan kuat ketika menonton video itu. Tatapan tajam di arahkan pada Riri dan Naomi. Yang sudah seperti salah tingkah di hadapan Tante Tika dan Arkan karena ketahuan perbuatan sadis mereka."Mama, jangan salah paham dengan video itu!" Rere kemudian mendekati Tante Tika. "Mama jangan percaya, aku tidak seburuk yang Mama lihat di video. Maafkan aku, Ma! Aku melakukan ini karena ada sebabnya!" ucap Rere dengan nada suara yang bergetar karena ketakutan ia menyatukan telapak tangannya, memohon agar Mama angkatnya mengerti."Apa sebabnya? Kenapa kamu sangat tega pada anak kecil yang tidak bersalah seperti Nissa, apa salah dia hingga kamu melalukan hal keji, dan juga kamu Naomi? Beruntung Arkan, tidak menikah dengan wanita sepertimu, pada anak kecil saja kamu kejam. Bagaimana mau menjadi ist

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Sebuah Bukti

    PoV Nasna"Teman Tante Rere, tadi abis cubit Nissa. Terus suruh Nissa keluar, sambil nyeret tangan Nissa Bu. Nissa mau pulang Bu," ucapnya memohon masih dengan sesenggukan. Aku akan mengajak Nissa pergi sekarang juga dari rumah ini, tapi aku harus memberi pelajaran pada Rere. Aku akan membuatnya terusir juga dari rumah ini.Gigiku beradu karena geram dengan perbuatan Rere. Aku tidak akan memaafkan perbuatan gadis licik itu, dia mau bermain denganku. Aku pastikan, dia akan kehilangan kehidupan mewah yang baru ia cicipi, dia pikir aku tak bisa berbuat kejam pada seseorang yang menyakiti putriku. Aku menuju kamar Rere ternyata dia tak ada di sana. Setelah mencari ke penjuru rumah, ternyata ia sedang tertawa dengan Naomi di ruang nonton tv."Haha.. Sebentar lagi dia akan pergi bersama anaknya dari rumah ini! Kamu Naomi, akan menjadi kakak iparku," "Belum puas, aku mencubit dan menjambak putrinya itu. Harusnya aku dan calon anakku bersama Arkan yang ada di posisi Nasna. Karena dia aku

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Jangan Lukai Anakku

    PoV NasnaMulut Rere berbisa juga, ingin menghasut Mama. Dari awal bertemu dengan gadis itu dan Naomi. Aku sudah bisa menebak, bagaimana watak aslinya. Hasutlah Mama mertua hingga kamu puas Re. Karena aku tak akan mudah dengan rencanamu itu. Aku bisa menghadapi ipar seperti dia.Dari pernikahan sebelumnya aku juga mendapat ipar yang selalu memusuhiku, tapi aku tak boleh kalah. Aku mengayunkan langkah tetap menuju dapur. Dan mengambil gelas, Rere dan Mama mertua menoleh serempak, melihat kedatanganku. Raut wajah Rere seperti tertegun, apa dia takut jika ketahuan sedang menghasut Mama. Sayang sekali aku sudah mendengarnya. "Nasna, besok kamu ikut Mama ya. Ke acara arisan dengan teman-teman Mama," ujar Mama mertuaku dia ingin mengajakku arisan di kalangan temannya yang pasti elit."Mama, ingin mengajak dia?" ucap Rere menatapku dan mencebik."Kenapa, Re?" sahut Mama."Mama mau mempermalukan diri? Apa kata teman Mama nanti. Dia saja norak Ma, tak pantas ikut dengan Mama dengan lingkunga

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Merengkuh Bahagia

    PoV NasnaSemenjak kata sah terucap setelah ijab kabul, aku resmi menjadi istri sah Mas Arkan. Begitu lancar ia mengucapkan tanpa harus di ulangi. Bahagia? Aku sangat bahagia, tak bisa kupungkiri perasaan imi semakin tumbuh untuk Mas Arkan. Semoga saja Mas Arkan adalah pilihan terbaik dan pernikahan ini menjadi yang terkahir untukku. Soal kedudukan ataupun kekayaan nya, aku tak terlalu peduli. Aku sudah bersyukur mempunyai suami yang mau bertanggung jawab dan bisa mencukupi, serta menghargaiku sebagai istri. Toh pertama kita bertemu juga karena Mama mertuaku, yang ingin membuat kita dekat. Aku tak silau dengan kekayaan yang di milik oleh Suamiku. Aku juga masih mampu, dan punya usaha sendiri. Bukannya sombong, hanya aku ingin menampik ucapan dan cibiran beberapa keluarga Mas Arkan. Mereka menganggap jika aku menikah dengannya hanya demi harta. Apa yang aku miliki sekarang, dari hasil usaha, hanya di pandang remeh bagi mereka yang mungkin kekayaannya sudah berlimpah, tidak seperti ak

DMCA.com Protection Status