Suasana di ruang rapat agak sedikit tegang, karena ada perbedaan pendapat antara tetua dengan Marco. Ada beberapa tetua yang tidak setuju jika Sean digantikan oleh Marco, meskipun secara hukum Sean adalah anaknya. Dan hal itu membuat Marco dan Ambar sangat geram. " Tuan Ben, apa yang membuat Anda tidak setuju jika saya yang mengantikan Sean untuk sementara waktu. Sampai nanti Sean sembuh" ucap Marco sebenarnya sangat kesal. Gara gara orang tua ini, sekarang banyak orang lain yang tidak setuju. " Bukan saya tidak menerima Tuan Marco, tapi kita tunggu pengacara Tuan Sean, pasti dia sudah mempersiapkan semua ini. Apalagi beberapa waktu lalu, dia hampir dicelakai juga. Pasti Tuan Sean sudah menunjuk orang lain untuk mengurus perusahaan ini" ucap orang tua yang dipanggil Ben itu. " Anda terlalu tidak masuk akal Tuan Ben, saya orang tuanya, sudah pasti saya yang berhak mengelola perusahaan untuk mengantikan Sean. Jadi mau ataupun tidak kalian harus terima, karena saya secara hukum berhak
Semua orang terkejut saat mendengarkan apa yang dikatakan oleh Daren. Dan itu membuat mereka saling berbisik. " Jadi sebenarnya Tuan Marco hanyalah anak angkat, keluarga Hill, tapi beraninya dia melenyapkan seluruh keluarga Hill. Dasar tidak tahu malu" bisik salah satu dari mereka. " Betul, dan pastinya dia sekongkol dengan orang yang berkuasa, masa selama ini tidak ada yang tahu sama sekali" ucap orang orang baru mulai menduga. Namun bagi para tetua akhirnya mereka bisa bernapas dengan lega, ada sebagian yang tahu namun mereka semua hanya diam. Bukan karena tidak berani, hanya saja demi keselamatan keluarganya. Seperti halnya Tuan Ben, yang pura pura tidak tahu. ' Akhirnya aku bisa bernapas dengan lega, mau matipun tidak masalah, perusahaan Tuan Aland sudah ada yang pegang dan itu orang yang bisa dipercaya' ucap Tuan Ben yang dulu tahu siapa Marco dan Ambar. Tapi selama ini dia diam dan tetap menjadi pemegang saham nomor dua. Dia berusaha juga untuk menyelamatkan perusahaan Hil
Marco dan Ambar sudah ditahan di kantor polisi untuk sementara, karena dia sudah mengacau di Hill Corporation yang memang sudah menjadi milik Daren. Terlebih lagi dengan dia mengangkat senjata di ruang rapat. Daren mengunakan momen ini untuk menyeret Marco dan Ambar ke penjara. Sambil menunggu bukti lainnya, Daren berharap dia menemukan bukti saat Marco berencana membunuh Sean. Saat ini banyak korban dari Marco yang bermunculan satu persatu, jika selama ini takut, akhirnya tiba saatnya mereka mengungkapkan ke publik. Berita ditangkapnya Marco dan Ambar kini sudah sampai ditelinga Allen. Sejak tadi dia menanti kabar dari Papanya itu, tapi bukan kabar bahagia yang dia dapatkan melainkan kabar buruk. Rahasia Papanya yang disimpan bertahun tahu kini terkuak, dikuliti di depan umum. " Sial, bagaimana bisa ini terjadi, jika begini maka hancur semuanya" ucap Allen kesal. Aaarrggh! Prang! Allen mengamuk membuang semua barang barang hingga pecah, hancur berantakan. Dia tidak terima jika
Hingga siang Daren dan El masih mengurusi semua kekacauan yang terjadi di perusahaan Hill. Dan untuk menekan anjloknya saham, El dan Daren melakukan pemberitahuan melalui situs resmi Hill Corporation. Jika Sean telah menjual sahamnya pada Daren, lebih tepatnya Saham Sean akan diberikan pada ketiga anaknya jika sudah besar nanti. Dan karena kondisi ini, El juga memberitahukan pada publik jika saat cerai dengan Sean, dia sedang mengandung tiga anak kembar. Namun El meminta semua orang untuk tidak mengganggu privasi ketiga anaknya. Selain itu Daren juga memberitahukan jika Hill Corporation untuk sementara akan dipimpin oleh Elvaretta Grane. Sampai Sean sembuh, meskipun saham atas nama Daren tapi Sean tetap akan menjadi CEO Hill Corporation. Belum ada lima belas menit, banyak media memberitakan hal itu. Kini semua orang tidak khawatir lagi dengan Hill Corporation. Bahkan semua orang menyambut kembali Elvaretta, banyak dari mereka meminta El untuk rujuk dengan Sean. Karena kejadian dim
Bi Asih saat ini sedang bersama Jerry berada di bandara, sudah sejak tadi dia melihat setiap orang yang keluar dari bandara. Wajahnya juga terlihat khawatir, sesekali dia melihat ponselnya. " Memangnya siapa yang Bibi Jemput? Kenapa terlihat sangat rahasia?" ucap Jerry berdiri di samping Bi Asih dengan mengunakan masker dan juga topi untuk menyembunyikan identitas dirinya. " Seseorang yang penting, Tuan Jerry. Semoga bisa membantu Tuan Muda Sean" ucap Bi Asih tetap fokus pada sekitarnya. Jerry hanya mengangguk, dia tahu saat ini semua orang sedang mencari pendonor untuk Sean, dan karena Bi Asih pelayan Sean pasti Bibi Asih sedang memanggil keluarganya. Begitulah yang ada dipikiran Jerry.Tidak lama kemudian, wajah Bi Asih langsung berbinar dan melambaikan tangannya pada seorang wanita yang mengunakan masker dan ada penutup mata warna hitam untuk mata kirinya. Wanita itu langsung berjalan cepat menuju Bi Asih. Di belakang wanita itu ada seorang laki laki yang menyeret dua koper, mu
Sean sudah mendapatkan donor darah, kini tinggal menunggu reaksi dari tubuh Sean, semua orang hanya bisa berharap jika Sean dan Joe segera sembuh seperti sedia kala, apalagi Sean punya kejutan. Ibu dan kakeknya masih hidup." Nyonya Gaina dan Tuan Gandhi sebaiknya pulang ke rumah kami untuk istirahat, dan jika kondisi Sean ada perubahan, saya akan beritahukan Nyonya dan Tuan. Apalagi Nyonya harus banyak istirahat dan makan teratur" ucap Daren saat Gaina selesai melakukan transfusi darah untuk Sean." Bisakah saya menunggu di sini, saya ingin memeluk Sean dan menemaninya hingga dia tersadar. Mungkin dia akan terbangun saat mengetahui ada saya" ucapnya lemah." Percuma kalau mau tetap disini, karena Sean masih belum bisa dijenguk, kecuali seperti ini, hanya melihatnya dari luar. Besuk Anda bisa kembali lagi ke sini. Selain itu demi keamanan dan keselamatan Anda, saat ini masih banyak anak buah Marco dan Allen yang berkeliaran di luar. Anda juga harus sehat, hari ini darah Anda baru saja
Rombongan Albert sudah sampai di rumah milik El yang tidak terlalu mencolok, rumah yang tidak terlalu besar namun sangat luas. Ada paviliun di belakang untuk para pelayan. Begitulah yang dilihat oleh Gaina. Karena Gaina sangat menyukai rumah dengan banyak tanaman, karena itu akan membuat udara menjadi bersih. Apalagi ada pohon yang rindang yang bisa mengurangi polusi udara. " Rumah kalian sangat nyaman, banyak sekali tanaman dan juga pohon yang tumbuh di halaman" ucap Nyonya Gaina. " Itu karena sebelumnya kita tidak tinggal di sini, kita tinggal di kota yang banyak pohonnya, jadi saat kita pindah ke sini rasanya sangat pengap dan ibu menanam tanaman ini semua. Supaya kami tetap mendapatkan udara bersih di tengah-tengah kota yang padat dengan polusi yang buruk. Apalagi banyaknya kendaraan bermotor" ucap Xavier menjawab dengan semangat, sebelum di dahului oleh kakaknya yang sangat pintar itu. " Oh sebelumnya kalian tidak tinggal di sini" ucap Nyonya Gaina sedikit paham. Bi As
Di sebuat tempat, seorang pria sedang duduk sambil memijat keningnya yang terasa pening. Ruangan yang penuh dengan berkas dan ada beberapa senjata yang saat ini ada di mejanya. Sepertinya ini sebuah ruangan yang ada di kantor polisi. " Marco sudah ditangkap, bagaimana bisa dia bodoh seperti itu? Beraninya dia mengangkat senjata di ruang rapat yang mana banyak orang di dalamnya. Terlebih lagi ada Daren dan adik angkatnya" ucapnya bermonolog. " Apalagi sekarang ini semua orang meminta untuk menyelidiki kasus yang dulu sekali, jangan sampai aku ikutan terseret dalam kasus ini. Untuk itu aku harus mencari kambing hitam untuk disalahkan dalam kasus masa lalu" ucapnya sambil tersenyum smirk. Kemudian dia langsung mengambil ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang. Dan tak lama kemudian....Tok!Tok!Tok!" Masuk!" Serunya saat terdengar ketukan pada pintu ruang kerjanya. " Maaf Tuan Ben mencari saya? Apakah ada yang bisa saya lakukan" ucapnya sambil menunduk, pada orang yang bernama