Rian bingung dengan semua keterangan polisi yang mengatakan soal keluarga besar Pratomo..ia baru ingat bahwasanya ayahnya bernama Hadi Pratomo..ia berpikir apa ayahnya dan ayah Melinda sama sama keturunan keluarga Pratomo..kalo seandainya benar berarti Melinda yang sekarang resmi jadi istrinya ini masih saudara sedarah dengannya..rasa penasaran semakin menghantui dirinya,namun dirinya tidak mau ambil kesimpulan sebelum tau yang sebenarnya..dalam hati ia berpikir,istrinya dan polisi jangan sampai tau kalau dia ini juga keturunan keluarga Pratomo..masalah semakin rumit ,pikirnya.
Selagi Rian terpaku memikirkan tentang dirinya..kedua polisi itu berunding dan tak lama salah satu dari mereka menghubungi kantornya untuk melaporkan hasil penyelidikan..
"Begini bapak Rian..kami sudah hubungi komandan kami dan melaporkan
Di malam harinya suasana agak menegangkan di rumah bekas mendiang tante Lisa.. warga terheran-heran dengan hadirnya banyak polisi di rumah itu, ditambah lagi pemeriksaan yang ketat satu per satu orang yang masuk ke dalam rumah untuk mengadakan doa bersama.Pak Hendra yang juga hadir malam itu merasa terkejut begitu sampai di depan rumah peninggalan tante Lisa.. melihat satu per satu orang yang datang diperiksa secara ketat oleh polisi.Rian yang melihat kehadiran Pak Hendra segera menghampirinya"maaf om.. kuharap Om tidak terkejut dengan ini.. banyak hal yang baru terjadi di rumah ini,nanti saya jelaskan, Om silahkan masuk dulu karena acara akan segera dimulai.."bisik rian ke telinga Pak Hendra.Pak Hendra yang malam itu ditemani oleh i
"Om sudah bekerja di perusahaan ini selama 15 tahun.. 10 tahun yang lalu ayahmu baru pegang perusahaan ini.. namun yang Om tahu ayahmu hanya atas nama saja.. karena sebenarnya yang memiliki kendali atas perusahaan-perusahaan peninggalan keluarga besar Pratomo adalah nenekmu.. nyonya besar varah Pratomo.""Apa.. nenek".. Ryan jadi penasaran mendengarnya.. sementara istri Om Hendra yang dari tadi diam saja dan mendengarkan cerita antara Ryan dan Om Hendra tiba-tiba angkat bicara.."tuan muda Ryan baiknya bertanya langsung kepada ayahanda.. kami tidak mau terlibat banyak tentang keluarga tuan muda izinkan kami pamit pulang dulu.."ucap tante Reni yang sepertinya takut begitu mendengar nama nenek Ryan disebutkan tadi.. Om hendra pun anggukan kepala dan berpamitan izin untuk pulang ke rumah.Rian merasa aneh melihat tingkah istri Om Mahendr
"Selamat pagi bapak Ryan dan ibu Melinda, mohon maaf kami pagi ini akan melakukan pemeriksaan tentang apa saja yang ibu Melinda ketahui tentang kedua orang tuanya.."ucap Letda Anton memulai pembicaraan pagi itu di ruang tamu, guna memulai pemeriksaannya kepada Melinda."Kalau boleh tahu apa usaha almarhum ayahanda dahulu?, Pada waktu terjadi kecelakaan anda sudah berumur berapa waktu itu?"."Waktu ayah dan ibu saya mengalami kecelakaan waktu itu saya baru berumur 15 tahun Pak polisi, dan yang saya ketahui ayah saya hanyalah seorangpedagang perhiasan di pasar tradisional Bandung, sementara ibu saya hanya membantu usaha ayah saya itu sebagai penjualnya di toko tersebut, mereka sehari-hari selalu bersama, baik sedang di rumah maupun sedang berada di toko mereka".
" Maaf Bu Melinda, apa almarhumah ibu Melisa meninggalkan sesuatu kepada ibu Melinda sebelum ia meninggal.. baik berupa surat atau barang yang lain gitu?"letda Anton menanyakan kepada Melinda.Melinda memandang ke Rian sejenak sebelum ia memberikan jawaban, sementara Ryan yang semenjak tadi diam saja berdiri di belakang Malinda menganggukkan kepalanya kepada Malinda sebagai tanda isyarat iya setuju agar ia memberikan keterangan kepada polisi selanjutnya."Ada pak polisi, sebelum tante Lisa meninggal ia sempat berpesan kepada saya , bahwa ada barang berharga peninggalan almarhum ayah dan ibu saya dan juga surat berharga di brankas pribadi tante Lisa di kamarnya.""Apa ibu sudah mengambil berkas-berkas atau surat berharga yang dikatakan tante Lisa itu di brangkasnya?"tan
Ternyata isi brankas itu terdiri dari 4 tingkatan, dua tingkat ke bawah berisi emas batangan yang tersusun sangat rapi, sedangkan di tingkat ketiga berisi perhiasan perhiasan yang terdiri dari emas dan permata, sedangkan di tingkat paling atas tersusun rapi dokumen-dokumen penting dan juga surat berharga.Ryan tidak menyangka istrinya ini punya warisan yang begitu banyak sekali yang mungkin dimakan tujuh turunan tidak akan habis.. dalam hati ia membatin mungkin inilah harta peninggalan keluarga besar Pratomo kepada Melinda yang merupakan keturunan terakhir dari keluarga itu.Melinda juga sangat terkejut melihat isi brankas itu, karena seumur hidupnya baru sekali ini dia melihat tumpukan emas batangan ditambah lagi emas dan permata yang ada di brankas itu.
"Berhubung Pak Herman akan segera kemari, saya rasa pemeriksaan keterangan kepada ibu Melinda hari ini kita anggap selesai besok kita lanjutkan lagi."ucap letda Anton."Jadi kapan kita membuka dokumen-dokumen ini pak polisi?"tanya Melinda kepada letda Anton."Menurut saya sebaiknya disimpan dulu dokumen itu, kami akan meminta keterangan dari Pak Herman ketika beliau sudah sampai di sini nantinya.""Baiklah Pak polisi, kalau begitu kami minta izin untuk menyimpan dokumen dokumen ini ke tempatnya semula."jawab Rian lalu dia mengajak Melinda untuk masuk kembali ke kamar tante Lisa.Karena masih menunggu kedatangan Pak Herman yang diperkirakan sore hari atau malam hari, Rian pamit kepada istrinya untuk pergi ke kantor.
Waktu jam makan siang Rian sudah duluan tiba di cafe star tempat langganan nya bersama Om Hendra.. walau lapar ia hanya memesan teh es saja sambil menunggu kedatangan Pak Hendra.Pemilik cafe yang sudah mengenal Rian menyapa"Hay Rian mana istrinya..kenapa sendirian?"."iya ini kita lagi tunggu bos,kalau istri dia masih cuti.."jawab Rian lalu ia berdiri menyalami Tony yang merupakan teman masa kecilnya dan kebetulan dialah pemilik cafe star ini."Bagaimana ini bro..apa ndak jadi bulan madu.. kenapa sekarang udah masuk kerja?"tanya toni sambil menepuk pundak Rian."Banyak kejadian yang tak terduga baru-baru ini kawan, bahkan tante Lisa yang merupakan pengganti orang tua istriku.. mendadak meninggal karena kecelakaan.. bagaimana mau bulan m
"Maaf tuan muda,soal siapa yang sebenarnya pemilik perusahaan Pratama group,terus terang Om tidak tahu persis, namun kalau tuan muda mau selidiki soal itu..tuan muda bisa minta penjelasan dari mantan Direktur yang dahulu dipecat oleh ibu varah Pratomo,namanya kalau tidak salah bapak Pramono Arif, beliau sekarang telah membuka perusahaan sendiri yang bernama Pramana group.""Oh begitu ya Om..tapi bagaimana caranya agar saya bisa bicara dengan beliau, sedangkan saya tidak mengenalnya begitu juga sebaliknya.. terus apa Om tahu alamat beliau di mana?"tanya Rian makin penasaran."Yaitu masalahnya tuan muda, karena saya rasa bapak Pramono itu sakit hati dengan ibu Varah Pratomo karena dulu pernah memecatnya,apalagi sekarang perusahaan beliau itu merupakan rival beratnya Pratama group..jadi untuk soal itu saya tidak bisa b
Setelah Hadi Saputra putera ibu farah meninggalkan rumah tahanan polisi,ibu farah kembali masuk ke dalam sel tahanan.Dengan tertatih tatih ia berjalan di kawalan seorang polisi wanita kembali ke sel tahanannya.Sesampainya di kamar tamu, ibu farah kembali di pojok ruangan sengaja menyendiri, sepertinya ia terbawa pikirannya saat ini mengingat pertemuannya kembali dengan putra satu-satunya tadi barusan.Dalam hati ada rasa,bahagia dan juga penyesalan atas semua perbuatan yang telah dilakukannya terhadap hal tersebut.Di ruang tahanan yang sempit itu,selain ibu farah ada tiga wanita lain di situ, mereka selalu bicara bisik-bisik membicarakan ibu farah yang sedang duduk menyendiri.Semenjak ibu farah ada bersama mereka dalam satu sel tahanan itu, wanita tua ini tidak mau diajak bicara sama sekali oleh mereka.. setiap kali mereka bertanya kepada ibu farah hanya diam dan setelah itu dia memandang ke arah yang berlawanan, lalu menangis terisak.Ketiga wanita ini sepertinya sudah merencanak
"Maafkan ibu nak, Ibu sudah banyak salah kepadamu.. terutama mendiang istrimu, karena ibu dirimu juga jadi terpisah dengan putra kesayanganmu.. Ibu tidak pantas disebut seorang ibu lagi. Karena Ibu adalah seorang yang jahat sekali".Ucap lirih Ibu farah kepada putranya yang saat ini berada di pelukannya.. iya menangis sambil terus mengucurkan air mata di pipinya."Ibu sudah ku maafkan, yang penting saat ini Ibu sudah menyadari apa kesalahan ibu di masa yang lalu."pria yang berada dalam pelukan Ibu farah melepaskan pelukannya pelan-pelan sambil tangannya meraih tangan ibunya untuk diciumnya."Perlu Ibu sadari, yang terpisah dari keluarganya bukan hanya aku.Di luar sana ada satu keluarga yang dari kecil mereka terpisah dengan orang tuanya, bahkan sesudah mereka menikah dan berkeluarga mereka pun tidak bisa mengurus anaknya lagi karena terlebih dahulu mati gara-gara perbuatan ibu…Kepada merekalah ibu harus minta maaf dan menyesali semua kesalahan yang telah Ibu perbuat kepada keluarga
Seorang pria paruh baya di temani seorang wanita keturunan Asia sedang duduk di bangku ruang jenguk tahanan polisi.Walau wajah nya nampak kaku, namun matanya berbinar cemas pandang ke arah pintu masuk tahanan.Seketika ia tertunduk, ketika dari arah pintu tahanan nampak seorang wanita tua yang sedang dikawal oleh seorang polisi wanita, sedang berjalan tertatih-tatih menuju ruang jenguk tahanan.Pria itu coba menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangan dengan erat di bawah meja, ada rasa amarah, benci, dan juga rasa rindu di dalam lubuk hatinya melihat ke arah wanita tua itu yang sedang berjalan ke arahnya.Melihat ekspresi suaminya,Wanita di sebelahnya memeluk dari belakang sambil mengusap-usap punggung suaminya dan berbisik pelan.."Sayang..walau bagaimanapun dia adalah ibu yang melahirkanmu, lupakan kesalahannya yang di masa lalu... Lihatlah keadaannya yang sangat memprihatinkan saat ini, segera sambut iya sayang..dia adalah ibumu."Pria di sebelahnya itu melepaskan kepalan t
Sementara itu bagaimana nasibnya nenek farah..?Nampak seorang wanita tua yang duduk menyendiri di sudut ruang sel penjara,dia sengaja menjauh dari kumpulan para tahanan wanita lainnya yang sedang tiduran di lantai.Pandangan matanya yang tadinya tajam menikam.. saat ini hanya seperti awan hitam yang meredup.Suaranya yang tadinya lantang..saat ini tak sepatah katapun lagi terdengar dari mulutnya.Hari harinya saat ini bagai berada di neraka.Wajahnya yang biasa angkuh, saat ini hanya bisa tertunduk lesu merenungi semua kesalahannya selama ini.Bahkan matanya yang selama ini tidak pernah mengeluarkan air mata, saat ini hampir setiap detiknya menitikkan air m
Sementara itu Rian yang dari tadi mendengarkan cerita Mbok Darmi dari tempat persembunyiannya, dengan perlahan berjalan mendekati Melinda yang lagi menenangkan Mbok Darmi.Dalam hati Dia berpikir, inilah saatnya untuk berterus terang kepada Melinda bahwa dirinya adalah putra dari bapak Hadi Saputra itu.Namun ketika selangkah lagi dirinya mendekati Melinda, mendadak handphonenya berbunyi, dan ketika Rian memperhatikan nama kontak tersebut ternyata pak Hendra yang menghubunginya.Rian mengurungkan niatnya dekati Melinda,Dia segera berbalik arah untuk menerima panggilan dari Pak Hendra.Melinda menoleh ke arah Rian,ada sedikit keheranan terhadap suaminya yang tiba-tiba muncul namun berbalik pergi lagi.&
"Apa maksudnya dengan memasang badan? Apa semenjak ibu farah menikah dengan kakek saya ada kekerasan terhadap almarhum ayah dan tante saya waktu itu?"Melinda mengernyitkan keningnya, karena ada pertanyaan yang mengganjal di kepalanya saat ini.Sementara wajah Mbok Darmi terlihat muram saat itu, nampak jelas ada ekspresi kesal di wajah tuanya saat ini."Begitu Ibu Farah menjadi Nyonya di kediaman almarhum Tuan Arya Pratomo, rumah yang tadinya bentuk surga dunia berubah menjadi neraka rasanya saat itu.Kalau Nona muda pernah mendengar cerita ibu tiri, seperti itulah yang terjadi dan menimpa Tuan Teguh serta Nona Melisa yang masih berumur balita saat itu.
Mbok Darmi mengusap air matanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ceritanya, sambil melihat ke atas dia coba ingat-ingat kejadian sehari sesudah majikannya menikah dengan Ibu farah."Di hari-hari pertama mereka sesudah menikah, Tuan Arya tidak memperlakukan istimewa kepada ibu farah... Yang saya ketahui waktu itu mereka tidak tidur satu kamar.Sepertinya Tuan Arya, memang tidak mencintai dan tidak mau membawa Ibu farrah ke dalam kamar pribadi milik peninggalan beliau dan mendiang istrinya, kecuali saat terjadi kecelakaan waktu itu.Walau tinggal satu rumah, tapi mereka beda kamar tidur. Tuan arya tetap di kamar pribadinya yang bersebelahan dengan kamar putra dan putrinya di lantai 2 Mansion tersebut, sedangkan ibu farah menempati kamar di lantai pertama bersama putra
"Lalu apa yang terjadi setelah itu mbok?" Melinda jadi sangat penasaran."Kedua pengacara Ibu farah terus memberi tekanan kepada bapak Arya, agar bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Ibu Farah.Mereka mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum, jika Tuan Arya tidak segera menikahi Ibu Farah."Saya melihat tuan Arya saat itu sangat tertekan, beliau seperti makan buah simalakama. Di satu sisi dia masih sangat setia kepada almarhum istrinya dan berjanji tidak akan menikah lagi setelah beliau tiada, di sisi lain dia sudah terlanjur berbuat zinah kepada ibu farah dan harus bertanggung jawab.Akhirnya dengan berat hati, Tuan Arya bersedia menikahi Ibu Farah. Sepertinya beliau saat itu tidak ingin namanya dan pe
Riyan kembali ke ruang tamu dimana di di sana sedang berkumpul bapak-bapak pengacara, Pak Herman juga Pak Hasan .Mereka sedang mendiskusikan suatu hal yang sangat penting untuk persiapan pelantikan Melinda besok pagi.Sejenak Ryan menghampiri mereka,tapi karena merasa kehadirannya tidak terlalu penting di situ dia segera pamit ke dapur mencari istrinya Melinda.Sebelum langkah kakinya sampai dekat ruangan dapur, Ryan mendengar Mbok Darmi sedang bercerita tentang almarhum Bapak Arya Pratomo dan istrinya kepada Melinda.Ryan menghentikan langkahnya di sudut ruangan yang tidak terlihat oleh Mbok Darmi serta Melinda dan juga kedua pembantu Mbok Darmi di situ, karena kebetulan terhalang oleh sebuah lemari es.