Semenjak kembali kerumah tinggal bersama sang ibu, Almira tidak banyak bicara pada orang tuanya, dia menjadi pendiam dan pemurung. Terlebih, di sangat sedih dengan keputusan suaminya Adrian untuk bercerai. Rasanya, tidak ada lagi harapan Almura untuk bisa kembali berumah tangga dengan Adrian."Almira ," ucap sang ibu pada Almira."Iya bu ada apa?" Tanya Almira menatap ibunya."Minggu depan sidang perceraian kamu dengan Nak Adrian apa kamu siap?" Tanya Fitri menatap putrinya dengan lirih."Aku siap Bu, lagipula sidang ini tetap harus dijalani kan dengan baik?" Jawab Almira mencoba tegar."Almira, maafkan ibu ya nak sudah membuat hidupmu hancur, karena kamu harus menikah dengan Adrian dan menerimanya," papar sang ibu merasa bersalah."Bu, semua ini sudah takdir dari Allah, Almira ikhlas lagipula mungkin ini memang jalanku Bu," ujar Almira dengan senyuman.Fitri langsung memeluk putrinya itu dengan erat, dia tahu bagaimana terlukanya Almira menghadapi masalahnya dengan Adrian, belum lag
Akhirnya, keputusan pengadilan memutuskan Almira bercerai dengan Adrian, Almira menitikan air mata, dia tidak menyangka bahwa pernikahannya dengan Adrian akan berakhir dengan cepat, sungguh sebuah hal yang paling disayangkan oleh Almira dia harus benar-benar memulai kehidupannya baru sebagai seorang janda muda. Fitri selaku orang tua dari Almira langsung memeluk putrinya dengan erat, adapun pamannya Almira yang juga ikut datang yaitu Pak Amin, Fitri tidak bisa membayangkan bagaimana putrinya harus menjalani kehidupan sebagai seorang janda, belum lagi pernikahannya dengan adrian masih sangat seumur jagung, dia juga pasti harus merasakan omongan orang dan para tetangga tentang dirinya lagi padahal, dulu dia pernah merasakan gunjingan karena menikah paksa dengan Adrian."Mas adrian tunggu, " panggil Almira pada mantan suaminya itu."Mau apa lagi kamu Almira?" Tanya Adrian ketus."Aku hanya mau mengucapkan terima kasih banyak karena Mas Adrian sudah mau menjadi suamiku kalau hanya bebera
Adrian kembali di rumah ini namun tidak dengan Almira, dia merasa terluka dan hancur karena cintanya selama ini terhadap Almira semuanya sia-sia padahal dia sudah merasa bahwa Almira adalah cinta sejatinya, Namun ternyata semuanya itu salah justru hal Mira menyakitinya lebih dari apa yang dia bayangkan."Mas Adrian, mau dibuatkan apa sama bibi karena sepertinya Mas Adrian dari kemarin belum sempat makan? "Tanya Imas yang kembali lagi ke rumah tuan Mahrez setelah beberapa hari dia dipinjam untuk bekerja di rumah Naomi."Saya tidak lapar Bi, Saya hanya ingin istirahat saja. "Jawab Adrian dengan wajah yang murung."Mas Adrian, bibi tahu apa yang Mas Adrian rasakan tapi bibi masih tidak percaya bahwa non Almira berselingkuh dengan Mas Arga, karena sepertinya mereka tidak saling mengenal satu sama lain. "Ujar Imas yang merasa yakin bahwa Almira memang wanita yang baik tidak seperti yang dituduhkan padanya."Mencukupi! Aku saja tidak tahu tentang latar belakang Amira apalagi bibi, dia hanya
Setelah perceraiannya dengan Adrian, akhirnya keluarga Almira memutuskan untuk pindah ke Bandung sesuai keinginan sang paman,mereka melakukan hal itu karena tidak mau Almira lagi-lagi menjadi omongan orang lain.Fitri kini hanya memiliki Almira saja, yang begitu sangat dia sayangi dan dia tidak mau kalau seandainya Almira malah mengalami gangguan mental karena banyak kejadian buruk dihidupnya."Almira, Ayo kita pergi sekarang nak, kunci rumah ibu titipkan ke pak RT, semua barang-barang sudah ibu masukkan ke dalam mobil, nanti sebagian lagi insya Allah akan secepatnya dibawa ke rumah kita yang ada di bandung, "Papar Fitri mencoba menguatkan putrinya."Iya Bu," jawab Almira dengan ikhlas.Kini Almira harus melupakan semua kenangan yang telah terjadi di Jakarta, ataupun di Bogir, di mana pernikahannya dengan Adrian harus berakhir begitu saja bahkan mungkin kini mantan suaminya itu sudah ingin memulai kisah baru dengan kekasih hatinya yaitu Naomi."Kamu baik-baik saja Almira? karena kit
Pagi ini, Almira diantar oleh sang Paman mengunjungi sebuah pesantren di daerah Bandung yang cukup besar dia berniat untuk memasukkan keponakannya itu sebagai salah satu pengajar karena Almira juga adalah anak dari ustadz Kahfi yang tentunya akan mudah diterima oleh pemilik pesantren yang juga sahabatnya, untunglah beberapa kasus Almira tidak diketahui oleh banyak orang kecuali para tetangga di kampungnya yang dulu sehingga dia bisa memulai kehidupan baru yang lebih nyaman dibanding harus tinggal di rumah yang sebelumnya.Diantar oleh Fitri sang Ibu, dia berharap bahwa Almira akan menemukan kebahagiaannya dan juga melupakan masalahnya dengan Adrian,"Assalamualaikum, selamat datang tuan Amin dan juga Ibu Fitri saya sudah mendengar semuanya ustadz Kahfi sudah meninggal hampir 1 bulan yang lalu saya turut berduka cita. "Ucap salah satu pria yang menghampiri mereka dan ternyata dia adalah salah satu pengurus pesantren yaitu ustadz Danang."Waalaikumsalam ustaz ini putriku namanya Almira
Setelah selesai merapikan semua pakaiannya, nila pun mengajak Almira untuk berkeliling pesantren agar dia bisa lebih hafal di mana saja letak kelas dan juga beberapa ruangan yang tidak diketahui oleh Almira.Almira dan juga nila berkeliling melewati setiap lorong kelas dan juga tempat ibadah tentu saja Almira sangat bahagia karena dia bisa mendapati teman baru dan juga tempat baru yang sangat menenangkan.Seorang pria sedang berdiri di ujung taman menikmati udara siang hari yang sebenarnya terasa panas namun di sini Tetap sejuk karena banyaknya pohon rindang yang tumbuh di taman dekat pesantren.Inilah seketika berhenti, dia tersenyum memandang pria itu entah siapa laki-laki yang ada di hadapan yaitu hingga membuat teman barunya itu tidak berhenti memandangnya."Astaghfirullah nila, kamu kenapa senyum-senyum sendiri menatap laki-laki yang sedang berdiri di ujung taman itu? "Tanya Almira penasaran menatap tajam ke arah sahabatnya itu."Aku tuh merasa kagum sama dia dia itu salah satu p
Ditengah kebahagiaan Naomi yang akan mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Adrian, laki-laki yang sangat dia cintai namun dibalik itu semua ternyata Adrian justru tidak sebahagia itu dia selalu saja mengacuhkan Naomi ketika Gadis itu mencoba untuk meminta pendapat mencari gaun pengantin yang tepat namun pada kenyataannya Adrian justru malah memperlihatkan wajah yang tidak enak."Kamu ini kenapa sih Adrian, satu bulan lagi pernikahan kita akan berlangsung tapi sepertinya kamu tidak menginginkan pernikahan ini? "Tanya Naomi menatap serius ke arah Adrian berharap laki-laki itu pun akan mau menuruti keinginannya."Naomi, aku sudah katakan sama kamu lebih baik sekarang kamu fokus aja dengan pernikahan kita aku sibuk dengan pekerjaanku aku permisi sebentar. "Jawab Adrian yang langsung pergi meninggalkan Naomi begitu saja di butik tempat mereka memilih gaun pengantin untuk pesta pernikahan nanti."Aku tahu kamu masih sangat mencintai Almira, Aku tidak akan pernah membiarkan kalian bersa
jelas kamu tidak bisa menemukan Arga Adrian, karena dia pasti pergi dan takut sama kamu mungkin saja memang Almira memulai kehidupan baru bersama dengan Arga atau mungkin mereka memang sudah menikah. "Papar naomi mencoba untuk menghasut Adrian."Cukup Naomi! Almira bukan serendah itu tidak mungkin dia tiba-tiba saja menikah dengan Arga, laki-laki itu sangat tidak pantas untuk menjadi calon suami Almira. "Jawab tugas Adrian yang seolah tidak terima laki-laki manapun mendekati mantan istrinya tersebut padahal dia sudah tidak memiliki hak apapun untuk hidup Almira."Lalu siapa yang lebih berhak atas cintanya Almira kamu? "Naomi menatap Adrian seketika laki-laki itu pun langsung terdiam dia sadar apa yang sudah dia lakukan pada Almira membuat istrinya itu merasa rendah dan tidak ada satupun orang yang percaya kebencian Adrian saat itu memang amarah sesaat namun ketulusan cintanya memang membuktikan bahwa dia tidak bisa kehilangan Almira.Adrian pun langsung masuk ke dalam kamarnya mengaju
Tidak terasa waktu cepat berlalu Almira pun kondisinya semakin membaik dia sudah diizinkan untuk pulang bersama dengan baiknya. Raut senyum bahagia tentu saja masih terpancar pada wajah Almira, Karena kini dia menjadi seorang ibu yang akan merawat putranya ditambah lagi dia akan menjadi seorang istri dari ustadz Ali laki-laki yang sudah melamar ya dan menunggu serta mencintainya secara diam-diam sejak lama.Tiga bulan berlalu, segala persiapan pernikahan ustad Ali dan Almira sudah dipersiapkan dengan baik tentu saja hal itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ustad Ali karena sebentar lagi dia akan memperistri wanita yang selama ini dia cintai."Masya Allah kamu cantik sekali Almira sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari ustad Ali hal yang paling membuatmu bahagia. "Ucap nila yang terus memuji sahabatnya di ruang pengantin.Seketika Amira pun langsung memeluk wanita berjilbab panjang itu karena nila adalah satu-satunya orang yang selalu ada dalam hidupnya dikala sedih maupun sen
Adrian. "Ucap Fitri yang tentu saja terkejut dengan kehadiran dari mantan besannya yaitu tuan mahrez."Ibu, maafkan papaku baru saja tiba dari Bandung. "Jawab Adrian dengan sedikit gugup tentu saja dia takut jika Fitri berprasangka tidak baik padanya apalagi memang sang papa yang terus bersikeras untuk merebut cucunya dari Almira."Apa kabar Tuan Mahrez?"tanya Fitri."Saya tidak mau basa-basi dengan anda, saya datang ke sini hanya ingin menemui cucuku." Jawab Tuan mahrez dengan ketus."Maaf ya Tuan tapi sepertinya Anda tidak pantas untuk menyebut cucu saya sebagai cucu Anda, jika ada masih menyombongkan diri anda di depan saya dan juga Putri semalam yang saya Almira apa aja tidak sadar apa yang sudah anda lakukan pada Putri saya?" Tanya Fitri dengan mata berbinar, tentu saja hal itu membuat Adrian pun semakin terluka karena baru saja dia mendapatkan maaf dari mantan Ibu mertuanya itu seketika kehadiran sang papah membuat suasana semakin tidak nyaman."Kamu pikir kamu itu siapa? Saya a
"Adrian." Panggil seorang pria dengan jas berwarna hitamnya yang tidak lain adalah tuan mahrez ayah Adrian."Papa, ngapain papa ada di sini dan kenapa papa bisa tahu bahwa Adrian sedang berada di rumah sakit? "Tanya Adrian menatap tajam ke arah sang papaku karena selama dia di Bandung dia memang tidak pernah sedikit mencerita pada Tuan mahrez tentang apa yang terjadi pada hidupnya termasuk kehamilan Almira."Aku yang beritahu semua pada Tuan Mahrez." Sahut Lusi yang tiba-tiba saja ada di belakang papanya."Kamu kenapa sih? Selalu saja ikut campur urusanku dengan Almira apalagi kamu sampai beritahu papaku tentang apa yang terjadi pada Almira. "Jawab Adrian menatap tajam ke arah Lusi wanita dengan hijab berwarna putih yaitu tentu saja selalu membuat Adrian merasa kesal."Cukup Adrian! Kenapa kamu tidak pernah berbicara sedikitpun pada papa bahwa selama ini Almira hamil anakmu Dan ternyata kamu memiliki keturunan darinya. "Ucap sang papa dengan raut wajah yang memerah menandakan kekesala
Waktu terus berlalu, kehamilan Almira semakin membesar dan kini kehamilannya menginjak 9 bulan, tinggal menghitung hari Almira dan Adrian akan menjadi orang tua dari seorang anak yang akan lahir dari rahim perempuan berhidung mancung dan berparas cantik itu.Adrian dan ustaz Ali pun sudah siap siaga untunglah Adrian mendapat kesempatan untuk bisa mendampingi Almira namun dibantu juga oleh Fitri sang Ibu, karena memang sudah tidak ada lagi ikatan di antara Almira dan juga Adrian sehingga wanita berjilbab panjang itu tidak mau jika membuat calon suaminya ustadz Ali merasa cemburu.Sudah sejak pagi, Almira memang sudah dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena dia selalu mengalami kontraksi palsu sehingga langkah tepat diambil oleh Fitri sang Ibu agar putrinya bisa melahirkan dengan tenang di rumah sakit. tentu saja itu juga dibantu oleh Andrian dan juga ustad Ali."Almira, aku akan selalu ada di samping kamu dan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga jangan baikmu Aku har
Mendengar ucapan Almira, nila pun hanya terdiam dia tidak mungkin mencintai laki-laki yang pernah ada dalam hidup sahabatnya apalagi, dia dan Adrian juga baru saja saling mengenal."Almira, bagaimana rencana pernikahanmu dengan ustadz Ali? "Tanya nila penasaran."Alhamdulillah nila, hari ini aku bertemu dengan kedua orang tua dari mas Ali ternyata mereka setuju dengan pernikahan kami nanti, dan yang paling membahagiakan untukku adalah bahwa ternyata orang tua mas Ali adalah orang yang pernah aku tolong dulu. "Jawab Almira dengan senyuman."Masya Allah, ternyata memang Allah selalu melindungi kamu ya Almira dan selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik aku yakin ustaz Ali adalah laki-laki yang tepat untuk kamu nanti. "Ucap nila yang tentu saja merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang Almira rasakan, karena akhirnya sahabatnya itu akan menjalani kehidupan baru bersama dengan laki-laki yang pernah dia cintai."Tapi ada satu hal, yang membuat perasaanku tidak enak. "Ucap Al
Adrian danila pun akhirnya sampai di rumah Almira, Namun ternyata justru mereka juga berpapasan dengan mobil ustad Ali yang baru saja pulang dari rumah sakit."Kenapa harus bertemu dia lagi sih, padahal aku pikir tidak akan pernah lagi bertemu dengannya. "Keluh Adrian."Ingat ya Mas, Ustadz Ali itu adalah calon suami Almira wajah saja jika dia sering datang ke rumah mungkin dia khawatir dengan kondisi Almira. "Ucap Nila membuat Adrian hanya diam saja."Aku tahu nih lah, tapi mereka kan hanya baru calon belum bisa menjadi suami istri seharusnya ustad Ali tidak datang ke rumah Almira. "Jawab Adrian yang seperti menahan kesal di hatinya.Nila pun langsung bergegas keluar dari mobil Adrian, tentu saja hal itu mengejutkan Almira dan juga Ustadz ali Bagaimana bisa mereka satu mobil berdua padahal Almira tahu bahwa nila tidak menyukai Adrian."Mas Adrian, Nila kalian kenapa bisa berdua datang ke sini? "Tanya Almira yang tentu saja penasaran, karena Nila pun belum berbicara banyak tentang Adr
"Nila, kamu bawa barang sebanyak ini mau pergi ke mana?" Tanya Adrian menghentikan langkah wanita berjilbab panjang itu."Mau ke rumah Almira, karena besok hari libur jadi aku mau menginap suatu hari di rumahnya. "Jawab nila dengan senyuman.Dia sudah bisa berteman baik dengan Adrian, walaupun masih ada kekesalan dalam dirinya atas sikap yang telah Adrian lakukan pada sahabatnya itu, namun nila memang tidak berhak ikut campur mengenai urusan rumah tangga antara Almira dan juga Adrian, dia menghargai Adrian kini sebagai temannya di pesantren."Aku boleh ikut tidak? "Tanya Adrian membuat Nila pun terdiam, karena itu artinya dia harus minta izin dulu pada Almira jika tiba-tiba saja nilai datang langsung membawa Adrian pasti Almira akan marah."Mas Adrian, lebih baik Mas Adrian pergi sendiri saja ya jangan sampai pergi di sama aku." Jawab nila yang menolak halus permintaan Adrian."Apa kamu lupa? Aku itu ayah dari anak yang dikandung oleh Almira, apa aku tidak berhak untuk menemui anakku
"maafkan aku Mas, kalau memang kehadiranku mengganggu acara Mas Ali dan juga Almira, lebih baik sekarang aku pamit saja pulang. "Sahut lusi yang memutuskan untuk keluar dari ruang rawat ibunya Ali.Almira pun perlahan menghampiri calon mertuanya itu, dia mencium punggung tangan wanita yang sedang terbaring lemah tersebut."Jadi kamu, wanita yang bernama Almira yang dicintai mati-matian oleh putraku Ali? "Tanya sang Ibu menatap sinis ke arah Almira."Iya Bu, namaku Almira Putri semata wayang dari Ustadz Kafi guru agama dari ustad Ali. "Jawab Almira dengan nada yang sangat lembut, walaupun awal pertemuan dia dengan ibunda Ali Almira sama sekali tidak mendapat perlakuan baik."Assalamualaikum. "Ucap sang ayah yang baru saja tiba di rumah sakit, membuat Ustadz Ali pun bernafas lega karena pasti kehadiran ayahnya bisa mencairkan suasana yang sangat dingin di antara calon istrinya dan juga ibunya itu."Almira, ternyata kamu wanita yang dicintai oleh putraku? "Tanya sang ayah mengejutkan Ali
Almira berdiri di depan cermin kamarnya. memandang perut buncitnya yang mulai terlihat usia kandungan yang sudah hampir masuk 6 bulan membuat dia pun sangat bahagia kini Almira sudah bisa menerima dengan ikhlas kehamilannya walaupun saat awal dia mengetahui bahwa dia tengah mengandung iya masih belum bisa terima semua ini tetapi untuk saat ini ia bisa menjalani hari-harinya sebagai calon ibu yang bahagia."Almira, Ayo makan kasihan anakmu. "Panggil Fitri dengan senyuman, kalau melihat putri semata wayang yaitu mulai tersenyum bahagia."Katanya Mas Ali mau jemput aku bu, Soalnya hari ini kan kita mau bertemu dengan ibunya di rumah sakit. "Jawab Almira yang mencoba merapikan gamis berwarna merah yang dia kenakan.Apapun yang Amira pakai memang selalu terlihat cantik, wanita berkulit putih dan berhidung mancung itu selalu tampil mempesona walau sedang hamil dia tidak terlihat lusuh, mungkin aura kecantikannya saat dia hamil semakin terlihat sehingga membuat siapapun pasti sangat menyukai