Share

Bab 138.

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-02-23 15:26:10
Sebastian berjalan dengan lambat. Mendekati Clara yang kini menatapnya penuh keterkejutan. Wajahnya terlihat tenang. Namun manik indahnya menyiratkan sebuah kemarahan. Kedua tangannya memegang botol mineral dengan sangat erat, seolah melampiaskan kemarahannya pada benda di tangan, dan ketika dia tiba di dekat Clara, dia memposisikan dirinya di depan Clara, seolah ingin melindungi wanita itu dari siapa pun yang ingin mengambil wanita itu darinya. Terutama pria di hadapannya saat ini.

“Jadi kau yang mengikuti kami sejak tadi?”

Ucapan Sebastian sukses mengejutkan William kaget. Bukan hanya Willian, tetapi juga wanita yang ada di belakangnya.

Salah satu bibir Sebastian ditarik ke samping. Seolah menikmati keterkejutan di wajah saingan cintanya itu. “Apa kamu baik-baik saja, kamu terlihat kaget. Kamu juga orang yang berkeliaran di dekat rumahku ‘kan?” Sebastian tertawa setelah mengatakannya. Lagi-lagi dia merasa sangat puas melihat William. Dia merasa menang karena telah mengetahui rahasia
Ellea Neor

Halo pembacaku yang budiman, jangan lupa tinggalkan komentar kalian semua. happy reading...

| 5
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ElsieFK
suka jalan ceritanya.. tersusun dan tidak berbelit²..
goodnovel comment avatar
Candra Dewi Wulandari
suka bnget bacanya ... kdg sampek gregetan sendiri ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 139.

    Semua terjadi begitu cepat. Ketika William datang dengan tinjunya yang dialamatkan pada Sebastian, Clara tidak bisa tinggal diam, dan membiarkan ayah dari bayi yang dikandungnya itu terluka.Tanpa berpikir panjang, dan memikirkan keselamatannya sendiri, Clara segera berlari, mendekati Sebastian dan berdiri di depan pria itu. Menjadikan dirinya sebagai tameng. Dan bersiap menerima pukulan.Sebastian tersentak, dia kaget ketika melihat Clara tiba-tiba berdiri di hadapannya. Refleks dia memeluk Clara dan terpaksa menerima pukulan Sebastian. Dia memutar tubuhnya, berganti posisi. Hingga akhirnya Sebastian yang menerima pukulan itu.“Tuan Bastian!” pekik Clara. Dia melihat terpejam sesaat dan itu membuat Clara khawatir. “Kamu tidak apa-apa?”"Tentu saja." Sebastian menatap Clara dengan emosi yang tertahan. Dia lantas memutar kepalanya menghadap William yang tampak tercengang dengan aksinya. Namun, di sisi lain dia merasa senang karena dapat membalas serangan Sebastian."Apa yang kamu lakuk

    Last Updated : 2025-02-24
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 140.

    William membeku. Dia merasa ada sesuatu yang memukulnya telak. Dalam jantungnya, sehingga dia merasa berhenti berdetak untuk sesaat. Pendengarannya yang masih normal mencoba menangkap ucapan sang istri.Lupakan? Apa maksud dari semua itu?"Kamu memilih dia?" William menatap Clara tak percaya.Wanita itu terpejam. Dengan dada yang penuh sesak, dia menjawab, "Ya.""Tapi aku suamimu?" William mengingatkan sekali lagi. Bahwa dirinya adalah pria yang memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan pria yang kini berdiri di sisi istrinya itu."Maafkan aku, Liam. Aku harus menyelesaikan kontrak ini. Dan satu hal, aku mencintainya."Pengakuan Clara bagai petir yang menyambar di siang bolong."Apa kamu bilang?" Mendadak tatapan William berubah kosong.Sementara Sebastian menyunggingkan senyumnya. Kepuasan serta kemenangan begitu tampak jelas di wajahnya. Senyumannya begitu lebar namun tampak mengejek menghiasi bibirnya yang sensual. Dia memang sudah menduga, bahwa Clara akan memilihnya. Dan kal

    Last Updated : 2025-02-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 141.

    Clara mengerjap beberapa kali. Hembusan napas pelan kembali terdengar untuk yang ke sekian kalinya. Rasa mual dan pusing yang mendera memang telah mereda. Namun, kejadian beberapa jam yang lalu masih terekam jelas di kepala Clara.Setelah mengalami muntah-muntah hebat, Sebastian membawa Clara ke rumah sakit terdekat. Saat ini Clara sedang berada di salah satu ruang rawat inap ekslusif.Dia kembali menghela napas panjang. Dia menatap ke luar jendela. Pemandangan kota hari itu cukup membuatnya sedikit tenang. Namun, ketika teringat kembali dengan kejadian tadi, Clara kembali memejamkan mata.“Bodoh sekali aku!”“Memalukan!” Clara terus merutuki dirinya sendiri.Suara handle pintu diputar terdengar. Clara menoleh, tak lama kemudian pintu terbuka. Menampilkan sosok jangkung dengan wajah tampan. Sebastian melangkah mendekat dengan raut wajah penuh kekhawatiran.Clara menggingit bibir bawahnya. Dia seketika memalingkan wajahnya."Bagaimana keadaanmu, apa kamu masih merasa mual?" tanya Sebas

    Last Updated : 2025-02-26
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 142.

    Clara menjalani perawatan di rumah sakit selama dua hari setelah mengalami kondisi kesehatan yang cukup mengkhawatirkan. Selama periode tersebut, Sebastian tidak pernah meninggalkannya. Dengan penuh kesabaran dan perhatian, dia menjaga Clara siang dan malam.Setiap saat, Sebastian memastikan Clara merasa nyaman dan aman, meskipun dia tahu bahwa perawatan yang dijalani Clara memerlukan waktu dan kesabaran. Tak peduli seberapa lelah tubuhnya, dia tetap setia mendampingi Clara, memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan oleh Clara yang kini tengah mengandung buah hatinya. Sebagai pasangan yang penuh kasih sayang, Sebastian bertekad untuk selalu berada di sisi Clara, menunjukkan bahwa dia akan selalu ada di dalam setiap langkah hidup Clara, terutama dalam masa-masa yang sulit seperti itu. Setelah dinyatakan pulih, Clara diperbolehkan untuk pulang. Sebastian menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan wanita hamil termasuk vitamin yang harus dionsumsinya. Tidak hanya itu, Sebasti

    Last Updated : 2025-02-27
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 143.

    William terdiam untuk beberapa saat. Dia mematung di tempat, mecoba mencerna sesuatu yang kini ada di hadapannya. Bolat matanya memindai cepat surat yang ada di tangan pria itu. Dan William tidak pernah salah dengan penglihatannya.“Apa Anda Tuan William Barnes?” tanya pria itu.William segera tersadar dari lamunanya. Dia menatap pria di hadapannya.“Ya?”“Saya harus memberikan surat ini pada orang yang bernama William Barnes.” Pria itu mengulangi ucapannya.“Ya, aku orangnya.”“Ah baiklah kalau begitu, tolong terima ini dan tanda tangani surat tanda terimanya,” pinta pria itu.William melakukan apa yang diminta oleh pria dengan pakaian kurir itu, meraih bolpoin lalu membubuhkan tanda tangan di atas kertas putih yang disodorkan oleh pria itu. Selesai melakukannya, William segera mengembalikannya.Setelah kurir itu menghilang dari pandangannya, William segera masuk dengan amplop cokelat yang sudah berpindah di tangannya. William berdiri di ruang tamu, menatap amplop tersebut sejenak ke

    Last Updated : 2025-02-28
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 144.

    "Jadi kamu melarang kami masuk?"Sania terlihat geram ketika kendaraannya dihadang oleh para penjaga saat hendak memasuki pagar ke rumah Sebastian–puteranya sendiri.Akhirnya, Leonard dan Sania turun untuk meminta kejelasan perihal penahanan ini. Dan Sania sempat merasa geram dengan aksi para penjaga yang tak beralasan sama sekali. Andrew tampak merasa bersalah hanya bisa menghindari tatapan Sania yang semakin tajam. Pria itu sesekali menunduk, kemudian kembali mengangkat kepalanya ketika memulai bicara."Maaf, Tuan, Nyonya Besar. Tuan Bastian sedang tidak ada di rumah," ucap Andrew dengan sopan. Tanpa mengurangi rasa hormat. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang tua dari majikannya."Ke mana dia?" tanya Leonard menyahut.Andrew mengarahkan pandangannya ke arah Leonard yang tampak terlihat lebih tenang dibandingkan dengan Sania."Beliau sedang ada urusan pekerjaan, Tuan Besar," jawab Andrew."Kalau begitu biarkan kami menunggu di dalam!" seru Sania kembali menyela. Dia tidak terima

    Last Updated : 2025-03-01
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 145.

    “Ramon, kita pulang sekarang!”Mendengar ucapan Sebastian, Ramon segera melirik ke arah samping sekilas."Apa terjadi sesuatu?""Orang tuaku datang. Mereka memaksa masuk."Jawaban itu cukup membuat Ramon mengerti. Dia segera menambah kecepatan mobilnya. Beberapa kilometer kemudian, terdengar ledakan kecil yang membuat kendaraan yang ditumpangi oleh Sebastian oleh hingga menyebabkan keluar jalur."Apa yang terjadi?" tanya Sebastian setelah mobil berhenti."Sepertinya bannya meletus, Tuan."“Apa?”“Biar saya periksa.” Ramon segera keluar dari mobil.Tak lama kemudian, Sebastian menyusul keluar dan melihat Ramon berjongkok. Benar saja yang dikatakan oleh Ramon. Ban mobil dalam keadaan kempes.“Tuan, ini akan memakan waktu.” Ramon berkata sembari mendongak.“Kamu benar, kalau begitu aku akan naik taksi saja.”“Baik.”"Sayang, sebaiknya kita pulang. Kita temui Bastian besok lagi!" Leonard yang merasa istrinya sedikit keterlaluan segera menegur. Melihat wajah kekasih dari puteranya yang ta

    Last Updated : 2025-03-01
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 146.

    Clara memandang Sebastian. Setelah lama berpikir, akhirnya Clara memutuskan untuk mempercayai pria itu. Lagi pula, Clara tidak ada tempat tujuan jika dirinya pergi. Dirinya juga harus memikirkan bayi ini. Kedua orang tuanya bahkan tidak mau menerima dirinya. Hanya Sebastian yang setia di sisinya."Maafkan aku, ya?" Clara memeluk Sebastian. Dan segera mendapat balasan dari pria itu."Maafkan Ibuku," kata Sebastian yang merasa ibunya sudah keterlaluan. Kemudian dia mengikis jarak, memegangi kedua bahu wanitanya itu lalu berkata, "Jadilah wanita kuat. Demi bayi kita. Lawan siapa pun orang yang berani menghinamu sekalipun itu orang tuaku," tegur Sebastian. "Bukankah kamu pernah membuat Silvia takut?"Clara memandang Sebastian, dia mengerjap beberapa kali. Pikirannya mulai menggali sebuah maksud dari kata yang terlontar dari bibir Sebastian."Kamu menyuruh aku melawan orang tua?" Kemudian Clara mendesah. Sejak kecil dirinya memang telah dididik untuk bersikap hormat pada orang yang lebih t

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 182

    Sebastian merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia tak bisa membiarkan ini berlarut-larut. Malam itu, setelah memastikan Clara dan Kaisar sudah tidur, ia duduk di ruang kerjanya, menatap foto-foto yang bertebaran di mejanya. Pikirannya berputar, mencoba menghubungkan titik-titik yang belum tersambung. Ia mengambil ponselnya dan mengetik pesan: "Siapa kau dan apa yang kau inginkan?" Pesan terkirim. Namun, tak ada balasan. Sebastian mendengus kesal. Ia tahu orang ini tidak akan memberi jawaban dengan mudah. Ia perlu mencari cara lain. Di sisi lain kota, pria berjas hitam kembali menerima pesan. Ia menyeringai. "Sebastian mulai gelisah," katanya kepada pria di seberangnya. "Itu berarti rencana kita berjalan sesuai harapan," jawab pria itu tenang. "Tapi jangan gegabah. Kita harus membuatnya semakin terpojok." "Aku punya sesuatu yang akan membuatnya tak bisa menghindar lagi," kata pria berjas hitam sambil mengeluarkan sebuah amplop lain dari dalam tasnya. Pagi harin

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 181.

    Pagi itu, Sebastian tiba di kantornya lebih awal dari biasanya. Pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang pesan misterius yang ia terima. Ia berjalan melewati lorong-lorong dengan ekspresi serius, nyaris tak menyadari sapaan para karyawan yang lewat. Sesampainya di ruangannya, ia melemparkan jasnya ke kursi dan duduk di balik meja.Ia membuka laptop dan mulai memeriksa email. Namun, sebelum sempat berkonsentrasi, ponselnya kembali bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor yang sama seperti sebelumnya."Kau pasti sudah melihatnya. Kita akan bertemu segera. Bersiaplah."Sebastian mengepalkan tangannya. Ia tidak suka permainan seperti ini. Jika seseorang ingin menemuinya, kenapa tidak datang secara langsung? Namun, ia tahu lebih baik untuk tetap tenang dan menunggu langkah selanjutnya dari si pengirim pesan.Sementara itu, di mansion, Clara merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan suaminya. Sebastian memang tidak banyak bicara pagi ini, dan cara ia menghindari pertanyaan hanya menamba

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 180.

    Di mansion, kehidupan terus berjalan dengan suasana yang semakin hangat. Hari-hari Sania dihabiskan bersama Kaisar dan Clara, menciptakan ikatan yang semakin erat di antara mereka. Sebastian, yang dahulu kaku dan menjaga jarak, mulai menunjukkan sisi lembutnya. Ia tak lagi canggung menyaksikan interaksi ibunya dengan Clara dan putranya. Suatu sore, Sania membawa Kaisar ke taman kecil di belakang mansion. Clara menemaninya, membawa selimut kecil untuk alas duduk mereka. Kaisar yang mulai aktif menggerakkan tangan dan kakinya tampak begitu ceria dalam dekapan neneknya. "Dia semakin aktif setiap hari," kata Clara sambil tersenyum. Sania mengusap kepala cucunya dengan lembut. "Ya, dia tumbuh dengan sangat baik. Aku bahagia bisa melihatnya berkembang seperti ini." Clara menatap Sania dengan penuh penghargaan. "Mom, aku ingin berterima kasih. Kehadiran Mom benar-benar membuat keluarga ini lebih lengkap. Aku bisa melihat Sebastian juga mulai menerima Mom sepenuhnya." Sania menatap Clara

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 179.

    Hari-hari berlalu dengan penuh kehangatan di mansion. Sania semakin sering datang, selalu membawa berbagai perlengkapan bayi atau hadiah kecil untuk Kaisar. Hubungan antara dirinya dan Clara pun semakin akrab.Sebastian yang awalnya masih menjaga jarak dengan ibunya, perlahan mulai menerima kehadiran Sania dalam kehidupan mereka. Ia melihat betapa ibunya benar-benar berusaha menebus kesalahan di masa lalu.Suatu sore, saat Sebastian baru saja pulang dari kantor, ia mendapati pemandangan yang menghangatkan hati. Sania tengah duduk di ruang keluarga, memangku Kaisar yang sudah tertidur pulas. Di sampingnya, Clara tersenyum sambil menyesap teh hangat.Sebastian berjalan mendekat dan duduk di samping istrinya. "Sepertinya Kaisar semakin dekat dengan Mom," ujarnya pelan.Sania mengangkat wajahnya dan tersenyum. "Tentu saja. Dia adalah cucuku, dan aku ingin berada di sisinya sebanyak mungkin."Sebastian terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Terima kasih, Mom."Sania menatap putranya de

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 178.

    Dareen mengernyitkan dahi, merasa tidak nyaman dengan nada tegas pria di hadapannya. "Apa maksud Anda?" tanyanya dengan nada kesal.Pria itu tetap tenang, tatapannya dingin dan profesional. "Reservasi Anda telah dibatalkan, Tuan. Kami menerima perintah langsung dari pemilik hotel. Anda memiliki waktu satu jam untuk meninggalkan tempat ini."Dareen terkekeh sinis. "Batal? Aku sudah membayar untuk satu bulan penuh!""Benar, namun pemilik hotel memiliki kebijakan untuk tidak menerima tamu dengan riwayat... mencurigakan," jawab pria itu tanpa ekspresi.Dareen semakin bingung. "Riwayat mencurigakan? Omong kosong macam apa ini?"Pria itu tidak menjawab, hanya menyerahkan sebuah amplop berisi dokumen. Dareen merobeknya dengan kasar dan membaca isi surat di dalamnya. Matanya membelalak saat melihat sebuah nama yang tidak asing baginya—Abraham."Brengsek..." gumamnya, meremas kertas di tangannya. Jadi ini ulah Abraham? Dia bahkan tidak menyangka pria tua itu masih memiliki pengaruh sebesar ini

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 177.

    Tiada hari tanpa kehadiran Sania. Pagi-pagi sekali wanita itu datang dengan beberapa tas belanja di tangan. Kedatangan wanita itu jelas membuat heboh penghuni mansion. Para pelayan tengah sibuk dengan pekerjaan dapur, perhatian mereka teralihkan oleh perhatian Sania. Penasaran lantaran kedatangan Nyonya besar mereka sepagi ini. Menimbulkan berbagai macam pertanyaan di benak mereka. "Apa yang membuat Nyonya Besar datang sepagi ini?" "Ada urusan apa?" Suara-suara bisikan itu menggema di antara suara dentingan peralatan dapur. Para pelayan yang belum terbiasa dengan kedatangan Sania jelas merasa heran. Seperti yang mereka tahu, tuannya sempat tidak menghendaki kedatangan kedua orang tuanya lantaran sempat berselisih paham dalam kurun waktu yang cukup lama.Namun, keberadaan Clara mampu mencairkan hubungan mereka yang sempat memanas. Kedatangan Clara dalam keluarga ini memang benar-benar membawa keberuntungan. "Semua berkat Nyonya Clara. Hubungan Tuan dan kedua orang tuanya jadi mem

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 176.

    Sejak hari itu, hubungan Clara dan kedua orang tua Sebastian mulai membaik. Sania kembali datang, kali ini dia seorang diri karena Leonard tengah disibukkan oleh urusan Abraham Group. Pria itu kembali menjadi pemimpin perusahaan tersebut dan kembali membangun kekuatan dari nol. "Nyonya Sania di sini, Nyonya." Clara yang tengah bersantai dengan Kaisar sembari berjemur segera menatap pelayan yang memberi laporan. Wanita cantik itu menyunggingkan senyumnya. Tidak terkejut, lantaran Sania sudah berkata akan kembali esok hari. Rupanya wanita itu menepati ucapannya. Clara lantas bangun, bersiap untuk menyambut kedatangan sang ibu mertua. Kaisar yang kini lelap dalam kereta bayi itu didorong masuk. Sania berdiri dari duduknya ketika mendengar suara ketukan sepatu yang mulai menggema, ketika dia menoleh, wajah antusiasnya segera terlihat. "Cucuku!" Sania melangkah cepat, sedikit berlari menghampiri Kaisar. Dia bahkan tidak menyapa Clara karena terlalu bersemangat terhadap cucunya. Bayi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 175.

    Clara mendelik, pupil matanya membesar. Dari pada mendengarkan ucapannya, sepertinya suaminya ini tetap bersikeras dengan keinginannya untuk tidak memaafkan kedua orang tuanya. Sementara Clara memiliki pemikiran yang berbeda dengan pria itu. Bagi Clara, berhubungan baik dengan kedua orang tua adalah hal yang penting. Sania yang mendengar itu, wajahnya seketika berubah sendu. Sementara Leonard seperti sebelumnya, terlihat dingin dan datar seolah apa yang dikatakan oleh Sebastian adalah hal yang biasa. Kenyataannya, dia memang mulai terbiasa dengan sikap puteranya. Sebastian memperhatikan perubahan wajah Sania. Sedikit iba. Namun, dia masih tidak bisa melupakan perlakuannya terhadap Clara. Bisa jadi, hal itu akan terulang kembali suatu hari nanti. "Kalian pergi saja, acara sudah selesai. Hadiahnya juga sudah kami terima." Kali ini Sebastian bicara dengan nada sedikit ringan. Kemarahan yang sempat menghiasi wajahnya sedikit mereda. Clara yang sejak tadi mengamati, kini mendekati sua

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 174.

    Clara terpejam, kala sebuah sentuhan dia rasakan di bibirnya. Clara dapat merasakan hawa panas yang mengalir dari sentuhan bibir Sebastian. Deru napasnya yang begitu memburu kuat. Kemudian, pegangan di pinggangnya semakin mengencang. Membuat tubuh Clara seketika menegang. Clara refleks menekan kukunnya di pundak Sebastian, menekannya dengan kencang. Setiap pagutan terasa begitu liar, indera perasa Sebastian menjelajah memasuki rongga mulut istrinya. Clara merasakan mulutnya penuh. Dalam hatinya ingin sekali menolak, namun tubuhnya bereaksi berbeda. Bukan hanya sekedar menerima, melainkan mendorongnya untuk melakukan lebih. Sebelum Clara akhirnya benar-benar hanyut dalam permainan panas dan penuh gairah, Clara segera tersadar. Dia menarik diri, dan melepaskan pagutannya. "Sayang..." Dada bidang suaminya itu didorong pelan. Dan itu sempat membuat Sebastian kesal. "Kamu jangan coba menahanku, kamu tahu aku sudah lama berpuasa..." Clara tahu itu bohong. Buktinya saat hamil besar, s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status