Home / Romansa / Me VS Mr. Presdir / Semalam Bersama Presdir

Share

Semalam Bersama Presdir

Author: seorin writernim
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Oh, hanya 800 juta,” Gio menanggapinya datar.

Hanya? Presdir Gio bilang ‘hanya’? Kirey berdecak. Huh, sombong sekali lagaknya. Apa pria songong itu benar-benar konglomerat dan sangat kaya raya? Apa uang segitu tidak ada arti baginya?  

“Jika aku yang membayar semua utang keluargamu, maka kamu berbalik berutang padaku,” sahut Gio. Sambil memikirkan jalan keluar untuk menghadapi permasalahan keluarga Kirey.

Kirey menelan ludah. Ya, itu benar. Jika Gio yang membebaskan keluarga Kirey dari jeratan utang para rentenir dan debt collector, Kirey harus membayarnya sedikit demi sedikit kepada Gio.

Bagaimana ini? Kirey agak kebingungan. Masa iya, Gio akan memotong gaji bulanannya di kantor? Bahkan, jika diperhitungkan kembali uang gajinya per bulan saja tidak mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Lantas, jika potong gaji, mau sampai kapan lunasnya? Dua puluh atau tiga puluh tahun kemudian?

Wajah Kirey memucat. Rasanya kepala mau pecah memikirkannya. Uang segitu banyaknya harus ia dapatkan dalam beberapa hari. Sementara, perhitungan untuk mengembalikannya pun cukup sulit dan membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya. Oh God! Kirey menepuk jidatnya sendiri.

Gio tersenyum licik melihat Kirey dalam posisi terjepit saat ini. Dia tertawa di atas penderitaan Kirey.

“Kamu benar-benar sangat membutuhkan uang itu bukan?” tanya Gio sekali lagi. Serius.

Kirey mengangguk mantap, “Iya.”

“Lalu, apa yang kamu pikirkan sekarang?” tanyanya lagi.

“Aku harus mendapatkan uangnya. Bagaimana pun caranya,” Kirey memantapkan hati. Dia akan menghadapi segala resikonya.

Gio suka sekali mendengar pernyataan Kirey yang cukup berani itu.

“Haruskah kita membuat perjanjian tertulis agar kedua belah pihak saling menguntungkan?” Gio menawarkan.

“Perjanjian tertulis?” ulang Kirey. “Maksudnya kita menandatangi kontrak kerja sama?”

Gio mengangguk. “Kita bisa menjadi sekutu yang saling menguntungkan. Gimana?” bujuk Gio.

Sekutu? Kirey perlu waktu untuk berpikir. Namun, Gio terus mendesaknya. Agar Kirey menyepakati rencana yang sudah Gio persiapkan.

“Gimana? Kamu mau menerimanya atau tidak?” rayu Gio. “Ayolah, Kirey! Tunggu apalagi?”

“Sebelum aku berubah pikiran dan malas membantumu lagi,” ancam Gio sambil tersenyum jahat.

Gio menatap ke arah Kirey. Memerhatikan raut wajah Kirey yang seolah-olah dipaksa harus pasrah menerima keadaan. Waktu dan situasi yang Kirey hadapi saat ini sangat mendesak.

Selang beberapa menit kemudian, Kirey memutuskan untuk menerima tawaran Gio. Dia akan tunduk dan menuruti semua perintah Gio.

“Aku akan menerima tawaran Anda, Pak Presdir. Apa yang harus kulakukan?” Kirey pasrah saja. Selanjutnya, terserah Gio.

“Bagus. Kamu berani mengambil keputusan, Kirey. Aku akan mempersiapkannya dahulu.” Gio segera mengambil iPadnya. Dia mulai membuat surat perjanjian kerja samanya dengan Kirey.

Kirey duduk-duduk di sofa kamar hotel. Sementara, Gio sedang mempersiapkan dokumennya. Malam hampir larut. Mereka saling terdiam satu sama lain. Membuat Kirey mengantuk dan ketiduran di sofa.

Satu jam kemudian, Gio masih berkutat di depan iPadnya. Dia melirik Kirey yang ketiduran di sofa. Lantas, dia beranjak dari sofa dan pergi mengambil bantal juga selimut untuk Kirey.

Gio mengangkat kepala Kirey, menidurkannya di atas bantal. Setelah itu, dia menyelimutinya. Dia memerhatikan wajah Kirey dari dekat. Lalu, menekan-nekan pipi juga hidungnya yang mancung.

“Dasar gadis jelek! Selama ini dia sengaja menyembunyikan kecantikannya. Aku sudah menyadarinya sekarang. Bahwa, dia gadis manis yang sangat memesona,” ujar Gio dalam hati.

Kirey menggeliat. Dia membuka matanya perlahan-lahan dan melihat Gio sudah berada di dekatnya saat ini. Kirey mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.

Deg!

Jantung Kirey berdebar-debar saat Presdir Gio menatapnya sambil tersenyum. Ups! Kirey terlonjak kaget. Dia sadar akhirnya. Sudah berapa lama ia tertidur di kamar hotel milik Presdir Gio?

“Maaf, Pak. Aku ketiduran,” sesal Kirey.

“Apa Bapak sudah menyelesaikan kontraknya?” tanya Kirey agak gugup. Dia sengaja mengalihkan perhatian Presdir Gio. Jika tidak, dia bisa kena serangan jantung mendadak karena Gio terus saja menatapnya tanpa berkedip.

Gio memang pria tampan. Wanita mana pun pasti tergila-gila padanya. Semua wanita sangat mendambanya, menginginkannya. Namun, Kirey tidak ingin menyukai Gio. Dia tidak mau berurusan dengan Gio. Apalagi punya perasaan padanya. Ah, sial! Tidak bisa begitu, Kirey.

Buktinya, sekarang Kirey malah terlibat cukup jauh berurusan dengan Gio. Gara-gara kontrak kerja samanya untuk membantu menyelesaikan permasalahan utang keluarganya.

“Aku sudah menyelesaikannya dari tadi,” sahut Gio.

“Lalu, kenapa Anda tidak membangunkanku?”

“Aku mau membangunkanmu. Tetapi, kamu keburu membuka mata.”

Kirey tidak melihat upaya Gio hendak membangunkannya. Memangnya dengan cara apa Gio akan membangunkan Kirey? Memakai suara telepati dan bahasa kalbu? Atau memakai cara ala-ala dongeng Princess Sleeping Beauty. Atau… ala kisah klasik drama percintaan Romeo and Juliet. Ah, itu semua hanya ada dalam khayalan Kirey saja saat ini. Mana mungkin Gio melakukan itu pada gadis jelek macam Kirey, pikirnya.

Kirey hendak bangkit dari tidurnya. Namun, Gio menahan lengannya. Kirey melotot. Ada apa ini? Gio mendekatkan wajahnya ke arah Kirey. Dia memiringkan wajahnya seakan-akan hendak mengecup mesra Kirey. Sayangnya, ekspektasi Kirey salah besar.

“Cepat, tanda tangani kontrak kerja samanya!” bisik Gio di telinga Kirey. Dia mendesak Kirey untuk segera melakukan kesepakatan yang sudah dibuatnya itu.

“Ah, iya, baiklah.” Kirey jadi merinding mendengarnya. Dia harus membaca isi perjanjian itu terlebih dahulu. Sebelum menandatanganinya.

Kirey masih membacanya. Namun, Gio tidak sabaran. Dia mondar-mandir di belakang Kirey yang duduk di sofa. Kirey membaca isi kontraknya dengan tenang dan seksama. Gio mulai berbisik lagi di belakang Kirey.

“Cepatlah, Kirey! Ini sudah malam. Aku sudah mulai mengantuk,” Gio beralasan.

“Pak Presdir tidur saja duluan. Aku akan menandatanganinya nanti setelah selesai memahami isinya. Beritahukan saja di mana aku harus menandatanganinya,” ujar Kirey tanpa menoleh ke arahnya.

Gio berkacak pinggang di belakang Kirey. Dia mulai kesal dengan sikap Kirey. Dengan penuh kesabaran, Gio menunjukkan letaknya. Kirey harus tanda tangan di kolom bawah sebelah kanan. Wanita itu harus melakukan tanda tangan digital di iPadnya Gio.

“Aku akan tidur dulu. Setelah kamu tanda tangan beritahu aku. Bangunkan aku jika kamu mau pulang. Mengerti?” pesan Gio. Iya, Kirey mengangguk pelan. Tanpa bersuara.

Gio berjalan menuju tempat tidurnya. Sambil menunggu Kirey selesai membaca isi perjanjian dan menandatanginya. Gio akan rebahan dulu di tempat tidurnya. Malam ini sangat melelahkan. Namun, entah kenapa Gio malah tidak bisa tidur.

Semalaman berduaan di kamar hotel dengan Kirey. Mampukah Gio menahan godaan wanita cantik dan manis seperti Kirey? Gio melihat ke arahnya. Biasanya dia tidak bisa mengendalikan diri di depan wanita cantik. Ah, sudahlah. Tidur saja.

Kirey mendekati Gio. Ketika hendak membangunkannya, Gio malah menarik tubuh Kirey ke pelukannya.

***

Related chapters

  • Me VS Mr. Presdir   Kesepakatan Dimulai

    Gio menarik tubuh Kirey. Membawa gadis cantik itu ke dalam pelukannya. Sontak saja, Kirey terkejut. Dia membelalak saat tubuhnya kini sudah berada di atas Gio. Satu posisi yang mengejutkan keduanya.“Apa yang kamu lakukan, Kirey?” tanya Gio.“A-aku mau membangunkanmu, Presdir Gio,” Kirey gelagapan.“Membangunkanku dengan cara seperti ini?”“Ah, tidak. Maksudku tidak seperti ini.” Kirey jadi kikuk dan salah tingkah di depan Gio.“Jadi, kamu sudah menandatanganinya?” Gio mengalihkan pembicaraan.Kirey mengangguk pelan. “Iya, sudah.”“Bagus. Aku akan mengeceknya terlebih dahulu.”“Iya, itu harus,” Kirey canggung sekali. Agar Kirey segera pulang ke rumahnya.“Lalu, sampai kapan kamu mau berada di atas tubuhku, Kirey?” goda Gio.“Jika sudah seperti ini keadaannya, aku tidak mudah mengendalikan diriku. Apa k

  • Me VS Mr. Presdir   Rayuan Maut Presdir

    “Menemani Anda?” Kirey memastikannya lagi. Dia tidak bisa mencerna kata-kata Presdir Gio dengan baik.“Apa itu salah? Bukankah di perjanjian tertulis itu kamu sudah bersedia menuruti semua perintahku?” Gio mengingatkan Kirey lagi. Ah, iya. Kirey meringis.“Oh, God!” Tentu saja Kirey ingat. Lalu, apa sekarang? Gio pasti akan menuntut haknya. Bagaimana ini?Kirey ketakutan setengah mati ketika Presdir Gio menginginkannya menginap malam ini. Tidak boleh. Tidak bisa. Kirey sudah pasti akan menolaknya. Dia harus mencari alasan untuk menghindarinya. Ya. Dia harus segera melarikan diri dari Presdir Gio. Secepatnya.“Aku harus pergi, Pak,” pamit Kirey. Tiba-tiba, tangan Gio memeganginya.“Mau ke mana? Ini sudah malam,” cegah Gio.“Justru ini sudah malam. Makanya, aku harus pulang,” Kirey beralasan.“Sudah kubilang, kamu menginap saja di sini. Apa kata-kataku kurang

  • Me VS Mr. Presdir   Ketiduran Bersama

    “Presdir Gio, hentikan!” hardik Kirey.Gio masih melancarkan aksinya pada Kirey. Dia tidak memedulikan ucapan Kirey yang sudah menolaknya. Pria itu gelap mata dan berusaha melucuti semua pakaian Kirey.“Diamlah, Ellena. Aku akan melakukannya dengan cepat. Aku tidak tahan lagi dan sangat merindukanmu sayang. Kenapa kamu pergi secepat itu dariku?” racau Gio. Sambil melepas kancing blouse Kirey dengan kasar.“Bukankah kamu sangat mencintaiku?” Gio meyakinkan.Apa? Kirey mengerutkan keningnya. Gio membuka kemejanya di hadapan Kirey. Terlihat jelas sekali otot-otot kekar dari tangan juga perutnya yang kotak-kotak itu.“Malam ini kamu milikku, Ellena,” ucap Gio mantap. Seraya mencium bibir Kirey kembali.Perkataan Gio benar-benar tidak dimengerti oleh Kirey. Wanita itu masih berusaha melawan pada Gio. Dia harus segera menyadarkan Gio. Jika tidak, habislah Kirey malam ini. Kirey melepas ciuman panas P

  • Me VS Mr. Presdir   Teringat Ciuman Panas

    “Maaf, Mbak. Ada kucing lewat barusan,” sahut Abang ojek online memberitahu.Kirain Kirey ada apaan. Harusnya kalau mau ngerem itu bilang-bilang dulu dong. Jadinya kan, Kirey bisa ancang-ancang dulu. Biar nggak berbenturan ke tubuhnya Abang ojek itu.Kirey jadi sensitif sekali pada pria. Sejak dirinya dan Presdir Gio menghabiskan waktu semalaman. Bahkan, tidur bersamanya. Ya, meski pun tidak ada yang mereka lakukan semalam. Alias tidak terjadi apa-apa malam tadi, pikirnya.Tidak lama waktu berselang, Kirey sampai di rumahnya. Keadaan rumah begitu sepi. Tumben? Apa mungkin adik dan bapaknya sudah pergi beraktifitas masing-masing? Sukurlah jika begitu. Kirey bergegas masuk ke kamarnya.Deg!Jantungnya masih berdebar-debar jika teringat peristiwa semalam. Kirey harus segera membersihkan tubuhnya. Mandi terus sarapan pagi. Tetapi, ciuman semalam itu begitu panas.Kirey melihat dirinya sendiri di cermin. Dia mengingat semua kejadian s

  • Me VS Mr. Presdir   Gio Kesal Menunggu

    “Jika sudah tidak ada lagi yang ingin Anda bicarakan, apa aku boleh keluar, Pak?” Kirey meminta izin Gio.“Silakan. Tapi, jangan lupa nanti sore kita pergi ke butik. Oke?” Gio menjanjikan. Kirey mengangguk lesu.Setelah berbicara dengan Presdir Gio, Kirey segera pergi meninggalkan ruangannya. Secara perlahan-lahan, Kirey menutup pintu ruangannya. Kemudian, tiba-tiba saja ada yang menarik lengannya dan membawanya pergi dari situ.“Ikut aku!” perintah Sammy.“Ada apa Sam?” tanya Kirey mencari tahu.Mereka berhenti di sebuah ruangan tertutup. Sammy menyalakan lampu ruangan tersebut. Dia juga melepas lengan Kirey. Mau ngapain Sammy membawa Kirey ke ruang meeting?“Kirey, kamu menyembunyikan sesuatu dariku ya?” tebak Sammy. Kirey mengerutkan kening.“Menyembunyikan apa?” ulang Kirey malah balik bertanya pada Sammy.“Ada apa antara kamu dengan Presdir Gio?

  • Me VS Mr. Presdir   Bedebah Gila

    “Cukup, Kirey, Presdir Gio!” Editor itu menghentikan pertengkaran antara Gio dan Kirey dengan suaranya setengah membentak.Gio menoleh ke arahnya. Berani-beraninya editor itu membentak Presdir Gio, atasannya. Editor itu menelan ludahnya sendiri. Tangan dan kakinya gemetaran saat Gio menatapnya. Dia merasa bersalah. Gawat!“Kamu barusan membentakku?” Tatapan Gio terlihat galak.“Maafkan saya, Pak. Saya tidak bermaksud membentak Anda,” sesal editor itu. Dia menundukkan pandangannya penuh penyesalan.“Saya hanya ingin memberitahu kalau pekerjaan Kirey saat ini sedang ditunggu oleh klien, Pak,” editor itu memberitahu.“Apa? Klien yang mana?” Gio terkejut.“Klien iklan pasta gigi, Pak,” jawab editor itu. Tangannya gemetaran, ketakutan.“Kamu tahu ini jam berapa?” tanya Gio.“Tahu, Pak. Pukul 17.30 WIB,” sahutnya.“Sudah jam p

  • Me VS Mr. Presdir   Si Mata Duitan

    “Ellena,” Gio mendekati Kirey.Refleks, Kirey menoleh ke belakang, arah Presdir Gio yang tengah memandanginya. Lagi-lagi Gio memanggil Kirey dengan nama Ellena.“Namaku Kirey, Presdir Gio,” Kirey menegaskan.“Sadarlah, Gio. Dia itu Kirey. Bukan wanita pujaanmu yang bernama Ellena,” Ivan meraih tangan Gio.Gio menyadari hal itu. Tetapi, setelah melihat penampilan Kirey bak seorang ratu, itu benar-benar menghipnotis pandangan Gio. Di bayangannya hanya ada Ellena. Apa itu alasannya Gio mengubah penampilan Kirey agar terlihat seperti wanita misterius itu?“Kamu terlihat cantik,” puji Gio. Kirey jadi merasa tersanjung mendengar kata-kata pujian yang terlontar dari mulut Gio.“Terima kasih, Presdir Gio.” Kirey malu-malu menanggapi pembicaraannya.Gio tertegun cukup lama. Wajahnya tersenyum memerhatikan penampilan Kirey yang nyaris sempurna malam itu.Tidak lama kemudian, mer

  • Me VS Mr. Presdir   Pengumuman Penting

    Kirey menoleh ke arah Gio. Apa yang pria itu lakukan? Berani sekali dia mengumumkan Kirey sebagai calon istrinya di depan banyak orang? Kenapa dia begitu gegabah? pikir Kirey.“Presdir Gio, apa yang Anda katakan barusan?” bisik Kirey sambil pasang wajah mesam-mesem. Dia malu sekali ketika semua mata memandang ke arahnya.“Giovanny!” hardik Tuan Gilberto, Kakeknya.Gio tidak menghiraukan panggilan kakeknya. Dia berbalik. Kini, dia berhadap-hadapan dengan Kirey. Di depan semua orang dia akan melakukan pertunjukkan yang sangat memukau. Spektakuler menurutnya. Entahlah, Gio sangat percaya diri malam itu. Dia akan melakukan sesuatu pada Kirey.Gio maju satu langkah di depan Kirey. Dia meraih tangan Kirey sambil mengatakan sesuatu.“Ellena, maukah kamu menikah denganku?” tanya Gio, secara tidak langsung dia melamarnya.Kirey terontak kaget. Pria ini sudah gila rupanya. Bagaimana mungkin dia melamar Kirey pada sa

Latest chapter

  • Me VS Mr. Presdir   Permintaan Bersyarat

    “Kakek, maafkan Gio…” sesal Gio. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa pada kakeknya. Tangan Tuan Gilberto merespon. Air mata menetes di pelupuk mata kakeknya. Gio menyekanya.“Gi… Gio…” Suara Tuan Gilberto terdengar memanggilnya. Gio mendengarnya dan segera mendekatkan diri di samping kakeknya yang sedang berusaha bicara padanya.“Iya, Kek,” sahut Gio.Perlahan-lahan, Tuan Gilberto membuka matanya. Dia melihat Gio berada di sampingnya.“Kem… bali…lah ke kan… tor,” pinta Tuan Gilberto agak terbata-bata. Agak sulit kakek mengatakannya pada Gio.“Tapi, Kek,” Gio hendak menolak permintaan kakeknya. Namun, Tuan Gilberto diwakilkan Nyonya Maria memohon pada Gio. Agar cucunya itu bisa segera kembali memimpin perusahaan yang sudah ditinggalkannya akhir-akhir ini.“Kakek sungguh ingin aku kembali?” Gio memastikannya

  • Me VS Mr. Presdir   Gawat, Tuan Gilberto Sekarat!

    Kirey masih harus mendapatkan perawatan intensif ibu hamil di Rumah Sakit. Dia masih belum sadarkan diri dari tidurnya. Gio keluar dari ruang inap kelas satu. Di luar kamar inap, Sammy masih bersabar, menunggu kabar dari Gio.“Gimana keadaan Kirey?” Sammy langsung memburu Gio.“Kondisinya masih lemah dan dia harus banyak istirahat selama bedrest,” Gio memberitahu.“Apa kata dokter? Kirey sakit apa?” Sammy panik dan terus memburu Gio dengan banyak pertanyaan.“Kenapa kamu masih di sini? Bukannya kamu harus pergi bekerja?” Gio heran. Dia mengalihkan pembicaraan. Namun, Sammy tidak memedulikannya. Fokus perhatiannya masih tertuju pada Kirey.“Aku akan menemani Kirey selama dia berada di Rumah Sakit. Sebaiknya, Anda pulang saja. Biar saya yang menggantikannya,” kata Sammy mengusir Gio secara halus.Apa? Gio membelalak. Ada apa dengan Sammy? Kenapa dia bersikeras ingin menjaga Kirey di s

  • Me VS Mr. Presdir   Pengorbanan

    “Apa maksudmu mengundurkan diri dari perusahaan?” Tuan Gilberto terkejut mendengar keputusan Gio. Menurut pria tua itu, Gio sangat ceroboh dan tergesa-gesa saat mengambil keputusan. Mendadak sekali Gio mengatakannya.“Iya, jika Kakek bersikeras memisahkanku dengan Kirey, maka aku tidak punya pilihan lain. Aku akan meninggalkan semua yang Kakek wariskan untukku.”“Memangnya kamu sudah siap miskin, Gio?” Tuan Gilberto meragukan Gio.“Aku tidak peduli. Asalkan bisa hidup bersama Kirey, aku rasa itu tidak masalah.”Gio dan Tuan Gilberto saling berdebat. “Anak bodoh! Tidak tahu berterima kasih,” umpat Tuan Gilberto.Di ruangan tersebut, mereka masih berdebat. Semua orang yang tengah menyaksikan keributan itu pun akhirnya terpaksa keluar, meninggalkan ruangan itu dan memberikan privasi untuk kakek dan cucu itu saat sedang bernegosiasi.“Baiklah. Jika itu keinginanmu. Kakek tidak aka

  • Me VS Mr. Presdir   Mengundurkan Diri

    Malam itu, Gio diberitahu polisi bahwa Ellena mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. Sejak itulah, Gio merasa bersalah. Dia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kekasihnya, Ellena. Sampai-sampai setiap malam, Gio harus mengalami mimpi buruk dan berhalusinasi tentang Ellena.“Kamu, pria brengsek Gio!” kata Sephia.“Kenapa? Apa kamu menyesal sekarang sudah mengenalku?” tantang Gio.“Tetapi, aku selalu saja jatuh cinta padamu. Kamulah yang membuatku nekat seperti ini. Sepeninggalnya Ellena, bukannya memilihku kamu malah menikahi gadis kampung itu! Aku tidak rela, Gio!”Gio tersenyum sinis mendengarnya. “Aku sudah sering mengatakannya dengan sangat jelas, bahwa aku tidak pernah mencintaimu Sephia,” tegas Gio.“Itulah alasannya Gio.”“Kamu bukan tipeku, Sephia. Aku memiliki standar sendiri memilih wanita yang aka

  • Me VS Mr. Presdir   Sisi Gelap Gio

    Gio pergi terburu-buru menuju pabrik kosong itu. Setelah seorang detektif swasta suruhannya memberitahukan lokasinya, Gio pun melaju dengan cepat. Dia harus segera membereskan perkara ini. Jika ingin menyelamatkan Kirey dan bapak mertuanya dari tuduhan palsu kakeknya.Beberapa menit kemudian, Gio telah sampai di pabrik usang itu. Dia berjalan cepat menghampiri si penipu yang kondisinya sudah babak belur dihajar orang-orang suruhan Gio. Detektif swasta itu telah mengikat si penipu dengan tali yang cukup kencang di area tangan, kaki, juga bagian perutnya yang agak buncit.Tidak hanya itu, kedua mata si penipu pun ditutup kain berwarna putih sehingga dia tidak bisa melihat siapa pun yang akan mengeksekusinya malam ini. Gio harus menyembunyikan identitasnya saat hendak memberi pelajaran pada sampah itu.Detektif swasta dan beberapa orang suruhan Gio lainnya memberi hormat ketika Presdir Gio datang menghampiri mereka. Gio membuka maskernya dan memandangi wajah si pen

  • Me VS Mr. Presdir   Pilihan yang Sulit

    “Kenapa kamu diam saja Gio? Apa kamu tidak bisa memilih antara istrimu atau perusahaan yang merupakan seluruh aset kekayaanmu?” desak Tuan Gilberto.“Kakek!” hardik Gio di depan semua orang. “Menurutku itu bukan pilihan.”Anak bodoh! Tuan Gilberto mencibir Gio. Padahal kan Gio tinggal memilih saja. Itu menurut Tuan Gilberto. Tetapi bagi Gio, disuruh memilih antara Kirey dan seluruh warisannya merupakan pilihan yang sulit. Dua-duanya sudah menjadi kebutuhan hidup Gio sehari-hari. Dia tidak bisa hidup tanpa kekayaannya. Namun, dia juga tidak bisa tidur nyenyak tanpa Kirey ada di sampingnya.“Kenapa Kakek tidak mengerti perasaanku?” keluh Gio.“Perasaan macam apa yang kamu rasakan itu? Selama ini kamu sering main dengan wanita di luaran sana. Lalu, apa salahnya sekarang kamu menyingkirkan wanita itu dari hidupmu?” sindir Tuan Gilberto.“Kakek! Aku serius mencintai Kirey,” ungkap G

  • Me VS Mr. Presdir   Pertengkaran Gio

    “Gio, tolong aku! Perutku rasanya seperti diobok-obok,” keluh Kirey.“Tuh, kan! Apa aku bilang. Seharusnya kamu nurut sama aku, Kirey. Kita harus segera pergi ke dokter untuk memastikan keadaan perutmu,” Gio panik. Di tengah kepanikannya itu dia malah kelihatan sewot dan membuat Kirey tambah emosi.“Iya, nanti. Sekarang aku lapar banget. Kita makan dulu aja. Habis itu baru ke dokter,” tawar Kirey. Dalam keadaan darurat seperti ini bisa-bisanya Kirey menawar, ingin makan dulu sebelum pergi ke dokter.Ckckck. Gio berdecak. “Ya udah, buruan! Sekarang kita makan dulu,” ajak Gio sambil memegangi tangannya. Membawa Kirey masuk ke café and resto yang mereka tuju.Kirey duduk di sofa, di sebuah ruangan VIP yang khusus dipesan oleh Gio. Agar mereka lebih leluasa dan mengantisipasi jika terjadi mual-mual lagi pada Kirey. Nggak banget kan pada saat menyantap makan siang, tiba-tiba Kirey mual-mual di depan umum.

  • Me VS Mr. Presdir   Gio Harus Mempertahankan Pernikahannya

    “Aku? Ah, aku hanya mencari udara segar di sana,” Kirey menutup-nutupi. Dia terpaksa berbohong. Dia tidak ingin Gio tahu jika dirinya tengah bersama Sammy tadi. Bisa salah paham nantinya.“Ini kan masih pagi?” Gio heran.“Justru itu. Mumpung masih belum terik aku berjemur dulu di atap. Sinar mentari pagi itu kan bagus untuk kesehatan tubuh,” Kirey beralasan.Aish! Ngomong apa dia? Kenapa bicaranya jadi ngalor ngidul begini sih? Kirey jadi salah tingkah. Namun, dia berhasil menutupinya dengan sangat rapi. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan pada diri Gio.Gio tersenyum. Dia maju dua langkah tepat di depan Kirey. Lalu, mencubit pipi Kirey gemas. “Yang penting jaga kesehatanmu, Sayang. Jangan sampai sakit, ya,” Gio menasihati. Sikap Gio disaksikan banyak orang, terutama pengikutnya yang berada di barisan belakang.“Kalau gitu, aku kembali dulu ke ruanganku,” Kirey pamit pada Gio. Karena dia

  • Me VS Mr. Presdir   Sammy Akan Merebut Kirey

    Kirey malu mengakuinya di depan Gio. Dia membuka pintu kemudian segera masuk ke kamar. Kalau bisa dia ingin bersembunyi di bawah selimut atau menutupi wajahnya dengan bantal. Aish! Kirey menutup wajah dengan kedua tangannya saja.Ceklek!Gio menutup pintu kamarnya, menguncinya dari dalam. Tiba-tiba Gio melepas tangan istrinya kemudian mencium bibir Kirey dengan sangat lembut.Deg!“Gio tunggu sebentar!” cegah Kirey. Dia melepas ciuman Gio.Kirey merasa belum siap mendapat serangan mendadak dari Gio. Namun, Gio sama sekali tidak memedulikannya. Dia terus melancarkan aksinya.“Kirey, kenapa kamu selalu saja membangkitkan gairahku?” ujar Gio dengan nada suara mendesah-desah manja. Ala-ala pria dewasa yang sedang ingin bercinta.“Apa?” Kirey membelalak.“Ya, aku selalu tergoda olehmu, Sayang.”Kirey selalu dibuat berdebar-debar oleh Gio. Ciuman panasnya selalu membuat Kirey ber

DMCA.com Protection Status