Share

Bab 77. Pembelaan

Author: Astika Buana
last update Last Updated: 2022-11-30 13:17:00

Memang ayunan tangan tidak mengenai wajah Siska, akan tetapi gebrakan keras di meja membuat wanita itu menciut seketika.

Wanita itu membungkukkan badan sambil memeluk erat tas bermerk itu. Dia terlihat gemetar menyandarkan tubuhnya di dinding. Kalau tidak ingat bagaimana mulutnya mengeluarkan kata-kata hina, aku pasti menolongnya.

Aku menoleh ke arah pintu, mendapati Mas Sakti yang tertegun sebentar setelah berteriak menghentikan aksi suamiku itu.

Kemudian dia bergegas mengampiri Kak Mahe dan menarik mundur menjauh dari Siska yang masih terlihat gemetar.

“Mahendra, sabar….”

“Kurang sabar apa aku menghadapi dia, Sakti. Apapun yang dia minta aku berikan. Apapun. Bahkan hal yang tidak seharusnya.”

“Iya, aku mengerti,” ucap Mas Sakti sambil menepuk bahu Kak Mahe.

“Tapi, dasar wanita serakah. Dikasih hati malah minta jantung sekalian!”

Kak Mahe menerima uluran kursi dari kakak tirinya itu, kemudian mendudukinya sambil mengurai napas yang masih terengah karena amarah.

“Tapi jangan pakai ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 78.  Yang Terpenting

    Dia justru menghirup napas dan mengeluarkan secara berlahan. Kemudian menangkup tangan ini dengan kedua tangannya.“Dengarkan. Jujur. Sampai di usiaku sekarang ini, tidak pernah aku merasakan jatuh cinta kecuali dengan wanita yang bernama Lituhayu. Kamu kan tahu, kenapa kami dulu menikah?” ucapnya sambil menatap lekat ke mata ini. Seakan memastikan apa yang dikatakan aku terima.“Tapi, Kak? Kenapa dia seperti tidak rela melepaskan Kak Mahe? Apakah dia mulai mencintai Kak Mahe? Bisa jadi rasa itu timbul ketika sudah kehilangan.”“Apa peduliku dengan perasaannya sekarang? Yang terpenting bagiku, aku dan kamu. Itu saja. Hubunganku dengannya sekarang kembali seperti semula, sekadar saudara. Mengerti?” Dia tidak mengalihkan pandangan, bahkan mengakhiri ucapan dengan mengangguk seakan memberiku perintah untuk mengikutinya.Namun, di kepala ini masih berjubel kemungkinan yang membuatku enggan mengikuti kemauannya. Aku tetap bergeming membalas tatapannya.Ucapan yang dia katakan itu, menunju

    Last Updated : 2022-11-30
  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 79. Makanan Vampir

    Seakan terbang di langit biru, hati ini dipenuhi dengan geleyar indah. Wanita mana yang tidak merasakan bahagia saat suaminya menginginkan bersama dalam kemesraan sampai di usia senja. Pandangan mata kami terhubung dalam garis lurus, seakan saling menyakinkan kalau itu adalah keinginan hati kami berdua. Alunan lagu yang romantis dengan iringan saxophone seperti mewakili ungkapan hati yang terdiam dengan sejuta rasa ini. You're just too good to be trueCan't take my eyes off of youYou'd be like Heaven to touchI wanna hold you so muchAt long last, love has arrivedAnd I thank God I'm alive Namun, derap langkah dan aroma lezat yang tercium menyentakkan kami dan kembali menegakkan duduk saat waiter dan waitres membawa makanan yang menggiurkan. Apalagi terdengar reff lagu yang sudah diiringi musik menghentak. I need you, babyTo warm the lonely nightI love you, babyTrust in me when I sayOh, pretty babyDon't bring me down, I pray Dua piring besar menyuguhkan steak potongan dagi

    Last Updated : 2022-12-02
  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 80. Pesta Ala Mereka

    Semakin hari, aku merasa kehilangan jati diri. Lituhayu yang dulu seakan dipaksa ditanggalkan demi suatu pengakuan. Aku harus bekerja keras menyesuaikan gaya hidup suamiku terlebih saat mendatangi acara keluarga atau pesta yang diadakan teman-temannya. Seperti sekarang ini.Aku harus mendampingi Kak Mahe menghadiri pesta ulang tahun putri koleganya. Sebenarnya aku heran, pesta untuk anak-anak kenapa setelah pukul sembilan malam? Aku pun sudah disiapkan gaun yang tidak mencerminkan pesta anak yang biasanya bertemakan kartun.“Kak, apa kita tidak salah kostum?”Suamiku tersenyum dan menyodorkan undangan dengan note dresscode hitam gemerlap. Menurutku aneh.“Ini memang momennya pesta untuk ulang tahun anaknya, tapi pesta yang diadakan ini untuk pada orang tua, atau undangan khusus dewasa.”“Trus, kado untuk yang ulang tahun gimana? Aku ada rencana beli kado boneka, lo.”“Litu…. Mereka tidak butuh kado. Di rumahnya sudah banyak boneka. Yang mereka inginkan Cuma kedatangan kita untuk ber

    Last Updated : 2022-12-04
  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 81.  Salah Kelas

    Mata ini tidak berkedip melihat sosok yang menebar senyuman itu. Keindahan tubuh yang dipamerkan itu, melemparkan ingatan ini pada kejadian di kantor dulu. Masih terlintas jelas bagaimana dia membusungkan dada di depan Kak Mahe, dengan suara mendesah menyebut nama suamiku itu.Genggaman tangan ini terkepal erat dengan sendirinya. Seakan bersiap dilontarkan kepada sosok yang berusaha memikat kembali lelakiku.“Kenapa, Litu. Kok kamu kelihatan tegang gitu?” tanya Alysia yang sudah berdiri di hadapanku.Pasti dia heran melihat raut wajahku ini, yang biasanya tersenyum lebar menyambut kehadirannya.“Gara-gara itu.” Aku mengarahkan dagu ke wanita yang seingatku bernama Monika. Dia masih menebar pesona dengan berhai-hai dengan tamu yang sudah datang sebelumnya.Pasti mereka teman-temannya sekalangan. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tamu-tamu bersenda gurau dengan minuman di setiap tangan mereka. Pikiranku mulai berputar liar mengingat cerita Kak Mahe dulu. Mereka tidak segan melaku

    Last Updated : 2022-12-05
  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 82. Nyonyaku

    Wajah Alysia semakin terlihat kesal. Sudah tidak ada lagi sisa senyuman yang biasanya tersematkan di wajah malaikatnya. Apalagi panggilan ponsel darinya untuk Mas Sakti tidak kunjung ditanggapi.“Kamu tunggu di sini. Aku yang mendatangi mereka.”Aku beranjak dari duduk, merapikan gaunku dan melangkahkan kaki ke arah mereka. Ini saatnya aku membantu Alysia dan menunjukkan siapa aku sebenarnya. Mereka akan seenaknya sendiri, dan merasa mereka lebih, kalau kita diam saja.Seorang Lituhayu harus berani. Orang kaya atau biasa, bahkan miskinpun sama-sama makan nasi. Apa yang ditakutkan kalau kita tidak berbuat salah.Kak Mahe yang duduk satu arel dengan Mas Sakti terlihat asyik mengobrol dengan teman satunya. Sedangkan Mas Sakti sibuk berusaha menepis tangan Monika yang mulai beraksi.Kaki jenjangku melangkah dengan percaya diri. Tubuh aku tegakkan dengan kepala sedikit mendongak, seakan menunjukkan aku bisa mampu melakukan apa saja. Menurut artikel yang pernah aku baca, sikap tubuh menent

    Last Updated : 2022-12-07
  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 83. Terbebas

    Aku mendesah lega. Akhirnya bisa keluar dari pesta yang membuatku tersiksa.Bermacam jenis manusia yang baru aku temui, membuatku begidik. Tidak pernah terbayangkan ada golongan semacam mereka yang di rumah megah itu. Mereka seperti hidup di lapisan berbeda dengan kehidupanku selama ini.Sisi glamor, terhormat, bahkan kesuksesan yang aku lihat pada mereka, hanya kamuflase yang membungkus kehidupan yang liar.“Capek?” seru suamiku. Tangan kirinya terulur mengusap kepalaku, sedangkan tangan kirinya tetap di kemudi.“Lelah jiwa raga, Kak,” ucapku kemudian melepas high hell yang sedari awal mencengkeram kaki ini.“Tidurlah. Sampai rumah aku bangunkan,” ucapnya sesaat, sebelum kedua tangannya kembali ke ke kemudi. Kemudian tubuh ini merasakan, kecepatan kendaraan ini bertambah.Ingin aku pejamkan mata, tapi saat terpejam justru kejadian di pesta itu terpampang nyata.Tidak ada norma lagi di kalangan mereka. Hukum yang diterapkan hanya hukum rimba. Mana yang kuat, itu yang berkuasa. Siapa y

    Last Updated : 2022-12-09
  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 84. Keluarga Papi

    “Iya, Ma. Aku akan usahakan datang.”Suara berat suamiku, samar terdengar bercampur dengan mimpiku yang bersambung. Mata ini mengerjap, dan terpejam kembali karena silau cahaya yang menyelusup dari tirai putih yang berkibar.Mata ini masih berat, tapi hati bersorak ingin menikmati pemandangan yang terpampang di depan jendela besar ini. Siluet tubuh Kak Mahe yang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana jogger berwarna putih. Tubuh yang tadi malam menenggelamkan aku setelah menjawab ejekanku.“Walaupun om-om. Tapi ini om yang meresahkan,” celetuknya tadi malam, membuat bibir ini tersenyum di dalam gendongannya. Tentu saja, dia menunjukkan seberapa dia meresahkan. Sampai-sampai diri ini memilih tidur kembali setelah membersihkan diri pagi subuh tadi.Berbeda dengan dia yang memilih untuk olah raga. Aku lebih asyik menyelusup di balik selimut sambil mengurai tubuh yang terasa remuk redam karena ulahnya. Umur memang kalah muda, tapi ukuran tenaga dan hasrat, aku harus berusaha unt

    Last Updated : 2022-12-09
  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 85. Tahap Menilai

    “Oh ini istrinya kamu?” Sambutan dengan bahasa yang kaku, dan membuat hati ini langsung was-was.Perempuan sekitar seumuran denganku, menghampiri kami tanpa mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Seakan enggan meletakkan minuman yang ada di genggaman. Wajah menunjukkan lengkungan senyuman kaku. Dengan tampilan cenderung seperti orang luar, walaupun perawakannya tidak terlalu tinggi. Aku pastikan ini yang namanya Clara.“Iya. Saya Lituhayu, istri Mahendra,” sahutku cepat seraya menarik sedikit ujung bibir.Dia hanya melirikku sebentar, dan kembali menatap suamiku.“Kapan kamu datang?”Aku menilik wajah Kak Mahe. Dia terlihat dingin, tidak seperti orang kebanyakan yang bertemu saudara dekat yang lama tidak bertemu. Bahkan, dengan santainya dia menarik tanganku untuk masuk menuju rumah belakang, tanpa menunggu jawaban gadis itu.Gaya pertemuan keluarga yang aneh.Di ruang tengah seorang laki-laki muda tiduran di sofa panjang. Dari gaya dia pegang ponsel, aku pastikan sedang asyik me

    Last Updated : 2022-12-10

Latest chapter

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 101.  Kita Untuk Selamanya

    Apa yang dicari dalam hidup ini, kalau tidak ketenangan? Untuk apa berlimpah harta dan kekuasaan, tetapi bergelimang kecemasan akan kehilangan? “Karenanya, aku berusaha menyelesaikan urusan-urusanku sebelum menjalani hidup tenang bersamamu, Litu.” Aku menjawab dengan senyuman sambil mengeratkan tangannya yang mengusap perut ini. Hangat tubuh yang selama ini aku nikmati dari bajunya yang tidak dicuci, sekarang bisa aku hidu setiap waktu. Senyuman begitu lekat di wajah ini. Sesekali meneleng ke belakang untuk menyambut ciumannya. “Kak Mahe tidak pergi meninggalkan aku lagi?” “Untuk apa? Semua sudah aku bereskan.” “Janji?” “Janji. Demi anak kita, Litu,” ucapnya sambil membalikkan tubuh ini kepadanya. Wajahnya menunjukkan keseriusan, dengan mata tidak terlepas dariku. “Apa yang terjadi kepadamu, membuat aku berpikir. Kalau aku tetap mempertahankan posisi dan apa yang aku lakukan sekerang, bukan tidak mungkin anak kita nanti akan mendapatkan kemalangan. Aku tidak mau itu.” “Iya. A

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 100.  Saat Kau Jauh

    Apa salah kalau seorang istri ingin merasa dipentingkan oleh suami sendiri? Apakah tidak benar, kalau aku ingin malam-malamku ditemani suami sambil mengusap perutku yang sudah mulai buncit ini?“Nduk, kamu ingin rujak manis mangga muda? Ibuk bikinkan, ya?”“Tidak usah ditawari. Langsung dibuatkan saja. Pasti Litu kemecer,” sahut Bapak menjawab pertanyaan Bapak.Bukannya aku tidak ingin, tapi aku menginginkan mangga muda yang diambilkan Kak Mahe sendiri. Keinginanku itu sudah tertahan satu minggu, dua minggu, dan sekarang sudah menginjak di bulan kedua. Namun tidak ada kabar sama sekali tentang Kak Mahe.“Suamimu baik-baik saja. Hanya dia belum bisa menghubungimu demi keselamatanmu, Litu,” ucap Mas Sakti kalau aku mengajukan pertanyaan yang sama melalui sambungan telpon.Sampai sekarang aku tidak tahu ada urusan apa yang lebih dia pentingkan. Kalau bisnis, kenapa justru dia meninggalkan perusahaan dan menyerahkan kepada Mas Sakti?Aku seperti istri yang tidak mengerti suaminya seperti

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 99.  Aku Ingin Pulang

    “Kamu benar ingin meninggalkan suamimu?” Alysia menangkup tanganku, menghentikan gerakanku yang sedang memasukkan baju ke dalam koper.Aku menatapnya sebentar. Rasanya ingin menyerah dan pasrah, tetapi hati ini sudah terlanjur terpantik rasa kesal. Menjadi seorang istri yang tidak dianggap. Ucapanku hanya dianggapnya angin lalu.“Iya. Aku ingin pulang ke Jogja. Di sini aku tidak dianggap apa-apa. Bahkan tidak dianggap penting,” ucapku kemudian melanjutkan yang aku lakukan tadi.“Litu. Pak Mahendra pergi karena ada urusan penting.”“Siapa yang bilang? Dia hanya mengurus orang-orang yang menurutnya harus dilibas,” ucapku sambil tertawa. “Alasan saja demi aku. Tapi menurutku itu hanya demi egonya sendiri.”“Sakti pasti benar. Pak Mahendra sedang ada__”“Sedang apa dia, Alys?” ucapku memotong ucapan sahabatku. Sejenak aku mengambil jeda untuk mengatur napas. Mencoba meredam amarah.“Kalau dia memang benar-benar mencintaiku dan sayang kepada anaknya, pasti sekarang ini dia menunggui aku ya

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 98. Terserah

    Tangannya memegang erat lenganku. Sorot matanya menunjukkan ketidakrelaan, menyurutkan gerakanku untuk berdiri.“Kak Mahe, aku tidak ingin keributan.”“Tapi Litu. Mereka tidak bisa dibiarkan begitu saja. Aku harus membalas perlakuannya kepadamu. Enak saja. Belum tahu siapa Mahendra ini?!” ucapku dengan mengeratkan kepalan tangan ini. Aku berusaha meredam amarahku, terlebih dihadapan Lituhayu.“Sst…. Kalau marah jangan keras-keras, Kak. Nanti dia dengar.” Istriku berdesis sambil menuntukkan telunjuk di depan bibirnya. Aku mengernyit.“Dia? Dia siapa?” tanyaku dengan menoleh ke sekeliling. Hanya ada kami berdua.Lituhayu tersenyum, kemudian menarik tangan ini ke arah perutnya. “Dia, Kak. Anak kita. Walaupun masih kecil di perut, dia sudah mendengar. Bahkan bisa juga merasakan apa yang ada di hati orang tuanya.”Aku terperanga seketika, tersadar dengan perasaan yang aneh ini. Yang menyelusup dan bersarang di hati ini.Anak? Anakku?Rasa yang tidak bisa aku gambarkan. Yang aku tahu, dia m

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 97.  Milikku

    Aroma wangi bunga menyelusup di penciuman. Kicauan suara burung terdengar bersautan yang mengantarkan kedamaian, mengusikku untuk membuka mata.Mata ini mengerjap, menajamkan pandangan yang terhalang tirai putih berkibar tergantung di tiang ranjang. Sesekali terlihat pemandangan yang menakjubkan, seiring dengan angin yang berembus halus.‘Dimana aku ini?’Penasaran. Aku beringsut dan perlahan kaki ini turun dari ranjang berwarna serba putih. Telapak kaki tergelitik seketika, saat beradu dengan ujung rumput.‘Apakah aku sudah di surga?’ bisikku dalam hati setelah menyibak tirai. Pemandangan indah terhampar luas. Aku di tengah-tengah taman indah dan beratapkan langit biru yang menyejukkan.Masih teringat lekat, tubuh ini melayang di udara. Telingaku yang mendengar teriakan pak sopir di sela suara Mas Sakti dan berakhir dengan silau yang menyerang mata ini.Siapa mereka?Sosok berbaju berbaju putih menunduk mengerumuni keranjang rotan.Penasaran. Langkah ini seakan melangkah dengan sendi

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 96.  Kecapekan

    Kalau mempunyai keinginan, memang harus diupayakan. Aku setuju tentang itu. Akan tetapi bukan begini juga prakteknya.Kebersamaan kami tidak hanya di rumah saja. Keinginan segera memiliki buah hati juga digaungkan di kantor. Hampir setiap ada kesempatan, Kak Mahe memanggilku ke ruangannya. Tentu saja berakhir di ruang rahasia belakang kabinet.Ranjang yang menghadap jendela lebar, seakan merindukan kehangatan kebersamaan ini. Menjadi saksi bisu kegigihan upaya kami berdua.“Kamu selalu cantik, Sayang.”Kak Mahe mengaitkan rambutku ke belakang telinga. Seakan selesai kerja keras, pendingin ruangan tidak menyurutkan keringat yang melembabkan kulit ini. Aku menggeliat, meregangkan tubuh yang lelah karena ulahnya. Seakan mengerti, selimut ditangkupkan di tubuhku yang masih meringkuk. Aku seperti atlit maraton yang mengibarkan bendera putih tanda menyerah.Senyum ini mengembang, saat dia mencium lembut kening ini. Mata ini pun enggan terpejam, saat dia dengan tubuh polosnya beranjak santa

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 95. Bersedia

    Harusnya aku tadi menghindari minum. Memang, aku bukan pecandu alkohol, minum pun sekadar just for fun. Bukan untuk mabok-mabokan yang menghilangkan akal sehat. Untuk apa melakukan hal yang merusak badan. Aku masih ingin hidup lama untuk bekerja dan bahagia. Katanya, minum alkohol secara berlebihan akan merusak kesehatan. Bahkan merusak gairah seks dan memicu impotensi pada laki-laki. No! Aku mempunyai istri dan ingin memiliki anak. Karenanya, aku tahu takaran maksimal yang bisa aku minum. Satu gelas. Kalau ingin nambahpun, tidak boleh lebih dari satu gelas. Itupun sekadar long drink, coktail, atau wine. Takaran yang masih berdampak baik. Namun, pikiranku terlupakan dengan efek setelahnya. Dalam jumlah kecil, etanol yang terkandung dalam minuman itu akan merangsang bagian primitif otak yang disebut hipotalamus. Yang mendorong fungsi dasar manusia termasuk memicu gairah untuk membersamainya. Terlebih saat ada yang memantik seperti sek

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 94.  Kekawatiran Mehendra

    Telingaku berdengung sedari tadi. Makan mie instan kuah dengan cabe lima biji, jadi terganggu. Itu artinya ada yang membicarakan, itu kata Bapak dulu. Saat itu aku dan bapak mancing. Pamit kepada ibuk keluar sebenar, tetapi berakhir di taman pancing sambil ngopi. Menghilangkan penat yang sungguh menyenangkan. Nyaman, ditemani semilir angin, dan hening, jauh dari omelan ibuk. Tentu saja ini sampai sinar matahari mulai turun. “Nduk. Kita pulang sekarang,” ucap bapak kala itu. Padahal, timba tempat ikan milikku baru terisi dua ekor, sedangkan bapak sudah dapat lima ekor. Padahal ini kan taruhan dengan bapak, siapa yang banyak dia harus mijit pundak. Curang! “Yo, wes. Bapak mengalah, wes. Telinga bapak ini lo berdengung terus. Ini pasti ibumu sudah menunggu di rumah,” ucap Bapak tidak bisa dicegah. Benar, sampai rumah ibu sudah menunggu di teras rumah. Entah apa yang dikatakan bapak, wajah ibu yang awalnya terlihat kesal, berubah menampilkan senyuman. Mereka itu pasangan Tom and Je

  • Mbak Arsitek Perancang Cinta   Bab 93. Dukungan Mertua

    Katanya, mertua perempuan sering kali menguji menantu perempuannya. Entah itu secara diam-diam, atau dengan terang-terangan. Katanya juga, ini untuk memastikan anaknya berada pada tangan yang tepat. Dia akan rela dan tenang melepaskan si anak, kalau menantunya lulus ujian. Entah, apakah sekarang Mama Lia melakukan ini kepadaku? “Kamu memang wanita yang tepat untuk Mahendra. Tenang tetapi membahayakan,” celetuk Mama Lia dengan menunjukkan senyuman dan lirikan mata penuh arti. Tadi saat Mama Lia dan si Nyonya rumah mendapati keadaan yang berantakan tadi, Sandra pemakai costum nenek sihir itu berusaha keras memojokkan aku. Tentu saja aku memanfaatkan untuk menantang Monika. “Tanya saja kepada Monika kalau tidak percaya? Saya tidak menyentuh sedikitpun perempuan itu. Bahkan, dia yang berniat mencelakaiku” ucapku dengan wajah sedikit menyunggingkan senyuman. Menoleh ke arah Monika dengan sedikit tatapan tajam, memberikan ancaman apa yang aku ucapkan tadi tidak main-main. Di tangan in

DMCA.com Protection Status