Home / Romansa / Mawar Hitam Berdarah / Bab 9. Pertengkaran.

Share

Bab 9. Pertengkaran.

Author: Irna flo
last update Last Updated: 2021-08-12 09:40:00

Begitu Fiko memberhentikan motornya di depan rumah. Maria langsung turun dan berlari masuk tanpa menunggu Fiko. Fiko yang ditinggalkan hanya bisa menghela napas lelah. Kenapa Maria tidak mengerti juga? Fiko melakukan semua ini untuknya juga. Fiko tau Maria juga sudah menginginkan anak. Harusnya Maria mengerti, dengan adanya Sela hamil berarti dia ikut dipanggil Ibu juga. 

Selama ini memang dia dan Maria tak pernah memeriksakan kondisi kesehatannya karena Fiko yakin dirinya tidak mengalami kesusahan dalam kesuburannya. Satu-satunya alasan yang terpikirkan olehnya adalah Maria. Fiko jelas tau di keluarganya tidak ada yang mandul, sedangkan Maria yang asal usulnya tidak jelas sudah cukup menjadi bukti kalau kemungkinan besar di keluarganya ada yang mandul. Kadi, untuk apa mereka memeriksakan kesuburannya kalau Fiko jelas sudah tau yang mandul di sini adalah Maria. Sadar tidak sadar, perlakuan Fiko selama ini semata karena ketidak puasannya terhadap Maria.

Fiko membuk

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 10. Pembalasan Arkan.

    Lelah menangis, Maria keluar rumah untuk mengisi perutnya yang sudah melilit perih. Maria memang mempunyai penyakit mag yang telat makan sebentar saja sudah kambuh. Apa lagi sekarang dia telat makan sudah berjam-jam lamanya. Dia merutuki dirinya sendiri karena lalai dalam menjaga kesehatannya. Setelah memeriksa seluruh ruangan yang terdiri dari ruang tamu, dapur, kamar Fiko dan Sela, kamar Marni yang kini juga ia tempati, terakhir kamar mandi. Maria tidak menemukan siapa-siapa. Kenapa mereka belum pulang juga, ini sudah hampir tengah hari? Apa mereka pergi lagi setelah acara makan? Tanpa di cegah, air mata Maria mengalir lagi, namun buru-buru Maria hapus. Maria mengambil es batu dari kulkas untuk mengompres mata bengkaknya. Setelah di rasa matanya agak lumayan, Maria pergi keluar rumah untuk mencari makan sekaligus obat mag. Karena perutnya yang dari pagi tidak terisi papaun, di tengah jalan Maria berkaali-kali oleng ha

    Last Updated : 2021-08-13
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 11. Hasutan Arkan

    Maria tengah di periksa oleh Dokter perempuan begitu Arkan kembali ke ruangannya. Maria melambaikan tangannya sebagai bentuk sapaan yang dibalas lambaian tangan juga oleh Arkan. "Gimana ke adaannya Dokter Ema?" Arkan langsung bertanya begitu Dokter Ema selesai memeriksa ke adaan Maria. Dokter Ema menurunkan stetoskop dan melepas alat pengukur tekanan darah di lengan Maria. Setelah melepas masker yang menutupi sebagian wajahnya, barulah Dikter berusia ahir 40-an itu angkat suara. "Alhamdulillah. Keadaan bu Maria kini sudah membaik." Dokter Ema berjalan ke arah mejanya dan menuliskan beberapa resep lalu menyerahkannya pada Arkan. "Jangan lupa berikan tiga kali sehari pada masing-masing lembar! Obatnya bisa di tebus di apotek." Arkan menerima lertas berisi resep obat Maria. "Terima kasih Dokter Ema. Kalau begitu kami permisi." Dokter Ema mengangguk mempersilahkan Arkan untuk membawa Maria keluar. Arkan menghampiri Maria dan berniat membantu

    Last Updated : 2021-08-19
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 12. Masuk penjaranya Fiko, Sela,dan Marni

    Arkan tertawa bangga karena bisa membungkam mulut Maria yang menuduhnya macam-macam. Lagian, mana ada tampang paras rupawan seperti dirinya yang tega menuduhnya pencuri kecuali Maria. Kalau tidak mengingat siapa Maria, Arkan sudah menyeretnya ke kantor polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Maria memutar bola matanya malas saat mendengar tawa Arkan yang begitu lepas karena berhasil membuatnya kicep. Memang, dari penampilnya Arkan bukan termasuk orang biasa, pakaian necis dan mahal, mobil mewah Mercedes Benz, Dan jangan lupakan wajah yang tampan di dukung tubuh atletisnya. Maria sebel sendiri jadinya. "Masuk, gih!" Arkan mengedikan dagunya ke arah rumah Maria. "Istirahat yang banyak dan jangan kecapean." "Lagamu sudah seperti kakak beneran." Maria mencibir. Namun, tak urung Maria membuka pagar. "Maria." Arkan memanggil saat Maria sudah menutup kembali pagar. "Apa?" "Kamu bertahan sampai sejauh ini sampai rela ters

    Last Updated : 2021-08-19
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 13. Mawar merah yang terbelenggu duka dan lara

    Sesampainya di Kantor Polisi Maria langsung meminta pihak Polisi untuk mengantarnya bertemu dengan Fiko dan yang lainnya.Polisi mengantar Maria di mana Fiko, Marni, dan Sela tengah meringkuk di dalam sel jeruji besi. Maria memandang mereka bergantian, tatapannya jatuh pada tangan Sela yang tengah di pegang erat sambil dielus pelan oleh tangan Fiko.Sela yang sudah menyadari Maria tengah berdiri memperhatikan kegiatannya dan Fiko menyeringai sinis. Tatapan puas dia layangkan pada Maria yang tengah mengepalkan tangannya kuat."Akhirnya kamu datang juga. Lama banget, sih." Marni yang baru saja menyadari ada Maria langsung membentaknya karena begitu membutuhkan waktu lama untuk menyusulnya ke sini.Maria melirik Marni yang terduduk di kursi roda depan Fiko dan Sela yang terduduk di atas tikar tipis. Maria tidak membalas ucapan Marni melainkan langsung kembali untuk meminta penjelasan pada Polisi membuat Marni mencebikan bibirnya kesal."Lihat tu

    Last Updated : 2021-08-19
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 14.Masalah kamar

    Pagi ini suasanarumah begitu ricuh. Fiko yang uring-uringan karena kesiangan berangkat kerja, Marni yang misuh-misuh karena lapar dan tidak ada makanan sedikitpun di atas meja, terakhir Sela yang terus-terusan kena teguran Fiko karena tidak becus menyiapkan segala perlengkapannya dari mulai baju, celana, dan segala sesuatu yang dia pakai untuk kerja. "Kamu ini gimana sih, udah hampir dua bulan jadi istri Mas. Kok masih keteteran gini nyiapin segala keperluan Mas untuk kerja." Fiko mengerang frustasi karena Sela belum menemukan juga baju dinasnya. Fiko saat ini masih menggunakan celana bahan dan dalaman baju saja, Sedangakan waktu kerjanya sudah telat setengah jam yang. Sela yang tengah mengacak-ngacak lemari pakaian sontak mendelik ke arah Fiko. "Loh, kok Mas malah nyalahin aku. Harusnya Mas dong yang tidak naruh sembarangan bajunya, kalau begini siapa juga yang susah." "Kok gitu, selama ini Mas sudah bekerja untuk membiyayai kalian, masa baju jug

    Last Updated : 2021-08-19
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 15. Permintaan cerai

    Fiko menelan saliva susah payah. Dia melupakan satu hal, tentang kamar itu. Dulu, Fiko sebenarnya hanya mencari alasan untuk membujuk Maria agar mau pindah. "Itu... nanti kamu bisa pakai kamar itu lagi." Fiko menjawab tidak yakin. Dia melirik Sela yang saat ini memandangnya tak percaya. "Loh, kok gitu Mas. Bukannya kamar itu sudah menjadi miliku?" Napas Sela memburu karena kesal merasa sudah dibohongi. Maria menyipitkan mata, tapi tetap diam menunggu balasan Fiko pada Sela. Fiko menggosok lehernya canggung, bingung dengan apa yang harus ia ucapkan agar tidak menyinggung kedua istrnya. Melihat kebingungan Fiko, Maria tersenyum sinis. "Bingungkan kamu. Sok-sokan punya istri dua, ngasih tempat tinggal aja belum mampuh. Kamu kira wanita itu apa, hanya pemuas nafsumu atau pemberi keturunan. Memangnya tidak dosa apa kalau mempersatukan wanita yang dipoligami dalam satu atap? Ingat Mas, kelakuanmu ini bisa me

    Last Updated : 2021-08-19
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 16. Alasan Fiko menikahi Sela

    "Ok, saya ceritakan."Maria tersenyum puas karena sebentar lagi dia dapat mencari tahu siapa Ibu kandungnya itu."Sepertinya ibu butuh istirahat. Sela, cepat antar ibu ke kamarnya! Jangan biarkan ibu keluar, mulai sekarang ibu harus lebih banyak beristirahat agar lebih bisa mengontrol darahnya." Dengan segera Fiko menyuruh Sela membawa Marni masuk ke kamarnya agar tidak dapat menceritakan tentang rahasia Ibu kandung Maria."Tapi, Mas." Sela menyela."Cepat!" Fiko mendesis rendah membuat Sela tersentak dan dengan cepat memutar balik kursi roda Marni."Eh, Sela jangan dorong ibu. Ibu butuh menjelaskan sesuatu pada Maria agar wanita itu pergi dari rumah ini." Marni membalikan setengah badannya ke belakang ke arah Maria.Sela hanya diam dan terus mendorong Marni menuju kamarnya. Kurang ajar, kenapa semuanya jadi begini. Pokoknya aku harus segera mengetahui rahasia tentang

    Last Updated : 2021-08-24
  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 17. Laki-laki di Supermarket

    Maria kembali memikirkan alasan di balik Fiko menikahi Sela. Bukan, bukan dia senang karena itu artinya Fiko tetap hanya mencintainya seorang melainkan ada rasa iba di hatinya untuk Sela. Walaupun Sela ingin menyingkirkannya demi menjadi istri Fiko satu-satunya, Maria tetap tau bagaimana perasaannya nanti saat tau dia cuma dimanpaatkan.Andai Sela tau bahwa dia hanya Fiko jadikan sebatas wanita yang harus melahirkan anaknya saja, Maria tidak bisa membayangkan bagaimana sakit hatinya dia nanti.Dari pada memikirkannya terus, Maria memilih pergi ke dapur guna memasak sesuatu untuk mengisi perutnya.Begitu sampai di dapur, Maria meletakan terlebih dahulu tas belanja yang dia bawa di kursi makan. Lalu dia menghampiri kulkas untuk mencari bahan yang bisa diolah menjadi omlet.Maria menghembuskan napas pasrah karena begitu membuka kulkas, ternyata bahan-bahan sudah habis. Padahal dia rasa belum lama ini mengisin

    Last Updated : 2021-08-24

Latest chapter

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 46. Tamat

    Dua bulan kemudianGudy menggeliat merubah posisi tidurnya untuk mencari kenyaman, tapi saat satu tangannya meraba tempat di samping yang selalu menjadi kebiasaan Maria tidur ia tidak dapat menemukan istrinya itu. Gudy langsung membuka matanya, untuk memastikan. Benar saja, Maria tidak ia temukan di mana-mana."Sayang," Gudy memanggil serak.Tidak ada jawaban. Gydy turun dari ranjang, mencari keberadaan istri yang baru ia nikahi dua bulan lalu itu. Kini dirinya dan Maria sudah tinggal di rumah mereka, tidak lagi tinggal bersama orang tua Maria.Drama menjengkelkan dengannya Arkan tidak mau mengijinkan Maria untuk pindah membuat Gudy ingin menggigit habis sosok kakak iparnya itu. Pada akhirnya setelah sang nyonya besar Kinanti menjewer telinga Arkan, barulah ia dapat membawa Maria lepas dari sosok kakak yang selalu memonopoli istri tersayangnya itu.&

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 45. Pagi pertama

    Gudy terbelalak begitu bangun di pagi hari. Menengok kanan kirinya, ia tidak menemukan Maria ada di mana-mana. Apa yang terjadi? Apa semalam memang tidak terjadi apa-apa?Gudy menunduk melihat penampilannya sendiri, baju kemeja dan celana bahan yang kemarin ia pakai untuk resepsi pernikahan. Melihat sekeliling, kamarnya masih kamar pengantin.Kemarin Gudy dan Maria melaksanan akad nikah sekaligus resepsi di hotel, jadi saat ini Gudy seharusnya bersama Maria masih ada di hotel untuk malam pertama. 3 hari menginap Gudy rasa itu adalah waktu sebentar sebelum kemudian mereka memutuskan untuk tinggal di mana.Gudy membaringkan kembali tubuhnya, berguling memeluk guling di samping kirinya. Menguyel-nguyel untuk menyalurkan rasa gregetnya. Kenapa bisa semalam ia ketiduran?CklekSaat pintu kamar mandi terbuka, Maria

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 44. Sah

    "Bagaiamana saksi sah?"Seorang penghulu melirik beberapa saksi yang duduk di sisi dan belakang Gudy dengan pandangan penuh penilaian. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis menunggu para saksi mengucapkan kata yang akan merubah Gudy menjadi seorang suami bagi Maria."Sah," serempak para saksi mengucapkan 'sah' setelah saling pandang."Alhamdulillahirobiolalamain," Sang penghulu mengucap hamdalah sambil dilanjutkan dengan doa, begitu pula orang-orang yang hadir menjadi saksi pernikahan, mereka mengangkat tangan untuk ikut berdoa."Sekarang sang mempelai wanita bisa di bawa ke sini," sang penghulu menatap Bagus yang duduk di depan Gudy.Bagus mengangguk, melepaskan jabatan tangannya dengan Gudy. Ia harus menjemput putrinya yang sudah bersuami lagi. Betapa bahagianya ia sekarang karena akhirnya dapat menyaksika

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 43. Lamaran yang diterima

    Gudy mengambil air yang tersedia di depannya, menengguk untuk membasahi kerongkongannya yang mendadak kering. Ia melihat kanan kirinya, ada tiga pasang mata yang sedang mengawasinya. Ia menelan ludah, mencoba tersenyum di tengah kekalutan hatinya sendiri."Bagaimana kabar Nak Gudy sekarang?"Gudy mentap Kinanti dengan senyum tak terbaca. "Baik."Kinanti tersenyum, "sekarang Nak Gudy sudah mampir, apa..,""Ya Tante saya sudah siap mendengar jawaban dari lamaran pada Maria." Gudy berkata cepat dan hanya dalam satu tarikan napas. Ia sedikit mendongak dan itu hanya untuk mendapati semua orang menatapnya dengan wajah tercengang.Kinanti yang pertama menyadari kegugupan Gudy, ia tertawa renyah karena merasa terhibur dengan tingkah gugup Gudy. "Padahal Tante hanya mau mengajakmu makan loh.""Ma-makan?" Gu

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 42. Kegelisahan Gudy

    Gudy mengerjap, tidak menyangka dengan pertanyaan mendadak dari Kinanti. Kalau di tanya begitu, memang Gudy menunggu, tapi kalau jawaban dari Kinanti yang cepat malah hanya berupa penolakan, maaf saja Gudy masih waras untuk memilih nanti saja. "Kalau Tante mau menjawab iya, maka sekarang boleh banget, tapi kalau jawabannya tidak, mohon maaf Tante, nanti saja ya. Moga-moga kalau diundur, jawaban Tante jadi berubah." Gudy tersenyum manis. Senyum dengan tujuan menenangkan diri dari goncangan dahsyat keputusan sang calon ibu mertua. Kinanti tertawa renyah, merasa lucu dengan tingkah dan ucapan pemuda di depannya. "Apa benar begitu?" Gudy mengangguk semangat, "benar Tante." Buru-buru Gudy menambahkan di saat melihat Kinanti hendak membuka mulut. Terlalu parno, Gudy takut kata yang keluar dari mulut Kinanti adalah berupa penolakan. "Maaf sekali Tante karena tidak bisa berlama-lama lagi. Saya ada meeting di perusahaan." "Lagi pula siapa yang ingin kamu berla

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 41 Mengunjungi calon ibu mertua

    "Apa yang kamu katakan?" Bagus menatap tajam Arkan. Namun, Arkan sama sekali tidak terpengaruh dengan peringatan Bagus, dia kini menatap satu persatu orang-orang yang menatap serempak ke arahnya."Saya tidak mau adik saya menikah dengan dia kalau tidak menyiapkan pelangkah.""Pelangkah apa?" Maria bertanya heran. Kenapa kakaknya ini bertingkah aneh? Setaunya Arkan bukan orang yang suka meminta hal-hal seperti ini.Arkan melipat tangan di depan dada, senyum menyebalkan tersungging di wajah angkuhnya. Dia terkekeh jahat dalam hati. Kalau laki-laki ini ingin mengambil adik kesayangannya, maka dia juga bisa mengambil hal paling berharga milik Gudy."Kak?" Maria memanggil untuk menyadarkan Arkan dari khayalannya.Arkan menatap lembut Maria, kemudian menoleh ke arah Gudy dengan seringaian kurang ajar. "Saya ingin pelangkah berupa mini market milikmu. Entah kenapa, saya merasa ada ketertarikan dengan mini market itu, mungkin jodoh."Gudy berkedip.

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 40. Lamaran resmi

    Nudy menggilirkan matanya ke sana ke mari mengikuti langkah Gudy yang sudah seperti setrikaan baju. Dia berdecak jengkel karena lehernya mulai pegal teros mendongak dari satu jam yang lalu. Salah dia sendiri memang, sudah tahu Gudy tengah gelisah, tetap saja dia penasaran akan kakaknya itu.Berkali-kali Gudy melihat, lalu menyimpan kembali Handpohn di tangangannya ke dalam saku celana. Helaan napas kasar sudah puluhan kali dia keluarkan. Bukan pusing yang saat ini Gudy rasakan, melainkan dug dug ser jantungnya yang dari tadi berdetak terus.Gudy tidak dapat untuk tidak berpikir, apa dia saja yang mengalami hal seperti ini saat melamar anak orang? Apa orang lain juga mengalami hal sama? Baru kali ini Gudy merasa hidupnya berada di ambang antara hidup dan mati."Kak, lo sudah kaya setrika yang di pakai bok Narsih pakai ngelicin baju. Pusing gue lihat, lo. Perut gue rasanya diaduk, mabok darat gue gara-gara kelamaan melototin lo yang mondar-mandir sana-sini." Nudy

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 39. Damainya Arkan dan Maria

    "Memangnya kenapa? Apa Pak Gudy mau mencabut kembali ucapan barusan?" Maria balik menantang. Dia kesal sekali. Ada apa sebenarnya dengn hari ini? Kenapa bosnya mendadak melamar?"Mana ada, tidak. Saya bahkan berencana melamar kamu dengan datang langsung pada orang tuamu, makanya sekaramg saya susul kamu untuk nanya alamat rumah baru kamu." Gudy semakin nyolot. Dia makin kesal karena Maria lagi-lagi meragukan lamarannya."Bodo, saya gak mau ngasih tahu. Bapak cari tahu saja sendiri." Maria menjawab judes. Kenapa Gudy malah yerus berbicara sembarangan?"Baik, tapi kalau saya berhasil menemukan alamt rumah kamu, maka saat nanti saya meresmikan lamaran saya, kamu harus mau menerimanya!""Kok Bapak malah ngatur?" Maria menjawab sewot. Entahlah, hari ini Maria begitu berani melawan ucapan bosnya ini."Sudah! Sekarang kamu pulang mau saya antar atau sendiri?""Sendiri, kalau diantar Bapak nanti malah tahu rumah saya di mana." Maria membengkok

  • Mawar Hitam Berdarah   Bab 38. Lamaran yang ditangguhkan.

    Maria yang hendak memasukan suapan pada mulutnya otomatis terhenti di tengah jalan. Dia menurunkan kembali sendok yang sudah teracung di depan mulutnya. Maria menatap Gudy tepat pada matanya.Gudy berdehem untuk menetralisir kegugupan akibat dipandang selekat itu oleh Maria. Mata coklat Maria seakan menembus jantungnya dan membuat debaran tak beratur dalam dadanya."Dia mantan suamiku.""Mantan?" Gudy mengulang ucapan Maria. Jadi Maria ini seorang janda. Gudy hampir tidak percaya. Pantas saja laki-laki itu dan Maria terlihat seperti punya masa lalu cukup dekat.Dari awal Maria memang tidak pernah berniat menutupi statusnya dari keluarga ini. Alasan dia tidak pernah mengatakannya selama ini, ya simpel karena memang tidak ada yang bertanya kepadanya."Jadi Maria sudah pernah menikah?" Arum yang duduk di samping Maria bertanya kembali."Iya.""Kenapa bercerai?" Arum bertanya penasaran. Jiwa keponya tidak bisa ia tahan."Bun,

DMCA.com Protection Status