Pras nyengir ketika Sofi menatap garang ke arahnya, setelah insiden Pras yang mencium bibir Wika tiba-tiba tepat di hadapan mereka semua. Tentu saja Sofi memekik saking kagetnya sebab ada bocah di bawah umur yang belum pantas untuk menonton hal seperti itu. Syukurlah Sofi tepat waktu dalam bertindak dengan gerakan cepat ia langsung menutupi kedua mata Vania dengan telapak tangannya.
Dengan polosnya Vania berusaha menepiskan tangan Sofi yang menutupi wajahnya sembari bertanya. "Kenapa papa mencium bibir kakak cantik, Tante?"
Saat itulah Sofi langsung mengeluarkan jeritan halilintarnya, sementara orang yang di jeritkan namanya itu hanya cengar-cengir saja dan itu semakin membuat Sofi kesal.
"Bagaimana bisa kakak kelupaan gitu?" tanya Sofi pada Pras yang duduk di sofa ruang tamu mereka.
Baru beberapa saat yang lalu mereka berpamitan pulang setelah selesai acara melamar dadakan Pras untuk Wika. Dan kini
Wika memandangi cincin lamaran Pras yang melingkari jari manis tangan kirinya. Kedua sudut bibirnya melengkungkan senyum kebahagiaan. Masih tak menyangka baginya jika hubungan antara dirinya dan Pras telah resmi bertunangan.Anggaplah seperti itu, meskipun acara lamarannya mendadak dan terkesan sangat sederhana. Tapi, sensasinya sungguh mewah dan sangat berkesan untuknya."Ciyee!" terdengar suara Bu Asti yang tengah menggoda Wika. "Anak gadis mama, pagi-pagi udah nyengir senyum-senyum sendirian gitu. Lagi lihatin apa neng?"Wika terkikik geli mendengar rentetan godaan sang mama. "Apaan sih ma.""Uluh-uluh malu," cibir Bu Asti yang masih gencar menggoda puteri semata wayangnya."Biarin aja lagi ma," seruan suara dari arah tangga. Bu Asti dan Wika menoleh dan menemukan Pak Dayu yang melangkah menuruni anak tangga."Puteri kita lagi senang itu, berbunga-bunga harum ha
"Berengsek!" umpat Wika pada seseorang yang tadi mencekalnya, tanpa berpikir panjang Wika melayangkan pukulan brutalnya pada orang tersebut.Otomatis Alex memekik kesakitan, namun pria itu tak berusaha menghindari pukulan Wika. Ia hanya diam menerima serangan amukan Wika sampai gadis itu merasa puas.Setelah beberapa saat akhirnya Wika puas memukuli Alex. "Brengsek!" sekali lagi Wika mengumpat tanpa mau melihat situasi dimana ia sekarang.Masa bodoh! pikirnya."Alex, kau sangat kebiasaan sekali mengaggetiku, mencekal serta menarik tanganku sesuka hatimu." omel Wika menatap nyalang Alex.Wika mengusap-usap lengannya yang terasa perih akibat cekalan tangan Alex tadi. "Lihat ini!" Wika menunjukkan lengan kirinya yang memerah."Eh, ini apa?" tanya Alex menahan tangan Wika saat menangkap sesuatu yang melingkari jari manis gadis itu.Wika tersentak sadar dan berusaha mena
Sepanjang perjalanan Wika tampak lesu, mood baiknya sejak pagi tadi entah kenapa menguap hilang tiba-tiba begitu saja. Pikirannya masih melayang mengenai Alex, lebih tepatnya soal pernyataan cinta Alex tadi.Tentu Wika terkejut, ia tak menyangka bahkan sangat tidak menyangka jika pria yang telah di anggapnya teman selama ini ternyata menaruh hati padanya. Wika pikir, rasa sayang dan perhatian Alex selama ini murni hanya karena hubungan pertemanan mereka yang solid. Namun nyatanya Wika sudah salah dalam mengartikannya.Jika kalian jadi aku, bagaimana reaksi kalian saat mengetahui pria yang selama ini kita anggap teman ternyata menaruh hati pada kita? jerit batin Wika entah bertanya pada siapa.Yang pasti saat ini ia butuh curhat, ia membutuhkan teman ngobrol. Jadi untuk itu Wika berinisiatif ingin menemui Pras.Ya, Wika menginginkan Pras ada di sisinya saat ini juga.Wika melan
Rahang Pras mengeras setelah ia mendengarkan cerita langsung yang keluar dari mulut Wika mengenai soal Alex yang tadi menyatakan perasaan cintanya. Sontak hal itu tak membuat Pras terkejut, karena ia sudah tahu sejak awal dan hal itulah yang membuat mereka kompak bersepakat menjadi musuh.Hanya saja saat ini yang membuat Pras marah adalah tindakan Alex yang berani menyatakan cinta langsung pada Wika. Tidak tahukah pria yang masih bau kencur itu jika Wika telah ia klaim sebagai miliknya. Ya, walaupun saat ini masih tunangannya. Tapi, tetap saja Wika itu miliknya."Wika, kamu itu milikku." kata Pras yang dari nada suaranya sedikit gusar."What?" reaksi keterkejutan Wika saat mendengar kata "milikku""Memang kamu belum menjadi milikku seutuhnya, tapi separuh dari diri kamu dan separuh dari hati kamu sudah menjadi milikku. Begitupun sebaliknya, dan sebentar lagi akan ku pastikan kita akan saling memilik
Setelah pergi meninggalkan Pras begitu saja di ruangan dosen semalam, kini Wika tengah di rundungi perasaan bersalah pada pria itu. Seharusnya ia menjawab dulu pertanyaan Pras, bukannya langsung main nyelonong pergi gitu aja.Sialnya, walaupun sudah berusaha untuk menjawabnya namun bibir Wika tak mampu berucap satu kata pun. Alhasil, ia yang tak bisa berpikir panjang langsung mengambil tindakan pergi dari ruangan dosen. Tanpa tahu bahwa tindakan yang dilakukannya akan membuat seseorang mungkin merasa kecewa, bukan mungkin, bahkan seorang Pras tengah patah hati di buatnya.Dan sekarang Wika sadar bahwa ia menjadi orang yang jahat disini. Dialah si pemeran antagonis disini.Wika pun di buat semakin merasa bersalah ketika Pras pagi ini tidak ada datang berkunjung ke rumahnya. Sedikit tercubit saat mendapati kenyataan itu, padahal biasanya hampir setiap pagi pria itu datang dan merecokinya."Apa dia mar
Wika melirik takut-takut pada Pras yang saat ini tengah fokus menyetir, ini sudah hampir tiga puluh menit mereka di dalam mobil yang sedang berpacu tanpa tau arah tujuan. Sebenarnya Wika sangat penasaran akan dibawa kemana dirinya oleh Pras, mulutnya sudah gatal ingin bertanya pada Pras namun ia urungkan saat melihat raut wajah tanpa ekspresi pria itu.Wika berpikir jika Pras pastilah masih marah padanya perihal soal kemarin. Memang pria itu tadi sempat tersenyum dan menyapa hangat dirinya. Tapi, hanya sekadar sampai situ karena setelahnya Pras diam membisu. Suasana yang hening mencekam pun tak terelakkan.Sekali lagi Wika melirik ke arah Pras, memperhatikan sekaligus menelisik sosok tampan yang tegas itu."Aku ganteng ya?" ucap Pras penuh percaya diri, bahkan kalimat yang di gunakannya tak formal seperti biasa.Pras menoleh sekilas ke arah Wika yang ternyata masih betah melihatnya, Pras kembali fokus pada jal
"Fuck you!" entah sudah berapa kali Wika melayangkan kata umpatan itu setelah di tinggal pergi begitu saja oleh Pras dan mobilnya.Wika masih tak habis pikir dengan apa yang Pras lakukan padanya saat ini. Pria itu mengejaknya untuk bolos bersama hari ini yang dengan senang hati Wika tentu menyetujuinya. Namun karena suasana hati Pras yang tak mendukung membuatnya merasa kesal dan malah menurunkan Wika di jalanan yang cukup sunyi. Dimana tak banyak kendaraan yang sering lalu lalang di jalan ini.Seperti sekarang ini, sudah hampir sepuluh menit Wika di tinggalkan Pras di tempat ini. Dan sejak tadi tak ada satupun kendaraan yang lewat, padahal Wika sangat menunggu dan berharap jika ada satu kendaraan yang lewat hingga ia bisa menumpang untuk kembali pulang."Shitt! Fuck you kau Pak Pras!" teriak Wika kembali melayangkan umpatan pada orang yang sama."Hiks...." lirih Wika saat ak
Pagi ini kampus kembali heboh dengan berita-berita gosip terhangat yang entah dari siapa penyebar utamanya, atau dalang dari semua permasalahan gosip ini bermula. Intinya berita gosip ini semakin merebak luas begitu pesat, layaknya seperti sebuah berita gosip infotainment artis atau aktor tanah air maupun luar negeri.Baru-baru ini berhembus kabar lagi yang lebih menghebohkan, gosip yang lama saja belum kelar eh malah muncul lagi gosip lainnya. Cuma yang jadi pertanyaan mereka semua adalah, ini beneran hanya gosip belaka atau fakta.Semua ini akan terjawab apabila orangnya langsung yang mengklarifikasi sendiri di hadapan mereka. Tapi, sepertinya itu tak mungkin, mengingat salah satu dari dua gosip yang berhembus itu sedikit privasi.Seorang pria tampan tampak tersenyum puas melihat situasi yang kini terjadi. Seluruh penghuni kampus menjadi riuh dan heboh dalam membicarakan terus gosip itu. Tak hanya mahasiswa-mahasiswany
Tiga bulan kemudian....Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Yupss, tepat hari ini jatuhnya hari pernikahan Wika dan Pras akan di laksanakan. Butuh waktu tiga bulan bagi mereka untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Kenapa tiga bulan?Wika dan Pras memang sama-sama memutuskan siap menikah kapanpun, tapi kedua orang tua Wika rupanya mempunyai satu syarat pada Pras kalau ingin menjadi menantu mereka. Yaitu, Pras yang harus kembali memiliki pekerjaan tetap seperti dulu saat menjadi dosen. Berhubung Pras sudah tidak bekerja menjadi dosen lagi alias pe
Wika tampak lari terbirit-birit begitu melihat Pras yang mulai melangkah menaiki tangga. Jantungnya berdetak kencang takut ketahuan sudah menguping pembicaraan mereka dari sudut di atas tangga. Dengan gerakan cepat masuk ke dalam kamar Vania dan mulai naik ke atas ranjangnya, membaringkan tubuhnya terlentang seraya menutup kedua matanya pura-pura tidur.Terdengar suara kenop pintu yang di putar, Pras membuka pintu kamar Vania dan masuk ke dalamnya. Saat masuk ke kamar sang anak matanya sudah di manjakan dengan suguhan paling istimewa, tampak Wika sang calon istrinya dan Vania yang tampak begitu serasi tidur dalam satu ranjang. Kalau orang lain yang melihat pastinya akan mengira jika mereka ibu dan anak sungguhan, bukannya terlihat seperti anak tiri dan ibu tiri.
Pras menatap tajam seseorang yang bertamu malam-malam datang ke rumahnya. Tadinya saat bel pintu rumahnya berbunyi Pras pikir itu Sofi, dengan langkah semangat Pras berjalan hendak membuka pintu untuk sang adik. Nyatanya saat pintu terbuka Pras tercengang melihat sosok cantik, ramping, dan tinggi berdiri di hadapannya dengan mengulas senyuman manis."Hai, selamat malam mantan suami." sapa Meliza Salma ceria.Pras mengeraskan rahangnya menggeram marah. "Untuk apa kau kesini?" tanya Pras to the point."Untuk apa katamu? Tentu saja untuk bertemu putriku, Vania.
Seminggu telah berlalu semenjak Pras menyandang status sebagai pengangguran, sementara Wika yang resmi memutuskan untuk berhenti kuliah. Keduanya menikmati waktu kebersamaan mereka dengan bahagia, sekarang dimana pun ada Wika maka di situ ada Pras.Seperti sekarang ini keduanya terlihat kompak dalam membuat menu makan siang. Pras dan Wika tampak sibuk berkutat di dapur, berjibaku pada semua bahan-bahan makanan dan peralatan masak."Sayang, ayamnya di balik." titah Wika yang kini mulai berani memanggil Pras dengan sebutan mesra, tak seperti dulu masih malu-malu. "Jangan biarkan sampai gosong." titah Wika kembali."Oke bos," dengan sigap Pras mematuhinya, langsung fokus pada ayam yang tengah di gorengnya.Sambil membalik ayam yang tengah di gorengnya, Pras melirik pada Wika yang tengah sibuk pada olahan bumbu. Pras mengendikkan bahunya tak tau, entah bumbu apa yang Wika buat."Kamu sedang
Pras hanya diam saja saat sang adik tercintanya tengah mengomel memarahinya. Tampak Sofi tengah di liputi amarah yang luar biasa, terlihat pancaran kobaran api yang menyala pada wajahnya."Aku tidak mengerti dengan dirimu kakak, kamu ini bodoh atau apa?!" entah yang sudah ke berapa kali Sofi menjerit dan membentak Pras, mengumpat berbagai macam kata sebagai bentuk pelampiasannya atas tindakan yang di buat sang kakak.Sambil masih terus mengomel Sofi mondar-mandir berjalan kesana-kemari bagai orang kesetanan. Sedangkan Pras hanya diam sebagai pendengar yang baik.Jujur, sebenarnya Sofi tak habis pikir dengan jalan pemikiran Pras dan Wika yang begitu entengnya membuat tindakan ceroboh seperti berciuman di depan umum. Di depan orang banyak!Gila, gak sih?!Mereka berdua tidak memikirkan konsekuensinya, tak memikirkan posisi mereka yang harus di taruhkan disini.Pras yang mu
Tanpa permisi seperti mengetuk pintu ruangan dosen terlebih dahulu, Wika membuka pintunya kuat dan langsung menerobos masuk ke dalam. Hal ini membuat para dosen-dosen sangat kaget, mencibir pada tindakan tak sopan yang di lakukan Wika.Wika sama sekali tak mempedulikan itu, ia malah langsung mendekati Pras yang tampak tengah sibuk membereskan barang-barangnya."Pak Pras!" panggil Wika yang langsung menyita perhatian Pras.Pria itu menoleh ke arahnya, memberikan senyuman terbaiknya. "Hai sayang," sapanya begitu lembut sembari masih tetap fokus dengan barang-barangnya, ia masukkan ke dalam sebuah kardus cukup besar.Wika memperhatikan semua itu dengan wajah murung. "Buat apa semua ini pak?" tanyanya lirih."Tidak untuk apa-apa, hanya sedang membereskan semua barang-barang ini sampai bersih." jawab Pras santai masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya."Semua
"What? Ini seriusan?!" pekik Sofi membulatkan matanya kaget saat menerima beberapa foto dan satu rekaman video ciuman antara Wika dan kakaknya, Prasetyo Girandi.Pesan yang di kirimkan oleh seseorang yang baru-baru ini dekat dengannya. Awalnya Sofi malas dan tak berniat untuk membuka pesan itu, tapi kalah oleh rasa penasarannya yang kelewat tinggi. Dan betapa kagetnya lah Sofi saat melihat isi yang di kirimkan oleh orang tersebut.Sofi membaca isi pesan berikutnya yang di tulis orang tersebut. "Tranding topic.""Oh, shitttt! Astaga kak Pras, Wika! Apa yang kalian lakukan ini?" panik Sofi luar biasa panik.Uring-uringan Sofi langsung meluncur searching ke berbagai media sosial. Dan benar adanya, Sofi kembali membelalakkan matanya saat melihat kata tranding topic lagi dan parahnya berada di urutan nomor satu."Siapa yang menyebarkan ini?" gumam Sofi kalut.Sofi mencoba melihat k
"Hai, sayang." sapa Wika tersenyum ceria dan sengaja menekankan kata sayang dengan nada cukup kuat agar semua orang yang ada di kantin kampus mendengarnya."Boleh aku duduk?" tanya Wika meminta izin pada Pras yang terbengong hebat bagai orang linglung."Wika?" gumam Pras meyakinkan penglihatannya sendiri. "Aku tidak sedang berkhayal kan? Kamu memang menghampiri mejaku dan berdiri di hadapanku saat ini kan?"Wika tertawa ngakak, "kenapa bapak terlihat jadi seperti orang bego begini? Upssss." ejek Wika, namun ia buru-buru membungkam mulutnya saat melihat tatapan tajam Pras padanya.Pras langsung tersadar jika ini memang nyata dan bukan sekadar khayalan belaka. Tapi, rasanya masih sangat tak mungkin saja melihat Wika yang berani mengambil tindakan seperti ini.Apa gadis ini baik-baik saja? batin Pras terlihat khawatir pada Wika."Wika, are you okay?" tanya Pras menata
Wika mengerjapkan matanya setelah ia mendengar kekacauan yang terjadi di kampus. Berusaha menutup telinganya saat tak kuasa mendengar gosip yang menyebar luas. Gosip yang salah satunya mengenai pertunangannya dengan Pras. Sungguh, diluar dugaannya jika akan secepat ini.Kalau di pikir-pikir lagi, bagaimana mungkin jika hal ini sampai bocor dan menjadi berita yang menghebohkan di kampus? Sedangkan tak ada satu orangpun teman-teman Wika di kampus yang mengetahui ini, atau para dosen teman sesama se-profesi dengan Pras juga tidak ada yang tahu."Kecuali...." gumam Wika kembali mencoba mengingat-ingat mungkin saja ia sudah kelepasan bicara dan secara tak sadar membocorkan mengenai fakta tentang pertunangannya dengan Pras.Saat masih menebak-nebak siapakah dalang penyebar berita ini, tak sengaja ekor mata Wika melihat sosok pria yang di kenalnya tampak berjalan tergesa-gesa. Tentu hal ini membuat Wika curiga saat melihat