Joshua yang sedang melamun tiba-tiba saja dikagetkan oleh Mr Black yang memanggilnya dengan teriakan yang memekikkan telinganya.
“ Bapak Joshua Abraham...!. Tolong jangan melamun saja !“. Ucap Mr Black kencang-kencang pada Joshua yang sontak saja membuatnya terkaget-kaget.
“ Bisa tidak kau ini sekali saja tidak membuatku kesal, Mr Black?. Jantungku rasanya mau lepas karena teriakanmu itu !”. Balas Joshua sembari mengelus dadanya.
“ Ayolah Joshua, santai saja. Bunga-bunga disini bisa mati layu kalau kau terus-terusan melamun dan tidak mempedulikan bunga-bunga dihadapanmu ini !”. Jawab Mr Black seraya menyirami sebagian bunga-bunga dan tanaman hias yang berada ditoko bunga itu.
“ Ah, entahlah tiba-tiba saja terbersit dikepalaku,aku lantas memikirkan Elena. Perasaan yang aku belum luapkan ini seakan mengganjal benakku, Mr Black !”. Tutur Joshua sembari mengambil alat penyiram bunga dan perlahan menyirami bunga-bunga dihadapannya itu.
“ Aku
Saat itu ditoko bunga, Joshua yang sedang menyirami tanaman-tanaman hias sedikit tersenyum bahagia karena sudah meletakkan bunga tulip segar diatas meja makan dirumah Elena itu. Dari kejauhan nampak Mr Black memperhatikannya tersenyum bahagia sembari merapikan bunga-bunga segar dietalase toko. Dengan cepat, Mr Black menghampiri Joshua. Dan segera menanyainya seolah begitu penasaran. “ Joshua, tidak pernah aku melihatmu tersenyum seperti sekarang ini. Apa yang sudah kau lakukan,memangnya ?”. Tanya Mr Black heran. “ Ah, aku hanya meletakkan bunga tulip segar diatas meja makan dirumah Elena. Itu saja !. Aku sudah bahagia meskipun hanya sekedar memberinya bunga tulip segar secara diam-diam. Aku hanya ingin sekedar mengenang kisah masa laluku bersama-sama dengan Elena dan juga Luna “. Ucapnya pada Mr Black sembari melanjutkan menyirami tanaman-tanaman hias itu. “ Pasti Elena dan juga Luna putrimu terheran-heran,melihat ada bunga tulip segar yang tiba-tiba
Sekembalinya Mr Black dari pekerjaan utamanya sebagai malaikat maut , duduk bersandarlah ia diatas sofa. Tanpa terasa matanya terpejam karena letih yang menghampirinya. Malampun tidak terasa berlalu. Dan perlahan sinar matahari pagi yang hangat pun mulai menghampiri. Cuitan burung-burung yang saling menyahut dan beterbangan diluar rumah,membangunkan Joshua dan juga Mr Black dari tidurnya. Segera mereka bergantian mandi dan menuju ke toko bunga. Sementara itu, Elena beserta Luna yang sudah berada di warung makan sederhana mereka, mulai sibuk mempersiapkan pembukaan warung makan mereka dipagi hari itu. Sembari mengelap meja-meja dan kursi-kursi yang berada didalam warung makannya, Luna merapikan ikatan rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah dirasa olehnya cukup rapi,Luna melanjutkan tugasnya itu mengelap kaca depan warung makan mereka. Saat Luna bergegas masuk kedalam warung makan sederhananya itu, tiba-tiba saja dari kejauhan terlihat seorang wanita yang s
Dari kejauhan nampak Elena dan juga Joshua muda sedang berlari-lari ditepian pantai. Mereka bersenda gurau seakan hari itu adalah hari yang begitu berharga. Ya hari itu adalah hari dimana mereka mulai menjalin ikatan asmara sebagai sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Sedangkan Elena dan juga Joshua yang saat ini sudah menua hanya seakan diam terpaku melihat mereka dimasa lalu yang sedang dimabuk asmara. Begitu konyol rasanya. Melihat masa lalu mereka saat itu dihadapan mereka sendiri.Tetapi itu semua adalah takdir mereka. Takdir yang harus dilalui pasangan cinta sejati itu. Sejenak setelah Elena dan juga Joshua yang sudah menua itu diam terpaku memandangi diri mereka yang masih muda, mereka kemudian tersadarka
Hari-hari bahagia setelah pernikahan mereka pun mereka lewati seolah-olah hanya mereka berdua saja yang berada di dunia ini. Elena maupun Joshua pun memutuskan untuk pergi berbulan madu, seminggu setelah mereka menikah. Bali merupakan tempat yang mereka pilih untuk berbulan madu.Bali merupakan tempat yang begitu pas bagi mereka untuk menghabiskan masa-masa bulan madu mereka. Pantai yang cantik, karang pantai yang bagus suasana yang menyenangkan sekaligus keramah tamahan penduduk lokal asli Bali, merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang mengunjunginya.Joshua maupun Elena mereka begitu menyukai pantai, sehingga jika mereka pergi ke manapun untuk berlibur mereka pasti memutuskan untuk memilih tempat penginapan yang pemandangannya selalu menunjukkan ke arah pantai." Joshua, coba lihat kemari. Topi ini sepertinya pantas untukmu " Ujar Elena sembari memaka
Elena kemudian tersadar lalu segera melepaskan pandangan matanya terhadap Joshua. Elena kemudian berlalu pergi meninggalkan Joshua yang masih terdiam bingung karena Elena yang hanya menatapnya dan seolah meninggalkannya tanpa berucap satu patah katapun. Sementara itu Luna yang melihat mamanya tergesa-gesa meninggalkan acara syukuran toko bunga itu pun merasa heran. Karena Luna Tidak enak hati kepada pemilik toko bunga, Luna segera berpamitan untuk bergegas menyusul sang Mama yang terburu-buru pulang. Sesampainya di rumah, Luna pun kemudian menanyai ibunya itu. " Mama sakit atau apa? kok tiba-tiba saja Mama buru-buru pergi, kan Luna jadi tidak enak sama pemilik toko bunga " Ucap Luna kepada Mamanya itu sambil terengah-engah mengatur helaan nafasnya. " Mama enggak sakit kok Luna, mama baik-baik aja. Mama lagi sedikit kurang enak badan aja sih makanya m
Mr Black yang baru saja selesai makan, kemudian dia berniat membantu Joshua untuk merapikan tanaman-tanaman yang berada di toko bunga itu." Kemarikan pot bunga disebelah kirimu itu, Joshua. Biar aku susun ke tempat dimana banyak pot-pot bunga yang belum berisi tanaman berada " Ujar Mr Black kepada Joshua untuk memindahkan posisi pot bunga yang berada di sebelah kirinya itu." Hah, oh iya. Ini ambillah Mr Black. Iya simpankan pot-pot bunga yang belum terpakai ini !" Balas Joshua kepada Mr Black sembari sedikit melamun." Sudahlah Joshua jangan terlalu kau pikirkan hal-hal yang tadi kau alami. Yang ada, uban dikepalamu serta keriput di wajahmu itu semakin bertambah banyak saja. Nanti yang ada istrimu itu tidak bisa mengenali dirimu lagi. Ah, sudahlah, yuk kita bereskan pot-pot bunga ini lalu kita segera pulang " Ucap Mr Black kepada Joshua sembari mengajakn
Entah kenapa aku mulai menyukai tanaman bunga tulip ini. Mungkin aku baru menyadari bahwa dunia ini begitu penuh dengan warna tidak hanya satu warna saja. Mungkin juga aku terlalu sibuk akan duniaku sendiri saat itu, yang hanya mementingkan untuk mencari uang dan mencari uang saja. Padahal uang itu tidak bisa membeli semuanya, termasuk dengan kebahagiaan. Bila saja sejak dahulu kala aku bisa selalu membahagiakan Elena maupun juga Luna.
" Oh iya terima kasih atas makan siang yang sudah kau berikan untukku. Aku sekarang ini ingin meminta maaf kepadamu atas sikapku yang baru saja aku perbuat. Aku sedikit kesal saja sih, kepadamu. Karena kau pasti setiap hari membuatku merasa kesal entah perkara apa. Memang ada-ada saja hal yang yang membuatku begitu jengkel kepadamu setiap harinya. " Balas Joshua sembari mulai menyantap menu makan siangnya itu." Saat ini kan aku sudah berbuat baik kepadamu masa kau tidak menghargai usaha dariku. Janganlah kau marah-marah, yang ada nanti aku tidak bisa memberikan jaminan kepadamu seberapa lama kau akan berada di dunia ini untuk kedua kalinya lagi. " Canda Mr Black kepada Joshua saat itu." Aku mohon kepadamu Mr Black, tolong jangan berkata seperti itu. Aku tidak sungguh-sungguh mengucapkan hal itu kepadamu. " Ucap Joshua sembari menghentikan kunyahan makanan d
"Sama-sama, Joshua. aku pun juga ikhlas membantumu. Jika aku tidak ikhlas, pasti aku sudah tidak menemanimu di sini, benar bukan?" Jawab Mr Black ketus kepada Joshua yang masih sibuk merapikan pot bunga dan tanaman di sekitarnya.Lalu, mereka berdua pun melanjutkan kegiatan seperti biasanya. Tetapi kala itu ketika Mr Black sedang akan mengantarkan tanaman-tanaman bunga yang hendak diantarkan olehnya, dia pun tidak sengaja melihat wanita tua itu mampir ke toko bunga milik bosnya.Mr Black yang kemudian penasaran mengapa wanita tua itu pergi ke sana, dia sedikit menguping pembicaraan dari boss pemilik toko bunga, dan juga wanita tua itu. Ternyata wanita tua itu memesan bunga yang hendak dibawanya ke pusara makam putranya. Jadi Mr Black pun terheran-heran, karena tiba-tiba saja wanita itu datang kesana."Mengapa ya, tumben sekali wanita tua ini datang kemari, dia sepertinya hendak membeli bunga!" Ungkap Mr Black dalam hatinya.
Setelah Mr Black sampai di tempat tinggalnya, dia pun segera duduk di ruang tamu di rumah mereka itu. Joshua yang melihat Mr Black sedang merasa gundah hatinya itupun kemudian menyapanya."Ada hal apa yang telah terjadi kepadamu?, kau terlihat kusut seperti itu Mr Black, seolah-olah ada perkara besar yang sulit kau pecahkan hari ini!" Tanya Joshua kepada dirinya."Memang ada sebuah perkara, Joshua. Namun entahlah, aku kan sudah bilang belum bisa menceritakannya kepada dirimu!" Jawabnya sambil mendengus, dan kemudian menghela nafas. Karena rasa lelah yang dirasakan olehnya, setelah mengikuti kemana wanita tua itu tinggal."Ya, ya, ya. Aku sudah menebaknya Mr Black. Sanalah mandi, bersihkan badanmu. Dan beristirahatlah setelahnya. Masih ada hal lain yang harus kita kerjakan esok hari, kan?. Jadi jangan banyak pikiran. Yang ada nanti dirimulah yang terlihat jauh lebih tua, dibandingkan dengan wajah tampanku ini!"
Luna pun memberikan bunga yang telah dibawa dari toko bunga itu kepada sang Ibunda yang berada di warung makan milik mereka. "Mama, ini Luna membeli bunga dari toko bunga Sasha, di mana pak Jayadi itu bekerja, bunganya cantik, sih Mama. Meskipun dengan warna bunga tulip yang sama namun entah kenapa menurut Luna, bunga hari ini beda, bukan?, maksud Luna beda dengan bunga-bunga tulip yang selalu kita beli!" Kata Luna itu sembari meletakkan bunga tulip yang telah di bawanya."Iya Mama tahu, Luna. Pasti jika kau bandingkan bunga yang saat ini kau bawa dengan bunga yang telah lalu, jelas berbeda dong, nak!. Bunga yang kau bawa saat ini kan masih segar. Kau ini ada-ada saja, ya!. Sudah ah, bantu Mama merapikan kursi-kursi maupun juga meja-meja ini, ya Luna!" Elena menginstruksikan kepada sang putri untuk membantunya setelah sampai di warung makan mereka.Seperti biasanya, tidak ada hal istimewa yang terjadi hari itu di warung makan milik Elena. Mereka b
"Pasti akan aku sampaikan pesanmu itu, Luna kepada Pak Jayadi!" Jawab Mr Black sembari berlalu pergi meninggalkan warung makan sederhana itu."Nah, Joshua. Ini sarapan dan juga sekaligus makan siang untuk kita, yang baru saja aku beli dari warung makan Elena. Oh iya, dan Luna juga berpesan bahwa kau harus menjaga kesehatan mu. Dia tidak ingin kau sakit. Nampaknya dia khawatir terhadapmu!" Ucap Mr Black itu kepada Joshua sembari meletakkan makanan yang baru saja dibawa olehnya."Hmmm, ya terima kasih Mr Black. Aku pasti akan memakannya. Memang perhatian sekali Luna, ya. Mungkin saja dia sudah menganggapku seperti ayahnya sendiri. Barangkali perkiraan ku seperti itu, dan bisa saja benar seperti itu, bukan?. Ya sudah, mari kita kerjakan apa yang harus kita kerjakan!" Ajak Joshua itu kepada Mr Black sembari melanjutkan pekerjaannya.Sementara itu diwarung makan sederhana mereka, Luna masih terpikir akan keadaan Joshua yang tidak ada
Entah kenapa malam itu Luna memikirkan keadaan pria tua yang selalu dipanggilnya Pak Jayadi. seolah-olah dia selalu teringat akan kehadiran Papanya dalam sosok pria tua itu. "Jika saja pria itu adalah Papaku, pasti aku sangat senang sekali!" Ucapnya dalam hati."Semoga saja esok hari aku bisa mendengar kabar dari pak Jayadi maupun juga pria yang selalu bersamanya itu!" Ucap Luna lagi kepada dirinya sendiri. Lalu setelahnya Luna pun bergegas beristirahat untuk menyongsong hari esok yang harus dilaluinya bersama-sama dengan ibunya di warung makan mereka yang selalu menghadirkan cita rasa masakan rumahan sederhana nan nikmat, yang selalu digemari oleh pelanggan setia mereka.Seperti biasanya Elena maupun juga Luna, selalu bersiap-siap di pagi hari dengan berdandan rapi dan juga setelahnya mereka menyempatkan untuk sarapan bersama-sama di meja makan rumah mereka yang memang sederhana, namun selalu rapi tertata."Mama Elena, Luna pagi
"Black, ini ada makanan untukmu dan juga pak Jayadi. Luna memberikannya untuk kalian. Aku tidak tahu apa isinya, yang jelas aku hanya dititipi saja olehnya" Ucap sang pemilik toko bunga itu kepada Mr Black yang baru saja kembali dari mengantarkan pesanan bunga."Oh terima kasih banyak, bu. Kok repot-repot sekali Luna itu, ya?. Sampai-sampai mau mengantarkan makanan kesini. Padahal kami sedang tidak memesan makanan apapun. Lantas, berapakah harga yang harus kami bayar?" Tanya Mr Black itu kepada bossnya."Oh, iya kata Luna kalian tidak perlu membayar makanan ini. Katanya juga, ini adalah sebagai rasa terima kasih dari mereka karena kau dan juga Pak Jayadi sudah menjadi pelanggan setia warung makan mereka". Ujar sang pemilik toko bunga itu menirukan ucapan Luna."Benar-benar rejeki nomplok memang. Seriuskah bahwa kami tidak per
Mr Black pun kembali ke alam manusia. Alam di mana dia harus menghabiskan waktunya lebih banyak dibandingkan dengan alam lain. Sebenarnya dia masih terheran-heran, kemana sebenarnya biodata mengenai dirinya menghilang. Mr Black masih bertanya-tanya, kenapa arsip yang dicarinya tidak kunjung ketemu. Sebenarnya dia masih penasaran bagaimana dahulu sebenarnya masa akhir hidupnya, sewaktu dia sebelum berubah menjadi seorang malaikat maut.Joshua yang baru saja kembali dari mengantarkan pesanan, yang sedikit terengah-engah sembari berjalan cepat ke dalam toko bunga itu, membuatnya terkejut. "Astaga, Joshua. Aku pikir pelanggan baru dari toko ini yang mungkin saja terburu-buru mencari bunga yang bisa jadi mau dibawa untuk suatu acara yang penting. Ternyata aku salah orang, sudah kuduga memang dirimu. Aduh, untung saja aku tidak benar-benar terkejut!" Ucap Mr Black kepada Joshua."Sangat heran sekali hari ini, bisa juga dirimu terkejut Mr Blac
Meskipun dirinya sedang bekerja saat itu, pikiran Mr Black sungguh tidak bisa fokus pada tanaman-tanaman yang harus dirawat olehnya itu. Dia hanya memikirkan bagaimana ingatan manusianya dahulu bisa kembali. Setelah dia bergegas menyelesaikan pekerjaannya di toko bunga itu, perlahan-lahan dia kembali ke alam lain dan membuka satu demi satu lagi catatan tentang manusia yang meninggal sejak dirinya ditugaskan menjadi malaikat maut Tuhan. Mr Black pun belum berhasil menemukan siapa gerangan identitasnya.Sampai pada suatu ketika, sewaktu dirinya tidak sengaja menghampiri makam seseorang yang jiwanya harus dibawa olehnya menuju ke alam lain, yang letaknya tidak jauh dari makam Joshua, dia melihat seorang wanita tua menangis tersedu-sedu di seberang makam itu. Tanpa disadari olehnya, ternyata wanita itu sedang menangisi makam putra kandungnya. Putra kandungnya yang sudah meninggal te
"Mr Black, segeralah bangun. Ini ada sarapan untukmu. Kenapa hari ini kau susah bangun?. Tidak seperti biasanya. Biasanya kan kau yang selalu membangunkanku" Ucap Joshua kepada Mr Black didepan pintu kamarnya."Ya, tunggu. Ini aku sedang berusaha untuk membuka mataku. Aku semalam sedang sedikit susah untuk memejamkan kedua mataku. Makanya aku hari ini tidak bisa untuk bangun lebih awal." Balas Mr Black dari dalam kamarnya.Mr Black yang masih mengantuk itupun segera bergegas menuju ke kamar mandi untuk membasuh badannya, sehingga rasa kantuk yang dirasakannya itu bisa setidaknya sedikit berkurang. Setelah selesai mandi, dia pun segera sarapan pagi, dia memakan sarapan yang sudah dibuatkan oleh Joshua. Dan mereka kemudian segera pergi menuju ke toko bunga tempat mereka berdua bekerja. Hari itu Joshua nampak begitu tenang. Mungkin dia tidak begitu memikirkan Elena maupun Luna.