Beranda / Romansa / Marriage Partner / 62. Preman Syariah

Share

62. Preman Syariah

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 12:26:10

Malamnya, Flora memutuskan untuk menemani Amanda makan malam di dalam kamarnya.

Bagaimana pun menyebalkannya wanita itu, tetap saja Flora merasa bertanggung jawab karena Pak Adam telah meminta Flora untuk menjaga sepupunya.

Suasana hati Flora yang sedang baik setelah hubungannya dengan Adam kini telah berganti status menjadi pacaran, membuatnya tak bisa berhenti untuk diam-diam menyunggingkan senyum konyol.

Bahkan Amanda yang tak peduli dengan orang lain selain dirinya pun ikut menyadarinya, membuat Flora menjadi sasaran olok-olok Amanda.

Tapi khusus kali ini gadis berambut ikal kemerahan itu tidak merespon semua ejekan itu dan memilih diam, mengabaikan serta memakan makan malamnya dengan tenang hingga selesai.

"Nona, kamar Anda di sebelah sini."

Seorang maid mengantarkan Flora yang terlihat sudah mengantuk setelah asik menonton televisi di lantai bawah.

"Apa ada baju ganti untukku?" Tanya Flora pada maid yang sedang mengantarnya ke lantai dua.

"Ada, Nona. Nanti di kamar Anda su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Marriage Partner   63. Bertemu Noah Wrighton

    Flora dan Adam telah berada di meja makan untuk sarapan bersama. Hari ini rencananya Flora akan ikut pergi bekerja, karena Adam sudah menugaskan seorang bodyguard wanita untuk menjaga Amanda. Flora masih merona malu mengingat kejadian tadi pagi di kamar mandi. Adam benar-benar membuatnya ketakutan dan mengira lelaki itu akan menyerangnya di kamar mandi, apalagi pria itu langsung mengunci pintunya dari dalam dan sengaja menaruh kuncinya di atas ventilasi yang tidak tergapai oleh tinggi tubuh Flora! Namun ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Alih-alih Adam menyerang Flora, yang ada justru lelaki itu berdiri menjauh dari gadis itu, dan tiba-tiba saja ia membuka celana boxernya lalu mandi dengan santai di bawah shower tanpa sehelai benang pun yang menutupi. Flora lagi-lagi menjerit sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, bahkan tak berani untuk sekedar mengintip dari sela-sela jarinya. Takutnya sih khilaf. "Cepetan makannya," perintah Adam membuyarkan lamunan Flora, s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Marriage Partner   64. Cinta Pertama Adam

    "Perkenalkan, ini calon istriku, Flora Shalsabilla."Flora mencubit lengan Adam sebagai kode untuk menurunkan tubuhnya dari pundak lelaki itu. Ia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang ada di otak Adam, membawa dirinya dalam gendongan ala karung beras saat menghadap dan memperkenalkan Flora kepada orang tuanya? Gila.Meskipun enggan, Adam pun akhirnya menuruti Flora dan menurunkan tubuh gadis itu dengan perlahan, sambil mengawasi Flora agar tidak kabur lagi.Flora benar-benar lega saat akhirnya kakinya menginjak lantai juga, namun sontak terdiam dan tercekat ketika menatap sosok berwajah aristokrat dingin di hadapannya.Lelaki berusia lima puluhan tahun itu tersenyum tipis menatap Flora, seakan sama sekali tidak terpengaruh dengan perbuatan aneh anaknya yang membawa Flora masuk ke ruangan dengan bopongan. "Halo, Nona Flora Shalsabilla. Perkenalkan namaku Noah, dan ini istriku Anya." Seorang wanita cantik yang masih sangat muda--mungkin hampir seusia dengan Flora--menatapnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Marriage Partner   65. Kacau Karena Kamu

    Damned it!Adam mengacak rambut pirang gelapnya dengan frustasi, tak peduli jika penampilannya menjadi berantakan karenanya. Bahkan sejak ia memasuki ruang kerja CEO tempatnya bekerja untuk sementara ini, Adam telah membuka jas dan melemparnya sembarangan ke atas sofa. Dasi bercorak navy abstrak pun ia longgarkan, untuk akhirnya ikut ditanggalkan dan kini juga telah teronggok di sofa menyusul jas dengan warna yang senada itu. Hempasan napas kasar terhela darinya, yang saat ini sedang memandang ke luar jendela kaca besar yang memperlihatkan pemandangan kota dari ketinggian 35 lantai.Adam pun membiarkan pikirannya mengembara, kembali pada saat Flora mengatakan bahwa apa yang ada di antara mereka telah usai. Mereka bahkan belum memulai apa pun! Adam belum menunjukkan apa pun pada Flora, belum memberikan apa pun yang ingin ia beri kepada Flora.Erangan keras penuh rasa frustasi pun kembali terlontar dari bibirnya. Sial. Ini semua karena dirinya yang dengan bodoh menunjukkan sediki

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Marriage Partner   66. Sebuah Kenangan Pahit

    BUUGGHH!! Tubuh remaja itu pun seketika terjengkang dengan keras ke atas lantai marmer putih yang licin. Percikan darah segar mengucur dari hidung dan bibirnya yang sobek, jatuh membasahi lantai sehingga memberikan warna yang begitu kontras pada marmer putih itu. "Anak bodoh!! Sudah kukatakan kalau keturunan Wrighton haruslah sempurna!" Bentak Noah dengan mata birunya yang nyalang dan berapi-api. Lalu ia mengambil kertas lusuh yang tercampak di lantai.Ada bekas jejak sepatu di atasnya, seakan kertas itu habis diinjak.Noah mengangkat kertas itu dan melemparnya ke wajah penuh lebam dan darah anak lelaki berusia dua belas tahun yang masih diam tersungkur di lantai. "Apa itu yang kamu sebut 'sempurna', haah?!"Kertas lusuh itu pun kembali terjatuh ke lantai, menampakkan dua buah angka besar 97 dalam bolpoin merah menyala yang mencolok dan diberi lingkaran di sekililingnya. Itu adalah kertas ujian matematika, dan si anak yang babak-belur itulah pemiliknya.Anak lelaki itu menyeka d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Marriage Partner   67. Sebuah Kenangan Pahit (2)

    Keesokan harinya, Adam kembali berkunjung ke makam Mommy. Namun kali ini ia juga ingin bertemu Anya untuk memberikan cake coklat serta beberapa peralatan menulis, sebagai ucapan terima kasih karena telah menolongnya kemarin. Bahkan Adam pun sudah melupakan keinginan untuk kembali mengiris pergelangan tangannya, setelah semalaman ia memandangi boneka badut kecil yang terlihat sangat konyol itu, namun entah bagaimana juga telah membuat perasaannya sedikit tergugah.Kedatangan Adam disambut dengan begitu hangat oleh para penghuni Panti Asuhan, cukup membuatnya jengah dan risih karena tidak terbiasa menjadi pusat perhatian. Namun di satu sisi tanpa ia sadari, kebekuan di hatinya secara perlahan pun mulai sedikit mencair.Anak-anak kecil tanpa orang tua itu begitu terlihat begitu ceria, dan Adam merasakan kesenangan tersendiri saat bermain dan bercengkrama dengan mereka. Sejak saat itu pula Adam dan Anya semakin dekat. Anya yang masih berusia sembilan tahun, menganggap Adam yang tiga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Marriage Partner   68. Kita Akan Sangat Bersenang-senang

    "Kalau begitu, biarkan ego lelaki dominan ini menaklukkan seorang gadis pembangkang yang ia inginkan. Tidurlah denganku, Flora. Sekarang," tukas Adam, sebelum kembali menyerang bibir Flora dengan beringas.Flora ingin mengelak dari serangan Adam dengan melayangkan pukulan serta tendangan, namun kedua tangannya terhimpit tak berdaya karena Adam menekannya di pintu.Pun sama halnya dengan kedua kakinya. Adam telah menekan kaki Flora dengan kakinya, bahkan juga seluruh tubuhnya.'Sialan! Kayaknya dia sudah bisa memprediksi gerakanku!' Batin Flora kesal. "Paaak!! Lepasin saya atau Pak Adam akan saya adukan ke Polisi berkaitan dengan pemaksaan kehendak disertai kekerasan seksual!" Sergah Flora lantang saat akhirnya ia berhasil melepaskan sejenak bibirnya dari terkaman buas Adam.Kedua ujung bibir Adam terlihat berkedut dan otomatis tertarik ke samping, memamerkan senyum memukau yang terlihat sangat tampan, dan sialnya justru membuat jantung Flora serasa koprol dari tempatnya."Pemaksaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Marriage Partner   69. Kapan Kita Bisa...?

    "Bagiku, makam itu adalah tempatku bermain. Dan juga tempat pertama kali aku bertemu seorang pangeran tampan dan langsung jatuh cinta padanya, sejak usiaku sembilan tahun... hingga sekarang."Flora pun kembali terdiam dengan wajah datar mendengar pengakuan Anya yang blak-blakan itu. Ia tak akan memberikan tanggapan apa pun, karena memang sudah bukan kapasitasnya lagi untuk menanggapi. Semakin jelas sekarang, antara dirinya dan Adam sudah tidak ada yang perlu dipertahankan lagi.Flora hanya bersyukur bahwa perasaannya belum terlalu dalam untuk Adam, meskipun sedikit di dalam sana ada rasa kehilangan. Sedikit. Kira-kira satu nanometer, yang katanya adalah satuan terkecil. Iya, nggak usah banyak-banyak. Bikin mules ntar.Tawa renyah Anya pun terdengar, meskipun ada selintas perasaan heran yang tersirat dari wajah cantiknya. "Kok kamu biasa-biasa aja sih mendengar semua penjelasanku dari tadi? Juga nggak ada reaksi saat aku bilang kalau Adam dan aku dulunya sepasang kekasih?"Anya me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Marriage Partner   70. Undangan

    "M-maksud Bapak, syarat dariku yang waktu itu? Black card, berlian 30 karat dan Hermes Himalaya??" Tanya Flora terkejut. Padahal saat itu dia hanya menyelutuk asal! "Plus private island, dan dan private yacht. Semua sudah siap, Flora. Jadi kapan kita bisa tidur bersama?" Tukas Adam dengan netra biru langitnya yang menghujam tajam seakan dapat menembus kepala Flora. Flora pun mengernyit. "Maaf, Pak. Tapi perasaan itu cuma syarat untuk pacaran dengan saya deh, bukan untuk tidurin saya!" Sergahnya kesal. "Apa bedanya?" Cetus Adam sambil menaikkan alisnya. "Toh kalau aku nanti nikah sama kamu, kita juga bakal tidur bareng kan?" Flora pun serta-merta kembali melemparkan tatapan datarnya. "Ya beda lagilah! Kalau sudah nikah, bobo barengnya kan sudah sah! Nggak bakalan digrebek dan diarak satu RT kalau mau skidipapap sawadikap biskuit ahoy," Balas Flora lagi. Ck. Gini deh, kalau punya otak kebanyakan konten mesum. Nikah yang diliat pun cuma bagian nganu-nganunya doang! Adam meneleng

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18

Bab terbaru

  • Marriage Partner   102. My Sweet Family

    Saat Adam masih celingukan mencari keberadaan Flora yang tiba-tiba saja menghilang entah kemana, tiba-tiba saja Dante dan beberapa orang lelaki menariknya menuju ke dalam lift. Ya, rumah tiga lantai milik Pinkan memang memiliki lift kecil di dalamnya. "Party time!" Seru seseorang yang berada di samping Adam dengan penuh semangat, yang disambut dengan ribut sorakan riang lainnya. Oh damned. Sepertinya Adam sedang 'diculik' dan dibawa ke dalam Bachelor Party yang tadi disebutkan oleh Dante, padahal ia sama sekali belum bertemu dengan Flora untuk meminta ijin. Adam pun buru-buru meraih ponselnya, memutuskan untuk menelepon calon istrinya itu dan memberitahu mengenai acara yang sudah di atur oleh para sepupunya yang tukang culik ini. Paling tidak Flora harus tahu, karena Adam tidak ingin gadis itu memergokinya. Bisa kacau nanti. Namun sudah berkali-kali Adam menelepon ponsel Flora, tetap saja gadis itu tidak mengangkatnya. Adam pun berdecak sebal dan memutuskan untuk mengirim

  • Marriage Partner   101. Bachelor Party

    Waktu berlalu tanpa terasa, dan hanya tinggal dua minggu lagi menuju hari pernikahan Adam dan Flora.Flora pun masih bekerja seperti biasa, meskipun Gevan membebaskannya jika ingin mengambil cuti. Tapi tentu saja gadis itu merasa tidak enak hati untuk mengambil cuti yang terlalu lama. Ah, bosnya itu memang terlalu baik.Dan ngomong-ngomong soal para calon pengantin, meskipun mereka masih bekerja di dalam satu Gedung, Adam dan Flora jarang sekali bertemu karena kesibukan masing-masing yang cukup menyita waktu. Adam masih saja berkutat dengan dua perusahaan, Samudra Corp. dan Wrighton Constructions, karena Noah yang juga masih menjalani terapi kanker harus menjaga kondisinya dan tidak boleh terlalu lelah.Hal inilah yang menjadi dilema bagi Adam. Di satu sisi sejujurnya ia lebih menyukai bekerja di Samudra Corp bersama Gevan, namun di sisi lain ia juga kasihan dengan Dad yang sepertinya sudah waktunya pensiun sebagai CEO Wrighton Constructions--terutama karena sedang sakit seperti in

  • Marriage Partner   100. Percakapan Sebelum Menikah

    Adam kembali mengarahkan padangannya ke langit malam, membuat Flora pun sontak ikut mendongak melihat langit. Tapi gadis itu malah terkesiap ketika kedua matanya tiba-tiba ditutup oleh tangan Adam, membuat dirinya serasa terkungkung oleh kegelapan.Lelaki itu mendekatkan bibirnya di telinga Flora untuk berhitung mundur, "Tiga, dua, satu..."Adam membuka tangannya dari mata Flora, bertepatan dengan ledakan sejuta bunga yang berkilau laksana emas yang menyinari langit malam.Flora membelalak, terpukau, tak menyangka kalau akan ada kembang api malam ini. Suara desing lembut yang diikuti oleh suara ledakan serta visual gemerlap di angkasa membuat matanya berkaca-kaca."Indahnya..." guman Flora lirih, tanpa melepaskan tatapannya dari langit.Adam yang sedari tadi hanya memandangi Flora, kini menyunggingkan senyum kemenangan. 'Yes, dia suka!!' Soraknya dalam hati. "Ini beneran kamu yang rencanain?" Flora mengalihkan wajah penuh tanya kepada Adam."Iya dong! Kembang api itu akan terus me

  • Marriage Partner   99. Melamar

    Setelah makan malam, Adam bersantai sejenak di rumah Flora sebelum ia pulang ke Jakarta. Ya, ia pulang sendirian, karena besoknya lelaki itu berencana melamar Flora dengan mengajak serta Dad. Jika ayahnya itu mau. Tadi sore ia sempat menelepon Noah dan menceritakan semuanya. Noah berkata dengan jujur bahwa dia kecewa, karena berharap putranya akan kembali bersama Anya."That is not gonna happened, Dad," ucap Adam di telepon tadi sore. "It's already over between us. It's over a long time ago," tukas Adam tegas tak terbantahkan.Noah hanya bisa menghela napas. Hantaman rasa bersalah kepada Anya tidak akan pernah bisa pudar karena telah membuat wanita itu menjadi istrinya, hingga akhirnya Anya pun terpisah dengan cinta sejatinya. Tapi apa mau dikata. Nasi telah menjadi bubur. Adam benar-benar telah mengubur perasaannya kepada Anya, dan membuka lembaran baru bersama Flora.Bahkan hingga sambungan telepon itu berakhir, Noah masih bungkam--enggan memberikan restunya.It's okay. Adam te

  • Marriage Partner   98. Saya Siap

    "Kalau begitu buktikan kalau kamu memang menyayangi Flora dengan sepenuh hati. Jangan cuma pacari putri kami, tapi nikahi dia," ultimatum Wahyu sambil berkacak pinggang.***Mungkin kalau ada penggaris meteran, rasanya ingin sekali Flora mengukur lebarnya senyum Adam saat ini. Ok, senyumnya memang tampan, tapi ya nggak perlu lebar-lebar gitu juga, kan??"Saya siap menikahi Flora, Pak Wahyu," jawab Adam cepat. "Kapan pun. Lebih cepat lebih baik," tambahnya, yang membuat Flora rasanya ingin menenggelamkan diri ke empang milik tetangga saking malunya. Wahyu terkesiap dan mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Adam barusan yang terdengar begitu tegas. Tak dipungkiri kalau ia senang dan cukup lega karena Adam sepertinya serius dengan putrinya. Apalagi lelaki itu juga yang telah membantunya mencari bukti-bukti yang membuat Wahyu keluar dari penjara. Dari situ saja sepertinya memang terlihat kalau Adam memang memiliki perhatian lebih kepada Flora.Hanya saja, pria paruh baya itu juga

  • Marriage Partner   97. Kepergok With Style

    "Tadi bicara apa aja sama Arrigo?" Flora mengangkat wajahnya dari buah mangga yang sedang ia kupas untuk Adam, ketika pertanyaan itu meluncur keluar dari mulut lelaki itu."Nggak ada yang penting, sih. Cuma say thanks aja karena Riggo sudah banyak bantu sebagai pengacara Papa, gratis pula," sahut Flora sambil kembali berkutat dengan buah mangga yang dia kupas.Mereka berdua sedang bersantai di dalam gazebo yang terletak di taman belakang rumah orang tua Flora, membiarkan Papa dan Mama Flora saling kangen-kangenan setelah beberapa hari Papanya itu berada di tahanan Polisi.Taman belakang ini tidak terlalu luas, tapi ditata dengan apik dan sangat asri. Di tengah-tengahnya ada gazebo kecil yang sering dijadikan outdoor dining room saat Flora masih tinggal di Bandung.Cuaca kota kembang Bandung ini yang tidak terlalu panas dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi pun membuat suasana menjadi rileks."Aa!" Flora bermaksud menyuapkan sepotong mangga yang ditusuk dengan garpu ke mulut Adam, ta

  • Marriage Partner   96. Calon Mertua

    Sesampainya di Polretabes Bandung, Adam pun memarkirkan mobilnya, sementara Flora langsung menelepon Riggo--pengacara yang mewakili papanya yang juga teman sekolahnya di SMU dulu."Go, gimana? Papa sudah bisa dijemput belum?" "...""Oh. Kalau gitu aku tunggu di mobil aja ya? Telpon aja kalau semua sudah beres.""...""Ok. Thanks banget ya."Flora menghela napas saat ia menutup sambungan telepon itu. "Papa belum bisa keluar karena masih harus tanda tangan beberapa berkas pembebasan," ucapnya memberitahu sambil menatap Adam."Ariggo Putra itu, pengacara papa kamu?" Tanya Adam yang masih terlihat sibuk mengutak-atik tablet-nya.Flora mengangguk. "Kenapa? Kamu kenal ya?""Nggak. Aku cuma cari profilenya aja di LinkedIn. Beneran cuma temen? Bukan mantan kamu kan?"Flora berdecak sebal. "Curigaan banget sih?"Adam mengangkat wajahnya dari tablet dan menatap dingin gadis di depannya. "Jawab saja, Flora."Flora mendengus kesal. "Bukaann! Dia itu cuma salah satu temanku di SMA, kok. Beneran."

  • Marriage Partner   95. Saat Semua Usai

    Suara ketukan pelan di pintu tak pelak membuat kedua pasang mata berbeda warna itu pun menoleh ke sana. "Siapa?" Tanya Flora pelan kepada Adam. Aneh sih. Ini kan kamar Presidential Suite. Jadi dari pintu depan nggak langsung ke kamar, melainkan melewati ruang tamu, dapur bersih, ruang kerja, baru deh ketemu kamar. Maka jika orang itu mengetuk pintu kamar, artinya dia memiliki access card juga untuk masuk ke dalam kamar 3356 ini! "Jangan takut, kayaknya itu cuma Gevan." Adam menurunkan tubuh Flora dari pangkuannya. "Mungkin dia cuma mau mastiin kalau kamu baik-baik aja." Adam mendudukkan Flora di ranjang, lalu ia pun berdiri untuk membuka pintu. Seorang lelaki berwajah datar tanpa ekspresi berdiri di sana, lalu melongokkan kepalanya ke dalam kamar seperti sedang mencari-cari seseorang. "Mana Flora? Dia nggak apa-apa, kan?" Tepat seperti perkataan Adam sebelumnya, Gevan-lah yang sekarang berdiri di depan pintu kamar. Salah satu dari dua access card kamar ini memang dia

  • Marriage Partner   94. My Crazy And Sexy Superhero

    "ADAM!" Pekik Flora penuh kelegaan dan rasa syukur yang luar biasa. Beban berat yang tadi menggelayuti dadanya pun seketika terhempas. Ia tak peduli alasan kenapa lelaki itulah yang berada di kamar 3356, tak peduli kenapa bisa Adam-lah yang berada di situ alih-alih Raiden. Flora bahkan melupakan kenekatannya untuk datang ke kamar ini adalah bertujuan untuk menyelamatkan papanya. Ia lupa segalanya... karena teramat sangat lega. Flora memeluk erat tubuh atletis itu seperti tidak akan pernah melepasnya lagi, tanpa mengerti bahwa perbuatannya itu telah membuat seorang lelaki normal dengan hasrat yang meledak-ledak seperti Adam tentunya akan bereaksi. "Aaaa...!!" Flora memekik kaget dengan kedua netra bening yang membulat, saat lelaki itu mengangkat pinggangnya dan membuat kaki jenjang terbalut jeans itu melingkari tubuh Adam. Flora yakin kalau tubuhnya tidak enteng seperti Aluna yang mungil. Bobotnya 55 kilogram dengan tinggi 168 cm, namun Adam mengangkatnya dengan satu ta

DMCA.com Protection Status