Home / Romansa / Marriage Partner / 32. Gadis Matahari

Share

32. Gadis Matahari

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2024-05-02 12:24:50

Aluna hanya bisa menelan ludahnya dan menatap nanar saat dirinya dan Gevan akhirnya telah sampai di rumah Amanda.

Saat ini hari sudah menjelang sore, dan rumah Amanda yang luar biasa besar itu pun dipenuhi oleh orang-orang yang sering wira-wiri di televisi. Rasanya Aluna hampir tak percaya kalau dirinya saat ini dikelilingi oleh wajah-wajah rupawan para selebriti!

Amanda memang bukan model sembarangan, tentu saja circle-nya pun juga diisi oleh orang terkenal.

"Jangan takut Al. Mau kamu menang atau kalah puntetap saja nggak akan ada yang berubah kok," tukas Gevan saat melihat ekspresi Aluna yang mendadak pucat pasi.

"Apa pun yang terjadi, nggak akan ada yang bisa membatalkan pernikahan kita besok," tambah pria itu lagi dengan penuh keyakinan.

Aluna mengalihkan wajahnya kepada calon suaminya yang sekarang sudah terlihat jauh lebih santai daripada beberapa jam sebelumnya.

"T-tenang aja, Mas. Aku pasti menang kok," sahut Aluna gugup.

Gevan mendengus geli melihat kekeras-kepalaan calon
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Marriage Partner   33. Masih Mau Berjuang

    Tak bisa berkata-kata. Itulah yang sedang dirasakan oleh seorang Gevan Ahza Samudra saat ini. Ia terdiam dan tak mampu bergerak, dengan seluruh jiwa dan raga yang hanya bisa terpusat kepada Aluna. Gevan benar-benar terpukau, larut dalam pesona mematikan Aluna hanya dengan sikapnya yang lugu dan polos. Jika saja sebelumnya Gevan belum jatuh cinta kepada gadis ini, maka sekaranglah saatnya. Ia telah benar-benar jatuh dan terperosok ke dalam dunia menakjubkan ini, yang hanya akan terbentuk dari kerlingan mata indah milik Aluna.Gadis itu terlalu cantik dan terlalu menggemaskan untuk di abaikan, apalagi penampilan Aluna sekarang benar-benar mirip dengan lukisan Gevan yang menggambarkan imajinasi lelaki itu tentang Aluna yang seperti peri hutan.Rangkaian bunga putih di kepalanya, sebuket bunga warna-warni di tangannya, serta glitter kuning yang ia tiupkan dari telapak tangannya, sebagai simbol kunang-kunang yang hinggap di jarinya.Gevan bahkan belum sempat bertanya tentang lukisan it

    Last Updated : 2024-05-02
  • Marriage Partner   34. Akad

    Suara sorak sorai tamu dan lagu Happy Birthday pun mengalun merdu mengiringi langkah kaki Adam, yang saat ini sedang membawakan kue ulang tahun super besar yang penuh dengan hiasan bunga berwarna gradasi merah dan emas untuk sepupunya.Dengan wajah cantiknya yang terlihat berseri-seri, Amanda menatap lilin berbentuk angka 26 di atas kue tersebut dengan penuh senyuman yang terukir di bibir."Make a wish, Amanda!" Teriak seseorang, saat lagu Happy Birthday telah selesai dinyanyikan.Senyuman di bibir merah ceri milik Amanda pun semakin lebar, dengan mata kucingnya yang menawan pun seketika memejam dengan perlahan. 'I want Gevan's heart,' bisiknya penuh harapan dalam hati.Lalu Amanda pun meniup api di lilinnya hingga padam, membuat sorak sorai dan gemuruh tepuk tangan kembali terdengar saling bersahut-sahutan.Musik yang hingar-bingar pun kembali terdengar. Pesta yang sesungguhnya pun telah dimulai. Amanda terlihat gembira dan bersenang-senang, larut dalam suka cita hingga malam yang se

    Last Updated : 2024-05-03
  • Marriage Partner   35. Honeymooners

    "Sudah siap semua, Van?"Gevan menoleh, lalu mengangkat wajahnya dari koper hitamnya untuk menatap ke arah Andromenda, Ayahnya."Sudah, Yah. Gevan sudah cek semua barang. Mudah-mudahan sih nggak ada yang ketinggalan," sahutnya.Tiba-tiba saja Andromeda tergelak kecil. "Kalau cuma barang saja yang ketinggalan sih nggak masalah, asal jangan istrimu saja yang ketinggalan, Van! Alamat gigit jari deh nggak jadi honeymoon!" Goda lelaki itu sambil menepuk pelan bahu anaknya yang malah nyengir mendengar ledekan Ayahnya.Ya mana mungkin juga Gevan bisa melupakan istri mungilnya itu! Bahkan rasanya ia sudah benar-benar tidak sabar untuk segera sampai di Zira Ayna, sebuah pulau pribadi di Dubai yang ia maharkan untuk Aluna.Akad nikah Gevan dan Aluna baru saja dilaksanakan pagi hari ini sekitar pukul sembilan dengan bertempat di kediaman Andromeda, yang kemudian dilanjutkan dengan perayaan sederhana bersama sanak saudara dan tetangga dekat. Andromeda dan Gevan sengaja tidak mengundang rekan-reka

    Last Updated : 2024-05-03
  • Marriage Partner   36. Untuk Pertama dan Selamanya (21+)

    "Apa?! Jadi mereka sudah menikah?!" Amanda memelototi Adam melalui sambungan video call yang baru saja memberitahukan informasi yang membuatnya sakit kepala. "Gimana sih, Dam! Kamu kan sebelumnya pernah bilang mereka menikahnya masih sebulan lagi?!"Adam menghela napas pelan. Sejujurnya ia agak kecewa juga dengan Gevan karena sama sekali tidak mengundang dirinya dalam acara pernikahan temannya itu, meskipun di sisi lain ia mengerti juga alasannya.Mungkin Gevan hanya tidak ingin Amanda datang dan bertingkah merepotkan di sana."Aku juga nggak tahu alasannya kenapa pernikahan mereka dipercepat. Namun menurut Om Andro, mereka baru melaksanakan akad hari ini dan untuk resepsinya sendiri baru bulan depan," tukas Adam. Andromeda memberitahu Adam, karena dirinya yang akan menggantikan sementara posisi Gevan sebagai CEO sementara temannya itu bulan madu. Biasanya Andromeda-lah yang take over semua pekerjaan jika Gevan sedang berhalangan, namun kali ini mantan CEO sekaligus ayah dari Gevan

    Last Updated : 2024-05-04
  • Marriage Partner   37. Saling Menguntungkan (21+)

    "I love you, Aluna," bisik Gevan saat ia mendekap tubuh lembut itu di dadanya. "With all my heart and untill my last breath..."Aluna mengira apa yang ia dengar itu adalah bagian dari mimpi indahnya saja, sebuah pengakuan lembut dan penuh perasaan dari Gevan itu tak lebih dari sekedar bunga tidur. Meskipun tanpa disadari bahwa Aluna juga sangat menginginkan kalimat itu dibisikkan di telinganya seperti ini.Tubuhnya teramat sangat lelah jika tidak ingin dikatakan remuk, setelah beberapa jam terus digempur oleh Gevan dengan birahinya yang seakan tak ada habisnya itu.Kedua mata bening beriris hitam milik Aluna kini telah terpejam rapat, dan samar-samar aroma mint berpadu dengan kayu-kayuan yang maskulin dan familier menyentuh indra penciumannya. Aroma Gevan.Seketika bibir merah alami itu pun melengkungkan senyuman. Meskipun dengan mata yang masih tertutup, Aluna bergelung nyaman di dekapan hangat suaminya. Ia menyurukkan wajahnya di dada bidang Gevan, dan tak lama kemudian Aluna pun

    Last Updated : 2024-05-04
  • Marriage Partner   38. Lepaskan Obsesimu

    "Mau steak welldone sama seporsi spaghetti."Gevan menaikkan alisnya heran menatap istrinya. "Bukannya kamu baru saja makan chicken grilled dan tuna sandwich?" Tanyanya takjub. Nafsu makan Aluna hari ini sungguh membuat Gevan tercengang. Belum ada lima menit dia menghabiskan enam potong ayam dan setangkup sandwich, tiba-tiba saja sudah meminta dua menu lagi?Aluna mengatupkan mulutnya yang mencebik sambil memicingkan mata kesal menatap suaminya. "Jadi nggak boleh?!" Tukasnya sewot. "Boleh banget dong, Sayang. Cuma apa perut kamu nanti nggak sakit makan sebanyak itu?" Gevan mengelus rambut istrinya dan mengecup bibir cemberutnya sekilas dengan gemas.Desahan kecil pun terhempas dari mulut Aluna. "Aku laper banget, Mas. Nggak tahu deh, kenapa hari ini rasanya kepengen makan terus," keluhnya. Padahal selama hamil, nafsu makan Aluna tidak terlalu bertambah secara signifikan. Bahkan Gevan pun pernah bertanya-tanya kenapa Aluna tidak rakus selama hamil.Tiba-tiba sekelebat pemikiran memb

    Last Updated : 2024-05-05
  • Marriage Partner   39. Rahasia Aluna

    Aluna memandangi ponselnya dengan kening berkerut dan bibir yang digigit. Sikapnya yang terlihat ragu-ragu itu pun membuat Gevan yang tadi telah membuka matanya menjadi waspada."Siapa?" Suara Gevan yang terdengar dingin membuat Aluna menatap suaminya sambil meneguk ludah."Mmm... T-Tommy..."Sontak Gevan pun langsung menegakkan badannya dan menatap tajam Aluna. "Ngapain si kunyuk itu telepon kamu?!" "Ya nggak tahu, Mas. Kan teleponnya belum aku angkat," sahutnya sambil mengedikkan bahu. "Boleh kuterima nggak, Mas?" Aluna pun meminta ijin kepada suaminya. "Ck! Terimanya di sini saja. Dan nyalakan speakernya," perintah Gevan sambil melipat kedua tangan di dada. Tatapan dari manik hazel-nya tak lepas memandang Aluna yang malah jadi salah tingkah. Aduh mudah-mudahan saja Tommy nggak ngomong yang aneh-aneh di telepon!"Halo?"Selama beberapa detik yang terdengar hanya keheningan, sehingga membuat Aluna pun mengecek kembali sambungan teleponnya."Halo, Aluna. Apa kabar?" Sahut suara yan

    Last Updated : 2024-05-05
  • Marriage Partner   40. Dia Anak Kita, Titik!

    Suara tawa yang terdengar sedih pun tiba-tiba berderai dari mulut Tommy. "Gevan sialan! Kenapa kamu bisa sesempurna itu?! Kenapa kamu mau menerima Aluna yang sedang mengandung anakku?!" Ucapnya dengan nada putus asa.Seketika Amanda pun tersentak dan membelalakkan matanya, saat mendengar sesuatu yang di luar perkiraannya. 'Apa dia bilang?? Aluna sedang mengandung anak Tommy?!'Dengan penuh emosi, gadis itu pun menjambak rambut ikal lebat Tommy dan membuat kepalanya yang rebah di meja bartender sontak mendongak karena tertarik kuat oleh jemari Amanda."Tommy!! Wake up!!" Lalu tanpa ragu, Amanda pun menampar-nampar pipi lelaki itu dengan satu tangannya yang bebas agar matanya yang terpejam bisa membuka."Aluna... jangan pergi... jangan pergi dengannya..." "Damned it!!" Umpat Amanda geram saat Tommy masih saja meracau dengan mata yang masih juga terpejam.Sepertinya pria sok bijak yang munafik ini benar-benar teler dan tidak akan sadar. Percuma saja Amanda berusaha membangunkannya."T

    Last Updated : 2024-05-06

Latest chapter

  • Marriage Partner   102. My Sweet Family

    Saat Adam masih celingukan mencari keberadaan Flora yang tiba-tiba saja menghilang entah kemana, tiba-tiba saja Dante dan beberapa orang lelaki menariknya menuju ke dalam lift. Ya, rumah tiga lantai milik Pinkan memang memiliki lift kecil di dalamnya. "Party time!" Seru seseorang yang berada di samping Adam dengan penuh semangat, yang disambut dengan ribut sorakan riang lainnya. Oh damned. Sepertinya Adam sedang 'diculik' dan dibawa ke dalam Bachelor Party yang tadi disebutkan oleh Dante, padahal ia sama sekali belum bertemu dengan Flora untuk meminta ijin. Adam pun buru-buru meraih ponselnya, memutuskan untuk menelepon calon istrinya itu dan memberitahu mengenai acara yang sudah di atur oleh para sepupunya yang tukang culik ini. Paling tidak Flora harus tahu, karena Adam tidak ingin gadis itu memergokinya. Bisa kacau nanti. Namun sudah berkali-kali Adam menelepon ponsel Flora, tetap saja gadis itu tidak mengangkatnya. Adam pun berdecak sebal dan memutuskan untuk mengirim

  • Marriage Partner   101. Bachelor Party

    Waktu berlalu tanpa terasa, dan hanya tinggal dua minggu lagi menuju hari pernikahan Adam dan Flora.Flora pun masih bekerja seperti biasa, meskipun Gevan membebaskannya jika ingin mengambil cuti. Tapi tentu saja gadis itu merasa tidak enak hati untuk mengambil cuti yang terlalu lama. Ah, bosnya itu memang terlalu baik.Dan ngomong-ngomong soal para calon pengantin, meskipun mereka masih bekerja di dalam satu Gedung, Adam dan Flora jarang sekali bertemu karena kesibukan masing-masing yang cukup menyita waktu. Adam masih saja berkutat dengan dua perusahaan, Samudra Corp. dan Wrighton Constructions, karena Noah yang juga masih menjalani terapi kanker harus menjaga kondisinya dan tidak boleh terlalu lelah.Hal inilah yang menjadi dilema bagi Adam. Di satu sisi sejujurnya ia lebih menyukai bekerja di Samudra Corp bersama Gevan, namun di sisi lain ia juga kasihan dengan Dad yang sepertinya sudah waktunya pensiun sebagai CEO Wrighton Constructions--terutama karena sedang sakit seperti in

  • Marriage Partner   100. Percakapan Sebelum Menikah

    Adam kembali mengarahkan padangannya ke langit malam, membuat Flora pun sontak ikut mendongak melihat langit. Tapi gadis itu malah terkesiap ketika kedua matanya tiba-tiba ditutup oleh tangan Adam, membuat dirinya serasa terkungkung oleh kegelapan.Lelaki itu mendekatkan bibirnya di telinga Flora untuk berhitung mundur, "Tiga, dua, satu..."Adam membuka tangannya dari mata Flora, bertepatan dengan ledakan sejuta bunga yang berkilau laksana emas yang menyinari langit malam.Flora membelalak, terpukau, tak menyangka kalau akan ada kembang api malam ini. Suara desing lembut yang diikuti oleh suara ledakan serta visual gemerlap di angkasa membuat matanya berkaca-kaca."Indahnya..." guman Flora lirih, tanpa melepaskan tatapannya dari langit.Adam yang sedari tadi hanya memandangi Flora, kini menyunggingkan senyum kemenangan. 'Yes, dia suka!!' Soraknya dalam hati. "Ini beneran kamu yang rencanain?" Flora mengalihkan wajah penuh tanya kepada Adam."Iya dong! Kembang api itu akan terus me

  • Marriage Partner   99. Melamar

    Setelah makan malam, Adam bersantai sejenak di rumah Flora sebelum ia pulang ke Jakarta. Ya, ia pulang sendirian, karena besoknya lelaki itu berencana melamar Flora dengan mengajak serta Dad. Jika ayahnya itu mau. Tadi sore ia sempat menelepon Noah dan menceritakan semuanya. Noah berkata dengan jujur bahwa dia kecewa, karena berharap putranya akan kembali bersama Anya."That is not gonna happened, Dad," ucap Adam di telepon tadi sore. "It's already over between us. It's over a long time ago," tukas Adam tegas tak terbantahkan.Noah hanya bisa menghela napas. Hantaman rasa bersalah kepada Anya tidak akan pernah bisa pudar karena telah membuat wanita itu menjadi istrinya, hingga akhirnya Anya pun terpisah dengan cinta sejatinya. Tapi apa mau dikata. Nasi telah menjadi bubur. Adam benar-benar telah mengubur perasaannya kepada Anya, dan membuka lembaran baru bersama Flora.Bahkan hingga sambungan telepon itu berakhir, Noah masih bungkam--enggan memberikan restunya.It's okay. Adam te

  • Marriage Partner   98. Saya Siap

    "Kalau begitu buktikan kalau kamu memang menyayangi Flora dengan sepenuh hati. Jangan cuma pacari putri kami, tapi nikahi dia," ultimatum Wahyu sambil berkacak pinggang.***Mungkin kalau ada penggaris meteran, rasanya ingin sekali Flora mengukur lebarnya senyum Adam saat ini. Ok, senyumnya memang tampan, tapi ya nggak perlu lebar-lebar gitu juga, kan??"Saya siap menikahi Flora, Pak Wahyu," jawab Adam cepat. "Kapan pun. Lebih cepat lebih baik," tambahnya, yang membuat Flora rasanya ingin menenggelamkan diri ke empang milik tetangga saking malunya. Wahyu terkesiap dan mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Adam barusan yang terdengar begitu tegas. Tak dipungkiri kalau ia senang dan cukup lega karena Adam sepertinya serius dengan putrinya. Apalagi lelaki itu juga yang telah membantunya mencari bukti-bukti yang membuat Wahyu keluar dari penjara. Dari situ saja sepertinya memang terlihat kalau Adam memang memiliki perhatian lebih kepada Flora.Hanya saja, pria paruh baya itu juga

  • Marriage Partner   97. Kepergok With Style

    "Tadi bicara apa aja sama Arrigo?" Flora mengangkat wajahnya dari buah mangga yang sedang ia kupas untuk Adam, ketika pertanyaan itu meluncur keluar dari mulut lelaki itu."Nggak ada yang penting, sih. Cuma say thanks aja karena Riggo sudah banyak bantu sebagai pengacara Papa, gratis pula," sahut Flora sambil kembali berkutat dengan buah mangga yang dia kupas.Mereka berdua sedang bersantai di dalam gazebo yang terletak di taman belakang rumah orang tua Flora, membiarkan Papa dan Mama Flora saling kangen-kangenan setelah beberapa hari Papanya itu berada di tahanan Polisi.Taman belakang ini tidak terlalu luas, tapi ditata dengan apik dan sangat asri. Di tengah-tengahnya ada gazebo kecil yang sering dijadikan outdoor dining room saat Flora masih tinggal di Bandung.Cuaca kota kembang Bandung ini yang tidak terlalu panas dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi pun membuat suasana menjadi rileks."Aa!" Flora bermaksud menyuapkan sepotong mangga yang ditusuk dengan garpu ke mulut Adam, ta

  • Marriage Partner   96. Calon Mertua

    Sesampainya di Polretabes Bandung, Adam pun memarkirkan mobilnya, sementara Flora langsung menelepon Riggo--pengacara yang mewakili papanya yang juga teman sekolahnya di SMU dulu."Go, gimana? Papa sudah bisa dijemput belum?" "...""Oh. Kalau gitu aku tunggu di mobil aja ya? Telpon aja kalau semua sudah beres.""...""Ok. Thanks banget ya."Flora menghela napas saat ia menutup sambungan telepon itu. "Papa belum bisa keluar karena masih harus tanda tangan beberapa berkas pembebasan," ucapnya memberitahu sambil menatap Adam."Ariggo Putra itu, pengacara papa kamu?" Tanya Adam yang masih terlihat sibuk mengutak-atik tablet-nya.Flora mengangguk. "Kenapa? Kamu kenal ya?""Nggak. Aku cuma cari profilenya aja di LinkedIn. Beneran cuma temen? Bukan mantan kamu kan?"Flora berdecak sebal. "Curigaan banget sih?"Adam mengangkat wajahnya dari tablet dan menatap dingin gadis di depannya. "Jawab saja, Flora."Flora mendengus kesal. "Bukaann! Dia itu cuma salah satu temanku di SMA, kok. Beneran."

  • Marriage Partner   95. Saat Semua Usai

    Suara ketukan pelan di pintu tak pelak membuat kedua pasang mata berbeda warna itu pun menoleh ke sana. "Siapa?" Tanya Flora pelan kepada Adam. Aneh sih. Ini kan kamar Presidential Suite. Jadi dari pintu depan nggak langsung ke kamar, melainkan melewati ruang tamu, dapur bersih, ruang kerja, baru deh ketemu kamar. Maka jika orang itu mengetuk pintu kamar, artinya dia memiliki access card juga untuk masuk ke dalam kamar 3356 ini! "Jangan takut, kayaknya itu cuma Gevan." Adam menurunkan tubuh Flora dari pangkuannya. "Mungkin dia cuma mau mastiin kalau kamu baik-baik aja." Adam mendudukkan Flora di ranjang, lalu ia pun berdiri untuk membuka pintu. Seorang lelaki berwajah datar tanpa ekspresi berdiri di sana, lalu melongokkan kepalanya ke dalam kamar seperti sedang mencari-cari seseorang. "Mana Flora? Dia nggak apa-apa, kan?" Tepat seperti perkataan Adam sebelumnya, Gevan-lah yang sekarang berdiri di depan pintu kamar. Salah satu dari dua access card kamar ini memang dia

  • Marriage Partner   94. My Crazy And Sexy Superhero

    "ADAM!" Pekik Flora penuh kelegaan dan rasa syukur yang luar biasa. Beban berat yang tadi menggelayuti dadanya pun seketika terhempas. Ia tak peduli alasan kenapa lelaki itulah yang berada di kamar 3356, tak peduli kenapa bisa Adam-lah yang berada di situ alih-alih Raiden. Flora bahkan melupakan kenekatannya untuk datang ke kamar ini adalah bertujuan untuk menyelamatkan papanya. Ia lupa segalanya... karena teramat sangat lega. Flora memeluk erat tubuh atletis itu seperti tidak akan pernah melepasnya lagi, tanpa mengerti bahwa perbuatannya itu telah membuat seorang lelaki normal dengan hasrat yang meledak-ledak seperti Adam tentunya akan bereaksi. "Aaaa...!!" Flora memekik kaget dengan kedua netra bening yang membulat, saat lelaki itu mengangkat pinggangnya dan membuat kaki jenjang terbalut jeans itu melingkari tubuh Adam. Flora yakin kalau tubuhnya tidak enteng seperti Aluna yang mungil. Bobotnya 55 kilogram dengan tinggi 168 cm, namun Adam mengangkatnya dengan satu ta

DMCA.com Protection Status