Keheningan tercipta kembali, Noel marah entah karena apa. Pria yang tadinya banyak bicara pada Kiana itu, kini malah diam seribu bahasa.Kenapa dia, marah? Karena mengira aku mau bunuh diri. Konyol sekali, tadi itu 'kan aku tidak sengaja melepaskan peganganku padanya. Kiana tidak enak hati sekarang."Terima kasih karena telah menyelamatkanku, kemarikan tanganmu. Biar aku pulihkan kekuatanmu." Kiana tidak tahan melihat mata milik Noel yang berubah menjadi kuning cerah yang menandakan kekuatannya sekarang sangat tidak stabil. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku memulihkan orang ini. Meskipun kadang-kadang bertemu akhir-akhir ini, dia hanya datang saja untuk melihatku.Noel hanya memandangi Kiana diam."Hei jangan bilang kau sekarang sangat ingin mengamuk!" Kiana malah takut sendiri, kemudian Kiana langsung meraih tangan Noel.Ternyata energinya tidak apa-apa. Kenapa matanya berubah. Apa yang terjadi dengan orang ini sebenarnya? Kiana tidak mengerti sama sekali dengan apa yang terjad
"Sial! Ini tidak ada habis-habisnya. Seandainya Noel di sini ia akan menghadapi monster-monster ini dengan mudah." Joan mengeluh kewalahan."Jangan banyak mengeluh, lagi pula monster-monster ini setara dengan kemampuan yang kita miliki." Bian terus bertarung menghancurkan para monster itu satu demi satu."Puah! Aku lelah!" gerutu Lucia, meskipun sangat kelelahan Lucia tetap mengarahkan kemampuannya untuk memulihkan dua orang yang menjaganya, di kiri dan kanannya."Ini menyebalkan, tidak ada habisnya." Joan tetap mengeluh."Aku ingin beristirahat." Lucia dengan wajahnya yang telah memucat kelelahan, namun tetap terus berusaha untuk tetap bisa membantu Bian dan Joan.24 jam sudah mereka bertiga terus bertarung, terhadap monster yang tidak ada habis-habisnya. Tanpa istirahat sedikitpun."Tuan Noel, cepatlah! Aku tidak tahan lagi!" Joan mulai berteriak frustasi sekarang."Berhentilah berteriak, tidak akan ada gunanya. Kau sebelumnya bisa bertarung selama tiga hari penuh. Jadi berhenti mer
Kiana perlahan membuka matanya, mendengar sedikit keributan yang dibuat orang-orang di sekitarnya. Kemudian dengan cepat ia mengembalikan kesadarannya karena terkejut dengan apa yang Noel lakukan di hadapan orang lain. Bukankah mereka berdua sepakat untuk menyembunyikan hubungan mereka."Turunkan aku," pinta Kiana.Noel kemudian menghentikan langkahnya dan menurunkan Kiana dari gendongannya, ia tidak berkata apa-apa."Ki, Kiana sadar secepat itu setelah menangani Noel?!"Joan dan Lucia heboh."Akan lebih baik jika kau berpura-pura tidak sadar lebih lama lagi." Noel berucap di samping Kiana yang kebingungan."Ada apa? Memangnya kenapa?" Kiana tidak mengerti sama sekali."Kiana, apa kau memalsukan level healermu?" tanya Lucia benar-benar takjub."Hah? Apa maksud kalian, aku memang healer kelas C." Kiana menjawab dengan polosnya."Itu tidak mungkin, bahkan aku healer kelas S. Butuh waktu seharian untuk sadar ketika memulihkan kekuatan Tuan Noel." Lucia berbicara sesuai dengan pengalamann
"Ka, kau?!" Kiana menunjuk wajah Noel terkejut sebab sekarang ia mengenakan baju kasual santai dengan mengendarai sebuah mobil biasa."Kenapa?""Kenapa kau membuka topengmu?""Diamlah. Apa kau ingin memberitahu dunia bahwa kau adalah calon pendamping hidupku. Dengan wajah ini orang-orang tidak akan tahu siapa aku sebenarnya.""Kau benar juga." Kiana menerima penjelasan Noel dengan mudahnya tanpa banyak berkomentar, sebab Kiana mengerti tidak ada orang yang tahu wajah asli Noel sebelumnya. Kemudian ia langsung masuk ke dalam mobil milik Noel. Kiana tampak gelisah sepanjang jalan."Ada apa?" Noel bertanya pada Kiana yang tampak kebingungan."Itu ... bukankah orang yang mau menikah harus mempertemukan dua keluarga, tapi kau tidak membawa satu orang pun dari keluargamu." Kiana berbicara tidak enak hati. Ia tidak tahu apa pun tentang Noel."Kau ... kau tidak pernah mencari tahu apa pun tentangku di internet?" Noel yang merasa dirinya cukup terkenal merasa terhina karena Kiana."Tidak.""Ko
Entah mengapa Kiana merasa senang, ia merasa dihargai meskipun Noel bilang tidak mencintainya. Saat ini Kiana duduk di meja kerja kamarnya.Mungkin lelaki ini cukup tahu bagaimana menghargai wanita. Ah, aku jadi berpikir tidak masalah jika menikah dengannya, walaupun jauh dari kata bahagia. Tapi, apa tidak apa-apa? Batin Kiana bergejolak frustasi. Sikap Noel padanya jauh dari kata-kata kejam seperti yang telah ia lakukan pada orang lain, walaupun ada beberapa kata-kata milik Noel yang cukup menyebalkan untuk Kiana. "Akh! Aku tidak mau memikirkannya lagi." Kiana mengacak rambutnya. Kemudian ia teringat sesuatu. Sebuah kado sedang Kiana tatap di hadapannya.Kemudian Kiana memasukkannya ke dalam tas kecil dan bergegas untuk keluar.Jika bertemu dengannya aku akan memberikannya, jika tidak aku akan titip saja kepada Ayah dan Ibu, tak mungkin 'kan aku datang ke rumah mereka. Batin Kiana langsung keluar dari kamarnya. Ia berharap bisa bertemu seseorang di jalan."Kau mau ke mana?" tanya No
Akhirnya Kiana dan Noel telah resmi menikah, acara pernikahan mereka berdua berjalan dengan lancar. Namun, menikah bukanlah akhir dari segalanya. Begitu saja mereka bahagia selamanya, tetapi pernikahan ini menjadi pintu utama dari masalah baru yang akan muncul, akankah akhir yang mereka dapat adalah kebahagian atau sebaliknya?Aku tidak mengerti apalagi yang harus kulakukan dengan pria ini? Tidak mungkin, kan aku mengharapkan cintanya. Kiana tampak berpikir. "Hoam! Aku ngantuk." Kiana membaringkan tubuhnya di ranjang yang saat ini sudah lebih lebar dari sebelumnya.Acara telah selesai dan Kiana tengah menatap punggung orang yang telah menjadi suaminya, sedang berganti baju sembari memikirkan bagaimana ke depannya. Tidak ada hal yang istimewa, Kiana juga tidak merasa malu lagi ketika melihat lelaki tersebut tanpa menggunakan baju dengan seenaknya di hadapannya."Besok, kita akan kembali ke kota. Cuti sudah selesai dan esok lusa kita harus kembali bekerja." Noel memperbaiki baju kaos y
"Kakak?" Kiana berbalik sambil tersenyum ramah pada ketua divisinya. "Iya, aku sudah resmi menikah beberapa hari yang lalu." Kiana tidak ingin menutupinya juga jika ada orang yang tahu, ia akan berbicara dengan jujur.Raut wajah Klen tiba-tiba berubah muram mendengar hal itu, namun Kiana tidak memperhatikannya."Hmm ...." Mala memegang dagunya seperti menyadari sesuatu memperhatikan gelagat Klen."Oh iya. Sekarang aku ada banyak kerjaan, jadi aku pergi duluan ke ruang kerja." Klen pamit dan langsung pergi menjauh."Baiklah, Kak." Kiana tetap berbicara dengan ramah."Dasar tidak peka," ucap Mala tiba-tiba. Ia memperhatikan Kiana yang tampak tidak memahami situasi sama sekali."Hah? Kenapa?" Kiana malah kebingungan"Kau tidak sadar jika kau mematahkan hati seorang pria sekarang." Mala berucap tanpa basa-basi."Eh?! Apa maksud Kakak? Aku tidak mungkin menyakiti seseorang." Kiana masih tidak menyadarinya, karena tidak memperhatikannya sama sekali."Yang tadi itu apa? Kau sebelumnya punya
Kiana kembali keluar dari kamar mandi. Saat ini mata Kiana bertatapan dengan Joan yang tampak menahan diri ingin tersenyum dan menyapa Kiana.Kiana langsung membuang muka ke arah lain pura-pura tidak lihat.Entah kenapa, wanita itu agak mirip dengan suaminya. Batin Bian menatap Noel yang duduk di sampingnya.Kiana kebingungan harus kembali duduk atau tidak. "Ada apa Kiana kenapa kau tampak gelisah? Duduklah." "Anu, Kak. Maaf, aku mau tukar tempat duduk." Kiana berbicara tidak enak hati."Kenapa?" "Aku punya suami yang cemburuan, dan aku merasa bersalah jika tidak bisa menjaga jarak dengan orang lain." Kiana beralasan, karena merasa dari tadi Noel terus menatapnya tanpa berkedip."Ah, tidak apa-apa Kiana. Silahkan pindah kalau begitu. Maafkan aku jika itu mengganggumu." Klen juga jadi merasa tidak enak hati."Seharusnya aku yang minta maaf." Kiana merasa canggung karena ketidak-nyamanan itu."Kau wanita yang baik Kiana, seharusnya lelaki yang bersamamu benar-benar bersyukur." Raut wa
Noel kembali tidak lama setelah ia keluar. "Cepat sekali kamu kembali. Apakah urusanmu di organisasi sudah selesai?""Aku tidak begitu perduli sih, jika organisasi itu bangkrut ataupun hancur aku masih bisa menciptakan organisasi baru lagi dari awal. Namun, sayang sekali orang yang ingin menjatuhkanku terlalu lemah." Noel menjelaskan sembari duduk di samping Kiana."Sepertinya aku salah karena mengkhawatirkan perusahaanmu." Kiana sedikit tahu tentang Noel, sebagai manusia super terkuat Noel seharusnya memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kekayaan selain dari pendapatan perusahaannya. Seharusnya karena sering menghancurkan Dungeon Noel tentu saja memiliki banyak artefak langka yang berharga."Yang lainnya ingin bertemu denganmu." Noel tidak ingin membahas tentang perusahaannya lagi, lagi pula tempat itu akan bisa berfungsi seperti sediakala dalam beberapa hari lagi."Apakah mereka semua datang kemari?""Ya, sebentar lagi mereka akan sampai.""Apa mereka memang sudah serin
Sudah beberapa hari dari kejadian serangan, selama itu juga Kiana memulihkan dirinya di rumah sakit. Fasilitas Manusia Super diliburkan secara total, serangan Dungeon sepenuhnya ditangani oleh pemerintah atau organisasi kecil lainnya. Organisasi Noel mengalami banyak kerugian, namun ia tidak masalah dengan hal tersebut. Kekacauan seperti itu tidak akan membuatnya langsung hancur dan jatuh miskin. Saat ini fasilitas dalam pemulihan.Ini mengesalkan sudah beberapa hari ini aku masih tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kiana membatin menggerutu, menatapi punggung Noel yang sepertinya tengah menyiapkan pakaian yang dikenakan oleh Kiana.Selama beberapa hari ini Noel sendiri yang mengurus Kiana dengan tangannya, Kiana pikir ia akan membayar orang lain tetapi, ternyata ia tidak melakukannya sama sekali.Bahkan sampai ke kamar mandi Noel juga yang membantu Kiana. Beruntungnya Kiana masih bisa menggerakan tangannya walau lemah, mereka berdua sempat berdebat karena hal itu. Namun, mendengar
"Berhentilah menangis seperti anak kecil begitu." Noel mengusap air mata Kiana dengan telapak tangannya begitu juga ingusnya tanpa merasa jijik sedikit pun. Wanita itu terus menangis sesegukkan yang bahkan Leon tidak tahu apa sebabnya."Bagaimana aku tidak menangis, sudah sangat lama aku tidak melihatmu."Leon tampak kebingungan saat mendengar penjelasan Kiana. "Bukankah aku baru saja menghilang?" Tampaknya waktu berhenti untuk Leon ketika Noel mengambil alih kembali tubuhnya."Hiks! Sudah banyak yang terjadi semenjak kepergianmu." Kiana masih mengeluarkan air matanya."Jangan bersedih, aku merasa kita masih sangat dekat karena kita masih bisa bertemu seperti ini, walaupun aku tidak tahu apa-apa tapi aku merasa sangat dekat denganmu daripada beberapa waktu lalu. Apa kau sangat dekat denganku?" Leon sedikit bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri bergetar. Kiana yang ingin memberi penjelasan suaranya tiba-tiba
Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka
"Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas
Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke
"Jadi, kau akan langsung kerja setelah ini?" tanya Kiana sebelum keluar dari mobil."Aku harus pergi ke luar kota," jawab Noel."Oh." Kiana, tidak bertanya lagi."Aku tidak akan pergi lama, sore nanti aku kembali dan pasti menjemputmu.""Oke, Pak Bos." Kiana keluar dari mobil setelahnya."Jaga dirimu baik-baik.""Ha? Aku tidak salah denger nih?""Kenapa? Tidak ada hal yang salahkan dengan hal itu.""Iya sih, cuma tumben saja. Lagi pula ini di area organisasi. Yang dijamin keamanannya.""Intinya jangan terlalu bersantai.""Kau merasakan sesuatu?""Tidak sih, cuma aku ingin kau berhati-hati. Meskipun tempat ini aman, tapi di dalam tetap ada musuh. Kau jangan merepotkanku.""Oke, oke, baiklah. Aku masuk dulu, aku akan menjaga diri. Kau tenang saja, dan fokuslah pada pekerjaanmu." Kiana pergi dengan cepat memasuki gerbang organisasi.Noel melesatkan kendaraannya setelah memastikan Kiana masuk ke dalam gerbang kantornya. Noel sadar jika Kiana masih tidak nyaman dengan keadaan kakinya, teta
Malam kekacauan tersebut terlewati seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, pada akhirnya karena pertemuan itu dunia tahu jika Noel Ricard telah memiliki pasangan hidupnya. Hancurnya gedung pertemuan tentu saja menjadi salah satu berita menghebohkan juga, karena pengenalan pasangan yang mengalami kekacauan. Berita menghebohkan tentang aksi berani yang menentang manusia super yang tercatat sebagai yang terkuat di dunia, bagi banyak orang itu adalah hal yang benar-benar nekat.Kiana langsung dibawa pulang oleh Noel ke kediamannya. Saat topeng yang ia kenakan dilepas, Noel terdiam sejenak memperhatikan wajah wanita itu."Ada apa, kenapa kau menatapku begitu?" Kiana yang sedari tadi tidak sadar, menyentuh dahinya yang terasa tidak nyaman. Kemudian ia melihat telapak tangan yang berdarah, membuatnya sontak terkejut."Kenapa kau tidak menyadari jika dahimu terluka?" tanya Noel, dengan ekspresi yang Kiana tidak mengerti sama sekali."Mungkin karena terkejut aku jadi tidak sadar jika kepala
Pagi itu Kiana menyiapkan bubur untuk Noel karena melihat pria itu dalam keadaan demam. Untung saja hari ini, adalah hari libur. Jadi, aku bisa merawatnya.Kiana meletakan bubur yang barusan ia buat di meja samping ranjang Noel. Kemudian bermaksud ingin kembali ke kamarnya dan mandi, sembari menunggu Noel bangun dari tidurnya.Namun baru saja selesai meletakkan buburnya di meja samping ranjang milik pria itu, Noel tampak sudah sedari tadi menatapi Kiana."Kau sudah bangun? Kenapa tidak berbicara sama sekali?" tanya Kiana menatap ke arah Noel yang masih memperhatikannya.Tanpa berkata-kata pria itu bangun dari tidurnya dan masih tidak menjawab pertanyaan Kiana, ia mulai kesal karena perkataannya tidak mendapat jawaban sama sekali dan mau meninggalkan ruangan itu."Mau ke mana?" tanya Noel, akhirnya membuka suara."Aku tidak mau berbicara dengan manusia patung." Kiana menjawab ketus."Biarkan aku menenangkan diri sebentar. Kau duduklah di sini." Noel akhirnya mengeluarkan sedikit kata