"Jadi, kau harus pindah?" Mala merasa sedih karena Kiana harus pindah dari rumahnya yang baru beberapa hari dia tempati."Kan, aku tidak pindah jauh juga Kak. Di seberang rumah Kakak itu, dekat." Kiana menunjuk rumah di seberangnya."Jauh tau ....""Hais Kakak, nanti aku yang datang kemari kalo Kakak butuh teman, oke." Kiana membuat kesepakatan dengan Mala."Oke. Lagipula kenapa kaubisa melupakan mematikan kompor?" tanya Kiana karena rumah tempat tinggal Kiana rusak dengan alasan mengalami kebakaran dapur."Namanya lupa, beruntungnya aku tidak dipecat dan gajiku akan dipotong sedikit selama beberapa bulan sebagai tanda ganti rugi." Kiana merasa lesu."Itu lebih baik daripada kau dipecat, kan?""Iya Kak. Aku kembali dulu ya. Harus merapikan barang-barang." Kiana buru-buru menyeberang dan langsung masuk ke dalam rumahnya."Pandai sekali kau berbohong. Jangan sampai kau melakukan itu juga kepadaku.""Itu semua karenamu. Lagipula, kenapa kau menguping pembicaraan orang lain, dasar tidak s
Kiana terus menunduk sampai akhirnya Noel melewatinya. Setelah itu Kiana merasa lega, karena akhirnya Noel berhenti menatapnya.Apa cuma perasaanku saja? Cuma itu terlalu jelas. Apa dia ada dendam padaku? Apa yang sudah kulakukan padanya? Kiana kebingungan sendiri."Kiana, mengapa kau melamun?" Klen menyentuh bahu Kiana, dan membuat Kiana tersadar dari lamunannya."Tidak apa-apa, maaf." Kiana gelagapan."Ayo kita berangkat, teman-teman sudah pada jalan." Ajak Klen dan Kiana mengangguk.Kiana terus berjalan di samping Klen dan berbincang-bincang tentang pekerjaan sampai akhirnya mereka sampai di tempat yang telah dijanjikan.Semua orang mulai memesan makanannya."Hari ini aku akan traktir kalian semua!" Klen tiba-tiba berteriak semangat. Kiana tertawa kecil melihat tingkah Klen yang kekanakan."Wah! Bos memang yang terbaik!" Beberapa orang berteriak girang, kesenangan. Karena semuanya wanita, Klen merasa bertanggung jawab atas anak buahnya yang berjumlah kurang lebih sepuluh orang."K
"Aku mau pulang!" Kiana berkata tegas."Carilah jalan keluarmu sendiri, dan kau akan menjadi tambah dicurigai jika ada orang-orang dari organisasi yang melihatmu keluar dari rumah ini." Ucapan Noel membuat Kiana tertohok, ia tidak ingin orang tahu hubungannya dengan Noel.Kiana berpikir untuk beberapa saat. "Bukankah jika aku bermasalah, itu juga masalah untukmu?!" Kiana berusaha menantang Noel."Kiana, kau tidak mengerti. Dirimu itu tidak begitu berarti untukku. Meski tanpamu, aku masih bisa baik-baik saja."Gigi Kiana menggeletuk kesal, ia memang belum tahu apa-apa tentang Noel, dia tidak bisa berkutik karena Kiana belum mengenal Noel sama sekali. Pria itu pasti punya banyak rencana yang akan memojokkan Kiana. Meskipun ancaman Kiana itu cukup berarti untuknya tanpa Kiana benar-benar ketahui.Setelahnya Kiana meninggalkan Noel, ia ingin berkeliling rumah tersebut. Mumpung di sana kapan lagi ia berkeliling di rumah semewah itu.Sepertinya rumah ini tidak pernah menerima tamu menginap
Kiana berbalik meninggalkan Noel, sebab dia tahu. Berdebat dengan Noel tidak akan ada ujungnya karena mereka berdua sama-sama orang yang keras kepala.Dikira menikah semudah itu, tidak ada keistimewaan sama sekali, bahkan komunikasi juga kurang baik. Kenapa dia berpikir seolah-olah itu semua terlalu mudah dan gampang.Kiana berjalan kesal menyusuri taman dan bermaksud kembali ke ruang kerjanya, karena kesal ia menendang batu cukup besar dengan kuat."Au!" pekiknya pelan karena kakinya sakit, namun Kiana tidak perduli dan terus berjalan menjauh. Meninggalkan Noel yang berdiri mematung memperhatikan Kiana dari jauh.Noel merasa baru kali ini ia ditolak oleh seorang wanita yang bahkan sudah tahu wajah asli dirinya, dan menurutnya itu cukup menantang. Di matanya, Kiana adalah sosok wanita yang sangat menarik perhatiannya sekarang."Aku akan mendapatkanmu, pasti." Noel kemudian berbalik dan pergi juga....Seharian ini, tenagaku rasanya benar-benar terkuras. Kiana kepikiran dengan kata-
Kemunculan Dungeon raksasa tiba-tiba membuat heboh negara. Sebagai organisasi terkuat, tentu saja pemerintah memintanya untuk membantu menurunkan para manusia super terkuat mereka untuk berpetualang di dalam Dungeon dan mengalahkan monster penguasanya."Berarti Bos, bakalan turun tangan." Gumam Kiana, semua orang di dalam organisasi sibuk menyiapkan orang-orangnya untuk terjun langsung ke lapangan karena pekerjaan itu tidak akan selesai dalam sehari jika menjelajahi Dungeon.Baguslah, acara lamaran itu akhirnya diundur. Batin Kiana ia ingin tertawa girang sekarang. Namun, ia menahannya. Lalu hanya tersenyum tidak jelas."Kiana, mengapa kau senyum-senyum sendiri begitu?" tanya teman Kiana yang duduk di meja sebelahnya. "Aku teringat akan sesuatu yang sangat menyenangkan." Kiana berucap senang."Perhatian semuanya! Ada pemberitahuan yang mendesak."Tiba-tiba Klen masuk ke dalam ruangan dan mengumumkan sesuatu yang mendesak. Semua orang langsung sigap mendengarkan."Divisi kita akan men
Merasa pusing melewati gerbang Dungeon sebab gerbangnya yang memiliki pola abstrak berputar, Kiana sejenak memejamkan matanya. Kemudian perlahan ia membuka matanya."Wah, ternyata tempatnya tidak jauh berbeda dari dunia nyata." Kiana melihat kiri dan kanan atas dan bawah kakinya. "Langitnya saja, yang berbeda hanya di sana seperti langit senja. Padahal di luar masih cerah." Kiana bergumam memperhatikan sekitar."Kau baru pertama kali masuk, Dungeon?" Joan bertanya pada Kiana, pria itu terus berada di dekat Kiana."Hu, um." Kiana mengangguk langsung. "Ternyata tidak menyeramkan seperti yang aku pikirkan.""Menarik, ini akan menjadi pengalaman yang menarik untukmu. Beruntung Kiana mendapatkan Dungeon besar seperti ini, Dungeon itu berbeda-beda Kiana, bahkan ada Dungeon yang gelap gulita seperti di dalam gua." Joan menjelaskan, Kiana langsung bisa membayangkannya. "Namun, Dungeon luas seperti ini juga punya monster-monster yang kuat."Itu menyeramkan." Kiana merasa merinding karena ia ag
"Aku merasa kasihan pada Kiana dia terjebak hanya berdua dengan Noel." Ucap Joan saat ini ia bersama Bian dan Lucia sedang mengecek keadaan sekitar."Semoga saja gadis itu tidak dibunuh Noel." Lucia tiba-tiba berucap."Hei! Hei! Kau perduli pada Kiana?" Joan tidak percaya."Hei, kau pikir aku ini jahat? Meskipun aku tidak terlalu suka dengan wanita itu. Tapi, padanya aku tidak sejahat itu.""Tapi, kenapa kau seolah-olah mencari perhatian dengan Noel? Kupikir kau tertarik dengannya.""Tuntutan perkerjaan tentunya, kau pikir aku akan suka dengan pria bertemperamen seperti iblis yang wajahnya saja aku tidak tahu bagaimana." Lucia berucap dengan sangat tidak tertarik."Hei Lucia, kau tidak merasa ada aura aneh?"Kedua orang itu merasa merinding karena Bian mengeluarkan aura kuat kemarahan, karena mendengar tuannya dibicarakan tentang sikap buruknya."Jika kalian melanjutkan penghinaan kalian, aku tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan kalian berdua." "Bian menyeramkan ...." Joan berb
Keheningan tercipta kembali, Noel marah entah karena apa. Pria yang tadinya banyak bicara pada Kiana itu, kini malah diam seribu bahasa.Kenapa dia, marah? Karena mengira aku mau bunuh diri. Konyol sekali, tadi itu 'kan aku tidak sengaja melepaskan peganganku padanya. Kiana tidak enak hati sekarang."Terima kasih karena telah menyelamatkanku, kemarikan tanganmu. Biar aku pulihkan kekuatanmu." Kiana tidak tahan melihat mata milik Noel yang berubah menjadi kuning cerah yang menandakan kekuatannya sekarang sangat tidak stabil. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku memulihkan orang ini. Meskipun kadang-kadang bertemu akhir-akhir ini, dia hanya datang saja untuk melihatku.Noel hanya memandangi Kiana diam."Hei jangan bilang kau sekarang sangat ingin mengamuk!" Kiana malah takut sendiri, kemudian Kiana langsung meraih tangan Noel.Ternyata energinya tidak apa-apa. Kenapa matanya berubah. Apa yang terjadi dengan orang ini sebenarnya? Kiana tidak mengerti sama sekali dengan apa yang terjad
Noel kembali tidak lama setelah ia keluar. "Cepat sekali kamu kembali. Apakah urusanmu di organisasi sudah selesai?""Aku tidak begitu perduli sih, jika organisasi itu bangkrut ataupun hancur aku masih bisa menciptakan organisasi baru lagi dari awal. Namun, sayang sekali orang yang ingin menjatuhkanku terlalu lemah." Noel menjelaskan sembari duduk di samping Kiana."Sepertinya aku salah karena mengkhawatirkan perusahaanmu." Kiana sedikit tahu tentang Noel, sebagai manusia super terkuat Noel seharusnya memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kekayaan selain dari pendapatan perusahaannya. Seharusnya karena sering menghancurkan Dungeon Noel tentu saja memiliki banyak artefak langka yang berharga."Yang lainnya ingin bertemu denganmu." Noel tidak ingin membahas tentang perusahaannya lagi, lagi pula tempat itu akan bisa berfungsi seperti sediakala dalam beberapa hari lagi."Apakah mereka semua datang kemari?""Ya, sebentar lagi mereka akan sampai.""Apa mereka memang sudah serin
Sudah beberapa hari dari kejadian serangan, selama itu juga Kiana memulihkan dirinya di rumah sakit. Fasilitas Manusia Super diliburkan secara total, serangan Dungeon sepenuhnya ditangani oleh pemerintah atau organisasi kecil lainnya. Organisasi Noel mengalami banyak kerugian, namun ia tidak masalah dengan hal tersebut. Kekacauan seperti itu tidak akan membuatnya langsung hancur dan jatuh miskin. Saat ini fasilitas dalam pemulihan.Ini mengesalkan sudah beberapa hari ini aku masih tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kiana membatin menggerutu, menatapi punggung Noel yang sepertinya tengah menyiapkan pakaian yang dikenakan oleh Kiana.Selama beberapa hari ini Noel sendiri yang mengurus Kiana dengan tangannya, Kiana pikir ia akan membayar orang lain tetapi, ternyata ia tidak melakukannya sama sekali.Bahkan sampai ke kamar mandi Noel juga yang membantu Kiana. Beruntungnya Kiana masih bisa menggerakan tangannya walau lemah, mereka berdua sempat berdebat karena hal itu. Namun, mendengar
"Berhentilah menangis seperti anak kecil begitu." Noel mengusap air mata Kiana dengan telapak tangannya begitu juga ingusnya tanpa merasa jijik sedikit pun. Wanita itu terus menangis sesegukkan yang bahkan Leon tidak tahu apa sebabnya."Bagaimana aku tidak menangis, sudah sangat lama aku tidak melihatmu."Leon tampak kebingungan saat mendengar penjelasan Kiana. "Bukankah aku baru saja menghilang?" Tampaknya waktu berhenti untuk Leon ketika Noel mengambil alih kembali tubuhnya."Hiks! Sudah banyak yang terjadi semenjak kepergianmu." Kiana masih mengeluarkan air matanya."Jangan bersedih, aku merasa kita masih sangat dekat karena kita masih bisa bertemu seperti ini, walaupun aku tidak tahu apa-apa tapi aku merasa sangat dekat denganmu daripada beberapa waktu lalu. Apa kau sangat dekat denganku?" Leon sedikit bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri bergetar. Kiana yang ingin memberi penjelasan suaranya tiba-tiba
Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka
"Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas
Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke
"Jadi, kau akan langsung kerja setelah ini?" tanya Kiana sebelum keluar dari mobil."Aku harus pergi ke luar kota," jawab Noel."Oh." Kiana, tidak bertanya lagi."Aku tidak akan pergi lama, sore nanti aku kembali dan pasti menjemputmu.""Oke, Pak Bos." Kiana keluar dari mobil setelahnya."Jaga dirimu baik-baik.""Ha? Aku tidak salah denger nih?""Kenapa? Tidak ada hal yang salahkan dengan hal itu.""Iya sih, cuma tumben saja. Lagi pula ini di area organisasi. Yang dijamin keamanannya.""Intinya jangan terlalu bersantai.""Kau merasakan sesuatu?""Tidak sih, cuma aku ingin kau berhati-hati. Meskipun tempat ini aman, tapi di dalam tetap ada musuh. Kau jangan merepotkanku.""Oke, oke, baiklah. Aku masuk dulu, aku akan menjaga diri. Kau tenang saja, dan fokuslah pada pekerjaanmu." Kiana pergi dengan cepat memasuki gerbang organisasi.Noel melesatkan kendaraannya setelah memastikan Kiana masuk ke dalam gerbang kantornya. Noel sadar jika Kiana masih tidak nyaman dengan keadaan kakinya, teta
Malam kekacauan tersebut terlewati seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, pada akhirnya karena pertemuan itu dunia tahu jika Noel Ricard telah memiliki pasangan hidupnya. Hancurnya gedung pertemuan tentu saja menjadi salah satu berita menghebohkan juga, karena pengenalan pasangan yang mengalami kekacauan. Berita menghebohkan tentang aksi berani yang menentang manusia super yang tercatat sebagai yang terkuat di dunia, bagi banyak orang itu adalah hal yang benar-benar nekat.Kiana langsung dibawa pulang oleh Noel ke kediamannya. Saat topeng yang ia kenakan dilepas, Noel terdiam sejenak memperhatikan wajah wanita itu."Ada apa, kenapa kau menatapku begitu?" Kiana yang sedari tadi tidak sadar, menyentuh dahinya yang terasa tidak nyaman. Kemudian ia melihat telapak tangan yang berdarah, membuatnya sontak terkejut."Kenapa kau tidak menyadari jika dahimu terluka?" tanya Noel, dengan ekspresi yang Kiana tidak mengerti sama sekali."Mungkin karena terkejut aku jadi tidak sadar jika kepala
Pagi itu Kiana menyiapkan bubur untuk Noel karena melihat pria itu dalam keadaan demam. Untung saja hari ini, adalah hari libur. Jadi, aku bisa merawatnya.Kiana meletakan bubur yang barusan ia buat di meja samping ranjang Noel. Kemudian bermaksud ingin kembali ke kamarnya dan mandi, sembari menunggu Noel bangun dari tidurnya.Namun baru saja selesai meletakkan buburnya di meja samping ranjang milik pria itu, Noel tampak sudah sedari tadi menatapi Kiana."Kau sudah bangun? Kenapa tidak berbicara sama sekali?" tanya Kiana menatap ke arah Noel yang masih memperhatikannya.Tanpa berkata-kata pria itu bangun dari tidurnya dan masih tidak menjawab pertanyaan Kiana, ia mulai kesal karena perkataannya tidak mendapat jawaban sama sekali dan mau meninggalkan ruangan itu."Mau ke mana?" tanya Noel, akhirnya membuka suara."Aku tidak mau berbicara dengan manusia patung." Kiana menjawab ketus."Biarkan aku menenangkan diri sebentar. Kau duduklah di sini." Noel akhirnya mengeluarkan sedikit kata