"Kau kenapa, Kiana?" Leon langsung menghampiri Kiana khawatir padanya."Aku tidak apa-apa." Kiana langsung menarik nafasnya berusaha menenangkan diri.Leon terus menatapinya, tetapi ia tidak tahu hal apa yang harus ia lakukan pada Kiana. Pada akhirnya air mata Kiana jatuh juga, tidak bisa ia tahan lagi.Kiana menutup matanya dengan sebelah tangannya. Ketika itu Leon langsung menghampiri Kiana dan memberikannya pelukan erat. Tidak peduli jika gadis itu akan marah dan memukulnya."Hiks! Hiks!" Kiana akhirnya menumpahkan seluruh air matanya di pelukan Leon."Jangan bersedih Kiana." Leon memeluk erat Kiana, sembari mengelus kepalanya lembut membuat Kiana merasa sedikit tenang. Leon sangat benci ketika melihat Kiana menangis. Leon merasa sangat ingin menghancurkan apa yang membuat gadis itu merasa bersedih.Kemudian Leon tidak sengaja menatap layar telepon genggam yang dipegang oleh Kiana dan mendapati sebuah foto yang tidak asing untuknya juga. Itu adalah Rachel yang berfoto bersama denga
Kiana memejamkan matanya berpikir keras."Apa yang kaulakukan, kenapa berekspresi begitu?" Leon bertanya dengan datar."Uh, aku merasa ada yang berbeda. Mungkin cuma perasaanku saja."Gadis ini terlalu jujur. Noel sadar jika Kiana mulai curiga, tetapi ia tetap ingin berpura-pura saja selagi Kiana tidak menyadarinya."Ah iya, ini sarapanmu." Kiana menyuguhkan beberapa hidangan untuk Leon. Pemuda itu menatap makanan tersebut lama.Apa ini higienis? Leon terus menatapinya."Ada apa? Kau heran karena aku memasak terlalu banyak hari ini." Kiana tidak pernah seperti ini sebelumnya."Iya ...." Ucap Leon tidak menatap wajah Kiana. Aku berbohong. Pikirnya."Aku menyiapkan hidangan spesial ini sebagai ucapan terima kasihku untukmu." Kiana tersenyum lebar.Sebenarnya apa yang sudah ia lakukan untuk wanita ini? Noel tidak tahu apa-apa tentang bagaimana kedekatan Leon dan Kiana sebelumnya. Sebab ia punya tujuan lain, hal itulah yang membuatnya jadi mendekati Kiana. Aku jadi terpaksa memakan ini se
Aku tidak bisa menyesali apa pun lagi, karena itu benar-benar percuma. Leon juga tidak mengatakan apa-apa.Siang itu Kiana termenung bersandar di kursi belakang rumahnya sendiri sambil terus menghela nafasnya, menatap langit cerah.Leon pergi entah ke mana, Kiana tidak ingin tahu lagi. Sebab Kiana sudah menyadarinya, jika Leon yang berada di hadapannya sekarang, bukanlah Leon yang ia kenal lagi.Pertemuan singkatnya dengan Leon, yang mungkin tidak akan pernah kembali, membuat Kiana benar-benar menyesal karena tidak pernah menyenangkan pria itu.Haruskah aku menyuruhnya pulang ke tempat asalnya, tapi aku belum siap kehilangan Leon. Benar ya, setelah aku kehilangannya baru aku merasa menyesal. Aku ingin berteriak. Kiana hanya membatin ia menahan perasaannya, bahkan ucapannya yang sangat ingin keluar dari mulutnya. Entah mengapa, saat ini ia ingin berpura-pura tidak sadar dengan apa yang sudah terjadi.Aku terlalu naif karena telah berpikir Leon akan selalu ada di sisiku selamanya. Aku t
Setelah kepergian Noel, Kiana merasa lebih baik. Namun juga merasa kehilangan salah satu orang yang berharga untuknya."Dunia ini terlalu aneh untukku, bagaimana mungkin aku membenci dan menyukai seseorang di waktu yang sama." Keluh Kiana.Srot!"Hiks! Hiks!" Setelah ditinggalkan sendirian, Kiana akhirnya menumpahkan seluruh emosi yang menyangkal di hatinya.Malam itu dengan seluruh lampu dalam rumah dimatikan. Kiana membungkus dirinya dengan selimut tebal, tengah duduk di sofa sembari menonton televisi yang dinyaringkan agar suara tangisnya tertimpa dengan suara televisi."Semua orang meninggalkanku sendirian. Apakah ini karma untukku karena terlalu bersikap plin-plan pada semua orang." Kiana merasa bersalah atas sikapnya. Awalnya ia menyukai Rachel dan ia tidak tegas dengan perasaannya lalu berakhir ditinggalkan dna Rachel bertunangan dengan orang lain. Kemudian dia bilang tidak menyukai Leon tetapi ketika Leon meninggalkannya, hati Kiana terasa sakit. "Huwaa! Percuma saja menyes
"Terserah kau saja. Tapi, aku tidak akan memberimu tempat tinggal di sini, tidak sembarangan orang bisa tinggal di rumahku. Saat itu Noel hanya mengalami musibah. Makanya dia bisa diterima di sini." Kiana menjelaskan kemudian menenteng masuk ember kosong bekas tempat pakaian basahnya."Baiklah, dimengerti." Ucap Bian mengerti, lagipula tidak mungkin juga Noel mengizinkan dirinya terlalu dekat dengan Kiana. Menyapa Kiana hanyalah formalitasnya agar tidak terkesan sedang menguntit wanita itu....Aku benar-benar merasa sedang diawasi di suatu tempat. Ketika angin bertiup mengenai kulit Kiana, gadis itu bisa merasakan jika ia sedang dalam pengawasan intens.Apakah sebaiknya, aku tidak tahu sekalian jika diikuti. Tapi, itu akan jadi lebih menyeramkan, jika aku bisa merasakannya seperti sekarang tanpa tahu siapa itu. Kiana merinding sendiri. Dan lagi dia hebat sekali dalam menyembunyikan diri. Apakah dia ada di dekat sini? Kiana memperhatikan sekelilingnya, namun tidak melihat keberadaa
"Jadi maksudmu, aku tidak boleh pergi ke hutan?!"Dalam beberapa hari ini emosi Kiana benar-benar diuji oleh para manusia super yang sekarang berada di sekelilingnya."Benar Nona, ini demi keselamatan Anda." Bian berucap datar dan sopan."Kau kira aku perduli! Jangan menghalangiku!" Kiana berbicara dengan tegas, melewati Bian yang menatapnya khawatir. Mengganggu jadwalku saja, aku juga punya pekerjaan yang harus diurus agar bisa bersantai ke depannya.Bian hanya bisa menghela nafasnya bersabar, karena ada kemiripan di antara menghadapi Noel dan Kiana. Dua-duanya adalah orang yang susah dinasehati karena memiliki pendiriannya sendiri.Dengan keras kepala, Kiana memasuki hutan yang sebenarnya sudah dalam keadaan tidak aman, karena ada banyak energi negatif yang berkumpul di sana.Kenapa hawa di dalam hutan ini tidak seperti biasanya. Batin Kiana ia merasa sudah tidak enak, entah ketinggalan kabar atau apa. Kiana tidak tahu, jika kepala desa melarang warganya untuk memasuki hutan sement
"Apa maumu datang kemari?" Kiana memandang Noel tidak bersahabat."Bukankah kau merindukanku?" Noel berdiri dan berjalan maju mendekati Kiana, gadis itu refleks mundur dari duduknya karena terkejut, namun ekpresi tegas tidak sukanya tidak berubah sama sekali."Percaya diri sekali, menyingkir kau orang mesum!" Kiana refleks berteriak dan melemparkan bantal ke wajah Noel dengan cepat, lelaki itu tidak dapat menghindarinya sama sekali. Wajahnya tepat mengenai bantal yang Kiana lemparkan."Huh? Sepertinya aku merasa sangat kesal sekarang." Noel menahan amarahnya, tidak ada yang berani memperlakukannya seperti ini sebelumnya, kecuali Kiana. Bahkan Noel tidak ingin melukai gadis itu sama sekali.Kiana langsung melompat dari kasurnya dan mencoba untuk keluar dari dalam kamarnya. Tetapi, pintunya dikunci. Sehingga, Kiana berbalik dan menatap Noel waspada."Oh, tadi aku menguncinya." Noel berbicara santai sembari mulai mendekati Kiana yang sudah menempel di daun pintu yang tertutup, di tangan
"Dia sudah pergi, kan?" Kiana mengintip keluar pintu rumahnya memastikan.TRING!Kiana terlonjak kaget karena telepon yang berada di sakunya tiba-tiba berbunyi.Bikin kaget saja. Kiana mengambil teleponnya dan membaca isi pesan dari nomor yang Kiana tidak ingat pernah menyimpannya."Jangan nekat ke hutan lagi." Itu adalah pesan peringatan dari Noel.Kiana mengerutkan keningnya, tidak ingin menurut sebenarnya."Kenapa nomormu ada di hpku?!" Kiana menuntut penjelasan."Yang jelas kau harus menuruti kata-kataku." Orang ini benar-benar, kemudian Kiana teringat jika dirinya pernah meminjamkan teleponnya pada Noel. Mungkin di saat itu dia mengambil nomor hpku. Kenapa aku tidak mengiranya akan mengambil nomor teleponku."Kiana jangan berpikir untuk menghapus nomor ini atau menggantinya, karena ke depannya kau akan membutuhkanku." Noel langsung menebak isi hati Kiana."Apaan, aku tidak mungkin membutuhkan dia. Kecuali, kalau dia punya niat jahat." Gumam Kiana akhirnya mulai menyadari niat Noe
Noel kembali tidak lama setelah ia keluar. "Cepat sekali kamu kembali. Apakah urusanmu di organisasi sudah selesai?""Aku tidak begitu perduli sih, jika organisasi itu bangkrut ataupun hancur aku masih bisa menciptakan organisasi baru lagi dari awal. Namun, sayang sekali orang yang ingin menjatuhkanku terlalu lemah." Noel menjelaskan sembari duduk di samping Kiana."Sepertinya aku salah karena mengkhawatirkan perusahaanmu." Kiana sedikit tahu tentang Noel, sebagai manusia super terkuat Noel seharusnya memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kekayaan selain dari pendapatan perusahaannya. Seharusnya karena sering menghancurkan Dungeon Noel tentu saja memiliki banyak artefak langka yang berharga."Yang lainnya ingin bertemu denganmu." Noel tidak ingin membahas tentang perusahaannya lagi, lagi pula tempat itu akan bisa berfungsi seperti sediakala dalam beberapa hari lagi."Apakah mereka semua datang kemari?""Ya, sebentar lagi mereka akan sampai.""Apa mereka memang sudah serin
Sudah beberapa hari dari kejadian serangan, selama itu juga Kiana memulihkan dirinya di rumah sakit. Fasilitas Manusia Super diliburkan secara total, serangan Dungeon sepenuhnya ditangani oleh pemerintah atau organisasi kecil lainnya. Organisasi Noel mengalami banyak kerugian, namun ia tidak masalah dengan hal tersebut. Kekacauan seperti itu tidak akan membuatnya langsung hancur dan jatuh miskin. Saat ini fasilitas dalam pemulihan.Ini mengesalkan sudah beberapa hari ini aku masih tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kiana membatin menggerutu, menatapi punggung Noel yang sepertinya tengah menyiapkan pakaian yang dikenakan oleh Kiana.Selama beberapa hari ini Noel sendiri yang mengurus Kiana dengan tangannya, Kiana pikir ia akan membayar orang lain tetapi, ternyata ia tidak melakukannya sama sekali.Bahkan sampai ke kamar mandi Noel juga yang membantu Kiana. Beruntungnya Kiana masih bisa menggerakan tangannya walau lemah, mereka berdua sempat berdebat karena hal itu. Namun, mendengar
"Berhentilah menangis seperti anak kecil begitu." Noel mengusap air mata Kiana dengan telapak tangannya begitu juga ingusnya tanpa merasa jijik sedikit pun. Wanita itu terus menangis sesegukkan yang bahkan Leon tidak tahu apa sebabnya."Bagaimana aku tidak menangis, sudah sangat lama aku tidak melihatmu."Leon tampak kebingungan saat mendengar penjelasan Kiana. "Bukankah aku baru saja menghilang?" Tampaknya waktu berhenti untuk Leon ketika Noel mengambil alih kembali tubuhnya."Hiks! Sudah banyak yang terjadi semenjak kepergianmu." Kiana masih mengeluarkan air matanya."Jangan bersedih, aku merasa kita masih sangat dekat karena kita masih bisa bertemu seperti ini, walaupun aku tidak tahu apa-apa tapi aku merasa sangat dekat denganmu daripada beberapa waktu lalu. Apa kau sangat dekat denganku?" Leon sedikit bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri bergetar. Kiana yang ingin memberi penjelasan suaranya tiba-tiba
Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka
"Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas
Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke
"Jadi, kau akan langsung kerja setelah ini?" tanya Kiana sebelum keluar dari mobil."Aku harus pergi ke luar kota," jawab Noel."Oh." Kiana, tidak bertanya lagi."Aku tidak akan pergi lama, sore nanti aku kembali dan pasti menjemputmu.""Oke, Pak Bos." Kiana keluar dari mobil setelahnya."Jaga dirimu baik-baik.""Ha? Aku tidak salah denger nih?""Kenapa? Tidak ada hal yang salahkan dengan hal itu.""Iya sih, cuma tumben saja. Lagi pula ini di area organisasi. Yang dijamin keamanannya.""Intinya jangan terlalu bersantai.""Kau merasakan sesuatu?""Tidak sih, cuma aku ingin kau berhati-hati. Meskipun tempat ini aman, tapi di dalam tetap ada musuh. Kau jangan merepotkanku.""Oke, oke, baiklah. Aku masuk dulu, aku akan menjaga diri. Kau tenang saja, dan fokuslah pada pekerjaanmu." Kiana pergi dengan cepat memasuki gerbang organisasi.Noel melesatkan kendaraannya setelah memastikan Kiana masuk ke dalam gerbang kantornya. Noel sadar jika Kiana masih tidak nyaman dengan keadaan kakinya, teta
Malam kekacauan tersebut terlewati seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, pada akhirnya karena pertemuan itu dunia tahu jika Noel Ricard telah memiliki pasangan hidupnya. Hancurnya gedung pertemuan tentu saja menjadi salah satu berita menghebohkan juga, karena pengenalan pasangan yang mengalami kekacauan. Berita menghebohkan tentang aksi berani yang menentang manusia super yang tercatat sebagai yang terkuat di dunia, bagi banyak orang itu adalah hal yang benar-benar nekat.Kiana langsung dibawa pulang oleh Noel ke kediamannya. Saat topeng yang ia kenakan dilepas, Noel terdiam sejenak memperhatikan wajah wanita itu."Ada apa, kenapa kau menatapku begitu?" Kiana yang sedari tadi tidak sadar, menyentuh dahinya yang terasa tidak nyaman. Kemudian ia melihat telapak tangan yang berdarah, membuatnya sontak terkejut."Kenapa kau tidak menyadari jika dahimu terluka?" tanya Noel, dengan ekspresi yang Kiana tidak mengerti sama sekali."Mungkin karena terkejut aku jadi tidak sadar jika kepala
Pagi itu Kiana menyiapkan bubur untuk Noel karena melihat pria itu dalam keadaan demam. Untung saja hari ini, adalah hari libur. Jadi, aku bisa merawatnya.Kiana meletakan bubur yang barusan ia buat di meja samping ranjang Noel. Kemudian bermaksud ingin kembali ke kamarnya dan mandi, sembari menunggu Noel bangun dari tidurnya.Namun baru saja selesai meletakkan buburnya di meja samping ranjang milik pria itu, Noel tampak sudah sedari tadi menatapi Kiana."Kau sudah bangun? Kenapa tidak berbicara sama sekali?" tanya Kiana menatap ke arah Noel yang masih memperhatikannya.Tanpa berkata-kata pria itu bangun dari tidurnya dan masih tidak menjawab pertanyaan Kiana, ia mulai kesal karena perkataannya tidak mendapat jawaban sama sekali dan mau meninggalkan ruangan itu."Mau ke mana?" tanya Noel, akhirnya membuka suara."Aku tidak mau berbicara dengan manusia patung." Kiana menjawab ketus."Biarkan aku menenangkan diri sebentar. Kau duduklah di sini." Noel akhirnya mengeluarkan sedikit kata