Bian tampak bingung mencari alasan, karena ia bukanlah pria yang pandai dalam berbohong."Ah, sepertinya karena mereka salah paham." Kiana menatap Bian tidak percaya karena penjelasannya yang ambigu."Aku sempat bertemu dengan Leon berbincang beberapa hal kupikir dia mengenal orang yang aku cari, mungkin itulah yang membuat orang-orang itu mengira bahwa Leon adalah kenalanku juga. Seorang manusia super kelas atas sepertiku ini punya banyak musuh. Maafkan aku, karenaku aku malah melibatkan, kekasihmu.""...."Kiana menatap Bian bingung dan langsung muncul kecanggungan di antara mereka berdua. "Sepertinya, kau salah paham. Aku bukan kekasihnya. Aku menganggap dia seperti saudara untukku." Kiana menatapi Leon yang masih tidak sadarkan diri.Kasihan sekali, Tuan. Gadis ini ternyata terlalu polos untukmu dan aku juga telah salah paham. Batin Bian mengerti praduga miliknya yang lalu, tidak benar sama sekali."Akan lebih baik jika dirinya segera menemukan keluarganya," Gumam Kiana."Tapi, ke
Kiana melihat Rachel bersama dengan wanita lain. Leon pun berbalik menatap ke arah tatapan Kiana dan mendapati pemandangan yang sama dengan Kiana.Kiana berusaha tegar, dia ingin cemburu juga tidak bisa. Mereka tidak memiliki hubungan apa pun. Terlebih, Kiana juga cukup tahu diri dia juga dekat dengan lelaki lain. Namun Rachel tidak pernah mempermasalahkannya pada Kiana, ia hanya mengajak ribut Leon dan tidak menyalahkan Kiana sama sekali.Mereka berempat akhirnya berselisih ada raut tidak enak hati di wajah Rachel tampak ia ingin memberikan penjelasan pada Kiana dan ingin langsung berbicara padanya, tetapi Kiana hanya melontarkan senyum akrab pada Rachel berusaha tampak baik-baik saja dan langsung berlalu pergi tidak menoleh ke belakang sama sekali.Kemudian Leon yang berjalan di belakang Kiana menepuk bahu Rachel seraya berkata, "Rupanya hanya seperti itu perjuanganmu untuknya." Kemudian ia berlalu pergi mengikuti Kiana.Wanita yang di bawa Rachel tidak tahu apa-apa, memperhatikan me
Kiana dan Rachel sama-sama menoleh ke arah sumber ledakan yang terjadi. "Apa itu?" Kiana kebingungan, langit di sekitar ledakan membuat bulatan hitam, Kiana dan Rachel menyadari jika itu adalah gerbang Dungeon yang terbuka dan akan menyebabkan kekacauan jika tidak ada manusia super yang segera mengatasinya."Aku harus pulang, Rachel kau kembalilah dan cari tempat aman untuk berlindung.""Aku akan pergi bersamamu.""Bagaimana dengan kelurgamu, tunanganmu?" Kiana malah mengkhawatirkan orang lain."Ayah, Ibu." Rachel langsung sadar, ia tidak perduli dengan keadaan tunangannya sebab, wanita itu sudah pasti berada di tempat aman sekarang. "Maafkan aku Kiana, aku harus meninggalkanmu sendiri." Ujar Rachel langsung berlari pulang."Tidak apa-apa Rachel." Begitu pula Kiana yang tidak ingin membuat Leon khawatir padanya.Kiana merasa beruntung karena orang tuanya tidak di desa kala itu. Aku selalu berharap orang tuaku selalu dijauhkan dari bahaya. Harap Kiana sambil berlari pulang ke rumah.N
"Langitnya sudah kembali cerah." Ucap Kiana yang saat ini duduk di samping sang pria tua."Benar, Nak. Sepertinya pahlawan super itu berhasil menyelamatkan desa ini." Ujar sang kakek.YEAY!Banyak orang berteriak serempak girang karena merasa tidak perlu khawatir lagi."Maafkan aku Kek, aku harus segera pergi. Karena ada orang yang harus kutemui, dia juga pasti mencariku sekarang." Ujar Kiana, kakek itu mengangguk, dan Kiana langsung berlari pergi menuju lokasi kekacauan, mencari Leon di sana. Kuharap Leon baik-baik saja.Namun, ketika sampai di lokasi kejadian yang porak-poranda, Kiana tidak mendapati siapa pun di sana. Leon tidak ada di sana."Ke mana perginya?" entah mengapa Kiana tetap merasakan sebelumnya ada energi yang terasa akrab tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kiana tahu itu adalah sisa energi dari kekuatan Leon. "Leon sebelumnya benar-benar ada di sini." Kiana kaget bisa merasakan energi milik Leon dengan jelas. "Jadi, ini adalah kekuatan seorang healer jika dipakai seca
"Kiana kau baik-baik saja, kan?" orang tua Kiana langsung menerobos masuk ke dalam rumah memastikan anaknya tidak terluka sama sekali karena kekacauan yang terjadi beberapa jam lalu."Ayah, Ibu!" Kiana langsung lari menghampiri kedua orang tuanya dari posisi duduk di samping Leon yang terbaring lemah sebelumnya.Orang tua Kiana langsung bergegas pulang tatkala mendengar pesan dari Kiana yang mengatakan Dungeon muncul di desa mereka. Meskipun di desa ini kemunculan Dungeon itu adalah hal yang langka.Namun, hal itu tetaplah hal yang biasa di dunia ini. Sangking biasanya pada Dungeon yang muncul secara mendadak, tidak ada orang yang terkejut lagi akan hal itu. Bahkan kemunculan Dungeon di desa Kiana tidak akan tersorot oleh media berita, berbeda dengan di kota yang berita tentang Dungeon, manusia super, dan healer yang selalu terperbarui setiap harinya.Ibu Kiana langsung memeluk erat Kiana, senang melihat anak satu-satunya masih dalam keadaan sehat tidak terluka. Namun, ketika melihat
Kiana dan Leon sekarang tertidur di tempat yang berbeda. Leon di kamar Kiana dan Kiana di luar tidur dengan tersandar di sofa ruang tamu, tanpa bergeming sedikit pun kehabisan tenaga."Aku di mana?" bingung Kiana, tiba-tiba merasa berada di alam lain. "Bukannya tadi aku ketiduran. Bahkan untuk membuka mata saja aku merasa tidak sanggup. Tapi, kenapa berakhir di tempat ini. Mana gelap." Gumam Kiana sendirian. Menyadari mungkin ia sedang bermimpi sekarang."Sebaiknya aku tidur lagi saja, mungkin setelah ini aku akan bangun ke tempatku semula. Tapi ini aneh, kenapa terasa sangat nyata." Kiana frustasi sendiri, akhirnya. "Apa ini efek karena diriku menggunakan terlalu banyak kekuatan healer." Kemudian dari arah yang tidak diketahuinya, Kiana mendengar ada suara orang yang sedang berkelahi."Mimpiku keren ya, bisa sampai dengar suara orang bertengkar." Kiana masih takjub sendiri. "Tapi, siapa yang bertengkar." Kiana kemudian melangkah menebak-nebak sumber suara berasal.Perlahan samar-sam
Leon langsung tersadar dari tidurnya setelah merasa terjatuh ke dalam retakan bercahaya di alam bawah sadarnya.Ia langsung menghampiri Kiana yang masih tertidur pulas sambil duduk."Kiana hei! Bangunlah, kau tidak apa-apa, kan?!" panik Leon karena kejadian beberapa waktu tadi. Ia mengguncang-guncang bahu Kiana, berusaha menyadarkannya."Uum, biarkan aku tidur. Aku tidak bisa membuka mataku ini." Kiana bergumam sembari melanjutkan tidurnya lagi, ia menjawab pertanyaan Leon setengah sadar. Posisinya yang tertidur duduk langsung tersungkur di atas sofa karena guncangan dari Leon barusan."Pergi sana! Jangan ganggu aku. Aduh badanku sakit, sepertinya salah tidur." Kiana bergumam mengusir Leon sambil merintih karena posisi tidurnya yang tidak nyaman. Namun, ia tetap tidak bisa membuka matanya.Leon tidak merasa khawatir karena Kiana yang terus bergumam setelah beberapa saat tadi, bahkan Leon sempat berpikir jika hadirnya Kiana dimimpi hanyalah mimpinya semata.Kemudian pria itu mengangkat
Kiana terdiam saat mengetahui tes kecocokan mereka berdua berada di presentasi 99% cocok. Dia dan Leon memiliki gelombang energi yang sama cocok dengannya....Beberapa jam sebelumnya.Kiana pikir Leon menghilang ternyata Leon malah berdiam diri di belakang rumah sambil melamun, Kiana merasa malu sendiri. Sebab sudah menganggap Leon patah hati karena penolakannya. Apa yang aku pikirkan sih, Leon bukanlah anak kecil tukang merajuk."Aku tidak akan menyerah." Gumamnya yakin masih bisa mendapatkan hati Kiana karena saat ini mereka selalu bersama, walaupun hatinya terasa sakit karena penolakan Kiana barusan."Ayo Leon, Ayah dan Ibu menyuruh kita untuk ke tempat mereka bekerja sekarang di kota. Mereka berkata, jika mereka ingin menguji coba kecocokan kita berdua." Ucap Kiana tiba-tiba karena mereka berdua sudah janji kemarin pada ayah dan ibunya."Memang kamu penasaran, Kiana?" Leon bertanya sembari mengikuti Kiana di belakangnya."Yaps!" entah mengapa Kiana bersemangat, ia sebelumnya bel
Noel kembali tidak lama setelah ia keluar. "Cepat sekali kamu kembali. Apakah urusanmu di organisasi sudah selesai?""Aku tidak begitu perduli sih, jika organisasi itu bangkrut ataupun hancur aku masih bisa menciptakan organisasi baru lagi dari awal. Namun, sayang sekali orang yang ingin menjatuhkanku terlalu lemah." Noel menjelaskan sembari duduk di samping Kiana."Sepertinya aku salah karena mengkhawatirkan perusahaanmu." Kiana sedikit tahu tentang Noel, sebagai manusia super terkuat Noel seharusnya memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kekayaan selain dari pendapatan perusahaannya. Seharusnya karena sering menghancurkan Dungeon Noel tentu saja memiliki banyak artefak langka yang berharga."Yang lainnya ingin bertemu denganmu." Noel tidak ingin membahas tentang perusahaannya lagi, lagi pula tempat itu akan bisa berfungsi seperti sediakala dalam beberapa hari lagi."Apakah mereka semua datang kemari?""Ya, sebentar lagi mereka akan sampai.""Apa mereka memang sudah serin
Sudah beberapa hari dari kejadian serangan, selama itu juga Kiana memulihkan dirinya di rumah sakit. Fasilitas Manusia Super diliburkan secara total, serangan Dungeon sepenuhnya ditangani oleh pemerintah atau organisasi kecil lainnya. Organisasi Noel mengalami banyak kerugian, namun ia tidak masalah dengan hal tersebut. Kekacauan seperti itu tidak akan membuatnya langsung hancur dan jatuh miskin. Saat ini fasilitas dalam pemulihan.Ini mengesalkan sudah beberapa hari ini aku masih tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kiana membatin menggerutu, menatapi punggung Noel yang sepertinya tengah menyiapkan pakaian yang dikenakan oleh Kiana.Selama beberapa hari ini Noel sendiri yang mengurus Kiana dengan tangannya, Kiana pikir ia akan membayar orang lain tetapi, ternyata ia tidak melakukannya sama sekali.Bahkan sampai ke kamar mandi Noel juga yang membantu Kiana. Beruntungnya Kiana masih bisa menggerakan tangannya walau lemah, mereka berdua sempat berdebat karena hal itu. Namun, mendengar
"Berhentilah menangis seperti anak kecil begitu." Noel mengusap air mata Kiana dengan telapak tangannya begitu juga ingusnya tanpa merasa jijik sedikit pun. Wanita itu terus menangis sesegukkan yang bahkan Leon tidak tahu apa sebabnya."Bagaimana aku tidak menangis, sudah sangat lama aku tidak melihatmu."Leon tampak kebingungan saat mendengar penjelasan Kiana. "Bukankah aku baru saja menghilang?" Tampaknya waktu berhenti untuk Leon ketika Noel mengambil alih kembali tubuhnya."Hiks! Sudah banyak yang terjadi semenjak kepergianmu." Kiana masih mengeluarkan air matanya."Jangan bersedih, aku merasa kita masih sangat dekat karena kita masih bisa bertemu seperti ini, walaupun aku tidak tahu apa-apa tapi aku merasa sangat dekat denganmu daripada beberapa waktu lalu. Apa kau sangat dekat denganku?" Leon sedikit bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri bergetar. Kiana yang ingin memberi penjelasan suaranya tiba-tiba
Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka
"Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas
Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke
"Jadi, kau akan langsung kerja setelah ini?" tanya Kiana sebelum keluar dari mobil."Aku harus pergi ke luar kota," jawab Noel."Oh." Kiana, tidak bertanya lagi."Aku tidak akan pergi lama, sore nanti aku kembali dan pasti menjemputmu.""Oke, Pak Bos." Kiana keluar dari mobil setelahnya."Jaga dirimu baik-baik.""Ha? Aku tidak salah denger nih?""Kenapa? Tidak ada hal yang salahkan dengan hal itu.""Iya sih, cuma tumben saja. Lagi pula ini di area organisasi. Yang dijamin keamanannya.""Intinya jangan terlalu bersantai.""Kau merasakan sesuatu?""Tidak sih, cuma aku ingin kau berhati-hati. Meskipun tempat ini aman, tapi di dalam tetap ada musuh. Kau jangan merepotkanku.""Oke, oke, baiklah. Aku masuk dulu, aku akan menjaga diri. Kau tenang saja, dan fokuslah pada pekerjaanmu." Kiana pergi dengan cepat memasuki gerbang organisasi.Noel melesatkan kendaraannya setelah memastikan Kiana masuk ke dalam gerbang kantornya. Noel sadar jika Kiana masih tidak nyaman dengan keadaan kakinya, teta
Malam kekacauan tersebut terlewati seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, pada akhirnya karena pertemuan itu dunia tahu jika Noel Ricard telah memiliki pasangan hidupnya. Hancurnya gedung pertemuan tentu saja menjadi salah satu berita menghebohkan juga, karena pengenalan pasangan yang mengalami kekacauan. Berita menghebohkan tentang aksi berani yang menentang manusia super yang tercatat sebagai yang terkuat di dunia, bagi banyak orang itu adalah hal yang benar-benar nekat.Kiana langsung dibawa pulang oleh Noel ke kediamannya. Saat topeng yang ia kenakan dilepas, Noel terdiam sejenak memperhatikan wajah wanita itu."Ada apa, kenapa kau menatapku begitu?" Kiana yang sedari tadi tidak sadar, menyentuh dahinya yang terasa tidak nyaman. Kemudian ia melihat telapak tangan yang berdarah, membuatnya sontak terkejut."Kenapa kau tidak menyadari jika dahimu terluka?" tanya Noel, dengan ekspresi yang Kiana tidak mengerti sama sekali."Mungkin karena terkejut aku jadi tidak sadar jika kepala
Pagi itu Kiana menyiapkan bubur untuk Noel karena melihat pria itu dalam keadaan demam. Untung saja hari ini, adalah hari libur. Jadi, aku bisa merawatnya.Kiana meletakan bubur yang barusan ia buat di meja samping ranjang Noel. Kemudian bermaksud ingin kembali ke kamarnya dan mandi, sembari menunggu Noel bangun dari tidurnya.Namun baru saja selesai meletakkan buburnya di meja samping ranjang milik pria itu, Noel tampak sudah sedari tadi menatapi Kiana."Kau sudah bangun? Kenapa tidak berbicara sama sekali?" tanya Kiana menatap ke arah Noel yang masih memperhatikannya.Tanpa berkata-kata pria itu bangun dari tidurnya dan masih tidak menjawab pertanyaan Kiana, ia mulai kesal karena perkataannya tidak mendapat jawaban sama sekali dan mau meninggalkan ruangan itu."Mau ke mana?" tanya Noel, akhirnya membuka suara."Aku tidak mau berbicara dengan manusia patung." Kiana menjawab ketus."Biarkan aku menenangkan diri sebentar. Kau duduklah di sini." Noel akhirnya mengeluarkan sedikit kata