"Ini adalah minuman mahal yang seharga lebih dari 10 juta rupiah!?" Yang lainnya juga membuka matanya dengan lebar, lalu menatap botol anggur di tangan Bela."Tante, kamu tidak salah kan?" Lisa menatap Bela dengan tidak percaya. Dia tidak bisa membayangkan minuman anggur anggur itu seharga lebih dari 10 juta dari Kevin.Bela membuka tutup botolnya dan menciumnya, lalu menatap Lisa dengan gembira, "Benar, saat aku melakukan perjalanan bisnis di Amerika, aku pernah mencicipi anggur ini sekali dan aromanya seperti ini!"Bela meletakkan anggurnya dan yang lainnya sudah membuka satu per satu kotak makanan itu. Aroma dari makanan itu telah memenuhi seluruh kamar rawat Lisa."Ini adalah lobster biru Brittany!" Bela terkejut lagi saat melihat lobster biru yang ditempatkan di kotak makanan."Apa? Apa itu lobster biru Brittany?" Yang lainnya saling bertatapan karena tidak mengerti."Lobster biru Brittany adalah bahan makanan laut pilihan restoran, di seluruh dunia. Ini adalah jenis spesies lobs
Andre dan teman-temannya terus bertanya-tanya, sedangkan Kevin tidak menjawabnya teleponnya, sehingga mereka tidak ada pilihan lagi.Setelah kelas di sore hari usai, Kevun mengikuti kerumunan dan berjalan keluar dari gedung kampus."Kevin." Kevin mendengar sebuah suara gadis di belakang, "Apakah kamu masih belum menonton siaran langsungku?" Kevin menoleh dan gadis itu adalah Wina yang menyiarkan siaran langsung."Aku telah menyiarkan beberapa kali siaran langsung dan masih belum melihat kamu di dalam ruang siaran langsung. Kamu harus segera mendaftarkan sebuah akun, lalu ikuti aku untuk meningkatkan popularitasku." Wina berkata sambil menatap Kevin dengan sedikit tidak senang."Wina, apa gunanya kamu membiarkan dia mengikutimu, apakah kamu tertarik padanya?" Seorang gadis di sebelah Wina berkata sambil bercanda."Mana mungkin? Aku hanya ingin membiarkan dia meningkatkan popularitasku." Wina sedikit menundukkan kepalanya dan berbisik, "Bagaimana aku bisa menyukai dia? Jangan bercanda d
"Sayangku, kemanakah kita akan pergi untuk makan siang?" Dinda merasa semakin senangmelihat Mario."Kamu akan segera tahu sayang!" Mario tersenyum tipis. Satu tangan memegang setir mobildan satu tangan lainnya terulur ke paha Dinda sambil merabanya.Dia yang sebagai pejuang cinta tahu, bahwa dia telah memberikan Dinda kepercayaandirinya di kampus, sehingga Dinda tidak akan mengatakan apapun jika dia menyentuhnya.Dinda melirik tangan Mario yang diletakkan di pahanya dan dia tidak berkata apa pun.Marioakhirnya memarkir mobilnya di depan sebuah hotel."Wah, hotelnya sangat mewah, sayang, apakah kamu ingin membawaku untuk makan disini?" Dinda membuka matanya dengan lebar dan melihat gedung mewah di depannyadengan tidak percaya. Dinda tahu bahwa hotel itu adalah salah satu hotel terbaik dibengkulu!"Apakah kamu senang? Ayo kita masuk sekarang, aku sudah memesan tempatnya!" KataMario sambil tersenyum ringan. Hari ini, Mario juga mengeluarkan uangnya untukmemesankan t
"Wanita kaya, tolong bayarkan untuk aku!"...Ada suara iri dan terkejut di bawahnya, yang membuat hati Dinda membengkak tak terduga!Itu juga membuatnya lebih bertekad, bahwa menyingkirkan Kevin adalah sebuah pilihanyang bijak! Jika terus bersama Kevin, jangan berharap bagi dirinya sendiri untuk bisa masukke dalam hotel mewah dalam seumur hidupnya ini!Bicara tentang Kevin. Ketika Kevin melihat Dinda dan Mario berciuman di depan semuaorang, dia merasa sangat tidak nyaman di hatinya, tetapi dia lebih banyak menghela nafaskarena Dinda tidak bisa mengendalikan kepolosannya sendiri.Dia sangat tahu dengan karakter Mario dan Dinda malah bersedia pergi dengan orang yangseperti itu! Benar-benar bodoh!Mario hanya mengendarai sebuah mobil biasa bukan? Apakah itu bagus? Dirinya sendirimalah bisa mengendarai sebuah mobil Lamborghini dengan sesuka hatinya!"Apakah kamu masih memikirkannya?" Kevin mendengar sebuah suara wanita disampingnya.Kevin menarik kembali pikirannya
"Apakah kamu sekarang berani memanggil Dinda?" Mario maju selangkah dengan marah,seolah-olah jika Kevin tidak sopan, dia akan bersikap tidak senang padanya, "Akuperingatkan sekali lagi, lain kali jangan pernah memanggil nama Dinda dan jangan pernahmemiliki pemikiran apapun padanya!"Kevin tidak menjawab tantangan Mario, kemudian berbalik dan mencuci tangannya.Mata Dinda berkedut. Dia berjalan ke keran yang paling dekat dengan Kevin, kemudianmembukanya, menutupi salurannya dengan jari tangannya dan menoleh untuk melihat Kevin. Begitu dia melepaskan jari tangannya, air itu disemprot ke arah Kevin."Kamu ..." Wajah Kevin disemprot dengan air."Haha, kamu pantas untuk itu!" Dinda tersenyum senang saat dia melihat airmengalir di kepala Kevin.Kevin juga tidak ingin bertengkar dengan mereka, "Aku tidak akan sanggup untukmenyinggung kalian, bisakah aku pergi sekarang?"Ketika Kevin hendak keluar, Dinda menggunakan bahunya untuk menabrak Mario dengan ringan, kemudian matanya berkedip d
Ketika Dinda berkata demikian, yang lainnya juga mulai membuat keributan."Iya, etika orang sekarang benar-benar mengkhawatirkan, bagaimana mereka bisamemasuki kamar mandi dengan sesuka hatinya?""Bukankah diluar juga ada kamar mandi untuk umum, kenapa tidak pergi ke sana? Apakah karena tidak ingin menghabiskan uang di tempat umu dan hanya ingin menggunakan kamar mandi hotel kelas atas, bagaimana dia bisa berfikiran seperti itu?"Saat ini, manajer hotel juga telah datang kemari. Dinda berjalan mendekati manajer, kemudian menunjuk ke arah Kevin dan berkatadengan tajam, "Manajer, bagaimana penanganannya sekarang? Jika semua orang bisa masuk ke dalam kamar mandi dengan sesuka hatinya, aku rasa hotel kalian juga bukan kelas atas seperti yang dikabarkan diluar.""Silahkan tunggu sebentar." Manajer tersenyum, lalu menoleh ke arah Kevin, "Maaf, semua fasilitas di hotel kamiadalah untuk tamu kami dan tidak terbuka untuk sembarang orang, silakan untuk keluar dari hotel kami sekarang, maaf."
Dinda seketika langsung terkejut, "Manajer, apakah kamu salah lihat, pesannya itu pasti palsu!"Mario juga mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan kepada manajer mengenai pesan reservasinya, "Kami yang memesankan meja nomor sepuluh!"Ketika manajer melihat pesan Mario lagi, dia berkata sambil tersenyum dengan sopan, "Memang benar bahwa anda memesankan meja nomor sepuluh, tetapi yang Anda pesankan hanyalah tempay biasa, sedangkan Tuan Kevin ini memesankan tempat yang eksklusif.""Apa? Apakah dia memesan posisi eksklusif?" Dinda menatap manajer dengan heran. Dia adalah pecundang miskin, bahkan tidak punya uang untuk makan di kantin setiap hari, akankah orang ini bisa memesan tempat yang begitu bagus?" Dinda sama sekali tidak mempercayainya.Untuk menebus kesalahan itu, manajer segera membawa Kevin dan Tantri ke tempat eksklusif di meja nomor sepuluh!Sesampai di tempat eksklusif nomor sepuluh, manajer itu mengerutkan kening, karena masih ada hidangan yang diletakkan di atas meja, apalagi
"Berapa harganya?" Tanya Mario dan hatinya masih merasa sedikit gugup."Hidangan yang kalian makan ini sekarang hampir 20 juta, ada juga biaya reservasi 5 juta, biaya lingkungan 3 juta, biaya pertunjukan band asing 10 juta dan biaya penggunaan peralatan makan eksklusif 15 juta ..."Ketika manajer berkata empat sampai 5 macam, total biayanya telah mencapai lebih dari 50 juta.Begitu banyak! Mario juga terkejut! Dia merasa sangat gugup di dalam hatinya dan wajahnya memanas. Dia hanya memiliki kata-kata, "Tidak mampu untuk makan makanan ini" Di dalam benaknya dan tidak tahu harus berbuat apa!"Dinda, ayo kita pindah ke meja biasa saja." Kata Mario kepada Dinda dengan pelan."Sayangku, aku suka di sini, ayo kita makan di sini saja!" Dinda tidak ingin kehilangan mukanya di depan Kevin."Kamu tidak ingin pergi, bukan? Baiklah, aku yang akan pergi." Mario sudah marah. Dia tidak punya cukup uang sama sekali. Jika dia makan disini, itu hanya bisa mempermalukannya saja.Setelah selesai berbicar
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan