"Oh kamu, Ratna, kalian akan pergi ke mana?" Marsha juga menyapa Ratna."Eh...." Ratna tiba-tiba kebingungan, dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk membicarakan kerja sama itu, kalau dia bicara akn pergi ke restoran akan terlihat rendahan. Ratna tiba-tiba ada ide "Kita ingin pergi makan, Bu Marsha, Anda juga belum makan kan, kita makan bersama saja, pergi ke restoran barat di pusat kota, di sana tempatnya bagus."Ketika mengingat saat di hari datang ke Bengkulu dan makan di restoran mahal itu, Ratna sekarang merasa ingin kesana lagi, kalau bukan hari ini bertemu dengan Marsha, aku tidak mungkin bisa pergi makan di sana lagi, dengan adanya ikatan hubungan bersama Romi, pasti makan di sana akan gratis lagi."Restoran barat? Di sana sangat berkelas, harganya juga mahal, aku rasa kita makan di sekitar sini saja." Kata Marsha sambil tersenyum, dia pernah mendengar dari temannya yang berada di bengkulu, bahwa makan disana adalah salah satu restoran paling mahal, bukan tempat yang mampu
"Mohon maaf, tolong Anda antri terlebih dahulu, tunggu sampai giliran Anda, setelah itu kita akan mengaturkan tempat duduk untuk Anda." Kata nona tersebut."Apa? Aku memerlukan tempat duduk sekarang, apakah kamu tidak mengenalku? aku beritahu kamu, aku adalah orang yang tidak mampu kamu singgung, kalau kamu tidak cepat mengurus tempat duduk untukku, aku bisa menjamin, kamu akan kehilangan pekerjaanmu." Omel Ratna, dia merasa seorang resepsionis berani menolak permintaannya sendiri itu sudah terlalu memandang dirinya rendah."Nyonya yang terhormat, tolong Anda ikuti aturan yang ada di restoran kami." Nona itu masih bisa berkata sambil mempertahankan senyumannya "Kami sekarang memang tidak ada tempat duduk lagi, kalau Anda ingin makan di sini antri terlebih dahulu, jika nanti sudah sampai giliran Anda, kita akan mengaturkan tempat duduk untuk Anda.""Panggil manajer kalian kesini, aku akan lihat apakah dia bisa memberikan tempat duduk untukku atau tidak." Ratna berpikir di dalam hati, n
Pelayan membawa mereka masuk ke ruang mewah, dekorasi yang mewah di dalam ruang mewah itu membuat Marsha terkejut. Saat melihat ekspresi Marsha, Ratna pun menjadi semakin senang."Minggu lalu kami sudah makan di sini, bawa semua makanan kesini sesuai dengan waktunya itu saja." Kata Ratna kepada pelayannya."Ha? Kali ini Anda hanya berempat, memesan terlalu banyak nanti tidak habis nyonya." Kata pelayan itu mengingatkan."Pesanku hanya seperti itu, kamu hidangkan saja, kalau tidak habis ya sisakan, kamu tidak perlu mencemaskan itu." Marah Ratna, pelayan itu pun langsung keluar. Hati Ratna merasa sangat senang, makanan yang dihidangkan waktu itu semuanya adalah makanan paling top di restoran ini, dan juga yang paling mahal, hari ini mereka bisa untung banyak lagi."Kamu sungguh berani, di sini aku tidak berani memesan seperti itu." Kata Marsha, melihat Ratna begitu percaya diri sedari awal, dia menjadi yakin Ratna memang pernah makan di ruang mewah ini, Marsha pun menjadi lebih tenang.
Saat ini, Manajer membawa satu botol Louis XIV masuk, membukakannya dan menuangkan untuk semua orang.Manajer itu berjalan menghampiri Ratna, lalu bersulang dengannya."Manajer, kenapa kamu minum begitu cepat? Lihat, minumannya sampai tumpah ke dadamu, kemarilah, aku bantu bersihkan." Setelah mengatakan itu, Ratna menempatkan tangannya ke dada Manajer, energi menggodanya juga sangat kuat, melihat Manajer itu seperti kucing yang melihat ikan."Saya bisa sendiri." Manajer itu melangkah mundur, lalu membersihkannya sendiri."Minumannya banyak sekali kadar alkoholnya, aku merasa pusing." Ratna meraba keningnya, lalu terjatuh ke arah Manajer, dia ingin terjatuh ke pelukan sang Manajer, tapi Manajer itu langsung menghindar ke samping. Ratna hampir saja terjatuh membentur meja, untung saja dia masih bisa berdiri. Reaksi anak ini sangat cepat, tidak bisa kena!Manajer itu tersenyum kepada Ratna berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa, lalu minum dengan yang lain, mereka semuanya ingin meny
Hei, hari ini Manajer restoran sedang aneh ya? Terakhir kali bukankah karena hubunganku dengan Romi?"Baiklah, pak Manajer, aku tidak mengira kamu begitu tidak punya logika, aku sekarang akan menelepon seseorang, kalau ada apa-apa kamu bisa langsung katakan saja kepada dia." Ratnang menatap Manajer itu, mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon."Kamu tunggu saja, sudah jelas ini masalah kecil, tapi kamu besar-besarkan, kamu lihat saja saat dia datang, kamu akan menjelaskan apa kepadanya." Selesai bertelepon, Ratna bersikap dingin di depan Manajer itu."Tenang saja Bu Marsha, nanti orangnya akan datang, semuanya pasti akan selesai, kita hanya makan di tempat mereka. Kita datang itu sebuah kehormatan bagi mereka, mereka masih tidak senang, tunggu saja dan lihat." Kata Ratna kepada Marsha."Baguslah kalau begitu." Marsha melihat Ratna begitu yakin, hatinya pun menjadi tenang.Manajer itu jadi merasa sedikit cemas, apakah dia barusan akan menelpon Kevin? Aku salah menilai? Ibu-ibu ini sungg
"Manajer, Anda tidak salah makan obatkan? Anda tidak salah kan, saya Romi, Anda masih meminta saya bayar..." Tanya Romi dengan terkejut."Aku tidak peduli siapa namamu, kalau kalian hari ini tidak bayar, aku akan mengirim kalian ke kantor polisi." Manajer itu semakin lama semakin kesal dengan Romi. Manajer itu melihat ke arah Ratna dan yang lain "Kalian jadi mau bayar atau tidak? Tidak akan bayar? Baiklah."Kelihatannya beberapa ibu-ibu ini tidak akan membayar, Manajer itu mengeluarkan ponselnya, bersiap menelepon 110.Bagaimana ini? Ratna dan yang lain pun panik, kenapa Romi sudah datang tapi masalahnya tidak terselesaikan?Marsha yang di samping pun wajahnya sudahmemerah, di restoran kelas atas ini, muncul masalah seperti ini, dia pun merasa sangat malu."Jangan lapor polisi, saya akan membayar." Romi melihat Manajer itu, dia sampai sekarang masih tidak mengerti, kenapa Manajer berubah drastis, masalahnya sudah sampai seperti ini, mau tidak mau dia hanya bisa membayar saja."Baikl
Saat mendengar itu, ekspresi Romi langsung menjadi jelek. Sial, ternyata dia tidak punya uang, tapi masih berani memesan makanan semahal itu??"Bagaimana dengan dua tante yang lain?" Pandangan Romi tertuju kepada Yola dan Lina."Mereka juga tidak ada." Kata Ratnadengan malu, saat ini dia juga marah, pandangannya terpaku kepada Marsha, dia yang kaya kan?"Hei, mereka tidak punya uang tapi berani sekali makan di restoran mewah ini, otak mereka bermasalah.""Orang kampung memang benar-benar tidak tahu malu, mereka sungguh mengira makan di restoran ini sama murahnya dengan makanan yang ada di kampung?""Mereka mendapat keberanian dari mana, berani makan di ruangan mewah, aku rasa sedari awal mereka memang mau makan gratis."Bisik para tamu di sekitar yang sedang makan dan tersenyum sambil melihat Ratna dan yang lain."Bu Marsha, uang untuk membayar makanan kita ternyata tidak cukup, apakah Anda..." Kata Ratna menghampiri Marsha sambil tersenyum kaku.Saat mendengar Ratna meminta uang kep
Mereka memiliki peraturan yang ketat, tertulis dalam beberapa hari, mereka tidak menerima permintaan pribadi dari tamu."Tidak bisa di perpanjang, apa aku tidak salah dengar? Ada hotel yang tidak bisa memperpanjang penginapan tamunya? Kenapa?" Tanya Ratna penasaran."Mohon maaf, jika Anda ingin memperpanjang, perlu ada tuan Kevin yang memesan kamarnya baru bisa. Ini sudah peraturan hotel, saya juga tidak bisa apa-apa." Kata nona resepsionis itu. Untuk latar belakang resmi dari Guest House, biasanya mereka tidak akan mengungkitnya."Harus ada dia baru bisa?" Ratna samasekali tidak ingin meminta kepada Kevin, peraturan hotel ini sangat aneh, pantas saja terlihat seperti akan tutup, siapa yang mau tinggal di sini "Baiklah, besok kami akan pergi."Bukan masalah besar baginya, karena hanya perlu meminta Romi untuk memesankan hotel lain di kota bengkulu saja sudah beres."Apakah kalian mau pergi makan malam bersama?" Saat ini, Wulan juga berjalan keluar, saat melihat mereka, Wulan pun meny
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"