Mahasiswa lainnya mulai banyak menyanjung Jidan, apalagi sudut pandang dari masing-masing orang berbeda jika dikaitkan dengan uang!"Heh si miskin Kevin, Doni dan Fadli, apakah kalian bertiga sudah melihatnya?, inilah yang disukai oleh orang-orang, dan hanya kalian saja yang bertaruh denganku, hahaha. Benar-benar kalian hanya mempermalukan diri sendiri!" Setelah Jidan selesai mengirimkan pesannya dia langsung mematikan percakapan akun Doni. Doni menepuk meja komputer dengan sangat marah. "Doni, tidak apa-apa, jangan anggap kata-kata Jidan itu dengan serius!" Fadli menghibur Doni. Lagi pula, Doni menyinggung Jidan karena membelanya."Wina, ada begitu banyak keturunan kaya di lingkunganku. Lain kali, saat aku melihat siaran langsung mu lagi, aku akan mengajak mereka masuk dan membantumu untuk memberikan hadiah!" Jidan menjadi lebih aktif lagi. "Aku akan membantumu untuk menyimpan kedua akun Fadli dan Doni. Setelah penggemarmu sudah banyak, kamu bisa langsung memblokir mereka. Tidak ad
Wina sedang mengubah admin di layar ponselnya. Tanpa Nama baru saja berkata, bahwa sudah cukup baginya untuk menjadikan dia administrator sepenuhnya. Ketika melihat akun Jidan, Wina langsung mencabut posisi administrator Jidan dan mengatur Tanpa Nama sebagai administrator."Kakak Tanpa Nama, aku sudah selesai mengaturnya! Administratornya sekarang hanya kamu sendiri." Setelah mengoperasikannya, Wina tersenyum manis ke arah kamera.Hanya dalam waktu setengah menit yang pendek, dua perintah sistem muncul di layar."Percakapan Fadli telah dihidupkan.""Percakapan Doni telah dihidupkan.""Aku sudah bisa bicara lagi! Haha, sobat Tanpa Nama ini sangat loyal dan baik sekali, aku suka sikapmu!" Fadli tertawa dengan gembira.Fadli berbicara di ruang siaran langsung, "Jidan, keluarlah untuk tunjukan dirimu!"Doni tadi juga terlalu marah dan berkata, "Apakah angka 100 juta masih kecil bagimu? Buktikanlah dan biarkan semua orang melihat kesombonganmu!""Kakak Tanpa Nama, terima kasih banyak untuk
"Kevin, jangan melihatnya lagi, Dinda si wanita jalang itu selalu ingin memiliki jika melihat orang kaya, dia benar-benar tidak tahu malu!" Fadli melihat Kevin terbaring di atas ranjang sambil melihat ponselnya yang pasti juga sedang menonton siaran langsung Wina, sehingga dia mengingatkannya dengan baik hati. Tapi Kevin mengabaikannya dan kedua matanya masih melihat layar ponsel."Dinda."Wina memanggil Dinda dengan sedikit tidak senang, "Tapi aku tidak pernah mendengar bahwa kamu selalu aktif untuk melakukan siaran langsung? Bahkan meskipun kamu suka siaran langsung, kamu datang-datang kesini merebut penggemar di siaran langsung ku secara frontal bukan?"Dinda mengabaikan kata-kata Wina dan berbicara di depan kamera, "Kakak Tanpa Nama, statusku masih sendiri sampai sekarang dan masih belum menemukan pria yang cocok. Aku merasa bahwa kamu mungkin sangat cocok denganku. Jika ada waktu luang, kita bisa saling mengenal satu sama lain ..." Saat dia mengatakannya, ekspresi Dinda yang mal
Setelah kelas selesai pada keesokan paginya, Kevin dan lainnya kembali ke asrama. Setelah mereka selesai makan, mereka hendak berbaring di atas ranjang dan Andre baru saja kembali. Begitu dia masuk, ekspresinya terlihat sangat cemas, "Terjadi masalah!" Ujar Andre."Ada apa, masalah apalagi yang terjadi di jurusan ekonomi kalian?" Setelah Fadli selesai berbicara, dia mengambil air minum untuk Andre."Terjadi masalah pada Lisa." Andre duduk dan menatap ketiga orang itu dengan sangat cemas."Apa yang terjadi?" Kevin tahu bahwa masalahnya pasti tidak kecil. Jika tidak, ekspresi Andre mungkin tidak akan seburuk itu."Ketika Lisa pergi dari restoran kemarin, bukannya dia telah menampar seorang pria? Tebaklah siapa pria itu?" Andre bertanya dan menjawabnya sendiri, "Dia adalah Rendi! Bos muda dari Keluarga Kusuma.""Sial, Keluarga Kusuma!"Fadli terkejut dan berdiri sambil berkata dengan lantang, "Keluarga Kusuma di kota Bengkulu adalah keluarga kaya yang menempati peringkat sepuluh besar b
Keempat orang di asrama itu bergegas pergi ke asrama para wanita. Setelah sampai di asrama sana, Andre mengajak Kevin dan lainnya ke lantai dua dan membuka pintu kamar asrama Lisa dan teman-temannya.Syifa, Fika dan Amanda duduk di samping Lisa dengan ekspresi yang cemas. Lisa duduk di atas ranjang sambil terisak dan menangis."Bagaimana?" Andre bertanya pada Syifa setelah dia memasuki kamar.Syifa berdiri, lalu menarik Andre dan teman-temannya masuk dan mereka melihat Lisa yang sedang menangis. Dia berkata kepada Andre dan teman-temannya. "Ayahnya Lisa tahu bahwa Lisa telah mencari masalah yang begitu besar dan tadi ayahnya menelepon dengan nada yang sangat marah kepada lisa. Lisa sudah menangis selama hampir tiga jam. Ayahnya bilang, jika masalah ini benar-benar tidak dapat diselesaikan, dia akan membiarkan Lisa menemani Rendi selama satu malam!""Sial, ayah seperti apa yang sudah membiarkan anaknya melayani pria bajingan itu?" Fadli membelanya."Aku rasa ayahnya mengucapkan kata-
"Hah, kenapa kamu yang begitu khawatir?" Lisa mencibir, "Jika bukan karena kamu kemarin, mungkin aku tidak akan pernah bertabrakan dengan Rendi bukan? Dan masalah ini mungkin tidak akan pernah terjadi..!"Lisa berkata dengan sedikit tertekan, kemudian dia menunjuk ke arah pintu dan berteriak, "Keluar, Kamu keluar dari asramaku!""Lisa, jangan seperti itu ..." Syifa juga merasa Lisa terlalu keras kepada Kevin. "Lagi pula, Kevin sudah datang melihatmu, tetapi kamu masih mengatakannya seperti itu."Kevin tidak ingin mengatakan apa pun karena dia menghargai keputusan Lisa. Dia perlahan berbalik dan kemudian berjalan ke arah pintu."Kevin, tidak apa-apa, Lisa tadi sedikit berlebihan, lihatlah hari ini mungkin masalahnya sangat berat, kamu jangan sakit hati dengan perkataannya, kita hargai keputusannya." Andre menutup pintu asrama, kemudian mengikuti Kevin keluar dan menghibur sahabatnya."Tidak apa-apa, aku mengerti." Kevin tersenyum, "Sudahlah, cepat masuk bujuk Lisa dan katakan padanya ja
"Beritahu padanya untuk berhenti berurusan dengan perusahaan Keluarga Lisa!" Kata Kevin."Baik, Tuan muda, jangan khawatir. Dalam kurun waktu setengah jam, tidak peduli apa yang akan dilakukan oleh Keluarga Kusuma terhadap perusahaan dari Keluarga Lisa, dia pasti akan patuh dengan perkataan Tuan Muda." Kata paman Angga sambil tersenyum."Baguslah, kalau begitu aku tutup teleponnya" Kevin mengangguk dan menutupi panggilannya.Setelah paman Angga menerima perintah dari Kevin, dia segera menyampaikan maksud dari Kevin kepada penanggung jawab di wilayah Bengkulu,dia menghubungi Beni melalui panggilan khusus dari kediaman Keluarga Kevin.Di sisi lain, Lisa telah menelepon teman sekelas SMA-nya. Setelah ayahnya Toni menyetujui permintaan anaknya, dia segera bergegas mengumpulkan kelompok Perdagangan Kota Bengkulu.Ayah Toni berniat menemui ketua kelompoknya di kantor, Anas, itulah ketua dari perdagangan kota Bengkulu, dia adalah teman sekelas SMP ayahnya Toni. Jika Anas maju, masalah ini pas
Setelah berjalan masuk melalui gerbang kecil menuju lapangan, Kevin melihat ada enam gadis muda yang cantik sedang berlari menuju Kevin."Kevin, akhirnya kamu datang juga, kenapa kamu begitu lambat sekali?"Gadis tertinggi di antara gadis-gadis itu telah berbicara dan dia adalah Raya yang baru saja menelepon Kevin.Raya mengeluarkan uang 50 ribu kepada Kevin, "Belikan enam botol air minumuntuk kami semua.""Raya, kenapa kamu tadi tidak langsung memberitahukan aku waktu di telepon, biar aku pergi membelinya dan tidak perlu kesini terlebih dahulu." Tanya Kevin sambil memegang uang 50 ribu."Hei, sekarang kamu sudah berani ngomong ya, bukannya jarak kamu kesini itu tidak jauh? Kenapa, apakah kamu sudah tidak tahan lagi?" Raya memelototinya Kevin dengan marah."Tidak tidak ... Baiklah, aku akan membelinya sekarang..." Kevin akhirnya memilih untuk pergi membelj minum daripada harus berdebat dengan Raya.Setelah membeli air, Kevin mengembalikan sisa uang 20 ribu kepada Raya. Masing-masing g
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"