Saat ini Kevin bisa ‘melihat’ Elmira, Elmira tersenyum padanya, sepertinya dia sudah memaafkan Kevin sepenuhnya. Kevin sangat senang."Ah..." Kevin sedang mengambilkan makanan untuk Elmira, dan Elmira tiba-tiba berteriak, seolah-olah dia sudah dilukai oleh seseorang."Elmira, ada apa denganmu..." Kevin panik sambil memapah Elmira dan Elmira tiba-tiba menghilang."Elmira, Elmira..." Kevin Berteriak sangat panik."Tuan, tenanglah dulu..." Pelayan segera memapah Kevin, Kevin menarik baju pelayan dan berkata dengan panik, "Kamu lihat pacarku tidak, dia duduk di sini tadi, tapi dia tiba-tiba menghilang, apakah restoran kalian telah menyembunyikannya...""Tuan, pacarmu sama sekali tidak ada di sini, semua hanya khayalan Anda saja, jika tidak percaya maka kamu bisa lihat." Pelayan segera menjelaskan semuanya kepada Kevin, dan menunjuk tempat duduk yang ada di depan Kevin.Kevin melihat tempat duduk di depannya penuh makanan, ada lobster, sup, ayam..., jelas-jelas semua itu telah dimakan ole
Dua wanita yang bertugas di dapur sedang berbisik pelan. Seorang wanita tiba-tiba merasa kepala koki sedang memperhatikannya, dia segera berbalik dan melihat Kevin yang mendengarkan pembicaraanya, "Tuan, ini bukan tempat yang bisa Anda datangi, silahkan Anda keluar sekarang.""Maaf, dimana gadis yang sedang kalian bicarakan?" Kevin memakai usaha yang besar untuk mengatakan kata ini."Untuk apa kamu mencari Elmira?" Wanita itu bertanya dengan curiga. Mendengar dia menyebut nama Elmira dari mulutnya, Kevin langsung terkejut."Aku adalah pria yang kalian maksud." Kevin berkata dengan bingung."Kamu pacar Elmira! Kamu tidak berguna sekali, Elmira adalah gadis yang begitu baik, kamu tega menyuruhnya bekerja untuk membayar hutangmu, apakah kamu bukan seorang pria?" Seorang wanita marah kepada Kevin."Sekarang kamu ikut denganku!" Salah seorang wanita lebih perhatian, dia melihat wajah Kevin yang bukan seperti orang jahat, dia hanya menghela nafas dan membawa Kevin masuk ke bagian paling dal
Kesimpulannya adalah dia tidak bisa hidup jika tidak ada Kevin di sampingnya. Dia sudah berfikir panjang tentang melanjutkan hubungannya dengan Kevin. Kevin tersentuh, ternyata Elmira peduli meskipun dia berbohong padanya."Aku adalah orang yang setia, aku tidak akan berpaling jika sudah memilih." Kevin berkata sambil tersenyum. Elmira tertawa karena melihat tampang Kevin."Kamu lihat, aku sudah mengumpulkan uang 300 ribu selama beberapa hari ini, setelah kamu lulus, kita akan cari uang bersama dan pasti kita bisa membayar hutang itu!" Elmira mengeluarkan beberapa lembar uang dari kantongnya. Hati Kevin merasa sedih melihat Elmira tersenyum polos."Kalian sudah membuat kami merasa iri." Kedua wanita itu melihat Elmira dan Kevin sudah baikan, mereka pun ikut tersenyum."Tidak bisa, jika kamu terus menghalangi akj lagi maka aku akan menghancurkan restoran ini!" Terdengar suara teriakan dari luar."Elmira, kamu tetap di sini dulu, aku akan kembali sebentar lagi." Kevin menenangkan Elmira
Ketika Bian sedang berkhayal, Kevin sudah berada di depannya dan menuangkan gelas anggur penuh dengan anggur merah."Dasar memang bodoh, kamu menuangkan anggur sepenuh itu, bagaimana aku bisa meminumnya?" Bian berkata dan hendak meraih gelas yang ada di tangan Kevin, tapi belum sempat tangannya menyentuh gelas itu, terlihat anggur merah itu menyemprot ke arahnya.Segelas anggur merah penuh dituangkan Kevin ke wajah Bian, cairan anggur masuk ke dalam mata dan hidung sehingga membuatnya kepedasan dan merasa tidak nyaman, tanpa sadar dia membungkuk.Tangan Bian menyeka anggur di wajahnya, dia ingin membuka matanya tapi karena pedas, maka dia sama sekali tidak bisa membuka mata, dia hanya bisa menyipitkan matanya, "Kamu cari mati ya..."Belum selesai dia berbicara, Bian sudah terkejut, di dalam penglihatan matanya yang samar, ada sosok hitam mengarah ke arahnya, dia masih belum sempat bereaksi tapi Bian langsung merasa sakit dan pada saat bersamaan 'Plak', ada lebih banyak cairan anggur y
"Jika kamu masih tidak bisa bicara dengan sopan padaku, aku bahkan tidak bisa menahan sepatuku ini yang ingin mencium wajahmu." Kevin tersenyum datar."Injak saja wajahku kalau berani? Seberapa parah kamu akan memukulku, maka aku akan membalasmu beberapa kali lipat dari apa yang telah kamu lakukan hari ini, aku ingin tahu apakah kamu bisa meninggalkan tempat ini dengan baik-baik saja atau tidak!" Wajah Bian penuh darah, dia tersenyum jahat dan terlihat mengerikan.Dia melihat anak buahnya, "Aku akan menelepon Ketua Azka sekarang dan memintanya mengirimkan beberapa pemukul handal ke sini!" Mendengar Bian ada hubungan dengan Ketua Azka, semua orang yang ada di sini menghela nafasnya dan melihat Kevin penuh kekhawatiran."Siapa? Ketua Azka?" Kenapa Kevin merasa nama ini agak familiar."Bagaimana jika kamu meminta maaf kepada Bian, ketika pemukul suruhan dari Ketua Azka datang, maka akan benar-benar akan terjadi sesuatu, bahkan tidak akan berguna jika kamu telepon polisi." Orang-orang di
Bian meletakkan telepon di telinganya dengan takut, "Halo, Ketua Azka..." Selanjutnya,Azka mengatakan beberapa kata, Jantung Bian melompat seolah-olah jiwanya hendak terbang keluar, setelah Azka selesai berbicara Bian merasa jiwanya sudah hilang.Dia perlahan-lahan melihat ke arah Kevin, sudut matanya bergetar, mulutnya bergetar serta kedua kakinya ikut bergetar, terasa lemas, "bruk", dia berlutut seperti seorang budak, "Tuan muda Kevin, maafkan semua yang sudah aku perbuat, aku memang pantas untuk mati karena telah berani menyinggungmu. Aku sangat buta, aku mohon belas kasihanmu untuk memaafkan orang brengsek sepertiku...""Sudah tidak merasa sombong lagi sekarang?" Kevin melihat Bian dengan matanya yang tajam, "Baiklah aku akan memaafkanmu, tapi mungkin Azka seharusnya sudah memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, bukan?"Iya Tuan..."Bibir Bian hampir berdarah karena gigitannya, dia menegakkan badannya, menghela napas panjang dan memberi hormat kepada Kevin, lalu bersujud, "Maaf
"Aku ingin ikut denganmu..." Elmira berkata tapi Kevin sudah berlari lumayan jauh, Elmira menggelengkan kepala sambil tersenyum kecut dan duduk di atas batu besar, sambil melihat danau airnya yang bergerak, selama beberapa hari ini, untuk pertama kalinya dia merasa sesantai ini."Hei, bukankah itu Elmira si miskin itu?" Ketika melihat Elmira sedang bersantai, terdengar suara seorang wanita yang membuat Elmira merinding. Dia berpaling dan melihat Fani dan kedua temannya menghampirinya dan Elmira segera berdiri dari batu besar itu."Benar dia wanita jalang itu." Fani berkata kepada kedua temannya itu dan wajah mereka terlihat mencibir sambil menghampiri Elmira, "Hei wanita miskin, bukankah kamu sudah keluar dari kampus? Kenapa kamu masih berani datang ke sini, apakah kamu merindukan kami bertiga?"Elmira tidak berani menyinggung Fani dan teman-temannya."Hei, mau pergi kemana? Apakah sikapmu seperti ini ketika bertemu dengan teman sekamarmu?" Fani segera menghadang di depan Elmira, seja
"Masukkan lagi kepalanya!"Seperti tadi, Elmira di angkat kepalanya dari air dan Fani menamparnya dengan keras lagi. Air danau yang dingin, tamparan yang pedas membuat wajah Elmira merasa sakit, telinganya, hidungnya, lehernya dan seluruh badannya basah, saat ini Elmira terlihat sangat mengenaskan.Teman-teman di sekitarnya tidak sanggup melihatnya, tapi tidak ada yang berani maju untuk menghentikannya. Zhong Yu yang sudah lemas terus dicelupkan kepalanya ke danau oleh mereka bertiga.."Jangan diangkat!" Kedua wanita hendak menarik Elmira ke atas tapi Fani menghentikannya."Gruk, gruk..." Ada gelembung dari dalam air, tangan Elmira sedang memukul air sehingga membuat banyak gelombang."Teruskan!" Melihat kepala Elmira yang dicelupkan di dalam air, mata Fani semakin tertarik, dia merasa bahagia sewaktu melihat Elmira sudah lemas. 2 menit kemudian, Elmira sudah tidak memukul air lagi tapi mendorong kedua wanita itu, tenaganya sudah tidak ada lagi."Fani, sudah kita lepaskan dia, jangan
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan