Dokumen proyek ini dibuat dengan sangat rinci dan jelas, yang membuatku bisa langsung memahaminya dalam waktu yang singkat.Entah kapan aku tertidur sambil bersandar di kursi.Aku terkejut dengan sebuah tatapan panas yang sedang menatapku setelah aku terbangun.Aku membuka mataku dengan linglung dan melihat Zayn yang mengenakan piama sedang berdiri di sampingku sambil memegang dokumen proyek di tangannya.Aku terkejut dan segera berdiri untuk merebut kembali dokumen itu.Zayn juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang media yang merupakan saingan dari Perusahaan Eka Media, jadi sama sekali tidak boleh membiarkan Zayn melihat dokumen proyek dari perusahaan kami.Zayn mendengus saat melihatku begitu panik, "Tenang saja, aku cuma mengambilkannya untukmu dan tidak lihat isinya.""Oh ... terima kasih."Aku menggulung dokumen itu dan tidak berani menatap Zayn, tapi aku bisa merasakan aura dingin yang terpancar dari tubuhnya.Untung saja Zayn tidak mengatakan apa pun dan berbaring di at
Uh ....Aku melihat sarapan di atas meja.Ada roti lapis, omelet, panekuk, bubur dan juga roti kukus.Ini bukan membuat lebih, tapi terlalu banyak.Aku bertanya padanya, "Kamu sudah makan belum?"Zayn menjawab tanpa mengangkat kepalanya, "Sudah."Aku tersedak dan mengambil dua kantung makanan.Aku memasukkan roti lapis dan roti kukus ke dalam kantung makanan, tapi masih terdapat banyak sarapan yang tersisa di atas meja.Aku tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Sebenarnya kamu tidak perlu buat sarapan sebanyak ini, tidak cuma mubazir dan juga merepotkan.""Kamu bisa pesan dari luar karena cuma kamu sendiri yang makan atau kamu bisa beli sarapan dalam perjalanan ke perusahaan atau kamu juga bisa suruh sekretarismu beli sarapan untukmu."Lihatlah, bukankah sangat mubazir dan juga menghabiskan banyak waktumu saat membuat sarapan sebanyak ini?"Zayn akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatapku.Zayn dengan perlahan menyipitkan matanya dan kedua matanya sangat dingin serta tajam seperti
"Aku tidak keberatan!"Pak Arya sudah tersenyum padaku sebelum aku selesai bicara.Aku tertegun selama beberapa detik, lalu segera menyerahkan sarapan yang kubawa ke hadapannya dan bertanya, "Kamu bisa pilih makanan yang kamu suka.""Hm ... aku ambil roti lapis dan roti kukus saja."Aku merasa terkejut, tidak disangka makanan kesukaan CEO sama denganku.Pak Arya memilih roti lapis dan roti kukus, kemudian pergi setelah berterima kasih padaku.Aku melihat sosoknya yang menghilang di pintu lift dan merasa seperti sedang bermimpi.Tidak disangka CEO dari Perusahaan Eka Media begitu mudah untuk didekati dan juga memakan sarapan yang kubawa?!Terdapat beberapa orang yang sedang merias wajah di cermin dan ada juga yang sedang berbicara saat aku memasuki kantor.Pekerjaan hari ini masih belum dimulai dan suasana pagi ini masih sedikit lebih santai.Aku mendatangi teman kerjaku yang membantuku mengganti tinta kemarin dan berkata, "Kalian sudah sarapan belum? Aku ada bawa beberapa sarapan hari
Suasana hatiku yang sedang baik sedikit memudar saat memikirkan Cindy.Aku tidak membenci Cindy karena tidak terdapat dendam apa pun di antara kami, aku hanya tidak menyukainya.Aku merasa dia sangat menyebalkan.Aku berdiri di tengah halaman dan merasa ragu untuk masuk ke dalam vila.Karena vila ini sudah menjadi milik Zayn.Cindy adalah nyonya rumah di sini jika dia datang ke sini, sedangkan aku bukanlah siapa-siapa.Sedangkan ini adalah maksud Zayn.Zayn tidak ingin melukai hati Cindy, tidak ingin Cindy melihat hubunganku dengannya yang tidak jelas ini.Jadi tentu saja aku tidak boleh masuk ke dalam pada saat ini, kalau tidak akan sulit untuk menjelaskan hal ini.Aku berencana untuk pergi saat memikirkan hal ini.Zayn tiba-tiba muncul di depan pintu dan berkata padaku saat aku hendak membalikkan badanku dan pergi, "Kenapa tidak masuk dan malah berdiri di luar?""Tapi ...."Zayn sudah memasuki vila sebelum aku selesai bicara.Aku menggigit bibirku dan hanya bisa berjalan ke dalam.Za
Zayn mendengus setelah mendengar ini, "Pikiranmu berlebihan, aku cuma merasa aku akan dibilang pelit kalau tidak kasih mobil pada kekasihku."Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum kecil, tidak ada orang yang murah hati di dunia ini kalau orang seperti Zayn dibilang pelit.Aku diam-diam melirik Zayn dan kembali merasa dia sebenarnya adalah orang yang sangat baik.Zayn melirikku mungkin karena senyumanku terlalu lebar dan berkata dengan dingin, "Cepat makan dan cuci piring.""Oh, baik."Hari ini Zayn kembali memasak ayam saus tiram dan nafsu makanku langsung meningkat.Aku teringat dengan pujian teman kerjaku terhadap sarapan yang dibuat oleh Zayn dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Zayn, keterampilan memasakmu benar-benar sangat bagus.""Semua orang berebut untuk makan sarapan yang aku bawa ke perusahaan tadi pagi dan mereka semua bilang masakanmu sangat enak.""Bahkan CEO-ku juga makan sarapan buatanmu dan bilang enak. Keterampilan memasakmu ...."Aku tiba-tiba melihat ra
"Besok malam Keluarga Hale akan mengadakan pesta ulang tahun untuk nenekku dan kamu harus pergi ke Kediaman Keluarga Hale bersamaku.""Aku?" Aku menatap Zayn dengan terkejut, "Tapi kita sudah tidak punya hubungan apa pun, aku ....""Huh, tidak punya hubungan apa pun?" ujar Zayn sambil tersenyum mengejek.Aku segera menjelaskan, "Maksudku adalah orang lain tahu kalau kita sudah bercerai dan tidak punya hubungan apa pun, bukankah tidak pantas bagiku untuk pergi ke sana?""Tidak ada yang pantas atau tidak pantas," ujar Zayn dengan datar sambil menghembuskan asap rokok.Aku berkata dengan cemas, "Tentu saja ada. Aku sama sekali tidak pantas datang ke acara seperti itu dan Cindy sangat pantas untuk datang ke sana."Zayn melirikku dengan dingin dan berkata sambil mencibir, "Kamu kira aku mau bawa kamu jalan-jalan? Sekarang keluargamu sudah bangkrut dan aku bawa kamu menghadiri perjamuan cuma untuk mempermalukanmu.""Jangan lupa bagaimana kamu mengejek anggota Keluarga Hale dengan sikap sombo
Aku baru terbangun setelah jam weker berbunyi untuk yang kedua kalinya.Aku sama sekali tidak merasa terkejut saat melihat Zayn bangun lebih pagi dariku.Hatiku terasa sedih saat teringat dengan kejadian kemarin malam dimana dia menganggapku sebagai Cindy.Sepertinya Zayn terus tinggal di sini selama dua hari ini karena hatinya terluka oleh Cindy.Aku menghilangkan pikiran kacau ini di dalam benakku, lalu segera mandi dan hendak pergi bekerja.Hanya saja, aku melihat Zayn di lantai bawah.Zayn tetap membuat sarapan hari ini, hanya saja sarapan yang dia buat tidak terlalu banyak. Hanya tersisa roti lapis dan beberapa roti kukus.Aku tidak yakin apakah dia membuatkan sarapan untukku atau bukan.Aku tidak berani merasa terlalu percaya diri lagi setelah mengalami kejadian pada beberapa hari sebelumnya.Aku memegang tasku dan berjalan keluar dalam diam.Zayn tiba-tiba memanggilku.Langkahku berhenti dan menoleh untuk menatapnya, "Kenapa?"Zayn berkata dengan datar tanpa menatapku, "Bereskan
Suara dering ponselku terdengar sangat keras di dalam kantor CEO yang membuat Sekretaris Rina menghentikan ucapannya.Sekretaris Rina mengerutkan keningnya dan terdapat ekspresi tidak senang di wajahnya.Pak Arya tersenyum ramah padaku dan berkata, "Tidak masalah, kamu bisa jawab panggilan itu."Aku memutuskan panggilan dan menyalakan mode sunyi di ponselku.Aku adalah seorang karyawan baru yang tidak memiliki pengalaman apa pun, tapi CEO bersedia memberiku kesempatan untuk belajar. Ini adalah suatu kehormatan bagiku dan hal yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain.Aku harus menghargai hal ini dengan baik dan tidak boleh mengecewakan mereka.Aku berkata pada Sekretaris Rina, "Kak Rina, tolong lanjutkan."Sekretaris Rina melirik CEO, lalu mengangguk padaku dan kembali melanjutkan pembicaraan kami sebelumnya.Rapat ini berakhir setelah berlangsung selama satu jam.Aku mencatat hal-hal penting yang dikatakan oleh Sekretaris Rina dan juga mencatat keterampilan untuk berbicara.Aku meras
"Hei!"Aldi menendang kakiku dan berkata, "Barusan Bos bilang selama kamu bersedia menyerah dan mengatakan kamu tidak sanggup melakukan pekerjaan ini, Bos kami akan mengampunimu dan tidak akan menghukummu."Aku melihat ke arah Zayn di belakangnya.Pria itu duduk malas di kursi sambil merokok, sudut bibirnya selalu menyunggingkan senyuman sinis.""Hei, aku sedang berbicara denganmu!" Aldi menendang kakiku lagi.Aku mendongak dan berkata pelan, "Kembalilah dan katakan padanya kalau aku bisa melakukan pekerjaan ini."Aldi mengerutkan kening dan berkata, "Tidak kusangka ternyata kamu cukup licik, sengaja menolak kebaikan bos besar untuk menarik perhatiannya.""Tapi aku tidak mengkritikmu. Tidak mudah bagi Bos untuk melembutkan sikap padamu. Kusarankan kamu untuk menerima apa adanya.""Masih ada banyak batu bata yang tidak berguna, awas mati kelelahan karena kehabisan tenaga.""Terima kasih atas perhatianmu, Kak Aldi.""Si ... siapa yang peduli padamu? Dasar wanita tidak tahu malu." Aldi be
Dia berdiri membelakangi cahaya dan terlihat lebih muram dari sebelumnya.Aku mengerutkan kening dan bersandar, "Bukankah kamu sudah pergi?"Mata Zayn tertuju pada tanganku.Awalnya tanganku ramping, putih dan sangat cantik yang merupakan standar untuk bermain piano.Saat ini sudah dipenuhi debu dan berbagai jenis luka dan kuku sudah patah-patah.Dia melihat tanganku dengan tenang dan tidak berkata apa-apa.Penampilannya yang suram membuat orang mustahil menebak apa yang dipikirkannya.Akan tetapi dulu aku memperlakukannya seperti itu dan dia pasti berpikir ternyata hal seperti ini juga terjadi padaku.Aku bersandar pada batu bata dan tersenyum santai padanya, "Zayn, kamu senang tidak melihatku seperti ini?"Zayn tertawa, lalu mencibir, "Tanganmu cuma terluka setelah bekerja keras beberapa saat. Apa kamu pikir hukuman seperti ini sebanding dengan kebahagiaanku?""Oh!" Aku menatapnya dengan wajah datar, "Karena hukuman ini tidak sebanding dengan kebahagiaanmu, terus kenapa kamu masih me
Penglihatanku tiba-tiba menjadi gelap dan seluruh tubuhku terhuyung ke samping.Untung saja pinggangku ditopang oleh sentuhan kekuatan.Sebelum aku bisa berdiri teguh, terdengar tawa dari samping."Lihat, Kak Aldi ini bilang Audrey tidak tahu malu, tapi kemudian dia malah membantunya.""Benar, apa yang Kak Aldi ucapkan berbeda dari kenyataannya. Dia jelas sudah lama suka pada wanita ini dan masih tidak mengakuinya.""Benar, 'kan? Kali ini dia bereaksi dengan begitu gesit. Dia pasti membenci wanita ini karena cinta.""Pergi, pergi ... jangan banyak bicara omong kosong di sini."Aldi berkata sambil menarik tangannya seolah terlalu kotor dan menyeka tangan yang membantuku di bajunya.Aku memegang gerobak itu dengan mantap dan berkata dengan datar kepadanya, "Terima kasih."Tidak peduli bagaimanapun, tadi dia juga telah membantuku.Kalau tidak, aku pasti akan jatuh dan mungkin sesuatu terjadi pada bayi di perutku.Jadi tidak peduli seberapa jeleknya ucapan perbuatannya, aku harus mengucapk
Terlalu malas untuk memedulikannya, aku berbalik dan berjalan keluar.Dari belakang terdengar para pekerja menertawakan Alfie."Jadi pacarmu adalah orang yang mereka bicarakan beberapa hari yang lalu.""Ck, ck, kami tidak berani punya wanita tidak tahu malu yang seenaknya merayu pria kaya.""Benar, tadi kami iri padamu, tapi sekarang kami bersimpati padamu. Mungkin saja dia punya banyak pria di belakangmu.""Pergi, pergi, jangan bicara omong kosong di sini. Kapan aku bilang dia pacarku?"Aku mencibir dan buru-buru keluar dari kantin.Batu bata bekas tersebut diangkut dengan kendaraan khusus menuju lokasi yang ditentukan, yaitu satu kilometer ke arah barat.Kalau diangkut dengan kendaraan, akan selesai dalam dua kali perjalanan.Akan tetapi kalau menggunakan gerobak itu untuk mengangkutnya, entah berapa banyak perjalanan yang harus kulakukan.Aku melihat tumpukan batu bata bekas yang lebih tinggi dariku dengan agak putus asa.Akan tetapi saat teringat tatapan sinis Zayn, aku langsung me
"Bagaimana kalian akan menghukumnya?"Pak Kevin dan Aldi saling memandang, tetapi mereka tidak bisa menjawab untuk beberapa saat.Aldi menghela napas dan berkata, "Intinya adalah dia adalah petugas data sementara. Petugas data sementara ini menandatangani perjanjian saat bergabung dengan pekerjaan dan tidak bisa diberhentikan sesuka hati.""Benar, benar!" Pak Kevin buru-buru menjawab, "Kalau tidak, aku akan memecat karyawan yang menjengkelkan ini. Bos, kamu jangan marah kepada departemen kami cuma gara-gara dia.""Benar, Bos!" Aldi dan Pak Kevin bernyanyi dengan harmonis, "Ruang data kami selalu rajin dan teliti. Tolong jangan menghilangkan semua upaya departemen kami cuma gara-gara kotoran seperti dia.""Bos ....""Cukup!"Pak Kevin masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Zayn menyela dengan nada kesal.Seketika Pak Kevin tidak berani mengatakan apa pun.Aldi tidak berani membuka mulutnya lagi, hanya menatapku dengan tatapan penuh kebencian.Zayn mengeluarkan kotak rokoknya, mengambil
Zayn bersandar di kursinya dan tersenyum jenaka.Dia berkata kepadaku, "Dengar, bukankah pacarmu menyuruhmu untuk meminta maaf padaku? Kok masih berdiri?"Saat Zayn mengatakan ini, Alfie mendorongku ke arahnya.Senyuman Zayn menjadi semakin lebar dan tatapannya terlihat sangat sinis.Dia tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arahku.Dia menunduk untuk menatapku. Ada rasa dingin, ejekan dan kebencian di sepasang mata yang dalam.Aura intimidasi yang kuat muncul lagi.Aku ingin mundur, tetapi kakiku seolah tumbuh akar dan aku tidak bisa mengangkatnya seberapa keras aku berusaha.Dia tersenyum padaku dan tiba-tiba berkata sambil tertawa penuh arti di telingaku, "Menurutmu apakah pacarmu akan bersedia kalau aku menyuruh pacarmu untuk mengantarmu ke kasurku atau tidak?""Cukup!"Aku mendorongnya sekuat tenaga dan berteriak, "Aku sudah bilang berkali-kali kalau dia bukan pacarku, kenapa kamu selalu saja tidak mengerti!?""Aku tidak mengerti?"Zayn menertawakan dirinya sendiri, tawanya sangat din
Alfie berkata pada dirinya sendiri lagi, "Aku tahu, kemarin kamu pasti membuat pacarnya marah di restoran, jadi dia datang kemari untuk membuat perhitungan denganmu.""Pasti begitu. Kalau tidak, kenapa kemarin wanita cantik itu juga pergi tanpa membelikan apa pun kita?""Dasar kamu ini, orang itu mengundang kita dengan niat baik, tapi kamu malah membuat mereka marah. Sekarang orang itu datang untuk membuat perhitungan denganmu."Aku diam-diam menertawakan diriku sendiri.Lihatlah bahkan orang luar seperti Alfie pun tahu Cindy adalah pacar Zayn.Sambil menahan kesedihan di hatiku.Aku berbalik perlahan.Kulihat Zayn duduk santai di kursi makan dengan sebatang rokok di tangannya.Astaga. Tadi kulihat ada orang yang duduk di sana saat masuk, tetapi punggungnya menghadap ke arahku.Aku juga sama sekali tidak menyangka itu adalah dia, jadi aku tidak memperhatikannya.Kalau tahu itu adalah dia, seharusnya aku berbalik dan lari begitu masuk.Zayn menatapku sambil tersenyum, menghisap rokok da
Alfie sudah menghampiriku sebelum aku mendekat.Setelah itu, beberapa rekan kerjanya tersenyum intim ke arahku."Yo, Kak Alfie, kamu bilang pacarmu akan memasak dan mengantarkan makanan enak untukmu. Tidak kusangka apa yang kamu katakan itu benar.""Hei, kali ini Kak Alfie tidak membual. Lihat betapa cantiknya wanita cantik ini.""Benar, lihat wajahnya dan kaki lurus jenjangnya itu. Benar-benar membuat kami iri!"Aku mengerutkan kening dan menatap Alfie, "Apa maksud mereka?"Mungkin dia mendengar nada suaraku agak marah, jadi Alfie melambaikan tangan kepada para pekerja, "Sudahlah, jangan mengolok-olok kami. Audrey tidak suka bercanda.""Hei, Kak Alfie, kamu masih memanggilnya dengan mesra.""Benar, Alfie, kamu benar-benar hebat. Kapan kamu menemukan pacar secantik itu? Intinya dia bahkan memasak sendiri dan membawakannya untukmu.""Benar, pacar yang begitu cantik dan lemah lembut, tolong bantu kami perkenalkan beberapa gadis sepertinya lagi.""Aduh, tolong jangan menertawakanku lagi.
Aku tertegun sejenak, tetapi bibi itu melihatku dan langsung memanggilku sebelum aku bisa mengatakan sesuatu.Aku berjalan mendekat dan melihat penampilannya yang sangat kesakitan, jadi aku tidak tahan lagi untuk bertanya, "Bibi, ada apa denganmu?"Bibi memegang perut sambil menghela napas dan berkata dengan nada tertekan, "Kemarin kamu ajak Alfie makan di mana? Ada yang tidak beres dengan kepiting yang dibawa pulang. Aku dan Alfie muntah serta diare setelah makan.""Alfie juga bilang harga kepiting itu 7,7 juta. Kulihat bocah itu pasti sedang membual. 770 ribu masih lumayan.""Audrey, bukannya bibi mengkritikmu. Kalau kamu enggan mengeluarkan uang untuk mentraktir Alfie makan besar, kamu bisa membawanya ke warung.""Sekarang perutku masih sakit setengah mati.""Bibi, bagaimana kalau aku mengantarmu ke rumah sakit untuk diperiksa?"Bibinya buru-buru melambaikan tangannya dan berkata dengan sinis, "Cuma sakit perut, ngapain pergi ke rumah sakit? Apakah berobat tidak butuh uang.""Hiss!"