Lydia mengerutkan keningnya. Kenapa reaksi Dylan begitu besar?Dia memang terluka, tapi apa hubungannya dengan pria ini?“Pak Dylan, biarkan aku yang melakukannya.”Di suasana yang canggung itu, Kenny mengulurkan tangan dan mengambil lengan Lydia dari tangan pria itu, dan juga mengusap bagian merah tempat pria itu mencengkeramnya.Kenny tidak terlalu menyukai Dylan.Pria ini mantan suami Lydia. Bukannya sudah tidak ada hubungan?Tentu saja pria ini tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti ini lagi!Dia dengan lembut menarik Lydia ke ruang tunggu, mengambil kotak P3K dan memoleskan lukanya dengan obat.“Bagaimana kamu bisa terluka?”Lydia masih tenggelam dalam kebahagiaan karena penelitian dan pengembangan pendeteksi kesehatan itu berhasil.Dia sama sekali tidak peduli dengan luka kecilnya.“Bukan apa-apa. Aku bertemu dengan seorang perampok dan ketika aku mencoba melawannya, aku nggak sengaja dicakar. Kak, alat itu hebat banget!”Kenny tahu Lydia bisa bela diri. Kebanyakan orang hanya a
Setelah itu, Kevin berjalan mendekat dengan penuh semangat.“Lydia, kami memutuskan untuk mengadakan konferensi pers besok untuk mengumumkan kabar baik ini, bahawa kami berada di garis depan di dunia!”Lydia juga berpikir begitu, daripada kalau menunggu dan ternyata situasinya berubah lagi. Suasana hatinya juga tertular yang lain, menjadi sangat baik.Seolah dia tidak tahu mendengar apa-apa barusan.“Baiklah, aku akan hadir tepat waktu.”“Sunner, maukah kamu bergabung dengan kami?” Kevin sangat berharap.Nama Kenny bahkan mampu mendongkrak proyek ini hingga ke puncak dunia.Kenny menggelengkan kepalanya dan menolak. Sikapnya sangat jelas.Kevin sedikit kecewa, tapi dia juga tahu bahwa dia tidak boleh memaksa orang jenius seperti pria itu!Mata Dylan tertuju ke lengan Lydia. Pada saat ini, dia tidak terlihat bersemangat atau senang.Yang agak tidak normal.Namun, Lydia tidak peduli.“Apa lukanya baik-baik saja? Bagaimana kalau konferensi persnya ditunda terlebih dahulu?”Pria itu memand
Setelah menutup telepon, Lydia langsung menelepon Shinta.“Sebelum konferensi pers, masih sempat nggak kalau mau mengakuisisi sebuah perusahaan?”Shinta terdiam. “Tergantung ukuran perusahaan yang mau diakuisisi.”Lydia ini kecanduan mengakuisisi perusahaan, kali ya?“Gemini Entertainment.”Perusahaan ini berbeda dengan perusahaan milik keluarga Somasih beberapa hari yang lalu, tapi ….“Prosedurnya agak rumit dan akan memakan waktu selama beberapa hari, tapi ... kita memegang 16% dari sahamnya, dan Liam dari HY Entertainment memegang 30% dari sahamnya. Kalau kita bisa membeli 5% dari saham itu lagi, dengan total saham yang dimiliki saat itu, Ibu bisa menjadi pemegang saham terbesar dan pemegang saham pengendali.”Dengan kata lain, tidak ada bedanya dengan akuisisi!Lydia menggumam mengerti dan mengangguk puas.“Lakukan secepat mungkin.”Setelah mengatakan itu, dia menutup telepon.Setelah mengganti balutan obat di lukanya, dia meluangkan waktu dan membuat sandwich untuk dirinya sendiri
Mendengar oerkataan Maggie, Lydia menunduk dan tertawa pelan.Dia tidak merasa panik atau takut sama sekali.Seolah-olah perkataan Maggie tidak penting baginya dan bahkan lebih konyol daripada lelucon.Ketika amarah Maggie hampir mencapai puncaknya, dia akhirnya berkata perlahan dengan nada dingin, “Bu Maggie, apa Ibu memperlakukan aku seperti ini karena Dylan?”Maggie panik sesaat karena ketahuan, tapi dia segera menenangkan dirinya.Dia tidak perlu menyembunyikannya di depan Lydia.“Baguslah kalau kamu tahu. Kalian sudah bercerai, jadi menjauhlah dan jangan berkeliaran di depan matanya. Kalau nggak, jangan salahkan aku kalau aku nggak bersikap sopan padamu.”Lydia melirik wanita itu dan tertawa dingin.Wanita ini memikirkan terlalu banyak hal yang tidak perlu.“Aku nggak pernah punya kebiasaan memungut sampah. Kamu yang harus bilang padanya untuk jangan berkeliaran di depan mataku.”Memangnya dia pikir semua wanita di seluruh dunia harus menyukai Dylan setengah mati?Memangnya pria i
Sebelum Maggie bisa menyelesaikan perkataannya, lift khusus presiden direktur tiba di bawah.Damian berjalan keluar, melihat sekeliling, dan menghela napas lega saat melihat Lydia.Dia menyambut Lydia dengan senyuman hangat dan berkata, “Bu Lydia, kalau mau bertemu, Ibu hanya perlu meneleponku. Bagaimana bisa kami merepotkan Ibu untuk datang ke sini secara langsung?”Sikap Damian yang berhati-hati dan rendah hati itu membuatnya tidak terlihat seperti bos besar di industri iniRaut muka Maggie terlihat agak masam untuk sesaat.Dia selalu diabaikan. Bagaimanapun juga, dia adalah putri dari pemilik perusahaan hiburan besar!“Damian, kamu ….”“Kamu tadi mau menyuruh orang untuk menyerang siapa?” ujar Damian tiba-tiba. Wajahnya langsung berubah dingin, tatapannya tajam dan penuh peringatan.Maggie terdiam, tanpa sadar merasa sedikit panik.“Apa kamu tahu siapa aku? Aku adalah putri dari pemilik Gemini Entertainment! Kalau kamu nggak percaya, tanya pada Lydia!”Bisa-bisanya dia bergantung pa
Maggie pernah mem-bully teman sekelasnya waktu SMP dan dikeluarkan sekolah, jadi dia dikirim ke luar negeri selama satu tahun untuk “berubah”.Saat kembali, dia jatuh cinta pada Dylan. Setelah pernyataan cintanya ditolak, dia pergi ke Koria untuk operasi plastik. Tidak ada satu pun bagian di wajahnya yang masih alami dari lahir.Setelah mendengar kabar perceraian Dylan, dia cepat-cepat kembali.Yang paling banyak dibicarakan semua orang adalah bagian tengah sampai ke akhir dari rekaman tersebut.“Bu Maggie, apa kamu memperlakukanku seperti ini karena Dylan?”“Aku nggak pernah punya kebiasaan memungut sampah. Kamu harus memberitahunya untuk nggak berkeliaran di depan mataku.”“Kalau kamu nggak mau mempromosikan Chuck, aku yang akan melakukannya. Aku hanya ingin kamu tahu, siapa yang akan mengambil keputusan terakhir di sini!”***Dalam sekejap, kolom komentar dari postingan tersebut seolah-olah meledak.“Ya ampun, seberapa percaya dirinya sampai bisa berkata seperti itu. Aku ingin menja
Untuk sesaat, Tony seperti merasakan ada tangan tak kasat mata yang tiba-tiba mencengkeram kerah belakangnya.Perasaan tercekik itu sangat menakutkan!“Hm?” Melihat Tony tidak bersuara, tatapan Dylan menjadi semakin dingin.“Bukankah hubungan kalian sangat baik? Katakan padaku apa pendapatmu.” Setiap kata mengandung ancaman yang fatal.Kalau dia tidak mengatakannya, dia tidak akan bisa keluar.Tony merasa dia benar-benar mempertaruhkan nyawanya di tempat kerja ini.Dia terbatuk dan berdeham, lalu memaksakan dirinya untuk bicara, “Pak Dylan, hubunganku dengan Bu Lydia nggak sebaik itu. Bagaimana aku bisa tahu Bu Lydia menyukai orang yang seperti apa?”Melihat mata Dylan yang dingin, dia langsung menambahkan, “Tapi menurutku, ketika Bu Lydia rela melepaskan identitasnya untuk menikah denganmu, tipe yang dia sukai pastilah orang sepertimu, Pak! Siapa si Chuck itu? Bagaimana mungkin selera Bu Lydia turun dan menyukai pria seperti itu?”Melihat Dylan melihat ke bawah dan tidak bertanya lagi
Sepanjang acara konferensi pers itu, Kevin dengan sederhana memperkenalkan peran dan pentingnya chip AI tersebut dengan jelas, serta menamakannya “Human World”.Tentu saja, hasil proyek yang cukup untuk mengubah proses pengembangan pengobatan manusia ini tidak hanya terbatas pada lingkup negara saja. Ini merupakan sebuah kemajuan untuk seluruh dunia dan merupakan tonggak penting terkait kesehatan manusia!Lydia tetap tersenyum tenang sepanjang acara tersebut, tenggelam dalam seluruh prosesnya. Matanya berbinar, menyembunyikan kegembiraan yang luar biasa.Hingga saat ini, dia tiba-tiba merasa dia telah menyia-nyiakan hidupnya selama tiga tahun karena memikirkan cinta.Memangnya menghasilkan uang itu buruk?Memangnya membangun karier itu tidak bagus?Hingga akhirnya, kekaguman dan tepuk tangan terus terdengar tanpa henti di tempat tersebut. Banyak pakar dan reporter yang mengutarakan niat mereka untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi.Kevin pun terpaksa meluangkan waktu ekstra unt
Dulu, banyak yang berpikir Kelly akan menikah dengan Samuel, sehingga mereka semua bersikap manis padanya. Namun, ketika Samuel memilih orang lain, Kelly mendapati dirinya tak lagi bisa masuk ke lingkaran sosial tersebut. Tidak ada lagi yang mau membantunya.Lydia memandang dengan tatapan dingin. Dia tak tahu bagaimana wanita itu bisa sampai di sana, karena lokasinya cukup jauh dari tepi pantai. Sayangnya, tanpa undangan, wanita itu hanya bisa berdiri di luar, dihentikan oleh pengawal. Lydia berdiri diam, tak berniat membiarkannya masuk."Menolongmu? Atas dasar apa?" tanya Lydia.Kelly berdiri lemah dengan nada memelas. "Tapi Lydia, meski kita nggak akrab, hidupku hancur karena ulahmu. Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?"Walaupun kata-katanya penuh keluhan dan kemarahan, Kelly terlihat begitu lemah dan tidak berdaya. Dia menyalahkan segalanya pada Lydia. Seandainya Lydia tidak masuk ke ruangan itu dengan Malvin, dia mungkin sudah menjadi istri Samuel sekarang.Bagaimana mungk
Sebelum Lucas naik ke kapal, ia melihat beberapa mobil Ferrari terbaru terparkir di tepi pantai, termasuk salah satu yang sebelumnya dia sudah lama ingin beli tapi tidak pernah berhasil dibeli.Harus diakui, dia agak iri!"Lydia, apa kalian sekarang selalu pakai mobil Ferrari kalau pergi?" tanya Lucas.Lydia menatapnya dengan senyuman datar."Nggak, aku lebih sering pakai helikopter," jawab Lydia.Lucas hanya bisa terdiam.Tidak jauh dari sana, Dilap dan Malvin juga tiba.Lydia melihat mereka, segera menyapa.Dilap melirik Dylan dengan ekspresi merendahkan."Om payah banget sih. Dia bahkan belum berhasil dapetin hati yang dia sukai."Malvin berkomentar, "Kondisi Pak Dylan ‘kan nggak biasa."Jika tidak, dengan kualitas Dylan, dia bisa membuat hati siapa pun meleleh. Hanya saja sekarang, dia berurusan dengan Lydia.Lydia tersenyum sambil berkata, "Lama nggak ketemu. Apa kabar?"Dilap mengeluh dengan wajah muram, "Sejak kamu meninggalkan acara kami, popularitas kami menurun banyak. Bahkan
Karena sebelum Dylan beristirahat dia memerintahkan Bobby untuk membuat hubungannya dengan Lydia membaik, Bobby begadang semalaman. Akhirnya, Bobby terpikirkan satu ide bagus. Sebentar lagi adalah ulang tahun Rizal.Lydia tidak membawa banyak barang saat datang, begitupun ketika dia pergi. Lydia berdiri di gerbang sambil mengucapkan selamat tinggal pada Dylan. Akhirnya bisa beberapa hari tidak perlu melihat Dylan lagi. Lydia senang sekali ….Dylan memperhatikan Lydia dengan lembut saat Lydia pergi. Kemudian, dia menatap Bobby dengan garang setelahnya.“Sudah disiapkan?”Bobby dengan mantap mengangguk, "Pasti, jangan khawatir, Pak. Pertemuan Bapak dengan calon ayah mertua di acara ini pasti akan membantu Pak Dylan menjadi bagian dari Keluarga Bram."Wajah Dylan tetap terlihat serius, tetapi bibirnya sedikit tersenyum. Dia tampak lebih santai.Bobby melanjutkan, "Pak Dylan itu luar biasa. Susah loh Pak cari orang yang setara dengan Pak Dylan. Pak Rizal pasti akan menghargai niat baik
Saat dokter spesialis sedang melakukan pemeriksaan, Dylan akhirnya melepaskan tangan Lydia.Tidak sampai satu menit kemudian, karena Dylan tidak mendengar suara Lydia, dia berkata, “Lydia, sini tanganmu.”Suara Dylan terdengar lemah dan menyedihkan.Para dokter merasa, “Hubungan Pak Dylan dan Bu Lydia bagus sekali ....”Pak Dylan kelihatannya bukan tipe orang yang suka menempel pada orang lain. Mengejutkan sekali sikapnya hari ini.Tidak lama kemudian, satu tangan menyelusup. Dylan segera menggenggamnya, seketika sadar merasa lega.Dylan tidak berani mengelus-elusnya karena takut Lydia marah.Berhasil berkompromi sedikit seperti ini saja, bisa membuat semua ketidaknyamanan Dylan malam ini hilang.Pemeriksaan berlanjut selama sepuluh menit. Detak jantung Dylan berdetak cepat selama sepuluh menit.Namun, saat pemeriksaan hampir selesai, mereka mendengar suara Bobby dari luar."Bu Lydia beneran cuma makan sup sarang burung waletnya semangkuk? Mau nggak saya ambilin lagi?Suara itu semakin
Lydia merasa tidak seharusnya dia menerima berlian begitu saja. Lydia berencana untuk memberikan kejutan yang lebih besar untuk ulang tahun Mike nanti.Di dalam mobil, Ruben dan sopir duduk di depan, sedangkan Lydia dan Dylan duduk di belakang. Dylan duduk dengan mata tertutup, tampak dingin. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Lydia memberikan sedikit jeda, tiba-tiba dia teringat bahwa Dylan meminta pendapatnya tentang makan malam tadi malam, dan dia sama sekali tidak memberikan tanggapan apa pun! Lydia memberi isyarat dengan batuk kecil."Sebenarnya koki restoran itu cukup bagus, rasa dan tampilannya sangat baik. Apa pendapatmu?" Dylan mengangkat sedikit alisnya. Wajahnya terlihat sedikit lebih baik."Hmm, yang penting kamu suka." Lydia lega. Dia merasa tidak seharusnya dirinya makan gratis dan membuat Dylan marah. Lydia melihat Ruben di depan."Ruben, gimana menurut kamu?" Ruben menjawab, "Rasanya biasa saja, tampilannya saja bagus. Nggak bikin kenyang."Lydia mengernyitkan
Dylan merasakan pandangannya sedikit gemetar. Diam-diam dia merasa terganggu. Semua persiapan yang telah Dylan buat kini tertinggal oleh seikat berlian dari seorang bocah? Mengapa Charter bisa memiliki anak sepayah itu.Ekspresi Lydia berubah. Bagaimana mungkin Mike menyimpan barang-barang seharga itu, yang seharusnya ada di brankas, dalam kantongnya begitu saja? Lydia tersenyum. Dia tampak bingung dan geli melihat kepolosan Mike."Kamu harus simpan ini kembali, ya. Kakak nggak bisa terima," kata Lydia dengan lembut.Mike tampak kecewa, merengek sambil menarik tangan Lydia."Kakak nggak suka? Aku punya yang lebih besar lagi!" katanya dengan polos.Lydia hanya bisa tersenyum getir. Sulit menjelaskan hal-hal seperti ini kepada seorang anak kecil.Dengan senyum yang dipaksakan, Lydia menerima berlian itu."Aku suka, kok. Tapi Mike jangan kasih yang begini lagi ya nanti."Lydia berencana menyerahkannya kembali kepada Charter. Mike tampak sangat bahagia karena Lydia menerima hadiahnya.
Lydia mengelus rambut Mike yang lembut. Dia tak bisa menolaknya."Tentu saja!"Mata Dylan yang tadinya berbinar, perlahan meredup. Suaranya terasa lebih dingin."Kamu keluar sendiri gini, memangnya Charter tahu?"Mike takut. Dia merapat ke pelukan Lydia.Paman yang menyebalkan itu, bahkan saat sakit pun tetap saja menjengkelkan!Dengan angkuhnya, Dylan mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon Charter."Anakmu kabur. Sekarang sama aku dan Lydia."Maksudnya jelas: Segera jemput.Dylan sengaja menyalakan speaker, agar Mike mendengar suara Charter.Charter terdengar datar dan dingin di telepon."Oh begitu? Tolong jaga dia, aku sedang rapat, bye."Telepon terputus.Mereka bertiga terdiam sejenak. Mike menyadari apa yang terjadi. Dia segera memeluk Lydia dengan gembira."Hore! Aku bisa sama kakak cantik!"Wajah Dylan pucat sembari melihat layar ponsel yang sudah mati, napasnya tak karuan.Sudah susah-susah merencanakan kencan, malah berakhir dengan menjaga anak Charter? Sungguh menjengk
Keesokan harinya, Lydia menerima telepon dari Liam."Nielson Group ada masalah. Apa ini berkaitan dengan Dylan?"Lydia sudah menduga Liam pasti akan menyadari sesuatu. Dia sedang berada di luar negeri, berita dari dalam negeri seharusnya belum sampai kepadanya dengan secepat itu.Lydia dengan tenang menjelaskan kepada Liam tentang Preston yang ternyata adalah pelaku di balik semua ini.Liam terdiam lama, suaranya terdengar sangat dingin."Pastikan Ruben selalu melindungi kamu, jangan lengah. Urusan lainnya jangan kamu urusi, kita bicarakan nanti setelah aku kembali."Lydia hanya menjawab "oke".Mereka kemudian membicarakan beberapa hal lain, lalu menutup teleponnya.Lydia mengerahkan seluruh perhatiannya pada proyek kerjasama mereka. Dia pergi ke Julist Group pagi-pagi sekali.Victor yang masih kurang berpengalaman, menghadapi beberapa masalah rumit. Dia belum bisa mengambil keputusan dengan cepat. Lydia menghabiskan sehari penuh bersama Victor, dengan sabar mengajarinya. Tak terasa,
Ketika Bobby sedang duduk sendirian di ruang tamu, wajahnya tampak cemas dan khawatir tentang Dylan, ia tiba-tiba mendengar suara di pintu. Dylan sudah pulang. Dengan penuh semangat, Bobby bergegas menyambutnya."Pak Dylan, sudah pulang? Meski kondisi tubuh Pak Dylan begini, masih saja Pak Dylan kerja keras. Pak Dylan itu orang paling hebat yang pernah saya temui, loh …."Dylan tadi sudah merasa cukup baik setelah berhasil menangani Preston. Saat itu, Dylan menjadi kesal mendengar ucapan Bobby. Pujian yang tak berbobot.Sambil menahan emosi marahnya, Dylan bertanya, "Lydia sudah pulang?""Iya, Pak Dylan. Hari ini kayaknya mood Bu Lydia kurang baik. Sebaiknya Pak Dylan nggak menemuinya dulu, deh. Biar nggak nambah masalah ...."Mata Dylan yang dalam dan penuh arti membuat Bobby merinding. Bobby terbatuk kecil, mencoba memperbaiki suasana."Tadi ikut Bu Lydia ke pesta. Pemandangan kayak gitu biasanya cuma bisa lihat di TV. Tapi saya rasa, sih, pesta tadi kurang oke karena nggak ada Pa