Beranda / Romansa / Mantan Bos / Bab 133 |Menjemput Takdir

Share

Bab 133 |Menjemput Takdir

Penulis: seni_okt
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-02 13:11:13

“Panggil aku Kakak. Kak Eros.” Eros menyodorkan tangannya menunggu persetujuan Deni agar pemuda itu memanggilnya dengan sebutan yang diinginkannya.

Deni yang entah tidak percaya atau masih syok karena tiba-tiba orang sepenting Eros mengutarakan keinginanannya untuk menjadikannya adiknya hanya berdiri membatu, ia tidak mampu bahkan hanya sekadar menerima jabatan tangan.

“Itu pun jika kau tidak keberatan.” Lanjut Eros tidak ingin membebaninya, dan karena pemuda itu tidak kunjung membalas jabatan tangannya akhirnya Eros mulai menurunkan tangannya. Namun, sebelum tangannya benar-benar terjatuh ada tangan lain yang langsung memegangnya membuat pria itu menggangkat kepalanya dan lesung pipi itu langsung terlihat ketika ia tahu siapa pemilik tangan tersebut.

“K-kak Eros,” panggil si pemilik tangan yang tidak lain adalah Deni dengan terbata-bata membuat Eros tidak bisa untuk tidak tersenyum melihat responnya.

“Bagus. Sering-seringlah memanggilku dengan sebuta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Bos   Bab 134 |Berita Duka (bagian 1)

    Pria itu menjatuhkan dirinya di sopa panjang yang ada di ruangannya. Setelah pertemuannya dengan Deni beberapa saat lalu tubuhnya benar-benar terasa terkuras habis. Hatinya menjerit ingin memeluk pemuda itu, tetapi egonya menentangnya. Setelah cukup lama ia hanya berdiam diri akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya kembali mengingat ada wanitanya dan calon buah hatinya yang menunggunya di rumah. Eros yang malang. Masih pagi sudah harus mendapatkan beban pikiran seberat ini dan beban itu belum seberapa dengan beban-beban lainnya yang sudah menunggunya di depan sana. Dengan langkah gontai pria itu menuju kursi kerjanya dan mulai menyalakan laptopnya serta membaca tumpukan dokumen yang dua hari ini tidak diperiksa karena sakit. Mata tajamnya membaca setiap rentetan kata dan tangannya sibuk membubuhi tanda tangan setelah ia merasa tidak ada kejanggalan. Eros terus bekerja tanpa mengenal lelah sebagai pengalihan agar ia tidak memiliki celah u

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Mantan Bos   Bab 135 |Berita Duka (bagian 2)

    Zora segera beranjak untuk menyusul suaminya yang mungkin sebentar lagi menuju ke sini. Namun, belum ia melakukan itu tiba-tiba ia kembali dikejutkan dengan benda jatuh di hadapannya. Dengan perasaan takut wanita itu mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat siapa gerangan yang menjatuhkan barang tersebut. Semoga saja bukan dia. Bukan suami tersayangnya. “Deni,” gumam si pelaku yang menjatuhkan barang tersebut dengan wajah super syok. “Sayang.” Panggil Zora seraya memegang tangan suaminya yang terjatuh tidak memiliki tenaga. Wanita itu tidak sanggup meilhat wajah syok dan terluka suaminya. Hal yang ditakutkannya tadi, sekarang benar-benar terjadi. Sementara pria itu tetap mematung seraya matanya tidak lepas dari berita di televisi. Jantungnya seakan dicabik-cabik dan rasanya itu sangat menyakitkan. Wajahnya mulai memucat dan napasnya mulai terdengar berat membuat Zora semakin khawatir. Lantas ia menyuruh suaminya untuk duduk dan meminta air minum k

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • Mantan Bos   Bab 136 |Selamat Jalan

    Pria itu berdiri mematung di daun pintu kamar mayat. Kedua kakinya sangat lemas hanya untuk sekadar dilangkahkan menuju peti mati di depan sana. Eros memang sengaja tidak meminta ditemani, maka dari itu sekarang ia harus berjuang sendiri melawan rasa sesak yang menderanya. Karena tidak ada sang istri atau orang lain yang menguatkannya.Dengan langkah sangat gontai akhirnya ia sampai di depan peti jenazah pemuda malang itu. Eros menempelkan telapak tangannya yang gemetaran ke kaca yang ada di peti tersebut. Melihat wajah pucat pasi Deni membuat air mata yang sedari tadi berdesakan keluar akhirnya tidak dapat dibendungnya lagi. Eros membiarkan air mata itu membanjiri wajahnya.Banyak yang ingin ia katakan pada pemuda yang sudah terbujur kaku tersebut, tetapi bibirnya mendadak kelu, ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuknya.Kumpulan memori selama pemuda itu hidup mulai dari awal pertama kali ibunya mengenalkan Deni padanya sampai kejadian tadi di kantor

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Mantan Bos   Bab 137 |Pilihan yang Sulit

    Wajah-wajah itu tampak pias menunggu dokter yang memeriksa Zora keluar. Seorangpun tidak ada yang terlihat tenang. Baik Naura, ibu mendiang Deni, apa lagi Eros. Bahkan pria itu terus bergerak ke sana kemari seperti sebuah setrikaan yang sedang digunakan.Air matanya terus merembes mengingat bagaimana istri tercintanya tersiksa dengan sakit perutnya selama perjalanan ke rumah sakit tadi. Saking tidak ingin meninggalkan istrinya, Naura yang membawa mereka, padahal semua orang tahu wanita itu sedang mengandung, tetapi karena rasa panik dan takut mereka mengabaikan itu. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah bagaimana secepatnya sampai di rumah sakit dan Zora tidak lagi kesakitan.Melihat betapa kacau adik bungsunya sekarang membuat Naura harus berusaha bersikap tenang. Jika ia juga sama kacaunya maka siapa yang akan menguatkan Eros?Setelah menarik napas beberapa kali, wanita itu beranjak dari duduknya dan menghampiri si bungsu yang masih terlihat begitu kacau lalu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Mantan Bos   Bab 138 |Berjuang Bersama

    Eros berjalan dengan langkah gontai dan bahu yang tidak setegap biasanya. Kedua bahu itu jatuh saking beratnya beban yang dipikulnya. Napasnya terasa sulit karena begitu sesak menerima kenyataan yang terjadi pada keluarga kecilnya. Tinggal beberapa langkah ia akan sampai di depan pintu kamar VIP tempat istrinya di rawat setelah keluar dari ruang UGD, akan tetapi langkahnya terhenti ketika melihat ada ibunya di sana sedang berbicara dengan ibu mendiang Deni. Entah apa yang sedang kedua wanita tua itu bicarakan, Eros pun tidak mempedulikannya. Disatu sisi pria itu tidak ingin bertemu dengan ibunya, tetapi disisi lain ia butuh masuk ke sana untuk melihat keadaan istri tercintanya yang otomatis harus melewatinya terlebih dahulu. Namun, untungnya disaat pria itu berperang dengan ego dan perasaannya akhirnya perasaannyalah yang menang. Eros berjalan seperti tidak melihat ada sosok wanita yang telah mengandung dan melahirkannya disana, pria itu langsung masuk ke rua

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Mantan Bos   Bab 139 |Ucapkan Selamat Tinggal Pada Keluarga Kecilmu

    “Aaa.. Sayang.” Eros mengangkat sendok itu tinggi-tinggi membuat sang isrti tertawa karena tingkah suaminya tersebut.“Sayang, aku bukan anak kecil.” Protesnya dengan bibir yang mengerucut, “bahkan sebentar lagi aku akan jadi ibu.”Deg!“Sayang, tadi di kantor banyak yang menitip salam padaku untukmu. Ah, bahkan sahabatmu Zani katanya dia akan datang ke sini setelah pulang bekerja,” ujar Eros terlihat sekali bahwa ia sedang mengalihkan topik pembicaraan.Setiap kali Zora membahas tentang status mereka sekarang, entah kenapa gelagat suaminya itu langsung berubah, seperti menghindari pembicaraan itu dan berusaha mengubah topik pembicaraan.“Mas.” Panggil Zora dengan tatapan penuh tanyanya, “ada apa?”“Ada apa, apa?” Tanya Eros seraya kembali menyendokan makanan yang disediakan rumah sakit kepada sang istri.Zora menerima suapannya, akan tetapi matanya ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • Mantan Bos   Bab 140 |Sulit Dipercaya

    “Endru? Tumben kau kemari, ada apa?” tanya Arya cukup terkejut ketika ruang kerjanya didatangi oleh salah satu adik iparnya. Mungkin jika yang datang adalah Eros, dia tidak akan seterkejut ini karena pria itu sudah terbiasa keluar masuk ke kantornya begitupun sebaliknya, tetapi Endru? Pria itu jarang bahkan tidak pernah sekalipun mendatangi kantornya dan jujur saja Arya memang tidak terlalu dekat dengannya.“Aku hanya ingin menemui kakak iparku. Apa tidak boleh?” tanya Endru lebih seperti sebuah sarkas.“Ah, bukan begitu. Tentu saja boleh,” sanggah Arya langsung membenarkan posisi duduknya dan mempersilakannya duduk di sopa yang ada di ruangan tersebut, “silakan duduk.”Endru hanya melihat Arya sekilas kemudian pria itu mulai berjalan dengan santai menuju sopa yang ditunjuk oleh kakak iparnya tersebut. Kemudian ia jatuhkan bokongnya ke sana dan duduk dengan nyaman.“Bisakah kita bicara?” tanya En

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Mantan Bos   Bab 141 |Curahan Hati Seorang Teman

    Sudah lebih dari satu jam lamanya Endru membolak-balikkan dokumen penjualan restorannya bulan ini, tetapi percuma saja karena memang pikirannya tidak sedang berada disana sehingga yang terjadi dokumen itu hanya dibolak-balik tidak jelas.Pria itu mendengkus kesal seraya menyimpan dokumen tersebut dan berjalan keluar. Mungkin dengan melihat para pelanggannya pikirannya bisa teralihkan dari masalah rumah tangganya yang sudah sulit untuk diselamatkan itu.Disaat Endru sedang memperhatikan para pelayan serta pelanggannya, tiba-tiba maniknya tidak sengaja melihat Sakila – manajer restorannya yang sedang duduk sendiri di kursi kosong dan sepertinya gadis itu bukan sedang memperhatikan para karyawan bekerja, tetapi sedang melamun.Tanpa disadari Endru berjalan ke arahnya dan langsung duduk di kursi kosong – tepat di depannya. Tidak ada yang pria itu lakukan di sana. Dia hanya duduk seraya sesekali memperhatikannya.“Ah, tuhanku!” Jerit Sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-20

Bab terbaru

  • Mantan Bos   Bab 164 |Akhir Kisah Ini (Bagian 3) TAMAT!

    Hari ini langit Tokyo bergitu cerah, hangatnya matahari pagi menyambut dengan riang orang-orang yang sedang berjuang meraih mimpi atau tujuan hidupnya. Namun, berbeda untuk Eros, suasana hati pria itu begitu mendung dikarenakan sudah hampir dua minggu pria itu berada di Jepang akan tetapi sampai saat ini dia belum mendapatkan satu informasipun dimana keberadaan mantan istrinya tersebut, padahal Eros sudah mengerahkan semua detektif suruhannya untuk mencari Zora di setiap kota di negeri sakura ini, akan tetapi sampai saat ini dia belum mendapatkan kabar baik. Karena mustahil dia bisa mencari wanita itu dengan cepat jika hanya mengandalkan keberuntungan. Walaupun Eros mengerahkan banyak orang untuk mencari, tetapi pria itu juga tetap bergerak tidak hanya berdiam diri dan menunggu kabar. Seperti hari ini Eros sedang berjalan-jalan di salah satu taman di kota tersebut, berharap jika Zora ada di sana mengingat wanita itu sangat menyukai taman. Saat sampai di sana, pikiran

  • Mantan Bos   Bab 163 |Akhir Kisah Ini (bagian 2)

    Pria itu – Eros langsung disambut oleh langit Jepang yang masih cukup terang padahal arlojinya sudah menunjukkan jam lima sore yang artinya sekarang sudah jam 7 malam di jepang mengingat Indonesia tempatnya tinggal dengan Tokyo memiliki selisih dua jam.Setelah delapan belas jam perjalanan memakai pesawat dan tanpa memejamkan mata sedetikpun akhirnya pria itu sampai juga di bandara internasional Tokyo – Jepang.Eros menarik napasnya untuk mendapatkan oksigen yang cukup untuk paru-parunya. Setelah merasa penuh pria itu membuangnya secara perlahan dan ia melakukannya berulang kali. Dengan hanya bermodalkan tekad dan sedikit keberuntungan pria itu berharap bisa menemukan wanitanya di Negara yang terkenal dengan bunga sakuranya tersebut. Karena hanya itulah petunjuk yang ia miliki.Namun, bagaimanapun Eros sudah sangat bersyukur, setidaknya dia tahu bahwa Zora ada di negara ini, itu masih jauh lebih baik dari pada ia harus berkeliling ke seluruh dunia un

  • Mantan Bos   Bab 162 |Akhir Kisah Ini (bagian 1)

    Hari ini, detik ini, masih di langit dan bangunan yang sama Eros akan memperjuangkan kebahagiaannya. Dengan masih memakai setelan kerjanya pria itu berdiri di depan pintu kediaman mantan mertuanya, menunggu seseorang di dalam berbaik hati membukakan pintu untuknya. Selama mereka tidak memberitahu di mana keberadaan Zora, Eros tidak akan pernah lelah memaksa dan meyakinkan kepada kedua orang tua wanita itu bahwa ia bersungguh-sungguh mencintai putri mereka, bahwa ia tidak pernah sekalipun ada niatan untuk menyakiti hatinya. Sementara di dalam rumah itu sepasang suami istri tersebut sedang duduk – berpura-pura – santai di ruangan tamu, berpura-pura membutakan mata mereka jika di luar sana ada seseorang yang sedang berdiri menunggu mendapatkan kesempatan kedua. Namun, yang namanya hati seorang wanita terlebih seorang ibu tetap saja sekecewa-kecewanya, semarah-marahnya dia, hatinya tetaplah lembut. “Jangan sekalipun kau membukakan pintu untuknya!”

  • Mantan Bos   Bab 161 |Kutitipkan Dia Padamu

    Setelah menahan rasa sakit diperutnya berjam-jam kemudian syukurlah sakit itu berangsur-angsur menghilang. Dengan gerakan pelan Kirana mengelap keringatnya dan berulang kali menarik napasnya. Kirana bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “Ada apa dengan perutku? Kenapa rasanya sesakit ini?” Setelah itu ia beranjak untuk mengambil tas dan kunci mobilnya yang tergantung tidak jauh dari tempatnya sekarang untuk bergegas ke rumah sakit. Selain untuk memeriksakan kandungannya, Kirana juga kesana untuk menjenguk ibu mertuanya. Walaupun hubungan mereka tidak baik setelah masalah perselingkuhan palsu yang diciptakannya, tetapi tetap saja ia masihlah seorang menantu dan bagian dari keluarga itu. Dengan masih memegang perut besarnya Kirana mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia tidak ingin mengambil risiko datang ke rumah sakit dengan dibawa mobil ambulance karena mengalami kecelakaan. *** Muak dengan semua pembicaraannya akhirnya Eros memi

  • Mantan Bos   Bab 160 |Minta Pertolongan

    Dua pria yang sama-sama memiliki wajah tampan dan berkharisma jika sedang bekerja itu kini sedang duduk di sebuah taman rumah sakit. Saling berdiam diri, tetapi tidak dengan pikirannya. Entah apa yang sedang dipikirkan kedua pria yang hanya memiliki selisih usia satu tahun itu, tentu saja yang mengetahuinya hanya dirinya sendiri dan Tuhannya yang tahu. Sampai satu orang pria yang tidak terlalu nyaman dengan keterdiaman ini akhirnya membuka suaranya setelah satu jam lebih mereka berdiam di sana. “Kak Naura sudah melahirkan,” ucap pria tersebut yang tidak lain adalah – Endru - dengan tatapan datarnya dan tanpa menoleh ke arah orang yang sedang diajaknya bicara. Pria satunya yang tentu saja sudah dapat kita tebak siapa menolehkan kepalanya, pria itu tidak lantas menjawab karena ia yakin sang kakak belum menyelesaikan perkataannya, karena tidak mungkin dia hanya akan memberitahukan bahwa kakak pertamanya telah melahirkan, dia sudah mengetahuinya. Maka yang dilaku

  • Mantan Bos   Bab 159 |Si Kembar

    “Dia begitu mirip denganmu, Sayang,” ucap Arya ketika bayi kembar mereka sudah diperbolehkan tidur di ruangan yang sama dengan ibunya. “Matanya, hidungnya, bahkan bentuk bibirnya juga benar-benar fotocopy dari ibunya. Hmm, sedikitpun tidak ada yang meniru dariku.” Naura hanya tersenyum mendengar suaminya terus memuji wajah tampan bayi laki-lakinya yang memang lebih mirip dengannya. Namun, pria itu tidak boleh cemburu karena wajah bayi perempuannya lebih mirip dengannya. “Dan bayi perempuan kita mirip denganmu, Sayang,” balas Naura ikut memperhatikan wajah-wajah si kembar. Pria itu menoleh di mana istrinya berada, lalu pria itu tersenyum seraya mengusap puncak kepala istrinya dan kembali mengucapkan terima kasih karena sudah melahirkan si kembar yang kini sedang tertidur pulas di dalam box bayinya, tidak terganggu sama sekali dengan obrolan orangtuanya yang sedang membicarakan mereka. “Terima kasih atas perjuangmu yang luar biasa ini dalam melahirkan s

  • Mantan Bos   Bab 158 |Semua Akan Baik-Baik Saja

    “Kalian makanlah dulu, biar Naura Ibu dan Ayah yang jaga,” ucap ibu dari Arya tidak tega melihat ketiga pria itu tetap setia menunggu di depan ruangan ICU – tempat di mana wanita itu ditangani setelah operasi. Memang saat di ruang operasi wanita itu sempat kehilangan detak jantungnya beberapa detik. Namun ketika Arya menangis tergugu memohon kepada Tuhan untuk tidak mengambil istrinya dan disaat itu juga keajaiban datang, grafik yang awalnya lurus horizontal itu berangsur-angsur menunjukan perubahan. “Dokter detak jantungnya kembali!” seru salah satu perawat melihat layar tersebut menunjukkan grafik naik turun meskipun lemah. Disaat itu juga tangis Arya semakin kencang, tetapi ia belum berani untuk mendekatinya. Arya tidak ingin mengganggu kerja dokter yang sedang berusaha menyelamatkannya. Barulah saat dokter itu memperbolehkannya ia langsung menggenggam tangan sang istri seraya mengatakan terima kasihnya berulang kali. “Aku tidak lapar, kalian makan

  • Mantan Bos   Bab 157 |Jangan Tinggalkan Aku!

    “Arya!” Panggil kedua orangtuanya yang langsung datang ke rumah sakit ketika dikabari menantunya akan segera melahirkan.“Bagaimana keadaan menantu dan cucu Ibu?” tanya ibunya tanpa bisa menutupi rasa khawatirnya.Besannya saja sampai sekarang belum membuka matanya, ditambah sekarang menantunya yang sedang berjuang di dalam sana demi menjadi seorang ibu. Semoga Tuhan selalu melindunginya dan menyelamatkan keduanya. Amin.Arya hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah. Tenaganya sudah terkuras habis oleh segala ketakutannya sendiri terlebih lampu di ruang operasi itu belum juga mati.Berapa lama lagi ia harus menunggu? Apakah operasi cessar harus selama ini?Paham bagaimana perasaan putranya saat ini, sang ibu langsung memeluknya dan megusap-usap punggunya, berharap dengan ini putranya bisa sedikit lebih tenang.Wanita itu dapat merasakan tubuh putranya bergetar dan demi tuhan itu benar-benar membuat hatinya mencelos

  • Mantan Bos   Bab 156 |Perjuangan Seorang Ibu

    Ceklek! “Masih ingat rumah juga.” Sarkas Kirana dengan tatapan serta nada sinisnya pada Endru yang baru saja pulang bekerja. Sebaliknya pria itu tidak menanggapinya justru langsung masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan tentu saja sikapnya itu memancing kemarahan sang istri. “Tidak sekalian ajak selingkuhanmu pulang.” Ini bukan pertanyaan melainkan sebuah pernyataan sarkasme pada Endru dan kali ini berhasil menghentikan langkah Endru yang sudah sampai di dekat tangga menuju kamar mereka. “Apa maksudmu dengan selingkuhan? Tolong jika bertanya berkaca terlebih dulu,” sarkasnya dengan nada dinginnya yang sempat membuat Kirana tertegun beberapa detik karena baru kali ini pria itu bersikap dingin padanya. Tidak ingin terlihat kalah, wanita itu terus menyudutkannya dengan membawa kehamilannya. Tanpa pria itu ucapkan secara gamblangpun wanita itu tahu maksud ucapannya. Dialah yang berselingkuh di sini. Ya, setidaknya itu yang diketahui pria itu sek

DMCA.com Protection Status