Home / Romansa / Malam Tanpa Noda / Tak Menyadari

Share

Tak Menyadari

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2021-11-13 21:11:18

Malam Tanpa Noda

Bab 177

"Ini nasi goreng pesananmu," ucap Fian. Ketika Prily membuka pintu apartemen.

"Wah, harum sekali." Membuka pintu dan menutup kembali setelah Fian masuk.

Prily menarik kursi untuk Fian dan dirinya.

Perlahan membuka tupperware ungu. Aroma nasi goreng mengugah selera. Udang dan baso ikan tertata rapi di atas nasi goreng.

Prily mengambil sendok yang tak jauh darinya. Mengambil nasi goreng dan memasukkan ke dalam mulut.

"Ehm, enak sekali. Aku suka, pas di mulut."

Prily menyodorkan nasi goreng ke mulut Fian. Lelaki itu membuka mulutnya. Mengunyah perlahan dengan tatapan kosong.

"Fian, kamu kenapa? Kok melamun." Tatapan Fian masih kosong.

Prily melambaikan tangan ke depan wajah kekasihnya." Sayang, kamu melamun?"

Fian terkejut ketika bahunya di pukul.

"Iya, Lily," ucap Fian spontan.

"Lily, Kok dia, sih! Aku Prily bukan Lily.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Tanpa Noda    Kehilangan

    Malam Tanpa NodaBab 178"Bukan ngeluh tapi bingung. "Drian menatap layar pipih milik kakaknya.Tertera nama Prily menghubunginya. Tak ada suara di ponsel tersebut hanya getaran saja."Lama banget! Biar Abang saja. "Menarik kertas-kertas yang berhamburan di meja."Selesai!" sindir Drian. Melangkah ke luar ruang kerja Fian."Kamu mau ke mana Drian?" panggilnya dengan nada tinggi.Drian melewati Fian tanpa menjawab pertayaan laki-laki itu."Drian!" panggilnya dengan suara tegas."Kamu gak dengar Abang tanya?""Aku izin mau ke luar," ucapnya tanpa menoleh ke belakang."Kita mau meeting. Kamu malah pergi.""Ada Abang bisa memimpin meeting itu. Aku akan mencari Lily.""Mencari Lily? Dia ada di kamarnya," ungkap Fian."Tahu apa kamu tentang dia. Seharusnya, Abang tahu keberadaan istri Abang. Aku kecewa Abang lebih

    Last Updated : 2021-11-20
  • Malam Tanpa Noda    Mencari Lily

    Malam Tanpa Noda Bab 179Fian teringat ucapan beberapa hari lalu kepada Lily. "Mengapa jadi begini?" Menatap cincin yang seharusnya berada di jari Lily. Cincin yang ia lingkarkan sebagai tanda pernikahannya.Fian meremas rambutnya kasar dengan kedua tangan. Menyesali keadaan yang tak disadari. Disaat Lily pergi merasa kehilangan yang sangat dalam.Suara ponsel bergetar berkali-kali. Fian diam tak melakukan apa-apa. Fian mencoba menghubungi Drian untuk meminta informasi. "Drian, kamu di mana?" tanyanya sebelum mengucapkan salam. Perasaan tercabik-cabik dengan perbuatan sendiri."Waalaikumsalam," sindir Drian agar Fian menyadari."Di mana Lily?" Suara Fian meninggi agar sang adik paham kalau dirinya sedang frustasi.Berkali-kali menghubungi Drian akhirnya dijawab juga. Entah apa yang dilakukan adiknya saat ini.Drian sengaja tak menjawabnya. Fian telah

    Last Updated : 2021-11-21
  • Malam Tanpa Noda    Gagal Bertemu

    Malam Tanpa NodaBab 180Prily berjalan membawa keranjang. Mengambil susu kotak. Tanpa sengaja kulit mereka bersentuhan.Melepaskan tangan dan mengusap-usap kasar.Tatapan mereka bertemu dan saling membulatkan mata. Prily tak menduga akan bertemu seseorang yang ia hindari.Lelaki yang amat dibenci. Selalu menuduh dan menghinanya."Ternyata, dunia ini sempit. Kenapa masih bertemu kamu lagi. Aku pikir kamu sudah lenyap," sindirnya tanpa perasaan."Astaga, dunia ini terbalik. Mengapa mahkluk reseh ada di sini juga dan membeli susu." Tertawa mengejek. Tangannya menutup mulut."Semua orang suka susu baik anak kecil atau anak besar.""Iya, terutama kaum laki-laki. Cucu mimi cucu.""Dasar pikiran kotor!"Prily menatap Drian tajam. Mereka tak pernah akur sejak kecil."Pantas saja kamu merebut suami orang!""Hei." Mendorong tubuh Dria deng

    Last Updated : 2021-11-21
  • Malam Tanpa Noda    Dingin

    Malam Tanpa NodaBab 181Fian menghentikan mobilnya di depan rumah orang tua Lily.Lelaki itu mengetuk pintu perlahan. Mengucapkan salam dan memanggil Lily dan Naila.Seorang pemuda membuka pintu perlahan. Wajahnya tampan mengenakan kacamata kulitnya bersih dan halus. Kepalanya tertutup kopiah. Umur lelaki itu lebih muda dari Fian.Jantung Fian berdegup kencang. Ingin menghajar pemuda dihadapannya. Di belakang pemuda itu berdiri seorang gadis dengan memakai daster panjang dengan motif bunga-bunga."Lily," lirihnya.Wajah gadis itu terlihat ketika pemuda yang berdiri di depannya menyingkir."Kalian siapa?" tanya Fian spontan."Mas sendiri siapa. Datang ke sini?" Mereka melipat keningnya."Saya suami Lily. Apa dia ada?""Lily yang punya rumah ini?" cetus gadis berambut sebahu."Iya betul." Fian menganggukkan kepala."Dia

    Last Updated : 2021-11-21
  • Malam Tanpa Noda    Bunuh diri

    Malam Tanpa Noda Bab 182Isi pesan itu terlihat di notifikasi. Fian meraih benda pipih yang diletakkan dekat setir mobil. Prily mengirim gambar botol racun tikus dituangkan ke dalam gelas. "Dari pada aku hidup tanpamu lebih baik aku mati saja." Prily melakukan video dengan deraian air mata. Fian menghentikan mobilnya, berpikir untuk memutarkan mobilnya atau tetap melanjutkan perjalanannya. Prily terbaring lemah di brankar rumah sakit, dilengkapiSiderail, Oxygen Trolley, Bak Instrument, Tiang Infus. Brankar PasienRumah Sakit adalah alat untuk memindahkanpasiendari satu tempat ke tempat lain dengan cara yang mudah. Selain itu juga dapat digunakan untuk memindahkanpasiendari dan ke ambulan.Brankarini terbuat dari bahan stainless steel serta telah dilengkapi dengan tiang infus.Wajah cantik Prily berubah pucat. Selang infus menusuk ke dalam lengannya. S

    Last Updated : 2021-11-24
  • Malam Tanpa Noda    Akhirnya Menemukanmu

    Malam Tanpa NodaBab 183Fian mengendari mobil dengan kecepatan sedang. Salah satu temannya melihat Lily di daerah Kerawang.Fian meminta bantuan teman-temannya untuk mencari keberadaan istrinya. Tak malu meminta agar mereka mengikuti Lily jika, bertemu dengannya.Keberuntungan sedang memihaknya. Fian segera melaju mobilnya dan memberitahu kepada Drian atas kepergiannya untuk beberapa hari.Fian menatap alamat rumah yang telah dikirim temannya. Kontrakan satu pintu terletak paling ujung gang.Jarak antar tetangga tak terlalu padat. Masih banyak sawah dan kebun di daerah tersebut.Fian sampai pada pagi hari. Udara sangat sejuk di desa itu. Penuh perjuangan menemukan lokasi tersebut.Fian meminggirkan mobilnya dan melangkah ke arah rumah kontrakan Lily.Mengetuk perlahan pintu berwarna coklat."Bang Fian!"Naila terkejut dengan kehadiran kakak iparnya. P

    Last Updated : 2021-11-24
  • Malam Tanpa Noda    Noda

    Malam Tanpa NodaBab 184"Lily, berikan aku kesempatan untuk berbicara. Buka pintunya."Brak!Lily melempar vas bunga ke arah pintu.Fian sedikit terkejut. Memilih berdiam diri agar Lily lebih tenang. Entah barang apa lagi yang dilemparnya.Beberapa minggu Lily terlihat kuat dan tegar. Namun, mengapa kali ini merasakan kekesalan itu."Mengapa dia ke sini?" Menatap pintu dengan amarah.Suara Fian tak terdengar lagi, membuka mukena yang masih menutup kepala. Melipat dan menyimpan di atas nakas.Kaki jenjangnya mendekati pintu. Lily menempelkan telinga ke papan coklat. Tak ada suara Fian. Senyap dan sunyi. "Sepertinya dia sudah pergi," ucapnya tak ikhlas.Hatinya merasakan kehilangan. Mengapa hanya sekilas saja lelaki itu menemuinya.Tangan lentiknya membuka perlahan anak kunci yang menempel di gagang pintu. Memutar perlahan seakan takut ketahuan.&n

    Last Updated : 2021-11-25
  • Malam Tanpa Noda    Pagi Yang Indah

    Malam Tanpa NodaBab 185Cahaya matahari masuk ke dalam cela jendela. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Fian dan Lily masih berpelukan dalam satu selimut yang sama tanpa sehelai kain.Suara alarm berkali-kali berbunyi. Namun, mereka menghiraukannya. Tubuh mereka terlalu lelah setelah pergulatan sore hari dan malam.Lily membuka perlahan matanya. Kepalanya bersandar di dada. Menatap wajah tampan sang suami dengan penuh cinta."Hai lelaki tampanku. Apa kau sudah bangun?"Fian membuka mata dan tersenyum. Mengecup kening Lily."Sudah Tuan Putri.""Aku lapar Pangeran Tampan.""Ayo kita bangun."Mereka mengambil pakaian yang tergeletak di lantai.Fian menatap noda merah di kasur."Kenapa?" tanya Lily."Terima kasih," ungkapnya mengecup kening istrinya."Untuk?""Telah menjadi milikku sepenuhnya."

    Last Updated : 2021-11-26

Latest chapter

  • Malam Tanpa Noda    End

    Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.

  • Malam Tanpa Noda    Dua Sejoli

    Malam Tanpa NodaDua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.“Aku lapar,” rengek Prily.&n

  • Malam Tanpa Noda    Dewi Penolong

    Malam Tanpa NodaTubuh Prily dibawa dengan mobil ambulance. Selama perjalanan tangan Drian tak lepas dari wanita berwajah boneka.Pengorbanan untuk orang tuanya sangat besar. Rela mengorbankan nyawa demi belahan jiwanya."Prily, bertahanlah!"Air mata menetes di pipi lelaki itu. Para medis menawarkan diri untuk mengobati luka Drian."Tidak usah! Selamatkan saja istri saya."Tubuh Prily terkujur kaku bagian perut mengalir noda merah. Tangan petugas menekan bagian itu agar tak kehilangan banyak darah.Semua setok darah sudah dipersiapkan untuk Prily sesuai golongan darahnya. Golongan darah Prily mudah dicari, memudahkan para medis melakukan operasi.--Drian menunggu Prily di ruang tunggu operasi. Gelisah dan takut kehilangan wanita itu. Tak peduli Prily telah mengkhiantinya. Bermain api dengan Johan dan berakhir di tempat tidur.Melihat tubuh

  • Malam Tanpa Noda    Penghianatan Terbongkar

    Malam Tanpa NodaSemua serangan Drian tak dapat menyentuh kulit Johan sedikitpun. "Kamu tak akan bisa melawanku." Johan menyeringai. Setiap serangan selalu ditangkis.Kaki kekar Drian menendang ke arah perut Johan hingga lelaki perusak itu terjerembab di lantai, tawa terdengar di bibir Johan.Johan segera bangkit dan memiringkan kepala, Drian hendak menghampiri Johan namun, lawannya mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.Senyum menyeringai menghampiri Airi. Wajah tampan milik Johan menatap ibu dari anak-anak Mahendra. Menarik wanita itu kasar, Prily hendak menghalanginya namun kalah cepat."Drian!" panggil Airi.Johan menodongkan senjata dengan pelatuk menempel di jarinya. Tersenyum menyeringai, sekali tekan sejata api itu akan meledak dan masuk ke dalam kepala Airi dan napas akan terhenti dalam hitungan detik."Kamu mendekat aku pecahkan kepalanya. Mundur!" Membulatkan

  • Malam Tanpa Noda    Gedung Tua

    "Kalau begitu. Jauhkan dia dan jangan ganggu wanita itu. Kamu tak ingat berapa umurnya?""Tentu Sayang. Sekarang kita selesaikan semua dan setelah itu kita bersenang-senang."Johan kembali menatap penerus Mahendra."Bawa semuanya ke mari dan habiskan mereka sekarang juga!"Teriakkan Johan menyadarkan Airi. Wanita itu membuka mata perlahan. Makian Drian membuat dirinya sadar sesuatu telah terjadi."Prily ...."Johan menoleh ke arah Airi. "Selamat datang Bunda. Bagaimana tidurmu?"Airi ingin bergerak namun, tubuhnya terikat."Lepaskan aku.""Lepas? Tidak!" Johan menyeringai."Prily, tolong ...."Wajah Prily berubah pucat. Ia tak tega melihat wanita yang telah mencurahkan kasih sayang untuknya.Johan melirik Drian sinis. "Lepaskan wanita ini!"Tali yang mengikat Airi terlepas satu persatu. Airi menyent

  • Malam Tanpa Noda    Tersekap

    Malam Tanpa NodaJohan sangat bergairah melihat hal ini. "Sangat cantik dan memesona," puji Johan. Drian berteriak memaki Lelaki itu dengan segala macam nama binatang. "Jangan sentuh dia!" teriak Drian. Rahangnya mengeras dan wajah memerah. Johan tak peduli tetap berjalan menuju wanita itu. Wanita cantik bagaikan bidadari. "Hentikan Johan! Kamu menyentuhnya akan aku bunuh!" ancam Drian. Wajahnya memerah urat leher terlihat membesar. Napasnya terputus-putus. Satu pukulan menimpa punggung Drian. Lelaki itu tetap bertahan. Johan menghentikan langkahnya, berbalik arah dan menghampiri Drian. Tersenyum menyeringai. Tubuhnya menjongkong menarik rambut belakang hingga rontok."Kamu ancam aku. Padahal, umurmu tak lama lagi. Ha ... ha ...." Menjambak rambut Drian lebih keras."Cuih!"Johan mengusap wajahnya dengan tangan kiri.Anak buah Johan menendang tubuh Drian berkali-k

  • Malam Tanpa Noda    Terjebak

    Malam Tanpa NodaKedua tangan Fian terikat ke belakang, Fian tak sadarkan diri sejak beberapa jam lalu. Johan menatap lelaki gagah dan tampan dihadapannya."Bang ... bangun ...." Drian menatap kakak kandungnya yang belum sadarkan diri sejak beberapa jam. Memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja.Putra juga berada bersama mereka. Tiga lelaki terikat dengan lutut bertekuk di hadapan Johan.Putra juga diculik ketika mengantar kedua anak kembarnya ke sekolah. Fian tak menyadari kalau sang ayah telah diculik oleh mereka."Jangan sakiti anakku, Johan!" ancam Putra menatap tajam lelaki yang telah dianggap keponakan olehnya."Tenang saja Om. Rasa sakitnya hanya sekilas." Tawa mengema di pabrik tua itu."Mengapa kamu lakukan ini, Johan?""Om tak ingat?" Menaikkan satu alis ke atas. "Papaku meninggal karena Om." Kebencian terlihat jelas di mata Johan."Itu buk

  • Malam Tanpa Noda    Membebaskan

    Malam Tanpa NodaHari penembusan Lily telah tiba, Fian di temani Faisal menuju pabrik kosong pada malam hari."Om, yakin ini tempatnya?""Tentu saja.""Sepi sekali!""Pabrik ini sudah tak digunakan bertahun-tahun tentu saja tak berpenghuni."Fian mendesah panjang. Kedua tangannya membawa dua tas besar hitam kaluar dari mobil."Om, tunggu di sini," ucap Faisal."Baik, aku akan mencari mereka." Fian berjalan ke arah pintu masuk pabrik.Bulu leher Fian bergidik ngeri. Pasalnya, tempat yang sudah lama tak berpenghuni banyak sekali makhluk halus. Fian membuang pikiran negatif. Tujuannya saat ini adalah menjemput Lily."Tega sekali mereka kalau Lily berada di tempat ini."Fian berjalan hingga berada di pintu masuk pabrik. Pintu itu telah rusak dan tak terbentuk lagi.Suara dering telepon Fian memecahkan pikirannya saat ini. Fia

  • Malam Tanpa Noda    Tertangkap

    Malam Tanpa Noda"Sakit!" rintih Lily menyentuh perutnya."Kita ke bidan kemarin. Kamu tahan dulu." Prily menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kediaman Johan."Aku gak mau, Prily. Aku ingin Fian." Lily meringis berkali-kali. Mengapa nasibnya seperti ini.Kehamilan pertama adalah hal yang ditunggu-tunggu. Seharusnya, Lily dimanja dan disayang Fian. Namun, ia jadi tahanan."Please! Kamu bersabar dulu. Kita gak mungkin melawan Johan. Keselamatan bayi dan dirimu bisa bahaya.""Aku ingin Fian. Aku ingin pulang," rengeknya bagaikan anak kecil."Sudah, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita periksa kandunganmu. Bersabarlah!""Aku kangen suamiku. Apa aku salah jika merindukannya. Prily, tolong bebaskan aku!""Tidak bisa. Ini bisa berbahaya. Johan itu nekad."Prily membawa Lily ke bidan. Wajah istri mantan kekasihnya itu pucat dan merintih berkali-kal

DMCA.com Protection Status