Share

Pemaaf

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2021-08-07 01:03:51

Malam Tanpa Noda

Bab 76 

Suara getar dan nada bunyi ponsel terdengar di atas nakas. Airi segera mengeser ikon berwarna hijau. 

" .... "

"Selamat sore, betul saya Airi."

" .... " 

" .... "

"Apa! Astaghfirullahaladzim ...." Tubuh Airi lemas seperti tak bertulang. Suara ponsel telah berubah suara dengan yang lain.

"Airi, tolong Abang. Aku titip mama. Abang khawatir keadaan dia di rumah. Airi, Abang minta maaf telah menyusahkan kamu. Di saat susah seperti ini. Aku malah merepotkan kamu. Aku mohon bantuannya," ucap Faisal di seberang panggilan. 

"Abang, jangan khawatir. Aku akan menjaga mama. Abang yang sabar." 

"Kamu harus percaya bukan Abang pelakunya." 

"I-iya, aku percaya." 

"Terima kasih banyak Airi," ungkapnya dengan suara bergetar. 

Putra berdiri tak jauh dari istrinya. Mata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Aby Albanu Aby Albanu
best ceritanya...️
goodnovel comment avatar
Rahmiah Daeng Puji
Maasyaa Allah cerita nya bagus banget
goodnovel comment avatar
Waty Ningsih
lanjut min...ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Tanpa Noda    Malaikat Tanpa Sayap

    Malam Tanpa NodaBab 77Airi berada di dapur, ia menyiapkan makan malam untuk Putra. Setelah acara resepsi pernikahan mereka. Mereka tinggal di rumah sendiri.Bima dan istrinya tinggal di rumah Airi. Putra sudah tiba sejak tadi. Wanita itu tak mendengar suaminya pulang.Memeluk tubuh wanita yang berpakaian gamis sederhana dan hijab instan berwarna kuning.Tangannya, ia lingkarkan ke pinggang ramping istrinya. Mencium kain yang menutup rambutnya."Kakak, kamu sudah pulang," tanya Airi. Tangannya mengaduk tumis kangkung."Kamu tak mendengarku pulang. Biasanya menyambut di depan pintu.""Maaf, aku tak dengar."Faisal membalikkan tubuh Airi. Ia menyentuh dagu wanita itu."Ada apa? Kamu sepertinya bersedih," tanya Putra. Wajah Airi terlihat gelisah."Tak apa-apa. Aku baik-baik saja."

    Last Updated : 2021-08-07
  • Malam Tanpa Noda    Kematian

    Malam Tanpa NodaBab 78 Suara ponsel Putra di meja menghentikan aksi cumbu mereka. Putra menatap nomor ponsel yang menempel di layar. "Halo, iya betul," ucap Putra. Mengernyit heran, mendengar kabar yang disampaikan melalui panggilan ponselnya."Astaghfirullahaladzim, baik saya akan ke sana." Putra menutup panggilan. Wajahnya berubah sedih. Bibirnya sulit untuk bicara. "Ada apa Kak?" tanya Airi. Feelingnya terjadi sesuatu dengan Ririn. "Tan-tante Ririn ...." Tatapan mata Putra melekat di wajah Airi. "Ada apa dengannya? Apa yang terjadi, Kak?" "Kita harus segera ke sana?" Airi segera bangkit ke kamar mengambil tas dan ponselnya. Ia mengecek pesan dan dua puluh panggilan tak terjawab dari pembantu yang mengurus Ririn. "Mama ...." ** Mereka berlari ke lorong rumah sakit. Menuju ruangan Ririn di rawat. Mata Ririn masih terpejam. Kondisi wanita

    Last Updated : 2021-08-08
  • Malam Tanpa Noda    Menang

    Malam Tanpa NodaBab 79Kala itu Putra berada di restoran bersama rekan bisnisnya. Ia tak sengaja bertabrakan dengan wanita yang berjalan sambil berbicara di ponsel. Pakaian yang sexy memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ternyata, ia adalah Sonia. Mereka duduk dengan jarak yang dekat. Saling membelakangi. Sonia menyebut nama Faisal ketika berbicara melalui ponselnya. Putra tak berpikir macam-macam. Nama Faisal bukan satu saja. Airi menghadiri sidang pertama Faisal memberi gambar suasana pengadilan. Putra meminta Airi mengambil gambar Sonia.[Airi, apa dia wanita yang ditusuk Faisal?] tanyanya melalui pesan aplikasi hijau dengan emot tanda tanya.[Iya, dia orangnya. Namanya Sonia] Airi menyisipkan gambar Sonia dalam jarak dekat.Putra masih ingat wanita itu. Segera datang ke restoran meminta CCTV. Menyebutkan tanggal dan waktu yang lengkap kepada petugas keamanan.

    Last Updated : 2021-08-08
  • Malam Tanpa Noda    Pesonanya

    Malam Tanpa NodaBab 80"Airi, ayo kita keluar!" ajak Putra. Ia mengandeng tangan istrinya. Dingin sangat dingin telapak tangan Airi."Kamu baik-baik saja?" tanya Putra, khawatir dengan keadaan istrinya. "Aku baik-baik saja. Hanya terkejut dengan tragedi penembakan tadi." Suaranya bergetar begitu juga tubuhnya."Lebih baik kita pulang. Semoga wartawan itu selamat." Putra merangkul bahu Airi. Tubuhnya lemas karena rasa terkejut.Selama perjalanan Airi tertidur pulas dalam dekapan Putra. Supir mengendarai mobil dengan hati-hati. Ia melihat wajah lelah majikannya. **Faisal telah bebas dari tuduhan. Kasusnya terselesaikan dengan cepat. Pak Joko menjemput anaknya di kantor polisi. "Faisal!" Pak Joko memeluk tubuh kurus anaknya. Wajahnya terlihat kusam. "Papa, apa kabar?" "Alhamdulillah, baik. Akhirnya, kamu bebas,"

    Last Updated : 2021-08-08
  • Malam Tanpa Noda    Faisal( End )

    Malam Tanpa NodaBab 81Wajah Dinda lebih cantik dan memesona. Untuk beberapa saat, Faisal bergeming menatap keluarga baru pak Joko. Dinda mencium tangan pak Joko dan lelaki itu mengambil anaknya dari gendongan istrinya. Mereka terlihat bahagia."Bang Faisal, apa kabar?" tanya Dinda sopan.Senyum manis terukir di bibirnya "Eh, Ba-baik Din," jawab Faisal gugup. "Kok, Dinda. Dia Ibumu sekarang. Walaupun, umur kamu lebih tua dari Dinda," ucap pak Joko. Ia menepuk bahu anaknya. Faisal menatap bayi perempuan yang cantik mirip Dinda."Faisal, ini adikmu namanya Friska." Faisal mengelus kepala bayi mungil yang menjadi adiknya."Ayo masuk, Mas! Aku sudah siapkan makan siang kesukaan, Mas." Dinda mengandeng lengan suaminya. Koper yang ia bawa telah dipegang Faisal. Faisal menatap punggung papa dan ibu tirinya."Ayo, kenapa diam saja?" Dinda tersenyum manis."I-iya, Ma." Faisal meng

    Last Updated : 2021-08-10
  • Malam Tanpa Noda    Malam Panjang

    Malam Tanpa Noda Bab 82"Kakak, curang!" pekik Airi. Mencubit tangan Putra gemas. "Kalau kalah gak boleh nangis." "Siapa yang nangis? Kakak emang curang!" "Istriku, jangan ngambek. Nanti aku sekap. Mau?" Memeluk Airi. "Gak mau lagi malas. Kamu curang." Mencibirkan bibir. Putra mencium pipi Airi, memeluk tubuhnya dari samping. Mereka sedang bermain ular tangga. "Makin gemes sama kamu kalau lagi ngambek." "Masa iya, tadi diposisi 60 berubah jadi 80, namanya curang." "Ha ... ha ... sengaja biar cepat selesai." "Ih, bener' kan kamu curang. Aku gak salah lihat." "Ularnya pengen makan kamu," godanya. "Ular apa ular." Faisal bangkit dan membopong tubuh Airi. Rambut panjangnya tergerai indah. Putra membaringkan istrinya di atas ranjang. Mereka menautkan benda kenyal dan menyatukan hidung mereka. Napas menderu hebat. Pu

    Last Updated : 2021-08-10
  • Malam Tanpa Noda    Kedatangan Mertua

    Malam Tanpa NodaBab 83Mereka tertidur hingga lupa waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Suara gedoran di pintu kamar mereka. Membuat pasangan pasutri itu terperajat."Putra, buka!""Siapa yang mengedor pintu kamar pagi-pagi begini?" tanya Putra dengan muka bantalnya.Putra membuka perlahan pintu kamar. Sebuah tangan melayang di udara mengenai pipi mulus Putra.Plak!Putra mengelus pipinya yang perih."Jam segini masih tidur! Kamu ngapain aja!""Mama. Masih gelap sudah datang saja.""Gelap apanya. Lihatlah! Matahari sudah muncul kamu masih selimutan di kamar.""Namanya pengantin baru.""Kamu sekarang kalau dikasih tahu." Menarik kuping Putra ke atas."Aduh, Mama sakit!""Mana Airi?" tanyanya."Mama, apa kabar?" tanya Airi ramah. Ia men

    Last Updated : 2021-08-11
  • Malam Tanpa Noda    Tamu Tengah Malam

    Malam Tanpa Noda Bab 85Suara bel di rumah Airi berbunyi sebanyak tiga kali. Airi bangkit dari tidurnya. Putra terlelap sejak pulang kerja. "Siapa malam-malam begini bertamu?" Jam menunjukkan dua belas malam. Airi menghela napas panjang. Segera mengambil hijab instan yang tergantung di dinding. "Maaf, Bu. Ada tamu. Katanya adik Bu Airi. Mohon maaf menganggu!" Penjaga rumah Airi terlihat takut dan was-was. "Gadis itu maksa saya buat bangunin Ibu." Wajahnya tertunduk. "Iya, gak papa." Airi melihat dari jarak jauh. Gadis itu berada di luar pagar dengan berjalan mondar-mandir."Suruh masuk, Pak! Itu adik saya," ungkap Airi. "Baik, Bu. Alhamdulillah, saya kira bukan adik Ibu. Orangnya maksa banget." "Iya, memang begitu orangnya. Mohon maaf, Ya." "Kak Airi!" Berlari memeluk tubuhnya. "Aku kesasar cari alamat Kakak. Peja

    Last Updated : 2021-08-11

Latest chapter

  • Malam Tanpa Noda    End

    Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.

  • Malam Tanpa Noda    Dua Sejoli

    Malam Tanpa NodaDua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.“Aku lapar,” rengek Prily.&n

  • Malam Tanpa Noda    Dewi Penolong

    Malam Tanpa NodaTubuh Prily dibawa dengan mobil ambulance. Selama perjalanan tangan Drian tak lepas dari wanita berwajah boneka.Pengorbanan untuk orang tuanya sangat besar. Rela mengorbankan nyawa demi belahan jiwanya."Prily, bertahanlah!"Air mata menetes di pipi lelaki itu. Para medis menawarkan diri untuk mengobati luka Drian."Tidak usah! Selamatkan saja istri saya."Tubuh Prily terkujur kaku bagian perut mengalir noda merah. Tangan petugas menekan bagian itu agar tak kehilangan banyak darah.Semua setok darah sudah dipersiapkan untuk Prily sesuai golongan darahnya. Golongan darah Prily mudah dicari, memudahkan para medis melakukan operasi.--Drian menunggu Prily di ruang tunggu operasi. Gelisah dan takut kehilangan wanita itu. Tak peduli Prily telah mengkhiantinya. Bermain api dengan Johan dan berakhir di tempat tidur.Melihat tubuh

  • Malam Tanpa Noda    Penghianatan Terbongkar

    Malam Tanpa NodaSemua serangan Drian tak dapat menyentuh kulit Johan sedikitpun. "Kamu tak akan bisa melawanku." Johan menyeringai. Setiap serangan selalu ditangkis.Kaki kekar Drian menendang ke arah perut Johan hingga lelaki perusak itu terjerembab di lantai, tawa terdengar di bibir Johan.Johan segera bangkit dan memiringkan kepala, Drian hendak menghampiri Johan namun, lawannya mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.Senyum menyeringai menghampiri Airi. Wajah tampan milik Johan menatap ibu dari anak-anak Mahendra. Menarik wanita itu kasar, Prily hendak menghalanginya namun kalah cepat."Drian!" panggil Airi.Johan menodongkan senjata dengan pelatuk menempel di jarinya. Tersenyum menyeringai, sekali tekan sejata api itu akan meledak dan masuk ke dalam kepala Airi dan napas akan terhenti dalam hitungan detik."Kamu mendekat aku pecahkan kepalanya. Mundur!" Membulatkan

  • Malam Tanpa Noda    Gedung Tua

    "Kalau begitu. Jauhkan dia dan jangan ganggu wanita itu. Kamu tak ingat berapa umurnya?""Tentu Sayang. Sekarang kita selesaikan semua dan setelah itu kita bersenang-senang."Johan kembali menatap penerus Mahendra."Bawa semuanya ke mari dan habiskan mereka sekarang juga!"Teriakkan Johan menyadarkan Airi. Wanita itu membuka mata perlahan. Makian Drian membuat dirinya sadar sesuatu telah terjadi."Prily ...."Johan menoleh ke arah Airi. "Selamat datang Bunda. Bagaimana tidurmu?"Airi ingin bergerak namun, tubuhnya terikat."Lepaskan aku.""Lepas? Tidak!" Johan menyeringai."Prily, tolong ...."Wajah Prily berubah pucat. Ia tak tega melihat wanita yang telah mencurahkan kasih sayang untuknya.Johan melirik Drian sinis. "Lepaskan wanita ini!"Tali yang mengikat Airi terlepas satu persatu. Airi menyent

  • Malam Tanpa Noda    Tersekap

    Malam Tanpa NodaJohan sangat bergairah melihat hal ini. "Sangat cantik dan memesona," puji Johan. Drian berteriak memaki Lelaki itu dengan segala macam nama binatang. "Jangan sentuh dia!" teriak Drian. Rahangnya mengeras dan wajah memerah. Johan tak peduli tetap berjalan menuju wanita itu. Wanita cantik bagaikan bidadari. "Hentikan Johan! Kamu menyentuhnya akan aku bunuh!" ancam Drian. Wajahnya memerah urat leher terlihat membesar. Napasnya terputus-putus. Satu pukulan menimpa punggung Drian. Lelaki itu tetap bertahan. Johan menghentikan langkahnya, berbalik arah dan menghampiri Drian. Tersenyum menyeringai. Tubuhnya menjongkong menarik rambut belakang hingga rontok."Kamu ancam aku. Padahal, umurmu tak lama lagi. Ha ... ha ...." Menjambak rambut Drian lebih keras."Cuih!"Johan mengusap wajahnya dengan tangan kiri.Anak buah Johan menendang tubuh Drian berkali-k

  • Malam Tanpa Noda    Terjebak

    Malam Tanpa NodaKedua tangan Fian terikat ke belakang, Fian tak sadarkan diri sejak beberapa jam lalu. Johan menatap lelaki gagah dan tampan dihadapannya."Bang ... bangun ...." Drian menatap kakak kandungnya yang belum sadarkan diri sejak beberapa jam. Memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja.Putra juga berada bersama mereka. Tiga lelaki terikat dengan lutut bertekuk di hadapan Johan.Putra juga diculik ketika mengantar kedua anak kembarnya ke sekolah. Fian tak menyadari kalau sang ayah telah diculik oleh mereka."Jangan sakiti anakku, Johan!" ancam Putra menatap tajam lelaki yang telah dianggap keponakan olehnya."Tenang saja Om. Rasa sakitnya hanya sekilas." Tawa mengema di pabrik tua itu."Mengapa kamu lakukan ini, Johan?""Om tak ingat?" Menaikkan satu alis ke atas. "Papaku meninggal karena Om." Kebencian terlihat jelas di mata Johan."Itu buk

  • Malam Tanpa Noda    Membebaskan

    Malam Tanpa NodaHari penembusan Lily telah tiba, Fian di temani Faisal menuju pabrik kosong pada malam hari."Om, yakin ini tempatnya?""Tentu saja.""Sepi sekali!""Pabrik ini sudah tak digunakan bertahun-tahun tentu saja tak berpenghuni."Fian mendesah panjang. Kedua tangannya membawa dua tas besar hitam kaluar dari mobil."Om, tunggu di sini," ucap Faisal."Baik, aku akan mencari mereka." Fian berjalan ke arah pintu masuk pabrik.Bulu leher Fian bergidik ngeri. Pasalnya, tempat yang sudah lama tak berpenghuni banyak sekali makhluk halus. Fian membuang pikiran negatif. Tujuannya saat ini adalah menjemput Lily."Tega sekali mereka kalau Lily berada di tempat ini."Fian berjalan hingga berada di pintu masuk pabrik. Pintu itu telah rusak dan tak terbentuk lagi.Suara dering telepon Fian memecahkan pikirannya saat ini. Fia

  • Malam Tanpa Noda    Tertangkap

    Malam Tanpa Noda"Sakit!" rintih Lily menyentuh perutnya."Kita ke bidan kemarin. Kamu tahan dulu." Prily menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kediaman Johan."Aku gak mau, Prily. Aku ingin Fian." Lily meringis berkali-kali. Mengapa nasibnya seperti ini.Kehamilan pertama adalah hal yang ditunggu-tunggu. Seharusnya, Lily dimanja dan disayang Fian. Namun, ia jadi tahanan."Please! Kamu bersabar dulu. Kita gak mungkin melawan Johan. Keselamatan bayi dan dirimu bisa bahaya.""Aku ingin Fian. Aku ingin pulang," rengeknya bagaikan anak kecil."Sudah, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita periksa kandunganmu. Bersabarlah!""Aku kangen suamiku. Apa aku salah jika merindukannya. Prily, tolong bebaskan aku!""Tidak bisa. Ini bisa berbahaya. Johan itu nekad."Prily membawa Lily ke bidan. Wajah istri mantan kekasihnya itu pucat dan merintih berkali-kal

DMCA.com Protection Status