Malam Tanpa Noda
Bab 48Faisal mengetuk pintu kamar Ririn. Ia sudah memasak sarapan untuk mamanya. Sayur bayam dan tempe orek. Ririn hanya makan sayuran dan protein nabati saja. Tak ada jawaban dari wanita itu. Faisal mendorong gagang pintu. Pintu terbuka lebar. Ririn tak nampak di kamarnya. "Mama ...," panggilnya. "Ke mana mama. Mengapa tak ada di kamar." Faisal menatap kapsul-kapsul milik Ririn. Setiap hari Ririn harus rutin meminum obatnya. Tak boleh sampai tertinggal. Faisal berlari keluar rumah. Bertanya kepada para tetangga yang melintas.Tak ada satu orang pun yang tahu keberadaan Ririn. Faisal melangkah hingga ke jalan raya. Matanya menelusuri jalan. "Mas Faisal, mau ke mana?" sapa seorang pengemudi motor yang sedang melintas. "Bang Usup, lihat mama saya gak?" Napas Faisal sudah terputus-putus. Ia lelah berjalan sejauh ini. Baju yangMalam Tanpa NodaBab 49 Airi merasa beberapa minggu ini ada seseorang yang sengaja mengikutinya. Ia duduk di teras seperti biasa. Mobil tersebut terlihat di depan rumahnya. Mobil sedan hitam dengan nomer polisi B2645JU. Airi terus mengingat mobil tersebut. "Mobil siapa, sih. Kemarin ada juga sekarang ada," lirihnya dalam hati. Ia penasaran dengan orang yang ada di dalamnya. Kaca mobilny hitam, sehingga tak terlihat. Mungkin kalau dari dekat pasti kelihatan. Airi masuk ke dalam rumah dan menyusun rencana. Ia menyuruh seorang pelayan yang memiliki bentuk tubuh sama dengannya. Airi melepaskan baju yang ia kenakan. Gamis hijau polos dan hijab instan berwarna putih. Memberikan kepada pelayan tersebut. "Pakai baju ini dan jangan lupa hijabnya," perintahnya di dalam kamar."Cepat kamu pakai sebelum ia pergi dan berpura-pura seolah kamu adalah aku." Airi mengintip mobil tersebut da
Malam Tanpa NodaBab 50 "Aku lupa, ini Ayahku," ucap Airi. Bima menyodorkan tangan ke arah Putra. "Ayahmu ... Saya Putra." Menyambut uluran tangan Bima."Syukurlah, Airi menemukan Anda." "Alhamdulilah, ini istri saya. Mak Imah." Bima menyentuh lembut bahu istrinya. "Duh, bang Putra cakep bener ya." Mak Imah terkesima. "Mak Imah juga cantik," puji Putra membuat ibu tiri Airi melayang."Panggil Putra aja gak usah pakai abang." Mereka saling berkenalan. Putra baru tahu kalau mereka adalah keluarga Airi. Ia kira Bima dan keluarganya orang yang telah ditolong Airi. Pada saat Airi bertemu Bima, ia sedang bertemu temannya. Tak tahu kejadian yang terjadi. "Jadi kamu anaknya Rio. Wajah kalian begitu mirip." "Namanya juga satu pabrik, Om." Putra terkekeh. "Jangan panggil Om. Panggil saya Ayah
Malam Tanpa NodaBab 51Faisal memperhatikan kalung tersebut. Ia tahu kalung itu milik mamanya. Liontinnya berbentuk bola kecil di dalamnya terdapat batu berwarna hitam."Mama! Mama!" panggil Faisal dengan nada tinggi. Ririn tak menampakkan wajahnya. Ia bersembunyi di dalam kamar."Ini termasuk penipuan. Saya akan melaporkan ke kantor polisi!" ancamnya.. Para tetangga penghuni kontrakan keluar rumah. Mereka mendengar keributan. Suara wanita berpakaian dress panjang dengan motif bunga di bagian pinggir membuat para warga penasaran."Sabar dulu, Bu. Saya yakin ini hanya salah paham.""Salah paham apa! Ririn sudah menipu saya. Dia jual kalung ini seharga satu juta. Dia bilang harga asli tiga juta. Ternyata, barang KW. Mirip iya asli enggak.""Dari pada bikin ribut sebaiknya kita masuk saja.""Tidak mau! Saya mau ganti rugi atau Ririn saya laporkan ke pol
Malam Tanpa NodaBab 52Putra mengikuti mereka hingga masuk ke sebuah restoran mewah. Segerombolan orang melambaikan tangan ke arah Fajar.Mereka menghampiri meja yang berada di tengah. Empat orang sedang menunggu kedatangannya."Kak Fajar," sapa bocah laki-laki. Fajar mengelus puncak kepalanya dengan kasih sayang. "Cie ... cie bajunya samaan nih," goda adik Airi--Ali. Mak Imah memberi kode anaknya agar bersikap sopan."Eh, iya. Padahal kita gak janjian," ucap Airi. Fajar sengaja melakukannya untuk memberi kesan. Mereka duduk di tempat yang telah di pesan sebelumnya. Fajar menarik kursi untuk Airi."Terima kasih," ucapnya tersipu.Putra melangkahkan kaki dengan cepat dan mengambil kursi yang kosong di meja yang lain. Ia menutup wajahnya dengan buku menu. Jatungnya berdesir hebat, aliran darahnya terasa panas.Sebuah tepukan mengagetkan Putra.
Malam Tanpa NodaBab 53Tak disangka Fajar juga melaju mobilnya sejajar dengan Putra. Pemuda yang berumur lebih muda dari Airi sudah mengetahui kalau Putra bukan kakak kandungnya.Mereka sampai di parkiran mobil dan berlari menyambut Airi di lobi utama. Di dalam lift basement satu. Fajar dan Putra tersenyum ramah. Namun, dalam hati terselip kebencian.Putra berlari lebih kencang dari Fajar. Membuka pintu mobil hitam. Seorang wanita keluar menatap Putra bahagia."Pak Putra," panggilnya. Wajahnya bersemu merah. Ia adalah salah satu pimpinan dibagian administrasi.Wanita paruh baya berbadan gembul keluar dan tersenyum manis. Sudah lama tak pernah ada lelaki yang membukakan pintu mobil untuknya setelah menjanda sepuluh tahun."Bu Septi, maaf salah orang," ucap Putra. Fajar tertawa dari kejauhan.Fajar membukakan pintu mobil di depan mobil bu Septi.
Malam Tanpa NodaBab 54"Mas! Bangun!" Seorang laki-laki memukul pipi Faisal. Keningnya membiru akibat benturan yang keras.Sepeda Faisal rusak akibat ditabrak mobil. Lelaki itu menatap iba Faisal. Ia telah ditabrak lalu ditinggalkan begitu saja.Perlahan Faisal membuka matanya . Pandangannya ke arah langit biru. Awan terlihat cerah.Kepalanya terasa nyeri dan pusing. Ia mendengar suara lelaki dan menepuk pipinya."Mas sudah sadar!" ucap lelaki berumur tiga puluh lima tahun. Wajahnya terlihat bersih dan bercahaya."Apa Anda malaikat?" tanyanya."Bukan, Anda masih hidup."Faisal bangkit dan menyentuh kepalanya. Ia melihat kearah sepeda yang baru dibelinya bulan lalu."Sepeda saya, mengapa begini?""Mas ditabrak mobil dan mereka pergi begitu saja. Saya melihat tubuh Mas terbaring di pinggir jalan." Jalanan komple
Malam Tanpa NodaBab 55Bella21++Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama musik. Para penonton melemparkan uang lembaran berwarna merah dan biru. Bertepuk tangan memberi semangat.Satu persatu pakaiannya ia lepas. Kini, tubuhnya terbalut hanya menggunakan bra dan celana dalam. Matanya menatap para penonton.Ia menari sensual. Semua penonton adalah lelaki hidung belang. Mereka haus dengan gairah. Tak pernah puas melihat tubuh wanita lain. Setiap hari akan datang. Terkadang, menuntaskan hasrat dengan membayar sesuai tarif."Ayo Sayang! Gerakkan tubuhmu!" teriak salah satu lelaki berbadan gemuk. Ia adalah pelanggan setia Bella.Dua wanita menghampiri Bella. Mereka menyentuh dan meraba bagian tubuh Bella. Para penonton hidung belang semakin menjadi. Naik ke atas panggung dan menarik tubuh Bella ke dalam dekapan."Saya mau Dia!" teriaknya lantang."Tak bis
Malam Tanpa NodaBab 56Kesadaran Bella21++"Ton, aku gak mau nemenin pria tua itu," mohonnya dengan suara lirih."Sayang, ini untuk kita juga. Kamu tahu kehidupan kita sedang susah." Toni mengiba seperti pengemis jalanan."Aku akan mencari pekerjaan yang lebih besar gajinya. Aku tak mau menjadi pel*cur." Air mata Bella berjatuhan dengan deras. Mereka berada di belakang panggung."Kata siapa kamu menjadi pal*cur? Kamu hanya menemani dia. Demi kehiduapan kita yang lebih baik. Temani dia," rayu Toni. Ia memeluk tubuh Bella dan membelai rambut pirang."Aku mencintaimu sangat mencintaimu. Tak akan pernah meninggalkanmu. Lakukan dan aku akan semakin mencintaimu." Toni mencium kening Bella. Ia mengusap air mata dengan jari jemarinya. Tersenyum manis dan penuh harap."Aku juga sangat mencintaimu." Bella memeluk tubuh Toni."Ayo aku antar. Jangan takut ada aku!" Lelak