Share

Diselingkuhi

Penulis: Nannys0903
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-19 19:53:06

Malam Tanpa Noda 

Bab 56

Kesadaran Bella

21++

"Ton, aku gak mau nemenin pria tua itu," mohonnya dengan suara lirih. Matanya mulai mengembun.

"Sayang, ini untuk kita juga. Kamu tahu kehidupan kita sedang susah," bujuk Toni. 

"Aku akan mencari pekerjaan yang lebih besar gajinya. Aku tak mau menjadi pel*cur." Bella mengelengkan kepala. 

"Kata siapa kamu menjadi pal*cur? Kamu hanya menemani dia. Demi kehiduapan kita yang lebih baik. Temani dia," rayu Toni. Ia memeluk tubuh Bella dan membelainya. 

"Aku mencintaimu sangat mencintaimu. Tak akan pernah meninggalkanmu. Lakukan dan aku akan semakin mencintaimu." Toni mencium kening Bella. Ia mengusap air mata dengan jari jemarinya. 

"Aku juga sangat mencintaimu." Bella memeluk tubuh Toni. 

"Untuk masa depan kita. Aku akan mengantarmu." Lelaki itu mengandeng Bella menunju kamar yang berada di belakang club. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Malam Tanpa Noda    Bella

    Malam Tanpa NodaBab 57Bella meringis menahan sakit disekitar tubuhnya, luka lembab di wajah dan noda merah di hidungnya. Ia usap perlahan dengan jari.Seperti biasa ia mendapat perlakuan tak senonoh. Tubuh indah dan rampingnya kini menjadi kurus kering. Wajahnya tak bercahaya seperti dulu lagi."Sayang, bagaimana?" tanya kekasih hatinya. Lelaki yang ia pilih ketika meninggalkan Faisal masuk ke kamar setelah pelanggan pergi.Bella melempar uang berwarna biru ke arah lelaki itu. Lelaki itu menyeringai dan memungut semua uang yang berhamburan. Bella bangkit dan memungut pakaiannya yang telah robek. Ia membuang ke dalam tempat sampah. Seperti biasa, membawa pakaian ganti dalam tasnya.Bella memakai pakaiannya dengan cepat."Tunggu, sayang. Mau ke mana?" Kekasihnya menahan lengannya."Lepas, aku mau pulang!" Bella membentak lelaki itu."Hayo'lah Say

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Malam Tanpa Noda    Perusahaan cabang

    Malam Tanpa NodaBab 58Airi dan Putra mencium sesuatu yang tidak beres di salah satu perusahaan cabang yang berada di Surabaya. Hari itu juga mereka berangkat dengan pesawat terbang."Siapa pemimpin perusahaan di sana?" tanya Airi ketika meraka berada dalam perjalanan."Pak Ibnu, ia manager baru sejak delapan bulan yang lalu. Aku curiga ada sesuatu di perusahaan cabang tersebut."Sebenarnya, Putra ragu untuk menerima Ibnu sebagai penganti manager kepercayaannya. Ia hasil rekrut dari Ibu Aura. Putra sudah menolak lamaran Ibnu. Namun, dengan kegigihan Aura yang juga memiliki saham di perusahan tersebut membuat Putra mengalah."Berapa banyak dana yang diseludupkan?""Sekitar satu miliyar," jawab Putra. Ia melihat data yang masuk dan keluar tidak sesuai.Mereka telah sampai di sebuah gedung yang tak jauh dari ibukota Surabaya."Aku lup

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20
  • Malam Tanpa Noda    Pecat

    Malam Tanpa NodaBab 59"Ayo buka mulutmu dan ikut berpesta." Mereka tertawa terabahak-bahak. Airi memberontak."Tidak! Jangan sentuh!""Jangan!" Airi memohon agar minuman haram itu tak tertelan olehnya.Airi menendang aset laki-laki itu. Ia meringis kesakitan menyentuh bagian sensitifnya."Kurang ajar, kamu!" Hijab Airi ditarik hingga hampir lepas."Jangan sentuh aku baj*ngan! Kamu akan menyesal."Ibnu semakin tertawa. Ia tak menyangka dengan keberanian Airi.Suara pintu terbuka dengan keras. Mereka terkejut dan wajah berubah pucat."Hentikan! Apa yang kalian lakukan?" Putra membuka pintu ketika mendengar jeritan Airi. Pemandangan yang sangat kacau. Airi terduduk dan kedua tanganya di pegang ke arah belakang."Lepaskan dia!" perintah Putra menunjukkan tangannya ke Airi."Pak Putra, Anda ke mari." Ibnu menghampiri Putra. Ia mel

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20
  • Malam Tanpa Noda    Kecantikan Tak Terkalahkan

    Malam Tanpa NodaBab 60Putra mengantar Airi hingga ke rumahnya."Kakak, hati-hati.” Airi tersenyum kepada Putra. Lelaki itu terpana dengan paras ayu milik wanita itu. “Apakah boleh aku memilikimu,” lirih Putra. Ia menatap manik hitam Airi sebelum menjalankan mobil.“Apa maksud Kakak.” Mengernyit heran.“Eh, apa? Tadi aku ngomong apa, ya?” Putra mengaruk kepala dan menampilkan sederetan gigi putihnya.“Sudah malam, besok Kakak jemput.” Putra melambaikan tangan ke arah Airi yang masih berdiri dengan tatapan linglung.‘Mungkin aku salah denger.’ Airi melambaikan tangan ke arah Putra.Empat mata mengintip di balik pintu, mereka bergegas kembali duduk di sofa berpura-pura berbincang. Airi masuk ke kamar sebelumnya berpamitan dulu ke pada orang tuanya.“Dasar anak muda sekar

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • Malam Tanpa Noda    Wanita Lain

    Malam Tanpa NodaBab 61 Mak Imah, tersenyum dan melirik suaminya. Putra tak berkedip menatap Airi. Wajah Airi memerah bagaikan kepiting rebus. Ali mencubit perut Putra, ia meringis kesakitan." Kak Putra, jaga matanya bukan muhrim," celetuknya. Putra mengaruk kepalanya dan bersikap kikuk. Ingin rasanya ia memberi pelajaran kepada bocah itu--Ali. Sikapnya yang blak-blakan membuat Putra gemas. "Bang Putra, sudah lama di sini?" tanya mak Imah dengan logat betawi asli. Ia menarik kursi di samping suaminya dan menyendokkan nasi goreng ke piring Bima kemudian. bergantian dengan piring yang lain. Terakhir menuangkan ke dalam piringnya. Seperti itulah seorang istri dan ibu. Jika, berada di meja makan. "Dia dari subuh sudah sampai," ucap Bima. Lelaki tua itu terkekeh. Bima mengintip Putra dibalik jendela yang sedang berbincang dengan bi Nina. "Ti-tidak, Mak. Aku datang jam enam." Putra melirik Airi yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-23
  • Malam Tanpa Noda    Nyeri

    Malam Pertama Tanpa NodaBab 62Putra keluar toilet dengan tubuh yang lemas. Biasanya, ia kuat makanana pedas. Namun, kali ini tubuhnya tak bisa menerima."Airi ...." Putra mencari keberadaannya. Ia tak menemukan wanita itu. Seorang karyawan lain memberikan ponselnya kepada Putra."Ini Pak ponselnya.""Ke mana Bu Airi?""Ia sedang ada urusan mendadak."Putra berjalan ke ruangannya dengan tangan meraba dinding."Pak Putra, baik-baik saja?" tanya seketarisnya. Airi memberi tahukan keadaan Putra padanya."Tubuhku terasa lemas," ucapnya lirih."Bagaimana kalau kita ke rumah sakit?""Baiklah. Aku tunggu di sini saja.""Saya hubungi supir dulu."Di dalam ruangan Airi. Wanita itu sedang duduk mengetuk-ketuk pulpen ke meja. Hatinya gusar dan resah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Malam Tanpa Noda    Rasa itu

    Malam Tanpa NodaBab 62Airi hendak mengetuk pintu ruangan yang bertulis VIP. Ia mendengar suara tawa wanita. Perlahan membuka pintu untuk mengetahui siapa wanita itu.Wanita yang berpakaian dress panjang tanpa lengan dengan rambut yang tergerai indah. Matanya coklat dan senyumnya manis. Airi menatap mereka yang saling bersenda gurau."Beb, kamu ada-ada saja. Mana ada yang seperti itu. Kamu lucu banget," ucap wanita itu. Ia memasukkan makanan ke dalam mulut Putra dengan mengunakan sendok. Putra mengunyah pelan."Ya Allah, ada apa dengan hatiku. Mengapa rasa sakit ini menusuk ke dalam hati. Ada apa denganku," lirihnya.Ia menarik napas dalam dan mendorong pintu ruangan Putra. Tak lupa mengucapkan salam. Dua insan yang sedang tertawa berhenti berkata dan menoleh ke arah Airi yang masuk ke dalam ruangan tersebut."Maaf, apa aku menganggu kalian," ucapnya berbasa-basi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Malam Tanpa Noda    Berbeda

    Malam Tanpa NodaBab 64"Airi! Airi!" panggil Putra. Airi pura-pura tak mendengar. Ia berjalan lebih cepat dari biasanya. Masuk ke lift dan menutup tanpa menatap Putra.Di dalam lift, Airi memijit keningnya. Ia tak ingin berpapasan dengan Putra. Menghindarinya bukan pilihan tepat.Putra berlari di tangga darurat dengan napas terputus-putus. Ia terus melangkah tanpa henti.Pintu lift terbuka. Putra sudah berdiri di depannya. Airi terkejut dengan kehadiran Putra."Airi ...." Putra tersenyum. Matanya berbinar. Airi menatapnya tajam."Kakak! Apa-apaan, sih!" ucapnya. Matanya membulat sempurna. Putra tetap memasang wajah manisnya."Kamu dipanggil gak nengok." Napas Putra naik turun. Keringatnya membasahi wajahnya."Oh, Kakak manggil aku. Maaf, aku tak dengar." Airi kembali melangkah menuju ruangannya. Putra mengikutinya dengan waja

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28

Bab terbaru

  • Malam Tanpa Noda    End

    Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.

  • Malam Tanpa Noda    Dua Sejoli

    Malam Tanpa NodaDua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.“Aku lapar,” rengek Prily.&n

  • Malam Tanpa Noda    Dewi Penolong

    Malam Tanpa NodaTubuh Prily dibawa dengan mobil ambulance. Selama perjalanan tangan Drian tak lepas dari wanita berwajah boneka.Pengorbanan untuk orang tuanya sangat besar. Rela mengorbankan nyawa demi belahan jiwanya."Prily, bertahanlah!"Air mata menetes di pipi lelaki itu. Para medis menawarkan diri untuk mengobati luka Drian."Tidak usah! Selamatkan saja istri saya."Tubuh Prily terkujur kaku bagian perut mengalir noda merah. Tangan petugas menekan bagian itu agar tak kehilangan banyak darah.Semua setok darah sudah dipersiapkan untuk Prily sesuai golongan darahnya. Golongan darah Prily mudah dicari, memudahkan para medis melakukan operasi.--Drian menunggu Prily di ruang tunggu operasi. Gelisah dan takut kehilangan wanita itu. Tak peduli Prily telah mengkhiantinya. Bermain api dengan Johan dan berakhir di tempat tidur.Melihat tubuh

  • Malam Tanpa Noda    Penghianatan Terbongkar

    Malam Tanpa NodaSemua serangan Drian tak dapat menyentuh kulit Johan sedikitpun. "Kamu tak akan bisa melawanku." Johan menyeringai. Setiap serangan selalu ditangkis.Kaki kekar Drian menendang ke arah perut Johan hingga lelaki perusak itu terjerembab di lantai, tawa terdengar di bibir Johan.Johan segera bangkit dan memiringkan kepala, Drian hendak menghampiri Johan namun, lawannya mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.Senyum menyeringai menghampiri Airi. Wajah tampan milik Johan menatap ibu dari anak-anak Mahendra. Menarik wanita itu kasar, Prily hendak menghalanginya namun kalah cepat."Drian!" panggil Airi.Johan menodongkan senjata dengan pelatuk menempel di jarinya. Tersenyum menyeringai, sekali tekan sejata api itu akan meledak dan masuk ke dalam kepala Airi dan napas akan terhenti dalam hitungan detik."Kamu mendekat aku pecahkan kepalanya. Mundur!" Membulatkan

  • Malam Tanpa Noda    Gedung Tua

    "Kalau begitu. Jauhkan dia dan jangan ganggu wanita itu. Kamu tak ingat berapa umurnya?""Tentu Sayang. Sekarang kita selesaikan semua dan setelah itu kita bersenang-senang."Johan kembali menatap penerus Mahendra."Bawa semuanya ke mari dan habiskan mereka sekarang juga!"Teriakkan Johan menyadarkan Airi. Wanita itu membuka mata perlahan. Makian Drian membuat dirinya sadar sesuatu telah terjadi."Prily ...."Johan menoleh ke arah Airi. "Selamat datang Bunda. Bagaimana tidurmu?"Airi ingin bergerak namun, tubuhnya terikat."Lepaskan aku.""Lepas? Tidak!" Johan menyeringai."Prily, tolong ...."Wajah Prily berubah pucat. Ia tak tega melihat wanita yang telah mencurahkan kasih sayang untuknya.Johan melirik Drian sinis. "Lepaskan wanita ini!"Tali yang mengikat Airi terlepas satu persatu. Airi menyent

  • Malam Tanpa Noda    Tersekap

    Malam Tanpa NodaJohan sangat bergairah melihat hal ini. "Sangat cantik dan memesona," puji Johan. Drian berteriak memaki Lelaki itu dengan segala macam nama binatang. "Jangan sentuh dia!" teriak Drian. Rahangnya mengeras dan wajah memerah. Johan tak peduli tetap berjalan menuju wanita itu. Wanita cantik bagaikan bidadari. "Hentikan Johan! Kamu menyentuhnya akan aku bunuh!" ancam Drian. Wajahnya memerah urat leher terlihat membesar. Napasnya terputus-putus. Satu pukulan menimpa punggung Drian. Lelaki itu tetap bertahan. Johan menghentikan langkahnya, berbalik arah dan menghampiri Drian. Tersenyum menyeringai. Tubuhnya menjongkong menarik rambut belakang hingga rontok."Kamu ancam aku. Padahal, umurmu tak lama lagi. Ha ... ha ...." Menjambak rambut Drian lebih keras."Cuih!"Johan mengusap wajahnya dengan tangan kiri.Anak buah Johan menendang tubuh Drian berkali-k

  • Malam Tanpa Noda    Terjebak

    Malam Tanpa NodaKedua tangan Fian terikat ke belakang, Fian tak sadarkan diri sejak beberapa jam lalu. Johan menatap lelaki gagah dan tampan dihadapannya."Bang ... bangun ...." Drian menatap kakak kandungnya yang belum sadarkan diri sejak beberapa jam. Memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja.Putra juga berada bersama mereka. Tiga lelaki terikat dengan lutut bertekuk di hadapan Johan.Putra juga diculik ketika mengantar kedua anak kembarnya ke sekolah. Fian tak menyadari kalau sang ayah telah diculik oleh mereka."Jangan sakiti anakku, Johan!" ancam Putra menatap tajam lelaki yang telah dianggap keponakan olehnya."Tenang saja Om. Rasa sakitnya hanya sekilas." Tawa mengema di pabrik tua itu."Mengapa kamu lakukan ini, Johan?""Om tak ingat?" Menaikkan satu alis ke atas. "Papaku meninggal karena Om." Kebencian terlihat jelas di mata Johan."Itu buk

  • Malam Tanpa Noda    Membebaskan

    Malam Tanpa NodaHari penembusan Lily telah tiba, Fian di temani Faisal menuju pabrik kosong pada malam hari."Om, yakin ini tempatnya?""Tentu saja.""Sepi sekali!""Pabrik ini sudah tak digunakan bertahun-tahun tentu saja tak berpenghuni."Fian mendesah panjang. Kedua tangannya membawa dua tas besar hitam kaluar dari mobil."Om, tunggu di sini," ucap Faisal."Baik, aku akan mencari mereka." Fian berjalan ke arah pintu masuk pabrik.Bulu leher Fian bergidik ngeri. Pasalnya, tempat yang sudah lama tak berpenghuni banyak sekali makhluk halus. Fian membuang pikiran negatif. Tujuannya saat ini adalah menjemput Lily."Tega sekali mereka kalau Lily berada di tempat ini."Fian berjalan hingga berada di pintu masuk pabrik. Pintu itu telah rusak dan tak terbentuk lagi.Suara dering telepon Fian memecahkan pikirannya saat ini. Fia

  • Malam Tanpa Noda    Tertangkap

    Malam Tanpa Noda"Sakit!" rintih Lily menyentuh perutnya."Kita ke bidan kemarin. Kamu tahan dulu." Prily menyalakan mesin mobil dan meninggalkan kediaman Johan."Aku gak mau, Prily. Aku ingin Fian." Lily meringis berkali-kali. Mengapa nasibnya seperti ini.Kehamilan pertama adalah hal yang ditunggu-tunggu. Seharusnya, Lily dimanja dan disayang Fian. Namun, ia jadi tahanan."Please! Kamu bersabar dulu. Kita gak mungkin melawan Johan. Keselamatan bayi dan dirimu bisa bahaya.""Aku ingin Fian. Aku ingin pulang," rengeknya bagaikan anak kecil."Sudah, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita periksa kandunganmu. Bersabarlah!""Aku kangen suamiku. Apa aku salah jika merindukannya. Prily, tolong bebaskan aku!""Tidak bisa. Ini bisa berbahaya. Johan itu nekad."Prily membawa Lily ke bidan. Wajah istri mantan kekasihnya itu pucat dan merintih berkali-kal

DMCA.com Protection Status