Share

Bab 309

Author: Dania Zahra
"Livy, apa aku pernah bilang kalau kamu sangat buruk dalam berbohong?" Preston menatap wanita di depannya. Nada bicaranya terdengar ambigu, entah marah atau ada maksud lain.

Livy yang tidak bisa menebak suasana hati Preston, hanya bisa menjelaskan dengan canggung, "Aku ... aku nggak akan begini lagi. Aku cuma nggak tahu harus gimana berinteraksi dengan Bu Sylvia."

"Kalau kamu merasa aku salah, kamu bisa pergi menemaninya sekarang dan menghiburnya. Aku nggak masalah kalau makan hotpot sendiri, lalu pulang."

"Nggak perlu, Sylvia bukan orang yang mudah merajuk." Usai berbicara, dia menggandeng Livy masuk ke restoran hotpot.

Livy yang mengikuti di belakang merasa agak jengkel. Jadi, maksud Preston adalah dirinya yang mudah merajuk?

Ketika makan hotpot, Livy pun kehilangan semangat. Paket makan berdua yang dipesan, pada akhirnya tidak dimakan habis.

"Kenapa nggak makan?" tanya Preston yang sudah selesai makan dan mengelap mulutnya.

Livy tidak ingin menjelaskan bahwa dia kehilangan selera ma
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 310

    Segera, Livy menghabiskan sisa makanan, lalu berdiri dan meninggalkan restoran. Saat keluar dari restoran, dia kebetulan melewati sebuah restoran barat.Dari jendela kaca transparan, Livy bisa langsung melihat ke dalam. Di tempat duduk dekat jendela, ada dua orang, yaitu Sylvia dan Preston.Sylvia tampak anggun dan duduk di sisi Preston. Keduanya terlihat begitu serasi. Tanpa sengaja, pandangan Sylvia bertemu dengan Livy.Namun, Sylvia segera mengalihkan pandangannya, seperti sengaja menunjukkan sesuatu padanya. Dia bahkan mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Preston.Gerakan itu begitu mesra, bahkan Livy yang merupakan istri sah tidak pernah menyentuh Preston seperti itu. Sementara itu, Preston tidak menunjukkan tanda-tanda menolak.Hah, dia benar-benar terlalu naif. Livy berpikir, dua hari terakhir ini, Preston merawatnya dengan lembut dan menemaninya belanja, itu berarti Preston sudah mulai punya perasaan untuknya.Sekarang setelah dipikir-pikir, mungkin Preston hanya merasa b

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 311

    Livy agak terkejut, "Konser Rayn?""Iya! Bukannya kamu suka dia sejak kuliah? Dia sudah satu tahun nggak mengadakan konser. Kali ini, aku berusaha keras dapatin tiketnya. Jadi gimana? Ada waktu, 'kan?" Charlene menjelaskan dengan antusias."Tentu saja ada!" Livy menjawab dengan cepat, "Setelah pekerjaanku selesai minggu depan, aku punya libur panjang lima hari. Charlene, gimana kalau kita liburan bersama?"Dulu, Livy dan Charlene memiliki kebiasaan bepergian bersama setiap tahun, meskipun keduanya tidak punya banyak uang. Tahun ini, mereka masing-masing sibuk dengan urusan sendiri, sehingga belum sempat pergi liburan."Setuju! Nanti aku atur ulang jadwalku. Ngomong-ngomong, gimana kalau aku ajak beberapa pria tampan?" Charlene tertawa dengan usil.Livy sangat mengenal sifat Charlene yang santai dalam hal hubungan asmara. Selama bertahun-tahun, jumlah pacar Charlene bahkan tidak bisa dihitung. Meskipun Livy menyukai cara Charlene yang bebas dan tidak terikat pada satu hubungan, dia send

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 312

    Saat membahas soal pekerjaan, Livy sama sekali tidak berniat untuk bermesraan dengan Preston. Dia mendorong pria di depannya dan buru-buru bertanya, "Ada apa sebenarnya?"Melihat reaksi Livy, Preston sedikit menjauh, lalu menjelaskan, "Ada angka yang salah di proposal proyek kalian. Aku sudah minta Bendy untuk memperbaikinya. Livy, kesalahan seperti ini saja bisa terjadi, sepertinya kemampuanmu masih belum cukup."Ada angka yang salah? Bagaimana mungkin!Setiap dokumen yang dia kerjakan selalu diperiksa berkali-kali dengan cermat. Kesalahan seperti itu tidak mungkin terjadi."Jelas-jelas aku sudah periksa," Livy mengerutkan alis.Preston mengangkat alisnya sedikit, "Mengenai detailnya, besok kamu tanyakan saja sama Bendy. Tapi, kali ini aku yang menyelamatkanmu.""Terima kasih, Sayang," ujar Livy dengan nada manis.Bagaimanapun, Preston memang telah membantunya. Utang budi yang sebelumnya saja belum terbalas, kini dia harus menambah satu lagi."Cuma ucapan terima kasih?" Preston melepa

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 313

    Saat Livy sedang melamun, tiba-tiba pinggangnya dicubit oleh Preston."Kenapa? Sudah terima uang tapi nggak melakukan pekerjaan dengan benar?" Suara Preston terdengar rendah dan sedikit tidak sabar.Livy segera tersadar dan mendekat ke Preston. Dengan gerakan kaku, dia mulai mencoba melepas pakaian Preston. Namun, baru saja menarik pakaiannya, Preston berbicara di dekat telinganya dengan penuh godaan, "Kamu tahu berapa harga baju ini?"Suara rendahnya membuat Livy tertegun. Tangannya langsung berhenti bergerak. Dengan ragu, dia menjawab, "Sepertinya ... aku sudah merusaknya."Livy menunjukkan telapak tangannya dengan hati-hati, di dalamnya terlihat sebuah kancing yang baru saja terlepas. Dengan gugup, Livy menggigit bibirnya dan bertanya, "Sayang, bajumu ini mahal ya?""Nggak terlalu mahal, mungkin kamu cuma perlu bekerja lima tahun untuk menggantinya," jawab Preston santai, sambil menatap ekspresi Livy yang berubah dari terkejut menjadi kesal."Lama sekali."Setelah menikmati perubaha

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 314

    Preston mengirim pesan.[ Ada yang kamu suka? ]Livy tidak mengerti, apa sebenarnya maksud Preston?Apakah karena kemarin dia tidak menemani Livy berbelanja, jadi dia membiarkannya memilih sebuah gaun malam sebagai bentuk kompensasi? Namun, mengapa semua gaun itu justru memiliki gaya yang mirip dengan selera Sylvia?Setelah memikirkannya sejenak, meskipun merasa tidak nyaman, Livy tetap menahan perasaannya dan membalas pesan itu.[ Pak Preston, kenapa ngasih aku gaun malam? ]Preston segera membalas.[ Rabu ini pesta ulang tahun Bahran, pilih satu gaun untuk hadir bersamaku. ]Pesta ulang tahun Bahran? Mengapa dia harus pergi? Apakah Preston lupa bahwa belum lama ini Bahran mencoba berbuat hal yang tidak pantas padanya? Livy masih ingat betul bagaimana dia terluka parah, bahkan hampir mengalami hal yang lebih buruk ....Dengan pikiran itu, Livy membalas pesan tersebut dengan penolakan.[ Aku nggak mau pergi. ]Livy mengira Preston akan memahami alasannya, tetapi balasan Preston membuat

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 315

    "Sayang, kamu belum pulang? Pesta ulang tahun Bahran malam ini …."Sebelum Livy menyelesaikan ucapannya, dia dipotong oleh suara seorang wanita, "Preston, aku … aku sudah bisa berdiri!" Suara Sylvia terdengar penuh kebahagiaan. Tak lama kemudian, terdengar suara seperti seseorang hampir terjatuh, diikuti oleh seruan panik Preston, "Hati-hati!"Lalu, telepon tiba-tiba terputus. Mendengar bunyi nada sibuk di telinganya, Livy terdiam.Sylvia bisa berdiri lagi?Tentu saja, sejak kecelakaan Sylvia beberapa tahun lalu, Preston telah mengerahkan teknologi medis terbaik dan mengirim Sylvia ke luar negeri untuk menjalani perawatan. Bahkan David pernah mengatakan bahwa jika Sylvia menjalani terapi pemulihan dengan baik, dia memang memiliki kemungkinan untuk berdiri kembali.Jika Sylvia benar-benar bisa berdiri lagi, sebagai istri kontrak Preston, apakah itu berarti Livy harus menyerahkan posisinya? Entah kenapa, rasa takut dan enggan tiba-tiba memenuhi hati Livy.Dalam keadaan linglung, dia bar

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 316

    Mengikuti kepala pelayan itu, Livy berjalan menuju pintu depan vila. Namun, sosok yang dilihatnya di sana benar-benar di luar dugaan. Ternyata itu Zoey!Di depan pintu, Zoey berdiri dengan dandanan lengkap. Gaun malam mewah yang dia kenakan jelas menunjukkan harganya yang tidak murah.Melihat Livy, Zoey segera melambaikan tangan dengan ramah dan berkata dengan antusias, "Aku sudah bilang, 'kan? Aku kenal sama Nyonya keempat kalian!"Setelah itu, Zoey tersenyum lebar pada Livy, lalu berkata, "Kakak, kenapa kamu nggak nunggu aku sebelum masuk?"Ekspresi Livy penuh tanda tanya. Kenapa dia harus menunggu Zoey?Sebelum Livy bisa memproses apa yang sedang terjadi, Zoey sudah mendekat dan mengaitkan lengannya di tangan Livy dengan akrab.Wajahnya berseri-seri sambil berkata, "Bukannya kamu bilang mau bawa aku ketemu sama keluarga suamimu hari ini? Ah, kamu malah masuk sendiri. Apa kamu masih marah sama adikmu ini?"Livy langsung memahami apa yang sedang direncanakan Zoey. Maksudnya sudah sang

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 317

    Dengan penampilannya seperti itu, Zoey berpikir bahwa mungkin Bahran bisa menjadikannya seorang aktris terkenal di masa depan. Jika itu terjadi, dia tidak perlu lagi bekerja di Grup Sandiaga dengan gaji hanya beberapa juta, apalagi harus menerima sikap dingin dari Livy.Memikirkan hal itu, Zoey sudah menyusun rencana dalam benaknya.Livy yang memperhatikan perubahan ekspresi Zoey, bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya. Setelah sekian lama menghadapi sikap Zoey yang tidak tahu malu, Livy bahkan mulai bisa memprediksi langkah berikutnya."Zoey, Bahran sudah menikah!" seru Livy. Apakah Zoey benar-benar tidak tahu malu sampai sejauh ini? Namun, mengingat Zoey tahu Preston sudah menikah tetapi tetap mencoba mendekatinya, hal ini mungkin bukan hal baru.Zoey mendengus, "Livy, jangan pura-pura suci di depanku! Kamu bisa sama Preston sekarang juga karena kamu menggodanya duluan, 'kan?"Livy mengerutkan bibirnya dan nada bicaranya tetap dingin, "Aku beda sama kamu. Satu hal lagi, jangan gu

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 322

    Tadinya Bahran ditahan oleh Fonds. Namun, entah dari mana dia mendapatkan kekuatan untuk melepaskan diri dari Fonds dan menyerbu ke hadapan Preston sambil berteriak."Kamu sengaja mau permainkan aku, 'kan? Aku sudah curiga sejak kapan kamu sebaik ini mau datang ke pesta ulang tahunku. Ternyata kamu rencanain semua ini!"Sambil berbicara, Bahran mengangkat tinjunya hendak memukul Preston.Namun, dengan kondisinya yang sudah lemah karena gaya hidup yang berlebihan, kekuatannya jelas tidak sebanding dengan Preston. Preston dengan mudah menghindari serangannya, bahkan sempat membuat Bahran tersandung hingga jatuh tersungkur ke lantai."Dasar anak haram, seharusnya dulu aku nggak ...." Bahran mencoba melanjutkan caciannya, tetapi suaranya langsung terpotong oleh suara berat dan berwibawa yang menggema di ruangan itu."Sudah cukup ributnya? Apa kamu masih nggak cukup malu?!"....Keributan yang terjadi terhenti seketika setelah Tristan muncul. Namun, masalah ini belum selesai. Setelah tamu-t

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 321

    Tiba-tiba, layar besar di ruangan itu berubah.Di layar, sebuah video mulai diputar dan memperlihatkan wajah yang tidak asing. "Na ... nama saya Margo. Saya sudah bekerja untuk Pak Bahran selama bertahun-tahun. Beberapa hari yang lalu, Pak Bahran memerintahkan saya untuk menjebak istri Pak Preston karena dia nggak suka sama mereka.""Saya ... saya mengaku salah, saya benar-benar salah .... Selain itu, saya juga tahu bahwa Pak Bahran sudah tidur dengan tiga aktris utama dari proyek besar tahun ini. Semuanya adalah hasil kerja saya! Saya punya bukti, tolong lepaskan saya, tolong lepaskan saya!"Video itu terus diputar berulang-ulang dengan suara keras sehingga menarik perhatian seluruh tamu di ruangan. Semua orang sontak terkejut.Bahran adalah orang pertama yang bereaksi. Dengan wajah panik, dia berteriak histeris, "Siapa yang putar ini? Siapa yang melakukan ini? Matikan! Cepat matikan videonya!"Setelah itu, Fonds langsung bereaksi. Dengan amarah membara, dia melepaskan sepatu hak ting

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 320

    Menghadapi komentar sinis seperti itu, Livy merasa agak canggung. Dia tahu sedikit tentang kepribadian Fonds. Wanita itu terkenal dengan sifatnya yang tegas dan blak-blakan. Namun, dia memegang kendali atas setengah kekayaan Keluarga Darmawan.Oleh karena itu, meskipun Bahran tidak terlalu menyukainya, dia tetap harus menghormati Fonds demi keuntungan perusahaan dan hubungan antara Keluarga Sandiaga dan Keluarga Darmawan.Namun, Livy tidak pernah memprovokasi Fonds. Bahkan, ini adalah pertama kalinya mereka bertemu.Livy menggenggam gelasnya erat-erat. Dia mengangkat kepalanya dan membalas dengan suara yang tetap tenang, "Kak Fonds, aku nggak tahu apa maksudmu. Aku nggak terlalu pandai minum, takut kalau kebablasan aku akan mempermalukan diri sendiri. Jadi, aku memilih menggantinya dengan jus."Temperamen Fonds sangat terus terang. Mendengar ucapan Livy, dia jadi semakin tidak acuh. "Ternyata bukan cuma jago meniduri orang, tapi pandai bersilat lidah juga ya. Preston, seleramu benar-be

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 319

    Malam ini ....Mungkin semuanya bisa selesai lebih cepat, sehingga Preston masih sempat ...."Jadi, aku mau diet," kata Livy sambil mengunyah perlahan.Padahal salad di hadapannya itu rendah kalori. Namun, dia hanya memakan dua suap sebelum meletakkannya kembali. "Aku nggak mau gemuk, jelek sekali."Di dunia ini, standar kecantikan yang ideal adalah kulit putih, tubuh langsing, dan ramping. Jika berat badannya terus bertambah, dia takut akan dianggap tidak menarik.Baru saja kalimat itu dilontarkan, tatapan Preston yang tajam langsung menusuknya. "Diet bisa merusak kesehatan, kamu nggak tahu itu? Cuma demi menjadi kurus, kamu mau mengabaikan kesehatanmu?"Nada bicara Preston seperti sedang menegur anak kecil yang keras kepala.Livy membuka mulut, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya, dengan suara pelan, dia membalas, "Tapi aku benar-benar gemuk. Lemakku banyak, jadi jelek.""Siapa yang bilang begitu?" Preston menatapnya dengan datar, tatapannya menyapu dari leher ke pinggang L

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 318

    Tidak jauh dari sana, Preston baru saja turun dari mobil. Dia mengenakan mantel hitam sederhana yang tidak terlalu formal, tetapi auranya yang tegas memberikan kesan wibawa yang tak tertandingi."Baru berapa lama nggak ketemu, Chloe, lidahmu makin tajam saja. Kenapa? Apa akhir-akhir ini Kakak terlalu sibuk sampai nggak sempat mengajarkanmu cara menghormati orang yang lebih tua?"Preston melangkah ke sisi Livy. Nada bicaranya sangat dingin, tetapi memberikan perasaan aman bagi Livy. Dia sedang melindungi Livy.Kesadaran itu membuat semua perasaan tertekan dan cemas yang tadi memenuhi hati Livy langsung mencair. Tanpa sadar, dia menggandeng tangan Preston dengan lembut.Preston menoleh dan melirik sekilas ke arahnya, lalu melanjutkan, "Atau mungkin, kamu terlalu asyik main sampai lupa tata krama dan nggak tahu tempat?"Wajah Chloe langsung memucat. Dengan susah payah, dia memasang ekspresi aneh, "Paman, aku tadi cuma bercanda sama Bibi. Aku tahu hubungan kalian sangat baik, tentu nggak

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 317

    Dengan penampilannya seperti itu, Zoey berpikir bahwa mungkin Bahran bisa menjadikannya seorang aktris terkenal di masa depan. Jika itu terjadi, dia tidak perlu lagi bekerja di Grup Sandiaga dengan gaji hanya beberapa juta, apalagi harus menerima sikap dingin dari Livy.Memikirkan hal itu, Zoey sudah menyusun rencana dalam benaknya.Livy yang memperhatikan perubahan ekspresi Zoey, bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya. Setelah sekian lama menghadapi sikap Zoey yang tidak tahu malu, Livy bahkan mulai bisa memprediksi langkah berikutnya."Zoey, Bahran sudah menikah!" seru Livy. Apakah Zoey benar-benar tidak tahu malu sampai sejauh ini? Namun, mengingat Zoey tahu Preston sudah menikah tetapi tetap mencoba mendekatinya, hal ini mungkin bukan hal baru.Zoey mendengus, "Livy, jangan pura-pura suci di depanku! Kamu bisa sama Preston sekarang juga karena kamu menggodanya duluan, 'kan?"Livy mengerutkan bibirnya dan nada bicaranya tetap dingin, "Aku beda sama kamu. Satu hal lagi, jangan gu

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 316

    Mengikuti kepala pelayan itu, Livy berjalan menuju pintu depan vila. Namun, sosok yang dilihatnya di sana benar-benar di luar dugaan. Ternyata itu Zoey!Di depan pintu, Zoey berdiri dengan dandanan lengkap. Gaun malam mewah yang dia kenakan jelas menunjukkan harganya yang tidak murah.Melihat Livy, Zoey segera melambaikan tangan dengan ramah dan berkata dengan antusias, "Aku sudah bilang, 'kan? Aku kenal sama Nyonya keempat kalian!"Setelah itu, Zoey tersenyum lebar pada Livy, lalu berkata, "Kakak, kenapa kamu nggak nunggu aku sebelum masuk?"Ekspresi Livy penuh tanda tanya. Kenapa dia harus menunggu Zoey?Sebelum Livy bisa memproses apa yang sedang terjadi, Zoey sudah mendekat dan mengaitkan lengannya di tangan Livy dengan akrab.Wajahnya berseri-seri sambil berkata, "Bukannya kamu bilang mau bawa aku ketemu sama keluarga suamimu hari ini? Ah, kamu malah masuk sendiri. Apa kamu masih marah sama adikmu ini?"Livy langsung memahami apa yang sedang direncanakan Zoey. Maksudnya sudah sang

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 315

    "Sayang, kamu belum pulang? Pesta ulang tahun Bahran malam ini …."Sebelum Livy menyelesaikan ucapannya, dia dipotong oleh suara seorang wanita, "Preston, aku … aku sudah bisa berdiri!" Suara Sylvia terdengar penuh kebahagiaan. Tak lama kemudian, terdengar suara seperti seseorang hampir terjatuh, diikuti oleh seruan panik Preston, "Hati-hati!"Lalu, telepon tiba-tiba terputus. Mendengar bunyi nada sibuk di telinganya, Livy terdiam.Sylvia bisa berdiri lagi?Tentu saja, sejak kecelakaan Sylvia beberapa tahun lalu, Preston telah mengerahkan teknologi medis terbaik dan mengirim Sylvia ke luar negeri untuk menjalani perawatan. Bahkan David pernah mengatakan bahwa jika Sylvia menjalani terapi pemulihan dengan baik, dia memang memiliki kemungkinan untuk berdiri kembali.Jika Sylvia benar-benar bisa berdiri lagi, sebagai istri kontrak Preston, apakah itu berarti Livy harus menyerahkan posisinya? Entah kenapa, rasa takut dan enggan tiba-tiba memenuhi hati Livy.Dalam keadaan linglung, dia bar

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 314

    Preston mengirim pesan.[ Ada yang kamu suka? ]Livy tidak mengerti, apa sebenarnya maksud Preston?Apakah karena kemarin dia tidak menemani Livy berbelanja, jadi dia membiarkannya memilih sebuah gaun malam sebagai bentuk kompensasi? Namun, mengapa semua gaun itu justru memiliki gaya yang mirip dengan selera Sylvia?Setelah memikirkannya sejenak, meskipun merasa tidak nyaman, Livy tetap menahan perasaannya dan membalas pesan itu.[ Pak Preston, kenapa ngasih aku gaun malam? ]Preston segera membalas.[ Rabu ini pesta ulang tahun Bahran, pilih satu gaun untuk hadir bersamaku. ]Pesta ulang tahun Bahran? Mengapa dia harus pergi? Apakah Preston lupa bahwa belum lama ini Bahran mencoba berbuat hal yang tidak pantas padanya? Livy masih ingat betul bagaimana dia terluka parah, bahkan hampir mengalami hal yang lebih buruk ....Dengan pikiran itu, Livy membalas pesan tersebut dengan penolakan.[ Aku nggak mau pergi. ]Livy mengira Preston akan memahami alasannya, tetapi balasan Preston membuat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status