Share

Bab 305

Penulis: Dania Zahra
"Semua pakaian di lemari disiapkan untukmu. Bukan karena aku meremehkan pakaianmu yang sederhana, tapi karena aku adalah suamimu. Apa salahnya kalau aku membeli pakaian untuk istri sendiri?" tanya Preston dengan suara rendah. Dia mengangkat dagu Livy agar mereka saling menatap.

Entah itu hanya perasaannya atau bukan, tetapi Livy merasa dirinya melihat sedikit kelembutan di mata Preston yang biasanya dingin.

Dengan gelisah, Livy mencengkeram ujung bajunya dan membalas dengan suara lirih, "Tapi, semua barang itu terlalu mahal. Aku nggak bisa membalasmu dengan sesuatu yang setara."

Preston tidak peduli dan berkata dengan santai, "Nggak masalah. Kamu bisa pakai uangku untuk membelikanku sesuatu, itu juga dianggap hadiah. Lagian, aku punya banyak uang. Harga bukan masalah untukku."

Orang kaya memang selalu seenaknya.

"Jadi, Livy, apa kamu bisa meluangkan waktumu malam ini?" Preston kembali ke topik utama.

Livy tetap merasa pemborosan seperti itu tidak perlu, jadi menjawab, "Pakaian di lemar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 306

    Situasi Zoey saat ini jelas tidak menyenangkan. Grup Sandiaga terlalu besar sehingga tidak bisa dihindari adanya diskriminasi di tempat kerja.Apalagi Zoey, yang langsung ditempatkan di departemen iklan tanpa pengalaman sebelumnya. Ditambah lagi insiden semalam, hari-harinya di departemen itu tentu tidak akan mudah."Terserah kamu. Sekarang aku nggak punya kemampuan untuk membantumu," ujar Livy dengan dingin.Zoey terdiam cukup lama sebelum tiba-tiba tertawa sinis dan berkata, "Livy, aku tahu apa yang kamu inginkan! Sebagai istri Preston, kamu pasti sangat ingin mendapatkan hati Preston, 'kan?"Livy tidak bisa menyangkalnya. Dia memang cukup menyukai Preston. Lagi pula, wanita mana yang tidak ingin mendapatkan hati pria seperti Preston setelah berada di sisinya?"Gimana kalau kita buat kesepakatan?" Zoey tiba-tiba berkata, "Aku akan membantumu mendapatkan hati Preston dan menghancurkan Sylvia. Sebagai gantinya, kamu harus bantu aku mendapatkan posisi tetap di Grup Sandiaga dan memperke

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 307

    "Pak?" Preston kembali merasa terganggu dengan panggilan itu.Namun, Livy tidak mengubah panggilannya dan menjawab dengan tegas, "Ini masih dalam area perusahaan, sudah seharusnya aku memanggilmu Pak.""Pandai sekali menjawab." Preston mendengus, lalu memberi instruksi kepada sopir di depan. "Masuk dari pintu belakang mal.""Baik, Pak."Jarak mal dari perusahaan tidak jauh, hanya dua blok. Sebelum turun dari mobil, Livy masih sangat berwaspada dan mengenakan maskernya dengan hati-hati."Ini pintu belakang dan toko sudah kukosongkan. Kamu nggak perlu terlalu khawatir." Preston takut wanita ini sesak napas karena memakai masker."Oh." Livy menjawab singkat, tetapi tetap tidak melepaskan maskernya. Dia mengikuti di sisi Preston dengan patuh.Tatapan Preston tertuju padanya dan memancarkan sedikit kekesalan. Saat ini, Livy yang memakai kardigan rajut tampak sangat patuh seperti kucing kecil yang manis. Wanita itu berdiri tenang di sisinya.Pada saat seperti ini, Preston bisa sepenuhnya mem

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 308

    Orang-orang bilang, memakai pakaian yang sama itu bukan masalah. Namun, siapa yang terlihat jelek yang akan merasa malu.Meskipun Livy merasa dirinya terlihat cantik dengan pakaian ini, dibandingkan dengan Sylvia yang memang merupakan seorang putri keluarga kaya, penampilannya terasa kurang mencolok."Preston, ternyata benaran kamu," sapa Sylvia sambil tersenyum lembut. "Tadi kudengar dari orang mal kalau lantai ini disewa. Aku sempat berpikir apa mungkin kamu ada di sini. Siapa sangka, kita langsung bertemu."Jadi, lantai ini sudah disewa? Lantas, kenapa Sylvia masih bisa naik ke sini? Pertanyaan ini hanya berputar sebentar di kepala Livy sebelum dia mentertawakan diri sendiri karena pertanyaan itu. Orang lain mungkin tidak bisa masuk, tetapi Sylvia berbeda. Bagi Preston, Sylvia selalu menjadi pengecualian."Hm, aku menemaninya membeli pakaian," sahut Preston dengan tenang."Oh, begitu." Pandangan Sylvia tertuju pada Livy, senyumnya semakin lembut. "Bu Livy, ini pasti Preston yang pil

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 309

    "Livy, apa aku pernah bilang kalau kamu sangat buruk dalam berbohong?" Preston menatap wanita di depannya. Nada bicaranya terdengar ambigu, entah marah atau ada maksud lain.Livy yang tidak bisa menebak suasana hati Preston, hanya bisa menjelaskan dengan canggung, "Aku ... aku nggak akan begini lagi. Aku cuma nggak tahu harus gimana berinteraksi dengan Bu Sylvia.""Kalau kamu merasa aku salah, kamu bisa pergi menemaninya sekarang dan menghiburnya. Aku nggak masalah kalau makan hotpot sendiri, lalu pulang.""Nggak perlu, Sylvia bukan orang yang mudah merajuk." Usai berbicara, dia menggandeng Livy masuk ke restoran hotpot.Livy yang mengikuti di belakang merasa agak jengkel. Jadi, maksud Preston adalah dirinya yang mudah merajuk?Ketika makan hotpot, Livy pun kehilangan semangat. Paket makan berdua yang dipesan, pada akhirnya tidak dimakan habis."Kenapa nggak makan?" tanya Preston yang sudah selesai makan dan mengelap mulutnya.Livy tidak ingin menjelaskan bahwa dia kehilangan selera ma

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 310

    Segera, Livy menghabiskan sisa makanan, lalu berdiri dan meninggalkan restoran. Saat keluar dari restoran, dia kebetulan melewati sebuah restoran barat.Dari jendela kaca transparan, Livy bisa langsung melihat ke dalam. Di tempat duduk dekat jendela, ada dua orang, yaitu Sylvia dan Preston.Sylvia tampak anggun dan duduk di sisi Preston. Keduanya terlihat begitu serasi. Tanpa sengaja, pandangan Sylvia bertemu dengan Livy.Namun, Sylvia segera mengalihkan pandangannya, seperti sengaja menunjukkan sesuatu padanya. Dia bahkan mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Preston.Gerakan itu begitu mesra, bahkan Livy yang merupakan istri sah tidak pernah menyentuh Preston seperti itu. Sementara itu, Preston tidak menunjukkan tanda-tanda menolak.Hah, dia benar-benar terlalu naif. Livy berpikir, dua hari terakhir ini, Preston merawatnya dengan lembut dan menemaninya belanja, itu berarti Preston sudah mulai punya perasaan untuknya.Sekarang setelah dipikir-pikir, mungkin Preston hanya merasa b

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 311

    Livy agak terkejut, "Konser Rayn?""Iya! Bukannya kamu suka dia sejak kuliah? Dia sudah satu tahun nggak mengadakan konser. Kali ini, aku berusaha keras dapatin tiketnya. Jadi gimana? Ada waktu, 'kan?" Charlene menjelaskan dengan antusias."Tentu saja ada!" Livy menjawab dengan cepat, "Setelah pekerjaanku selesai minggu depan, aku punya libur panjang lima hari. Charlene, gimana kalau kita liburan bersama?"Dulu, Livy dan Charlene memiliki kebiasaan bepergian bersama setiap tahun, meskipun keduanya tidak punya banyak uang. Tahun ini, mereka masing-masing sibuk dengan urusan sendiri, sehingga belum sempat pergi liburan."Setuju! Nanti aku atur ulang jadwalku. Ngomong-ngomong, gimana kalau aku ajak beberapa pria tampan?" Charlene tertawa dengan usil.Livy sangat mengenal sifat Charlene yang santai dalam hal hubungan asmara. Selama bertahun-tahun, jumlah pacar Charlene bahkan tidak bisa dihitung. Meskipun Livy menyukai cara Charlene yang bebas dan tidak terikat pada satu hubungan, dia send

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 312

    Saat membahas soal pekerjaan, Livy sama sekali tidak berniat untuk bermesraan dengan Preston. Dia mendorong pria di depannya dan buru-buru bertanya, "Ada apa sebenarnya?"Melihat reaksi Livy, Preston sedikit menjauh, lalu menjelaskan, "Ada angka yang salah di proposal proyek kalian. Aku sudah minta Bendy untuk memperbaikinya. Livy, kesalahan seperti ini saja bisa terjadi, sepertinya kemampuanmu masih belum cukup."Ada angka yang salah? Bagaimana mungkin!Setiap dokumen yang dia kerjakan selalu diperiksa berkali-kali dengan cermat. Kesalahan seperti itu tidak mungkin terjadi."Jelas-jelas aku sudah periksa," Livy mengerutkan alis.Preston mengangkat alisnya sedikit, "Mengenai detailnya, besok kamu tanyakan saja sama Bendy. Tapi, kali ini aku yang menyelamatkanmu.""Terima kasih, Sayang," ujar Livy dengan nada manis.Bagaimanapun, Preston memang telah membantunya. Utang budi yang sebelumnya saja belum terbalas, kini dia harus menambah satu lagi."Cuma ucapan terima kasih?" Preston melepa

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 313

    Saat Livy sedang melamun, tiba-tiba pinggangnya dicubit oleh Preston."Kenapa? Sudah terima uang tapi nggak melakukan pekerjaan dengan benar?" Suara Preston terdengar rendah dan sedikit tidak sabar.Livy segera tersadar dan mendekat ke Preston. Dengan gerakan kaku, dia mulai mencoba melepas pakaian Preston. Namun, baru saja menarik pakaiannya, Preston berbicara di dekat telinganya dengan penuh godaan, "Kamu tahu berapa harga baju ini?"Suara rendahnya membuat Livy tertegun. Tangannya langsung berhenti bergerak. Dengan ragu, dia menjawab, "Sepertinya ... aku sudah merusaknya."Livy menunjukkan telapak tangannya dengan hati-hati, di dalamnya terlihat sebuah kancing yang baru saja terlepas. Dengan gugup, Livy menggigit bibirnya dan bertanya, "Sayang, bajumu ini mahal ya?""Nggak terlalu mahal, mungkin kamu cuma perlu bekerja lima tahun untuk menggantinya," jawab Preston santai, sambil menatap ekspresi Livy yang berubah dari terkejut menjadi kesal."Lama sekali."Setelah menikmati perubaha

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 427

    "Mana mungkin!" Livy buru-buru melambaikan tangannya. "Di departemen sekretaris masih ada banyak senior. Kamu juga termasuk salah satu senior buatku. Jangan bicara seperti itu.""Ya, ya, aku paham." Ivana buru-buru menutup mulutnya, lalu melanjutkan, "Aku serius kali ini. Pak Preston mencarimu, dia suruh kamu ke atas.""Kenapa kamu yang mencariku?" Livy sedikit terkejut. Biasanya kalau ada urusan seperti ini, Bendy yang datang menemuinya.Ivana menjawab, "Sepertinya Pak Bendy ada urusan mendadak. Dia cuma sempat mampir sebentar ke departemen sekretaris untuk menyampaikan pesan. Sudahlah, Livy, cepat naik ke atas. Siapa tahu Pak Preston berubah pikiran dan mau memindahkanmu kembali ke departemen sekretaris!"Tidak mungkin, 'kan? Semalam Preston sudah mengatakan bahwa dia tidak akan memindahkannya kembali sebelum misinya selesai.Dengan penuh rasa penasaran, Livy segera mengetuk pintu kantor Preston."Masuk."Saat mendorong pintu, Livy melihat Preston sedang tidak bekerja. Pria itu memeg

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 426

    "Hah?" Livy sempat mengira dirinya salah dengar. Namun, saat melihat Preston menunggu dengan ekspresi seperti ingin dilayani, dia yakin bahwa dirinya tidak salah dengar.Membantu dia mandi? Dia menatap laki-laki di hadapannya dengan mata membelalak.Sebagian besar pakaiannya sudah terlepas, memperlihatkan tubuh ramping dengan garis otot yang tegas. Di bawah cahaya lampu, sosok itu terlihat begitu mencolok hingga membuat jantungnya berdebar.Ditambah lagi dengan wajah Preston yang dingin, tegas, dan sempurna, semuanya memberikan dampak visual yang sangat kuat.Sejak kejadian itu, sebenarnya sudah beberapa hari berlalu sejak terakhir kali mereka melakukannya. Seorang wanita ... juga memiliki kebutuhannya sendiri.Livy berdeham, mencoba menahan rasa malu yang merayap di hatinya. Dia terus mengingatkan diri sendiri bahwa dia masih membutuhkan bantuan pria ini.Sambil menggigit bibirnya, dia mulai membuka kancing kemeja Preston. Sesudah itu, dia bergerak turun ke celana. Ketika tiba giliran

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 425

    Preston masih punya sedikit kendali atas dirinya sendiri. Lagi pula, setelah 2 hari berturut-turut, tubuh Livy pasti masih butuh waktu untuk beristirahat dengan baik."Kalau begitu ... 6 juta?" Dengan berat hati, Livy menambahkan 2 juta lagi. Wajahnya pun terlihat tegang. "Benaran nggak bisa lebih lagi? Bonusku sedikit banget."Terakhir kali, dia hanya mendapat 1 juta. Itu bahkan tidak cukup untuk membayar satu hidangan Preston."Beberapa hari lagi, bagian keuangan akan mentransfer sisa bonusmu yang sebelumnya. Jadi, kamu nggak bakal sampai kekurangan uang. Lagi pula, bukannya aku sudah kasih kamu kartu? Punya uang tapi nggak dipakai. Kamu bodoh ya?" Nada suara Preston terdengar agak pasrah.Bonus sebelumnya? Livy kaget dan baru teringat. Dia buru-buru bertanya, "Masalah dengan Sherly itu ulahmu ya?"Meskipun kemungkinan besar jawabannya adalah iya, dia tetap ingin memastikan. "Hmm, aku menyuruh Bendy menyelidikinya.""Bonusmu ternyata disalahgunakan oleh Sherly, jadi aku meminta bagia

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 424

    Jantung Livy seakan-akan berhenti berdetak sejenak. Dia awalnya hanya ingin bertingkah manja untuk mencari jalan pintas, tetapi Preston malah menanggapinya dengan serius.Setelah tertegun sesaat, Livy tiba-tiba merasa dirinya seperti seorang badut. Benar juga, mereka ini pasangan suami istri macam apa?Mereka bukanlah pasangan dalam arti yang sesungguhnya. Jadi, Preston sama sekali tidak punya kewajiban untuk berbagi rahasia bisnis dengannya. Bisa jadi, dia justru sedang menjaga jarak dan tidak ingin berbagi dengannya."Kenapa diam?" Melihat Livy termenung, Preston semakin kesal dan kembali bertanya, "Apa kamu punya sedikit perasaan untukku?""Kenapa nggak? Tentu saja punya." Livy tidak mengerti kenapa pria ini tiba-tiba marah. Tadi, dia sempat mengira Preston tersinggung karena dirinya terlalu percaya diri, tetapi sekarang kenapa justru bertanya soal perasaan?Apakah dia ingin Livy membujuknya? Livy tidak yakin. Atau Preston sedang menguji perasaannya yang sebenarnya?Pada akhirnya, L

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 423

    Tadi dia ... sudahlah.Preston berdeham pelan, lalu sedikit mengubah topik pembicaraan. "Soal barbeku itu, akhir pekan ini kamu bawa aku ke sana.""Hah?" Livy tampak terkejut dan buru-buru mengingatkan, "Tempat itu cukup terpencil dan semua mejanya di luar ruangan. Aku takut kamu bakal kurang nyaman makan di sana.""Kamu bisa makan, kenapa aku nggak bisa?" balas Preston dengan santai."Baiklah."Lagi pula, Preston yang minta sendiri. Jangan sampai nanti setelah diajak, dia malah menunjukkan ekspresi tidak senang. Itu pasti akan membuat Livy kesal.Sambil menuangkan segelas air lagi untuk dirinya sendiri, Livy menyadari tatapan yang dilayangkan Preston kepadanya. Dengan sigap, dia juga menuangkan segelas air untuk pria itu.Preston menerima air putih yang diberikan Livy, lalu tiba-tiba berkata, "Aku dengar kamu berhasil mengamankan kerja sama ini hanya dalam 5 hari.""Mm ... sebenarnya masih banyak yang belum aku pahami, jadi butuh waktu cukup lama. Tapi, ya sudahlah, setidaknya ini lan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 422

    Ryan berbicara dengan pelan, tetapi kata-katanya mengandung makna menyindir jika didengar dengan lebih saksama. Namun, kata-kata itu juga terdengar sedang mengeluh. Ryan sedang mengeluh padanya?Namun, begitu pemikiran itu muncul, Livy langsung menepis pemikiran itu dan berpikir itu pasti hanya sekadar mengeluh biasa saja. Ryan bisa mengajak seseorang dengan mudah, tetapi dia malah menolak undangannya tiga kali. Oleh karena itu, wajar saja jika Ryan mengeluh."Maaf, aku benar-benar agak sibuk," jelas Livy dengan suara pelan."Nggak masalah, aku sudah memaafkanmu," kata Ryan sambil tersenyum dan tatapannya terlihat santai, seolah-olah bisa menarik perhatian siapa pun yang melihatnya."Selesai!"Setelah mengambil beberapa foto lagi, Hesti segera mengembalikan ponselnya pada Ryan dan berkata dengan semangat, "Tuan Ryan, kamu dan Livy benar-benar terlihat sangat serasi, aku sampai nggak tahan untuk mengambil beberapa foto lagi.""Nggak masalah, terima kasih," kata Ryan sambil kembali menge

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 421

    Hesti mencengkeram tangan Livy dengan begitu bersemangat sampai meninggalkan bekas.Livy yang merasa lucu menepuk tangan Hesti dan berkata, "Aku juga nggak begitu yakin. Tapi, dia sepertinya hanya ingin keluar untuk bersantai, kita pura-pura nggak mengenalnya saja.""Benar! Sebagai penggemar yang baik, kita nggak boleh mengganggu idola," kata Hesti yang berusaha menahan kegembiraannya. Namun, saat memesan makanan, dia tetap terus menatap Ryan dan tidak berkedip sedikit pun. Setelah selesai memesan makanan, dia memilih meja yang sangat dekat dan terus menatap Ryan."Livy, bolehkah ... aku foto sekali saja? Aku benar-benar sangat senang, aku janji hanya satu foto saja," kata Hesti, lalu diam-diam mengeluarkan ponselnya.Namun, begitu kamera diarahkan pada Ryan, dua pengawal sudah mendekat dari kejauhan. Pada saat yang bersamaan, kilatan kamera ponsel pun menyala dan terlihat begitu jelas di tengah kegelapan malam. Restoran bakaran yang memang sepi tiba-tiba dikepung oleh dua pengawal yan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 420

    Livy terlihat bingung, tidak mengerti apa maksud perkataan Sherly. Dia ingin mengusir Sherly? Sejak kapan dia melakukan hal ini?Livy mengernyitkan alis dan menjawab, "Bu Sherly, aku nggak mengerti apa yang kamu katakan."Sherly langsung berkata, "Livy, soal malam itu, sebenarnya aku juga terpaksa. Itu semua karena Gavin tertarik padamu. Dia bilang ada seorang wanita cantik dari Grup Sandiaga di pesta itu, jadi dia menyuruhku pergi ke pesta itu untuk memberimu obat.""Aku benar-benar nggak punya pilihan, aku juga nggak bisa menyinggungnya. Aku minta maaf, aku mohon padamu. Aku rela kehilangan posisiku, aku akan menyerahkan posisiku padamu ...."Cara bicara Sherly makin kacau dan bahkan terus memohon dengan nada yang sangat putus asa, membuat Livy langsung tidak tahu bagaimana harus merespons. Meskipun pada akhirnya dia baik-baik saja, dia tetap merasa perbuatan Sherly padanya sungguh keterlaluan. Dia sulit untuk memaafkan Sherly tanpa perasaan dendam sedikit pun.Selain itu, Livy juga

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 419

    Melihat Hesti masih terus sibuk bergosip, Livy tidak tahu harus bagaimana menjawab. Dia juga tidak mungkin mengaku wanita yang dirumorkan sakit-sakitan adalah dia sendiri. "Aku nggak terlalu memperhatikan."Hesti menganggukkan kepala dengan kecewa. "Baiklah. Aduh. Aku sebenarnya sangat penasaran wanita seperti apa yang bisa menaklukkan Pak Preston, dia pasti sangat luar biasa."Livy berpikir sebenarnya tidak juga, dia hanya seorang wanita biasa saja.Setelah mengobrol dengan Hesti sebentar lagi, Livy kembali ke mejanya. Namun, entah mengapa, sikap rekan-rekan kerjanya sepertinya jauh lebih ramah dibandingkan sebelumnya. Dia juga tidak mendapatkan tugas-tugas aneh dan disuruh membeli kopi lagi, bahkan Darren juga memberikannya beberapa dokumen secara khusus."Livy, ini daftar mitra bisnis yang sering bekerja sama dengan Grup Sandiaga, aku berencana membawamu bertemu dengan mereka nanti. Tapi, mereka ini hanya mitra kecil. Kalau mitra yang besar, kamu juga tahu mereka sudah ditangani mas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status